Anda di halaman 1dari 22

BAB VII PERMANGANOMETRI

7.1 Tujuan
1. Mengetahui dan memahami cara dan tahapan dari permanganometri.
2. Menetapkan konsentrasi dari larutan permanganat.
3. Menentukan kadar besi dalam (NH 4 )2 . Fe( SO 4 )2 dengan permanganat.
4. Mengetahui sifat dari larutan.
5. Mengetahui warna dari titik akhir.
6. Mengetahui perubahan dan reaksi yang terjadi pada saat titrasi.

7.2 Teori Dasar


Besi merupakan logam sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini
karena besi mempunyai berbagai macam kegunaan. Selain itu, besi merupakan logam
terbanyak di dalam perut bumi setelah aluminium. Hal ini menyebabkan industri
produksi besi berkembang cukup pesat [9]. Logam besi memiliki sifat antara lain,
memiliki kemampuan yang baik sebagai penghantar listrik (konduktor), penghantar
panas, dapat membentuk alloy dengan logam lain, dapat ditempa dan dibentuk
[10].Karena sifat-sifatnya yang khas ini maka logam ini cukup populer di dalam
bidang industri. Tidak hanya itu, di bidang kesehatan besi juga terkandung dalam
obat penambah darah. Obat penambah darah mempunyai ukuran dosis tertentu untuk
dapat dikonsumsi oleh penderita anemia [11]. Zat besi yang diperlukan tubuh sekitar
150-300 mg per hari [12]. Untuk mengatasi anemia, tubuh memerlukan asupan zat
besi yang cukup karena jika berlebihan maka akan menyebabkan permeabilitas
dinding pembuluh pembuluh darah kapiler meningkat, sehingga plasma darah
merembes keluar yang mengakibatkan volume darah menurun dan hipoksia jaringan
menyebabkan asidosis [13]. Oleh karena itu, diperlukan sebuah metode untuk
menentukan kadar besi dalam suatu sampel. Penentuan kadar besi ada berbagai
macam, salah satunya adalah dengan metode titrimetri. Menurut buku Farmakope

136
BAB VII PERMANGANOMETRI KELOMPOK 4

Indonesia, penetapan kadar besi dapat dilakukan dengan menggunakan metode titrasi
atau titrimeteri [14].
Analisa titrrimetri merupakan satu dari bagian utama dari kimia analitik dan
perhitungannya berdasarkan Hubungan stokiometri dari reaksi reaksi kimia. Larutan
yang ada dalam buret disebut titran atau berperan sebagai zat penitar dan larutan yang
di titrasi disebut titrat.
Titrasi merupakan metoda Analisa dengan cara larutan diteteskan sedikit demi
sedikit kedalam larutan contoh sampai mencapai titik akhir. Titik akhir adalah saat
dimana jumlah zat yang dititar sama dengan jumlah zat penitar. Agar mengetahui bila
penambahan titran berhenti biasanya menggunakan sebuah zat kimia yang disebut
indikator yang bertanggap terhadao adanya titran berlebih dengan berubah warna.
Banyak metode yang digunakan untuk mengindikasikan titik akhir dalam
reaksi. Titrasi biasanya menggunakan indikator visual. Tidak semua titrasi
membutuhkan indikator. Dalam beberapa kasus, baik reaktan maupun produk teelah
memiliki warna yang kontras dan dapat digunakan sebagai “indikator”. Sebagai
contoh titrasi redoks menggunakan potassium permanganate (merah muda/ungu)
sebagai peniter untuk membutuhkan indikator. Ketika peniter dikurangi, larutan akan
menjadi tidak berwarna. Setelah mencapai titik akhir ekivaalensi terdapat sisa peniter
yang berlebih di dalam larutan. Titik ekivalensi di identifikasikan pada saat
munculnya warna merah muda yang pertama (akibat kelebihan permanganat) dalam
larutan yang dititer.

