Oleh
PIPIT SAVITRI
05031382126082
A. Latar Belakang
Pengukuran merupakan salah satu hal penting dalam melakukan pengamatan.
Pengukuran merupakan kegiatan membandingkan suatu besaran yang
diukur dengan alat ukur yang menentukan suatu ukuran. Dalam fisika,
pengukuran adalah hal yang sangat lumrah untuk dilakukan. Bahkan dalam
kehidupan sehari-haripun kita memerlukan pengukuran. Mengukur gula yang
akan kita masukkan ke dalam teh, mengukur tinggi tubuh, mengukur berat beras
dan lain sebagainya.
Memahami suatu pengukuran dan besarnya terhadap benda perlu dilakukan
hal yang spesifik. Besaran suatu benda dapat diketahui dengan menggunakan alat
ukur yang sesuai dengan benda yang akan diukur. Jenis alat ukur yang digunakan
dalam pengukuran berpengaruh terhadap keakuratan atau tingkat ketelitian suatu
perhitungan. Ukuran benda dapat ditentukan dari skala yang terdapat pada alat
ukur yang digunakan. Paham mengenai pengukuran merupakan suatu hal yang
dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, perlu untuk memahami
mengenai pengukuran karena pengukuran dibutuhkan dalam banyak hal
(Mikrajudin, 2016). Praktikum “ketidakpastian pengukuran dalam percobaan”
kali ini akan mengenalkan beberapa alat ukur dan cara pengukuran terhadap suatu
benda dengan menggunakan alat ukur yang sesuai.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini agar praktikan dapat mengetahui
ketidakpastian pengukuran dalam percobaan atau kesalahan (error) dalam suatu
percobaan serta mengetahui kesalahan-kesalahan dalam perhitungan.
1 Universitas Sriwijaya
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengukuran
Pengukuran pada dasarnya merupakan kegiatan penentuan angka bagi suatu
objek secara sistematik. Pengukuran memegang peranan penting, baik untuk
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi maupun untuk penyajian
informasi. pengukuran adalah suatu proses pemberian angka kepada suatu atribut
atau karakteristik tertentu yang dimiliki oleh orang,hal atau objek tertentu menurut
aturan atau formulasi yang jelas. penting untuk mengetahui apa penyebab dan
seberapa besar ketidakpastian yang terdapat dalam suatu hasil ukur agar dapat
menghindari sebanyak mungkin penyebab ketidakpastian dan menekannya sekecil
mungkin, sesuai dengan yang dibenarkan. hasil pengukuran harus memiliki
kesalahan sekecil mungkin. Tingkat kesalahan ini berkaitan dengan kehandalan
alat ukur. Alat ukur yang baik memberi hasil yang konstan bila digunakan
berulang-ulang, asalkan kemampuan yang diukur tidak berubah (Nasution, 2019).
2.2 Jangka Sorong
Jangka sorong merupakan alat ukur dimensi yang mampu mengukur jarak,
kedalaman, dan diameter dalam suatu objek. Digunakan di berbagai bidang
industri teknik, mulai dari proses desain, manufaktur, hingga pengecekan akhir
produk. Alat ini dipakai luas karena mudah digunakan, dibawa-bawa, dan tidak
membutuhkan perawatan khusus. Jangka sorong memiliki ketelitian mencapai
seperseratus milimeter (Mulyadi dkk, 2020).
Jangka sorong memiliki banyak nama antara lain : jangka geser, mistar geser,
mistar sorong, mistar ingsut, jangka ingsut, sigmat, scuiffmacth, vernier caliper.
Jangka sorong memiliki beberapa tingkat ketelitian, yaitu : 0,1 mm ; 0,05 mm ;
0,02 mm dan 0,01 mm (Azharis and Fahriza Tri Rizki, 2019). Beberapa model
jangka sorong diantaranya ada yang dilengkapi dengan jam ukur dan dilengkapi
dengan pembaca secara digital.
Nilai skala terkecil pada jangka sorong, yakni perbandingan antara satu nilai
skala utama dengan jumlah skala nonius. Skala nonius jangka sorong pada gambar
di atas memiliki jumlah skala 20 maka skala terkecil dari jangka sorong tersebut
2 Universitas Sriwijaya
3
Universitas Sriwijaya
4
2. Kesalahan Random
Kesalahan karena pengulangan pengukuran selalu memberikan hasil yang
berbeda-beda, maka harga tersebut juga akan berbeda dengan harga yang
sebenarnya. Kesalahan ini dinamakan kesalahan Random atau kesalahan
Kebetulan yang terdiri atas :
a. Kesalahan penafsiran, kebanyakan alat pengukuran memerlukan suatu
penafsiran pada bagian skala tertentu dan penafsiran ini dapat berubah dari
waktu ke waktu yang lain.
b. Keadaan menyimpang, seperti suhu, tekanan udara, atau tegangan listrik
c. Gangguan, misalnya adanya getaran mekanis atau pengaruh putaran motor
dari alat listrik
d. Definisi, walaupun proses pngukuran telah sempurna, pengulangan
pengukuran yang sama selalu akan memberikan penyimpangan, besaran yang
diamati tidak terdefinisikan secara tetap
Misalnya :
Panjang suatu meja persegi bukanlah suatu besaran yang terdefinisi secara eksak.
Hal ini disebabkan jika kita teliti, sisi meja tidaklah rata ataupun mungkin tidak
Universitas Sriwijaya
5
tepat sejajar. Sehingga walaupun kita menggunakan alat ukur yang sangat baik
untuk mengukur meja tersebut, harga yang diperoleh selalu berubah-ubah
tergantung penampang panjang yang kita ukur.
