Notifications
18
Home
Analytics
Sessions
UPLOAD
naomi azaiyuki
View Profile
Messages
Co-authors
Bookmarks
Find Friends
Invite
Account Settings
Log Out
laporan oksidimetri
Uploaded by
Thayban Kim
Views
718
Download
Praktikum
Dasar-Dasar
Kimia Analitik
Tahun
2014,
Tanggal 6
November,
Modul 5
1
Oksidimet
ri /
Permanga
nometri
Thayban
(441413061)
Jurusan Kimia
Fakultas
Metematika dan
Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas
Negeri Gorontalo
2014 E-mail:
Kim_thayban@ya
hoo.co.id
Praktikum
Dasar-Dasar
Kimia Analitik
Tahun
2014,
Tanggal 6
November,
Modul 5
A.
Tujuan
Menentukan kadar
Fe
2+
B.
Dasar Teori
Salah satu jenis
reaksi kimia yang
digunakan analisis
volumetri adalah
reaksi oksidasi
reduksi, yang di
kenal dengan
istilah
oksidimetri.jenis
reaksi ini
melibatkan
adanya transfer
elektron antara
oksidator
dan
reduktor
persamaan
stoikiometri. 2.
Berdasarkan
cacah elektron
yang terlibat
dalam senyawa
oksidator yang
dikenal dengan
berat ekivalen.
Istilah oksidasi
mengacu pada
setiap perubahan
kimia dimana
terjadi kenaikan
biloks, sedangkan
reduksi digunakan
untuk setiap
penurunan biloks.
Oksidator adalah
senyawa dimana
atom yang
terkandung
mengalami
penurunan biloks.
Sebaliknya pada
reduktor, atom
yang terkandung
mengalami
kenaikan biloks.
1
yang digunakan
harus mampu
untuk mengubah
analit secara
lengkap dan cepat
kedalam oksidasi
yang diinginkan.
Astin lukum,
(2009 : 108)
Indikator yang
digunakan dalam
titrasi oksidasi
reduksi ini
biasanya berupa
zat organik yang
dapat dioksidasi
atau di reduksi
bolak-balik dan
berubah warnanya
pada perubahan
tingkat
oksidasinya. Pada
dasarnya indikator
ini harus
teroksidasi atau
tereduksi pada
titik ekivalensi
titrasinya. Jika
kita mentitrasi
suatu larutan
reduktor,
indikatornya harus
reduktor, tapi
yang lebih lemah.
Khoper.
konsep dasar
kimia analitik.
(Jakarta:UI-press,
1984)
Praktikum
Dasar-Dasar
Kimia Analitik
Tahun
2014,
Tanggal 6
November,
Modul 5
3
Indikator yang
digunakan untuk
menandai titik
akhir titrasi
oksidasi reduksi,
yaitu : Auto
indikator,
indikator sendiri
yaitu indikator
yang berasal dari
pereaksinnya
sendiri. Contoh:
KMnO
4
; Indikator
spesifik, contoh
indikator kanji
untuk iodium;
Indikator redoks,
contoh indikator
yang dapat
berbeda warna
pada keadaan
terduksi dan
teroksidasinya.
Contoh asam
difenil amin dan
feroin. Secara
sederhana
pasangan redoks
dari indikator
redoks
dilambangkan
sebagai berikut :
In
+
+ e In Warna A
warna B Jika [In]/
[In
+
Jadi daerah
perubahan warna (
E
indikator) = 2 x
0,059 = 0,12 V
Syarat pemilihan
indikator bagi
suatu titrasi
redoks adalah
harus berubah
warna pada atau
di dekat harga
potensial sel titik
ekivalensi.