Laporan Akhir Pratikum Kimia Dasar dan Analitik T.A 2019/2020 137
BAB VII PERMANGANOMETRI KELOMPOK 4

Gambar 7.1 Titrasi


Sumber : www.google.com

Metode titrasi dibagi menjadi tiga yaitu titrasi langsung, titrasi tidak langsung
dan titrasi pergantian
1. Titrasi langsung
Titrasi langsung adalah titrasi dimana contoh langsung dititar dengan larutan
standar.
2. Titrasi tidak langsung
Titrasi tidak lansung adalah titrasi dimana contoh tidak dapat bereaksi
langsung dengan larutan standar atau bereaksisangat lambat sehingga perlu
direkasikan terlebih dahulu.
3. Titrasi pergantian
Titrasi pergantian adalah titrasi yang dilaksanakan bila ion yang ditetapkan
a. Tidak bereaksi langsung dengan larutan baku
b. Tidak bereaksi secara stokiometri dengan larutan baku
c. Tidak saling mempengaruhi dengan larutan standar

Laporan Akhir Pratikum Kimia Dasar dan Analitik T.A 2019/2020 138
BAB VII PERMANGANOMETRI KELOMPOK 4

Gambar 7.2 Permanganometri


Sumber : www.google.com

Permanganometri merupakan salah satu metode titrasi yang menggunakan


prinsip reaksi reduksi dan oksidasi. Metode ini merupakan suatu metode yang sering
digunakan karena permanganometri memiliki kelebihan antara lain Permanganometri
merupakan oksidator kuat, tidak memerlukan indikator, mudah diperoleh dan
terjangkau[9]. Adapun kekurangan dari metode ini adalah larutan ini tidak stabil
dalam penyimpanan, jadi harus sering dilakukan pembakuan Titrasi merupakan
metode analisis kimia secara kuantitatif yang bisa digunnakan dalam laboratorium
dalam menentukan konsentrasi dari reaktan. Karena pengukuran volume memainkan
peranan penting dalam titrasi maka teknik ini juga dikenal dengan analisa volumetri.

Permanganometri merupakan metode titrasi dengan menggunakan kalium


permanganat, yang merupakan oksidator kuat sebagai titran. Titrasi ini didasarkan
atas titrasi reduksi dan oksidasi atau redoks. Permanganometri juga bisa digunakan
untuk menentukan kadar belerang, nitrit, fosfit, dan sebagainya. Cara titrasi
permanganometri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat organik. Kalium
permanganat telah digunakan sebagai pengoksidasecara meluas lebih dari 100 tahun.
Reagensia ini mudah diperoleh, murah dan tidak memerlukan indikator kecuali bila

Laporan Akhir Pratikum Kimia Dasar dan Analitik T.A 2019/2020 139
BAB VII PERMANGANOMETRI KELOMPOK 4

digunakan larutan yang sangat encer. Permanganat bereaksi secara beraneka, karena
mangan dapat memiliki keadaan oksidasi +2, +3, +4, +6, dan +7 (Day, 1999).
Titrasi permanganometri dilakukan dengan bantuan pemanasan (±70ºC) untuk
mempercepat reaksi. Pada awal reaksi titrasi, warna merah mantap untuk beberapa
saat yang menandakan reaksi berlangsung lambat. Pada pembuatan titran selanjutnya,
warna merah hilang makin cepat karena ion mangan (II) yang terjadi berfungsi
sebagai katalis untuk mempercepat reaksi Selanjutnya titran dapat ditambahkan lebih
cepat sampai titik akhir titrasi tercapaiyaitu sampai pada tetesan dimana warna merah
menjadi warna merah jambu. (Harjadi,W.1990)
Dalam reaksi ini, ion MnO4-bertindak sebagai oksidator. Ion MnO4-akan
berubah menjadi ion Mn2+dalam suasana asam. Teknik titrasi ini biasa digunakan
untuk menentukan kadar oksalat atau besi dalam suatu sample. Kalium permanganat
adalah oksidator yang paling baik untuk menentukan kadar besi yang terdapat dalam
sampel dalam suasana asam menggunakan larutan asam sulfat (H2SO4).
Permanganometri termasuk kedalam contoh titrasi langsung karena larutan
contoh dapat dititar langsung dengan larutan standar. Permanganometri merupakan
titrasi redoks yang dilakukan berdasarkan reaksi oleh kalium permanganat. Titrasi ini
melibatkan dua tahapan yaitu titrasi analit dengan larutan kalium permanganate dan
dengan larutan asam oksalat. Titrasi melibatkan manipulasi volumetri untuk
mempersiapkan larutan analit.
Prinsip titrasi permanganometri adalah reaksi oksidasi reduksi pada suasana
asam yang melibatkan elektron dengan jumlah tertentu, dibutuhkan suasana asam
(H2SO4) untuk mencapai tingkat oksidasi dari KMnO4 yang paling tinggi dan
bilangan oksidasi +7 menjadi +2. Pada proses titrasi tidak dibutuhkan indikator lain.
Karena KMnO4 sudah mampu memberikan perubahan warna saat titik akhir titrasi
yang ditandai dengan terbentuknya warna merah muda. Sifat dari KMnO4ini dikenal
sebagai autoindikator
Permanganometri merupakan proses dimana garam kalium permanganat
digunakan sebagai at standar. Karena garam kalium permanganate tidak murni,

