Anda di halaman 1dari 11

Diagram Alir Percobaan 3 “ Tegangan Permukaan “

1. Penentuan massa jenis (ρ) sampel dengan piknometer

Piknometer
- Dibersihkan dengan HCl
- Dibilas 3x dengan aquades
- Dibilas 1x dengan alcohol
- Dikeringkan dalam oven (5 menit)
- Dimasukkan ke dalam desikator (10 menit)
- Ditimbang piknometer kosong sebagai massa tetap (w1)
 Aquades
- Dilap bagian luar piknometer
- Ditimbang sebagai massa tetap (w2)
- Dibuang aquades, lalu dibilas dengan alcohol
- Dikeringkan dalam oven
- Dimasukkan ke dalam desikator (10 menit)
 Larutan Detergen 1%
- Dilap bagian luar piknometer
- Ditimbang sebagai (W3)
- Dihitung massa jenis larutan detergent 1%
W 3−W 1
d=
W 2−W 1
- Dilakukan Langkah untuk larutan detergent 3% dan larutan
detergent 5%

Hasil

2. Penentuan tegangan permukaan sampel

Pipa Kapiler

- Dibilas dengan aquadest, alcohol dan aseton kemudian dikeringkan


- Dibilas dengan sampel yang akan diperiksa
- Disusun alat
- Ditempatkan pada penangas air
- Diisi tabung dengan sampel hingga pipa kapiler tercelup dalam cairan 1 cm
- Dibiarkan cairan merambat naik, setelah berhenti dibaca tinggi permukaan cairan (h1 dan h2) pada
kedua pipa kapiler. Tinggi permukaan cairan dihitung relative terhadap permukaan cairan dalam
tabung c. kemudian dinaikkan permukaan cairan dengan meniup pipa d sejauh 1 cm, lalu dibiarkan
permukaan cairan turun Kembali. Setelah berhenti dibaca tinggi permukaan. Dilakukan pengukuran
nilai h sebanyak 3x untuk masing masing sampel
- Dihitung nilai tegangan permukaan setiap sampel

Hasil
Artikel Laporan Praktikum

“Tegangan Permukaan Cairan”

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Peristiwa alam misalnya tetes zat cair pada pipa keran yang bukan suatu alira, laba
laba air yang berada diatas permukaan air, gelembung gelembung sabun, pisau silet yang
diletakkan perlahan lahan diatas permukaan zat cair yang terapung, dan naiknya air pada
pipa kapiler. Hal tersebut terjadi karena adanya gaya gaya yang bekerja pada permukaan
zat cair atau pada batas antara zat cair dengan bahan lain.
Suatu molekul dalam fase cair dapat dianggap sempurna dikelilingi oleh molekul
lainnya yang secara rata rata mengalami daya tarik yang sama ke semua arah. Gejala ini
yang disebut dengan tegangan permukaan

2. Rumusan Masalah
Bagaimanakah cara menentukan koefisien tegangan permukaan zat cair?

3. Tujuan
Menentukan koefisien tegangan permukaan zat cair
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Tegangan permukaan merupakan fenomena menarik yang terjadi pada zat cair (fluida)
yang berada dalam keadaan diam (statis). Tegangan permukaan γ didefinisikan sebagai gaya
F persatuan panjang L yang bekerja tegak lurus pada setia garis di permukaan fluida.

γ=FL

Permukaan fluida yang berada dalam keadaan tegang meliputi permukaan luar dan dalam
(selaput cairan sangat tipis tapi masih jauh lebih besar dari ukuran satu molekul pembentuknya),
sehingga untuk cincin dengan keliling L yang diangkat dari permukaan fluida 2γL dapat
ditentukan dari pertambahan panjang pegas halus penggantung cincin (Dianometer) sehingga
tegangan permukaan fluida memiliki nilai sebesar :

γ=F2L

Dimana : γ = tegangan permukaan (N/m)

F = Gaya (Newton)

L = Panjang permukaan selaput fluida (m)

Tegangan antar muka adalah gaya persatuan panjang yang terdapat pada antarmuka dua
fase cair yang tidak bercampur. Tegangan antar muka selalu lebih kecil dari pad tegangan
permukaan karena gaya adhesi antara dua cairan tidak bercampur lebih besar dari pada adhesi
antara cairan dan udara. (Hamid,2010)

Ada beberapa metode dalam melakukan tegangan permukaan :

- Metode kenaikan kapiler

Tegangan permukaan diukur dengan melihat ketinggian air/ cairan yang naik melalui
suatu kapiler. Metode kenaikan kapiler hanya dapat digunakan untuk mengukur tegangan
permukaan tidak bisa untuk mengukur tegangan permukaan tidak bias untuk mengukur tegangan
antar muka.