3. Kesalahan-kesalahan lain
Kesalahan lain yang tidak termasuk butir 1 dan 2 yang perlu diperhatikan
adalah :
a. Kekeliruan membaca alat/skala alat dan mengatur kondisi percobaan.
Kesalahan ini dapat diatasi dengan cara melakukan percobaan seteliti
mungkin atau bila mungkin mengulangi percobaan dan perhitungannya.
b. Kesalahan perhitungan yaitu kesalahan memasukkan harga/angka-angka
perhitungan menggunakan kalkulator, alat-alat logaritma, dan sebagainya.
Universitas Sriwijaya
BAB 3
METODOLOGI PRAKTIKUM
6 Universitas Sriwijaya
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel 4.1.1 Pengukuran dengan menggunakan mistar
No Nama Benda Sesatan Tafsiran Pengukuran
panjang
1 Pensil |∆t / t| × 100% 16, 2 cm
|∆t / t| = 0,5/162 × 100%
= 0,308%
2 Pena |∆t / t| × 100% 15,3 cm
|∆t / t| = 0,5/ 153× 100%
= 0,306%
3 Penghapus |∆t / t| × 100% 6 cm
|∆t / t| = 0,5/60× 100%
= 0,83%
4 Koin |∆t / t| × 100% 2,5 cm
|∆t / t| = 0,5/25 × 100%
= 2%
5 Baterai |∆t / t| × 100% 6,3 cm
|∆t / t| = 0,5/63 × 100%
= 0,793%
7 Universitas Sriwijaya
8
Universitas Sriwijaya
9
4.2 Pembahasan
Alat ukur yang digunakan pada praktikum ini yaitu mistar atau penggaris.
Sedangkan benda yang dilakukan pengukuran terdiri dari pensil, pena, penghapus,
koin dan baterai. Setiap pengukuran dapat memiliki kesalahan yang berbeda-beda,
tergantung kepada keadaan alat ukur, perbedaan tingkat ketelitian alat ukur,
metode yang digunakan dalam mengukur, dan kemampuan orang yang
mengukurnya. Kesalahan dalam menggunakan mistar adalah keterbatasan
keterampilan pengamatan serta tidak menggunakan titik ukur dari nol. Terdapat
perbedaan beberapa milimeter perbedaan hasil pengukuran menggunakan mistar
dan jangka sorong. Disebabkan tingkat ketelitian atau ketidakpastiannya berbeda-
beda. Jangka sorong memiliki tingkat ketelitian 0,005 cm sedangkan mistar
memiliki tingkat ketelitian 0,05 cm. Jadi, jangka sorong memiliki tingkat
ketepatan lebih tinggi dibandingkan mistar.
Cara melakukan pengukuran benda dengan mistar yaitu Tempatkan skala nol
pada mistar sejajar dengan salah satu ujung benda. Perhatikan ujung benda
lainnya, kemudian bacalah skala pada mistar yang sejajar dengan ujung benda
tersebut. Untuk membaca skala pada mistar, matamu harus melihat tegak lurus
dengan tanda garis skala yang akan kamu baca seperti yang diilustrasikan pada
gambar berikut ini. Hal ini untuk menghindari kesalahan pembacaan hasil
pengukuran akibat beda sudut kemiringan dalam melihat atau disebut dengan
kesalahan paralaks. Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam membaca
skala mistar adalah mengenai angka pasti dan angka taksiran. Angka pasti adalah
angka yang terbaca oleh skala alat ukur. Sedangkan angka taksiran adalah angka
yang tidak terbaca oleh skala alat ukur. Angka taksiran ini diperlukan ketika ujung
salah satu benda tidak tepat berhimpit dengan skala, sehingga kita memerlukan
angka taksiran. Angka taksiran diperoleh dari setengah kali skala terkecil mistar.
Angka taksiran ini disebut juga sebagai nilai ketelitian dari suatu alat ukur. Skala
mistar setiap 1 sentimeter memiliki 10 garis dengan lebar 1 mm atau 0,1 cm,
berarti skala terkecil mistar tersebut adalah 0,1 cm = 1 mm. Dengan demikian kita
peroleh angka taksiran sebesar ½ × 1 mm = 0,5 mm = 0,05 cm. Dari hasil
pengukuran dengan mistar diperoleh sesatan tafsiran pada pensil 0,308%, pena
0,306% , penghapus 0,83% , koin 2% , dan baterai 0,793%.
Universitas Sriwijaya
BAB 5
KESIMPULAN
10 Universitas Sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA
Mulyadi, Djuhana, Astuti, E.T, & Sunardi., 2020. Pelatihan Penggunaan Alat
Ukur Dimensi Jangka Sorongdan Mikrometer Skrup Di Smk Sasmita
Pamulang. Prosiding Seminar Nasional, 1(1), 1420-1424.
Riskawati, dkk. 2019. Alat Ukur dan Pengukuran. Makassar: LPP Unismuh
Makassar.
Sutowo, C., Sulanjari., Setiyono, J., Sjahmanto, M., Pengemanan, A.S., 2020.
Pelatihan Penggunaan Alat Ukur Dua Dimensi Pada Santri Pondok
Pesantren Dan Panti Asuhan Nurul Ihsan Kota Tangerang Selatan. Jurnal
Pengabdian kepada Masyarakat, 1(1), 1-9.
11 Universitas Sriwijaya