Laporan Akhir Pratikum Kimia Dasar dan Analitik T.A 2019/2020 140
BAB VII PERMANGANOMETRI KELOMPOK 4

banyak mengandung oksida (MnO dan Mn 2 O3 ), maka zat tersebut bukan merupakan
standar primer. Standarisasi dapat dilakukan dengan beberapa reduktor seperti :
1. As2 O 3
2. Na 2 C2 O4
3. H 2 C2 O 4
4. (NH 4 )2 .Fe( SO 4 )2
5. KH C 2 O 4
6. K 4 (Fe (CN )6 )

Pada proses titrasi permanganometri tidak perlu ditambahkan indikator untuk


mengetahui terjadinya titik akhir, karena MnO-4 yang berwarna ungu dapat berfungsi
sebagai indikator sendiri atau autoindikator. Permanganate merupakan oksidator dan
dalam titrasi bereaksi dengan cepat, namun bebrpa pereaksi membutuhkan pemanasa
atau penambahan sebuah katalis untuk mempercepat reaksi. Seperti pada proses
penetapan kadar asam oksalta. Kelebihan sedikit saja dari permanganate yang ada
dalam titk akhir pada titrasi cukup untuk menimbulkan terjadinya pengendapan
sejumlah MnO2. Hal yang perlu dilakukan untuk menghilangkan endapan tersebut
adalah dengan pemansan yang berguna unutk menghancurkan substansi yang dapat
direduksi dan penyaringan melalui asbestos atau gelas yanga disinter untuk
menghilangkan MnO2. Larutan tersebut lalu distandarisasikan dan jika disimpan
dalam gelap dan tidak diasamkan konsentrasi tidak akan banyak berubah selama
beberapa bulan.

Reaksi reeduksi ion permanganat ( MnO-4) tergantung pada suasana larutan.

Dalam suasana asam ion permanganat ( MnO-4) yang berwarna ungu mengalami

reduksi menjadi Mn +2 yang tidak berwarna

Laporan Akhir Pratikum Kimia Dasar dan Analitik T.A 2019/2020 141
BAB VII PERMANGANOMETRI KELOMPOK 4

7.3 Metodologi praktikum


7.3.1 Skema Proses
a. Standarisasi Larutan KMnO 4

Siapkan Alat dan Bahan

Masukan KMnO 4 Kedalam Buret

Masukan 10 mL Asam Oksalat 0,1M Kedalam


Erlenmeyer

Tambahkan 10 mL H 2 SO4 1M

Panaskan Larutan Dalam Erlenmeyer

Titrasi Larutan Dalam Erlenmeyer Dengan KMnO 4


Dalam Keadaan Hangat

Catat Volume KMnO 4

Hitung Konsentrasi KMnO4

Analisa dan Pembahasan

Kesimpulan

Gambar 7.3 Skema Proses Standarisasi Larutan KmnO 4

Laporan Akhir Pratikum Kimia Dasar dan Analitik T.A 2019/2020 142
BAB VII PERMANGANOMETRI KELOMPOK 4