- Metode tersiometer Du-Nouy

Metode cincin Du-Nouy bisa digunakan utnuk mengukur tegangan permukaan ataupun
tegangan antar muka. Prinsip dari alat ini adalah gaya yang diperlukan untuk melepaskan suatu
cincin platina iridium yang diperlukan sebanding dengan tegangan permukaan atau tegangan
antar muka dari cairan tersebut. (Atfins. 1994)

Factor yang mempengaruhi besarnya tegangan permukaan zat cair:

- Suhu

Tegangan permukaan menurun dengan meningkatnya suhu, karena meningkatnya energy


kinetik molekul

- Zat terlarut (solute)

Keberadaan zat terlarut dalam suatu cairan akan mempengaruhi tegangan permukaan.
Penambahan zat terlarut akan meningkatkan viskositas larutan, sehingga tegangan permukaan
akan bertambah besar. Tetapi apabila zat yang berada dipermukaan cairan membentuk lapisan
monomolecular, maka akan menurunkan tegangan permukaan, zat tersebut biasa disebut dengan
surfaktan.

- Surfaktan
Surfaktan (surface active agents), zat yang dapat mengaktifkan permukaan,
karena cnderung untuk terkonsentrasi pada permukaan atau antar muka. Surfaktan mempunyai
orientasi yang jelas sehingga cenderung pada rantai lurus. Sabun merupakan salah satu contoh
dari surfaktan.

Surfaktan menurunkan tegangan permukaan air dengan mematahkan ikatan- ikatan


hydrogen pada permukaan. Hal ini dilakukan dengan menaruh kepala- kepala hidrofiliknya
terentang menjauhi permukaan air. Sabun dapat membentuk misel (miceves), suatu molekul
sabun mengandung suatu rantai hidrokarbon panjang plus ujung ion. Bagian hidrokarbon dari
molekul sabun bersifat hidrofobik dan larut dalam zat-zat non polar, sedangkan ujung ion
bersifat hidrofilik dan larut dalam air. Karena adanya rantai hidrokarbon, sebuah molekul sabun
secara keseluruhan tidaklah benar-benar larut dalam air, tetapi dengan mudah akan tersuspensi di
dalam air. Larutan surfaktan dalam air menunjukkan perubahan sifat fisik yang mendadak pada
daerah konsentrasi yang tertentu. Perubahan yang mendadak ini disebabkan oleh pembentukan
agregat atau penggumpalan dari beberapa molekul surfaktan menjadi satu, yaitu pada konsentrasi
kritik misel (KMK).

Tegangan permukaan juga merupakan sifat fisik yang berhubungan dengan gaya
antarmolekul dalam cairan dan didefinisikan sebagai hambatan peningkatan luas permukaan
cairan. Awalnya tegangan permukaan didefinisikan pada antar muka cairan dan gas. Namun,
tegangan yang mirip juga ada pada tegangan antar muka cairan-cairan, atau padatan dan gas.
Tegangan semacam ini secara umum disebut dengan tegangan antar muka.

(Douglas.2001)
BAB III

METODE PERCOBAAN

1. Alat

- Pipa Kapiler ( 1 buah )

- Tabung Beaker ( 1 buah )

- Louple ( 1 buah )

- Jangka Sorong ( 1 buah )

2. Bahan

- Aquades ( Secukupnya )

- Alkohol ( Secukupnya )

3. Prosedur Kerja

- Diukur diameter tabung pipa kapiler dengan jangka sorong

- Dicelupkan tegak lurus tabung pipa kapiler ke dalam zat cair yang telah disediakan dalam tabung
beaker. Ditunggu beberapa menit hingga zat cair naik dalam pipa kapiler.

- Diukur tinggi (h) zat cair yang naik dalam pipa dan digunakan loupe untuk melihat permukaan
zat cair.

- Dilakukan percobaan beberapa kali dengan terlebih dahulu mengeluarkan zat cair yang tersisa
dalam tabung pipa kapiler.

- Dengan jenis zat cair yang sama, dilakukan percobaan dengan pipa kapiler yang berbeda
diameternya.

- Diakukan langkah 1-5 untuk zat cair yang berbeda.

- Ditentukan massa jenis setiap zat cair yang digunakan ( ) untuk memperoleh massa jenis zat
cair yang digunakan, timbanglah massa zat cair dan tentukan volume zat cair yang digunakan.
BAB IV

Hasil & Pembahasan

1. Tabel Data Pengamatan

No Jenis Zat h (mm) rl (mm) Volume Massa γ (N/m)


Cair (mL) (gr)
ρ(kg/m3)

1 Aquades 1,5 8,5 40 40,3 0,064228

2 Aquades 2 7 40 40,3 0,070525

3 Aquades 4 3,5 40 40,3 0,070525

Rata - Rata 0,0684

4 Alkohol1 2 8,5 40 34 0,084011

5 Alkohol2 3 7 40 34 0,103779

6 Alkohol3 5 3,5 40 34 0,08648

Rata - Rata 0,09143

2. Perhitungan

Aquades

Dik:

Massa Aquades = 40,3 gram

Volume Aquades = 40 mL

h1 = 1,5 mm = 1,5 x 10-3 m

h2 = 2 mm = 2 x 10-3 m

h3 = 4 mm = 4 x 10-3 m

r1 = 8,5 mm = 8,5 x 10-3 m

r2 = 7 mm = 7 x 10-3 m
r3 = 3,5 mm = 3,5 x 10-3 m

Menghitung massa jenis aquades :

massa 40,3 gram gram


ρaquades = = = 1,0075
volume 40 mL mL

Menghitung tegangan permukaan aquades1 :

ρgrh
γ=
2cos θ

kg m
1007,5 x 10 2 x 8,5 x 10 ¯ 3 m x 1,5 x 10 ¯ 3 m
γ= m³ s
2cos 0 °

= 0,06422 N/m

Menghitung tegangan permukaan aquades2 :

ρgrh
γ=
2cos θ

kg m
1007,5 x 10 2 x 7 x 10 ¯ 3 m x 2 x 10 ¯ 3 m
γ= m³ s
2cos 0°

= 0,070525 N/m

Menghitung tegangan permukaan aquades3 :

ρgrh
γ=
2cos θ

kg m
1007,5 x 10 2 x 3,5 x 10¯ 3 m x 4 x 10 ¯ 3 m
γ= m³ s
2 cos 0 °

= 0,070525 N/m

Rata rata tegangan permukaan aquades :

γ 1+ γ 2+ γ 3
ℽ=
3
N N N
0.06422 + 0,070525 + 0,070525
ℽ= m m m
3

= 0,0684 N / m

Alkohol

Dik :
Massa Alkohol = 40,3 gr

Volume Alkohol = 40 ml
-3
h1 =2 mm = 2 x 10 m

-3
h2 =3 mm = 3 x 10 m

-3
h3 =5 mm = 5 x 10 m

-3
r1 = 8,5 mm = 8,5 x 10 m

-3
r2 =7 mm = 7 x 10 m

-3
r3 = 3,5 mm = 3,5 x 10 m

Menghitung massa jenis Alkohol:

massa 34 gram gram


ρalkohol = = = 0,85 850 kg/m3
volume 40 mL mL =

Menghitung tegangan permukaan alkohol1 :

ρgrh
γ=
2cos θ

kg m
850 x 10 2 x 8,5 x 10 ¯ 3 m x 2 x 10 ¯ 3 m
γ= m³ s
2 cos 30 °

= 0,08401 N/m

Menghitung tegangan permukaan alkohol2 :

ρgrh
γ=
2cos θ
kg m
850 x 10 2 x 8,5 x 10 ¯ 3 m x 3 x 10¯ 3 m
γ= m³ s
2 cos 30 °

= 0,1038 N/m

Menghitung tegangan permukaan alkohol3 :

ρgrh
γ=
2cos θ

kg m
850 x 10 2 x 8,5 x 10 ¯ 3 m x 5 x 10 ¯ 3 m
γ= m³ s
2 cos 30 °

= 0,08648 N/m

Rata rata tegangan permukaan alkohol :

γ 1+ γ 2+ γ 3
ℽ=
3

N N N
0,08401 + 0,1038 + 0,08648
ℽ= m m m
3

= 0,09143 N / m

3. Analisis Data

Aquades

No Data X (X–X) ( X – X )2

1 0,06422 -0,00418 0,0000174724

2 0,070525 0,002125 0,0000045156

3 0,070525 0,002125 0,0000045156

X = 0,0684 ∑ ( X – X )2 = 0,0000265

1. Ralat mutlak (∆X)

∑( X – X) 2 0,0000265
∆X =
√ n(n−1)
=
√ 6
= √ 0,000004416 = 0,002101
2. Ralat Nisbi (∆℩)

∆X 0,002101
∆℩ = X x 100% = 0,0684 x 100% = 3,072 %

3. Keseksamaan (K)

K = 100% - ∆℩ = 100% - 3,072 % = 96,93%

4. Data hasil pengukuran : X ± ∆X

X + ∆X = 0,0684 + 0,002101 = 0,070501

X - ∆X = 0,0684 - 0,002101 = 0,066299

Alkohol

No Data X (X–X) ( X – X )2

1 0,08401 -0,00742 0,0000550564

2 0,1038 0,01237 0,0001530169

3 0,08648 0,00495 0,0000245025

X = 0,09143 ∑ ( X – X )2 = 0,0002325

5. Ralat mutlak (∆X)

∑( X – X) 2 0,0002325
∆X =
√ n(n−1) √
=
6
= √ 0,00003875 = 0,006224

6. Ralat Nisbi (∆℩)

∆X 0,006224
∆℩ = X x 100% = 0,09143 x 100% = 6,807 %

7. Keseksamaan (K)

K = 100% - ∆℩ = 100% - 6,807 % = 93,193%

8. Data hasil pengukuran : X ± ∆X


X + ∆X = 0,09143 + 0,006224 = 0,097654

X - ∆X = 0,09143 - 0,006224 = 0,085206

4. Pembahasan

Anda mungkin juga menyukai