b. Penentuan kadar sampe Fe dari (NH 4 )2 .Fe( SO 4 )2

Siapkan Alat Dan Bahan

Masukan KMnO 4 Kedalam Buret

Masukan 10 mL (NH 4 )2 . Fe( SO 4 )2 0,1M Kedalam


Erlenmeyer

Tambahkan 10 mL H 2 SO4 1M

Panaskan Larutan Dalam Erlenmeyer

Titrasi Larutan Dalam Erlenmeyer Dengan KMnO 4


Dalam Keadaan Hangat

Catat Volume KMnO 4

Hitung Kadar Fe

Analisa dan Pembahasan

Kesimpulan
Gambar 7.4 Skema Proses Penentuan Kadar Sampel Fe Dari (NH 4 )2 . Fe( SO 4 )2

7.3.2 Penjelasan Skema proses


a. Standarisai larutan KMnO 4
1. Alat dan bahan disiapkan terlebih dahulu.
2. KMnO 4 dimasukan kedalam buret dengan menggunakan corong kaca.
3. Larutan asam oksalat 0,1M dimasukkan kedalam labu Erlenmeyer dengan
menggunakan pipet volume sebanyak 10 mL.

Laporan Akhir Pratikum Kimia Dasar dan Analitik T.A 2019/2020 143
BAB VII PERMANGANOMETRI KELOMPOK 4

4. Larutan asam oksalat dalam labu Erlenmeyer ditambahkan dengan 10 mL


larutan H2 SO4 1M.
5. Larutan didalam Erlenmeyer dipanaskan diatas pembakar spirtus.
6. Larutan dititrasi dengan KMnO 4 didalam buret dalam keadaan hangat hingga
berubah warna.
7. Volume KMnO4 didalam buret dicatat dan dihitung.
8. Konsentrais KMnO 4 dihitung.
9. Perubahan diamati dan dianalisa.
10. Perubahan disimpukan.

b. Penentuan kadar sampel Fe dari (NH 4 )2 .Fe( SO 4 )2


1. Alat dan bahan disiapkan terlebih dahulu.
2. KMnO 4 dimasukan kedalam buret dengan menggunakan corong kaca.
3. Larutan (NH 4 )2 . Fe( SO 4 )20,1M dimasukkan kedalam labu Erlenmeyer
dengan menggunakan pipet volume sebanyak 10 mL.
4. Larutan(NH 4 )2 .Fe( SO 4 )20,1M dalam labu Erlenmeyer ditambahkan dengan
10 mL larutan H2 SO4 1M
5. Larutan didalam Erlenmeyer dipanaskan diatas pembakar spirtus.
6. Larutan dititrasi dengan KMnO 4 didalam buret dalam keadaan hangat hingga
berubah warna.
7. Volume KMnO4 didalam buret dicatat dan dihitung.
8. Konsentrais KMnO 4 dihitung.
9. Perubahan diamati dan dianalisa.
10. Perubahan disimpukan.

Semua larutan dibuat duplo atau dua kali percobaan

Laporan Akhir Pratikum Kimia Dasar dan Analitik T.A 2019/2020 144
BAB VII PERMANGANOMETRI KELOMPOK 4

7.3.2 Gambar Proses


a. Standarisai larutan KMnO4

Gambar keterangan

Masukkan KMnO 4 kedalam buret

Pindahkan asam oksalat kedalam


Erlenmeyer dengan pipet volume

H2SO4
Tambahkan 10 mL H 2 SO4

Larutan dipanaskan

Laporan Akhir Pratikum Kimia Dasar dan Analitik T.A 2019/2020 145
BAB VII PERMANGANOMETRI KELOMPOK 4

Titrasi larutan dengan KMnO 4


sampai berubah warna

Gambar 7.5 Gambar Proses Standarisasi Larutan KMnO 4

b. Penentuan kadar sampel Fe dari (NH 4 )2 .Fe( SO 4 )2

Gambar Keterangan

Masukkan KMnO 4 kedalam buret

Pindahkan larutan
(NH 4 )2 .Fe( SO 4 )2 kedalam
Erlenmeyer dengan pipet volume

Tambahkan 10 mL H 2 SO4
H2SO4

Laporan Akhir Pratikum Kimia Dasar dan Analitik T.A 2019/2020 146
BAB VII PERMANGANOMETRI KELOMPOK 4

Larutan dipanaskan

Titrasi larutan dengan KMnO 4


sampai berubah warna

Gambar 7.6 Gambar Proses Penentuan Kadar Sampel Fe Dari (NH 4 )2 . Fe( SO 4 )2

Laporan Akhir Pratikum Kimia Dasar dan Analitik T.A 2019/2020 147
BAB VII PERMANGANOMETRI KELOMPOK 4

7.4 Alat dan bahan


7.4.1 Alat

1. Gelas kimia 400 mL : 1 Buah


2. Gelas ukur 10 mL : 1 Buah
3. Erlenmeyer asah/iod 250 mL : 2 Buah
4. Pipet volume 10 mL : 1 Buah
5. Pipet tetes : 3 Buah
6. Ball pipet : 1 Buah
7. Corong kaca : 1 Buah
8. Statif : 1 Buah
9. Klem : 1 Buah
10. Buret : 1 Buah
11. Kaki tiga : 1 Buah
12. Pembakar spirtus : 1 Buah
13. Kasa asbes : 1 Buah
14. Botol semprot : 1 Buah

7.4.2 Bahan
1. Aqua dm : Secukupnya
2. Spirtus : Secukupnya
3. KMnO 4 : Secukupnya
4. (NH 4 )2 .Fe( SO 4 )2 : 20 mL
5. H2 SO4 1M : 40 mL
6. H 2 C2 O 4 0,1 m : 40 mL
7. Korek api : 1 buah

Laporan Akhir Pratikum Kimia Dasar dan Analitik T.A 2019/2020 148
BAB VII PERMANGANOMETRI KELOMPOK 4

7.5 Pengamatan Data


a. Zat pada permanganometri
Tabel 7.1 Zat Pada Permanganometri

No Nama Zat Bentuk Warna Bau Sifat


1 H 2 C2 O 4 Larutan Tidak Berwarna Tidak Berbau Reduktor
2 KmnO 4 Larutan Ungu Tidak Berbau Oksidator
3 (NH 4 )2 .Fe( SO 4 )2 Larutan Tidak Berwarna Tidak Berbau Reduktor
4 H2 SO4 Larutan Tidak Berwarna Tidak Berbau Reduktor

b. Pengamatan Standarisasi larutan KMnO 4


Tabel 7.2 Pengamatan Standarisasi Larutan KMnO 4

Warna Titik
Titrasi Ke- Volume Awal Volume Akhir
Akhir
1 9.55 mL 14.15 mL Rose
2 14.20 mL 17.75 mL Rose

c. Pengamatan penentuan kadar Cu dari CuSO4.5H2O


Tabel 7.3 Pengamatan Penentuan Kadar Cu Dari CuSO4.5H2O

Warna Titik
Titrasi Ke- Volume Awal Volume Akhir
Akhir
1 17.75 mL 17.8 mL Rose
2 17.80 mL 17.90 mL Rose

7.6 Pengolahan Data


7.6.1 Perhitungan
a. Standarisasi larutan KMnO4

Laporan Akhir Pratikum Kimia Dasar dan Analitik T.A 2019/2020 149
BAB VII PERMANGANOMETRI KELOMPOK 4

Diketahui : Mg H2 C2 O4 : 3150 Mg
Mr KMnO 4 : 158
Ditanyakan : N?
Jawab :

Mr KMn O 4
bstTio=
ekuivalen
158
bstTio=
5
bstTio=31,6

VKMnO4
=Vakhir – Vawal (percobaan pertama) + Vakhir-Vawal (percobaan kedua)
:2

= 14,15 – 9,55 + 17,75 – 14,20

= 8,15 : 2

= 4,075 mL

Mg H 2 C2 O 4
N =
V KMn O4 × N KMn O 4 ×bst KMn O4

3150
N =
4,075 × 1 ×31,6

2451
N =
128,77

N = 24,46 N

Laporan Akhir Pratikum Kimia Dasar dan Analitik T.A 2019/2020 150
BAB VII PERMANGANOMETRI KELOMPOK 4

b. Penentuan kadar Fe dari (NH 4 )2 .Fe( SO 4 )2


Diketahui :N : 24,46 N
M sampel : 120,5 gram
Ditanyakan : % Fe?
Jawab :

VFe
=Vakhir – Vawal (percobaan pertama) + Vakhir-Vawal (percobaan kedua)
:2

= 17,80 – 17,75 + 17,90 – 17,80

= 0,15 : 2

= 0,075 mL

= 7,5 × 10-5 L

1. Mol Fe (a) = Mol H2 C2 O4


Mol Fe (a) = N KMnO 4 × Vtitrasi
Mol Fe (a) = 24,26 × 7,5 × 10-5
Mol Fe (a) = 1,83 × 10-3

2. Mol Fe dalam 50 mL (b)


Vlabu
Mol Fe = Mol Fe ( a ) ×
Vpipet
0,5
Mol Fe = 1,83 × 10−3 ×
0,01
Mol Fe = 0,0915 mol

Laporan Akhir Pratikum Kimia Dasar dan Analitik T.A 2019/2020 151
BAB VII PERMANGANOMETRI KELOMPOK 4

3. Massa Fe = Mol Fe (b) × Ar Fe


Massa Fe = 0,0915 × 56
Massa Fe = 5,12 gr

massa Fe
4. % Fe = ×100%
massa Sampel
5,12
% Fe = ×100%
120,5
% Fe = 0,0424 × 100 %

% Fe = 4,24 %

7.6.2 Persamaan Reaksi

1. Standarisasi Larutan KMnO₄


2MnO⁻⁴ + 5(COO)₂⁻² + 16H⁺     →  10CO₂ + 2Mn⁺ + 8H₂O
MnO⁻⁴ + 8H⁺ + 5é     →  Mn²⁺ + 4H₂O (Reduksi)
3Mn²⁺ + 2MnO⁴⁻ + 2H₂O       →  5MnO₂ +4H⁺
5H₂C₂O₄ + 3H₂SO₄ + 2KMnO₄   →  2MnSO₄ + K₂SO₄ + 8H₂O +
10CO₂

2. Penentuan Kadar Sampel (NH₄)₂Fe(SO₄)₂


Fe + H₂SO₄    
(s) (l) →     FeSO₄ + H₂
(aq) (g)

−¿¿
2NH₃ + H₂SO₄   →  ( NH ₄)₂
FeSO₄ + (NH₄)₂SO₄ + 6H₂O →  (NH₄)₂Fe(SO₄)₂
H₂C₂O₄ + MnO₄⁻ + 8H⁺    →  5Fe³⁺ + Mn²⁺ + 4H₂O
(Oksidasi)
10(NH₄)₂Fe(SO₄)₂ + 8H₂SO₄ + 2KMnO₄      →    K₂SO₄
+10(NH₄)₂(SO₄)₂ + 2MnSO₄ + 5Fe₂(SO₄)₃ + 8H₂O

Laporan Akhir Pratikum Kimia Dasar dan Analitik T.A 2019/2020 152
BAB VII PERMANGANOMETRI KELOMPOK 4

Laporan Akhir Pratikum Kimia Dasar dan Analitik T.A 2019/2020 153
BAB VII PERMANGANOMETRI KELOMPOK 4

7.7 Analisa dan Pembahasan


Pada permanganometri KMnO4 berperan sebagai pengoksidasi atau oksidator
dan indikatornya auto indikator
KMnO 4 → MnO-4 (auto indikator)
MnO 4 memiliki valensi 2+¿¿ , 3+¿ ¿, 4 +¿¿ , 6+¿ ¿+ dan 7+¿ ¿. Larutan KMnO 4
merupakan larutan yang peka terhadap cahaya, karena apabila larutan terkena cahaya
maka larutan KMnO 4 akan bereaksi dan terurai menjadi MnO 2dan mengakibatkan
bisa menghasilkan endapan atau pembentukan presifitat. Oleh karea itu larutan KMn
O 4 harus disimpan dalam tempat yang tertutup dan terhindar dari cahaya contohnya
dalam gelas kimia yang sudah dibungkus agar tidak bereaksi dengan cahaya. Pada
permanganometri, buert yang digunakan juga harus berwarna gelap seperti pada
praktikum yang telah dilakukan. Buret yang digunakan berwarna coklat, hal ini
bertujuan agara larutan KMnO 4 tidak terkena cahaya dan bereaksi dengan cahaya.
Tujuan dari standarisasi adalah menentukan kadar unsur atau konsentrasinya.
Pada standarisasi dibutuhkan larutan baku atau larutan standar, larutan baku atau
larutan standar dibagi menjadi dua yaitu larutan standar primer dan larutan standar
sekunder. Larutan baku primer merupakan larutan yang mengandung zat murni yang
konsentrasinya sudah diketahui sedangakan larutan baku sekunder adalah larutan
yang konsentrasinya tidak pernah diketahui karena biasanya mengandung zat yang
tidak murni. Pada Titrasi Permanganometri menggunakan Larutan Baku sekunder
karena KMnO4 tidak murni.
Pada permanganometri, larutan KMnO 4 dijadikan sebagai larutan standar yang
mana KMnO4 bersifat garam dan berperan sebagai oksidator. Pada titrasi
permanganometri, pertama larutan KMnO 4 dimasukkan kedalam buret berwarna
coklat agar tidak bereaksi dengan cahaya. Setelah itu larutan H2 C2 O4dimasukkan
kedalam labu Erlenmeyer. Karena kalium permanganat tidak murni dan banyak
mengandung oksida maka zat tersebut dapat distandarisasikan terlebih dahulu dengan
reduktor H 2 C2 O 4. Jadi H 2 C2 O 4 berperan sebagai reduktor dan larutan asam oksalat

Laporan Akhir Pratikum Kimia Dasar dan Analitik T.A 2019/2020 154
BAB VII PERMANGANOMETRI KELOMPOK 4

ini memiliki berat ekivalen yang besar sehingga tidak mudah terpengaruh terhadap
kemurniannya.
Setelah itu dilakukan penambahan H2 SO4 , karena larutan ini bersifat asam dan
berperan sebagai katalis. Larutan H 2 SO4 ditambahkan agar memberikan suasana
asam dalam proses titrasi. Permanganometri akan optimal jika dilakukan dalam
suasana asam dan apabila dilakukan dalam suasana yang sangat seperti seperti saat
penambahan H2 SO4 maka KMnO 4 adalah oksidator yang sangat kuat.
Larutan dalam Erlenmeyer kemudian dipanaskan dengan pembakar spirtus
dengan tujuan agar mempercepat reaksi. Setelah dipanaskan larutan yang ada dalam
Erlenmeyer dititrasi dalam keadaan hangat dengan KMnO 4 yang ada dalam buret
sampai warnanya berubah menjadi warna rose. Titrasi dalam keadaan hangat
bertujuan agar mempercepat reaksi dan warna titik akhir bisa timbul dengan jelas dan
juga tidak terbnetuk endapan.
Pada permanganometri tidak memerlukan larutan indikator untuk mengetahui
titik akhir seperti pada Iodometri yang menggunakan indikator amilum. Pada
permanganometri, larutan standar MnO-4 berfungsi sebagai autoindikator, jadi tidak
memerlukan indikator tambahan lagi.
Pada titrasi permanganometri, titrasi yang dilakukan oleh praktikan sempat
terlewat titik akhir . larutan yang seharusnya berwarna rose pada titik akhir malah
menjadi warna coklat dan terlihat ada endapa yang terbentuk. Hal ini dikarenakan
pada saat titrasi, latrutan KMnO4 terlalu banyak ditambahkan karena jika kelebihan
sedikit saja permanganat di titik akhir, bisa mengakibatkan terbentuknya sejumlah
endapan MnO 2 yang mengakibatkan titik akhir sulit dilihat warnanya. Titik akhir
titrasi terjadi bersamaan dengan titik ekuivalen tetapi ini jarang terjadi. Titik akhir
dapat diamati dengan penambahan indikator pada titrat saat titrasi sedangkan titik
ekuivalen tidak daoat diamati karena tidak ada indikator yang bisa menunjukkan
kejadian ini makanya tidak dapat ditentukan.
Setelah dilakukan titrasi maka dilanjut dengan penentuan kadar sampel Fe.
Semua metode yang dilakukan sama seperti saat standarisasi larutan. Hanya saja pada

Laporan Akhir Pratikum Kimia Dasar dan Analitik T.A 2019/2020 155
BAB VII PERMANGANOMETRI KELOMPOK 4

penentuan kadar sampel larutan H2 C2 O4 diganti dengan larutan (NH 4 )2 . Fe( SO 4 )2.
larutan H 2 SO4 tetap ditambahkan dan tetap berperan sebagai katalis dan memberikan
suasana asam.
Pada penentuan kadar sampel Fe, sedikit saja KMnO 4 dititrasi sudah bisa
langsung menunjukan warna titik akhir yaitu berwarna rose. Hal ini dikarenakan pada
larutan (NH 4 )2 . Fe( SO 4 )2 mengandung zat yang bersifat asam dan juga larutan ini
telah ditambah dengan H 2 SO4 dan telah dipanaskan, yang membuat terjadinya
penambahan asam dengan asam yang membuat kondisi larutan menjadi sangat asam.
Oleh karena itu penambahan sedikit saja KMnO 4 bisa langsung menunjukan titik
akhir akibat suasana larutan yang sangat asam.
Semua titrasi dilakukan sebanyak dua kali atau duplo dengan tujuan agar hasil
lebih akurat. Hal yang harus diprehatikan dalam permanganometri adalah pada
permanganometri tidak membutuhkan indikator, larutan KMnO4 mudah beraksi
dengan cahaya dan juga penambahan KMnO4 yang terlalu cepat pada larutan contoh

mengakibatkan reaksi antara MnO-4 dengan Mn +2 .

Laporan Akhir Pratikum Kimia Dasar dan Analitik T.A 2019/2020 156
BAB VII PERMANGANOMETRI KELOMPOK 4

7.8 Kesimpulan
Berdasarkan Praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan
1. Permanganometri merupakan titrasi langsung karena larutan standar bisa
langsung bereaksi dengan contoh.
2. Konsentrasi larutan permanganat yang didapat dari hasil praktikum adalah
24,46 N.
3. Kadar besi yang yang didapat dari hasil praktikum adalah 4,24%.
4. KMnO 4 bersifat oksidator, H 2 SO4 sebagai katalis dan bersifat asam serta
H 2 C2 O 4 dan (NH 4 )2 . Fe( SO 4 )2bersifat oksidator.
5. Warna titk akhir dari standarisasi larutan permanganate adalah rose.
6. Warna titk akhir dari penentuan kadar Fe dari (NH 4 )2 . Fe( SO 4 )2 adalah rose.
7. Permanganometri dilakukan dalam suasana asam.
8. Permanganometeri tidak membutuhkan indikator pada saat titrasi.
9. MnO 4 bersifat autoindikator.
10. Larutan KMnO 4 mudah bereaksi dengan cahaya.
11. Terjadi reaksi redoks pada permanganometri.

Laporan Akhir Pratikum Kimia Dasar dan Analitik T.A 2019/2020 157

Anda mungkin juga menyukai