Beberapa contoh
titrasi redoks
adalah
permanganometri,
dikromatometri,
bromatometri,
iodometri, dan
iodimetri. Titrasi
redoks itu
melibatkan reaksi
oksidasi dan
reduksi antara
titrant dan
analit.Titrasi
redoks banyak
dipergunakan
untuk penentuan
kadar logam atau
senyawa yang
bersifat sebagai
oksidator atau
reduktor. Aplikasi
dalam bidang
industri misalnya
penentuan sulfite
dalam minuman
anggur dengan
menggunakan
iodine, atau
penentuan kadar
alkohol dengan
menggunakan
kalium dikromat.
Beberapa contoh
yang lain adalah
penentuan asam
oksalat dengan
menggunakan
permanganate,
penentuan besi(II)
dengan
serium(IV), dan
sebagainya.
Karena
melibatkan reaksi
redoks maka
pengetahuan
tentang
penyetaraan reaksi
redoks memegang
peran penting,
selain itu
pengetahuan
tentang
perhitungan sel
volta, sifat
oksidator dan
reduktor juga
sangat berperan.
Dengan
pengetahuan
yang cukup baik
mengenai semua
itu maka
perhitungan
stoikiometri titrasi
redoks menjadi
jauh lebih mudah.
Titik akhir titrasi
dalam titrasi
redoks
Praktikum
Dasar-Dasar
Kimia Analitik
Tahun
2014,
Tanggal 6
November,
Modul 5
dapat dilakukan
dengan mebuat
kurva titrasi
antara potensial
larutan dengan
volume titrant,
atau dapat juga
menggunakan
indicator. Dengan
memandang
tingkat
kemudahan dan
efisiensi maka
titrasi redoks
dengan indicator
sering kali yang
banyak dipilih.
Beberapa titrasi
redoks
menggunakan
warna titrant
sebagai indicator
contohnya
penentuan oksalat
dengan
permanganate,
atau penentuan
alkohol dengan
kalium dikromat.
Beberapa titrasi
redoks
menggunakan
amilum sebagai
indicator,
khususnya titrasi
redoks yang
melibatkan iodine.
Indikator yang
lain yang bersifat
reduktor/oksidator
lemah juga sering
dipakai untuk
titrasi redoks jika
kedua indicator
diatas tidak dapat
diaplikasikan,
misalnya ferroin,
metilen, blue, dan
nitroferoin.
Contoh titrasi
redoks yang
terkenal adalah
iodimetri,
iodometri,
permanganometri
menggunakan
titrant kalium
permanganat
untuk penentuan
Fe2+ dan oksalat,
Kalium dikromat
dipakai untuk
titran penentuan
Besi(II) dan Cu(I)
dalam CuCl.
Bromat dipakai
sebagai titrant
untuk penentuan
fenol, dan iodida
(sebagai I2 yang
dititrasi dengan
tiosulfat), dan
Cerium(IV) yang
bisa dipakai untuk
titrant titrasi
redoks penentuan
ferosianida dan
nitrit.
2
Permanganometri
adalah salah satu
cara analisis tipe
reaksi oksidasi
reduksi. Titrasi ini
menggunakan
KMnO
4
sebagai titran.
Kalium
permanganat
adalah oksidator
kuat yang dapat
bereaksi dengan
suatu reduktor
menghasilkan
senyawa mangan
yang mempunyai
bilangna oksidasi
yang berbedabeda tergantung
pada pH larutan.
Permanganometri
merupakan titrasi
yang dilakukan
berdasarkan
bahan baku
tertentu. Titrasi
dengan KMnO4
sudah dikenal
lebih dari seratus
tahun.
Kebanyakan
titrasi dilakukan
dengan cara
Menurut Elvelyta
(2013)
Permanganometri
adalah titrasi yang
didasarkan pada
reaksi redoks.
Dalam reaksi ini,
ion MnO
4
bertindak
sebagai
oksidator. Ion
2
Nischal.
Titrasi Redoks.
2012
(Online) http://aurora
cahya.wordpress.com
diakses 5/11/2014
3
Team Teaching.
Penuntun
praktikum Dasardasar Kimia
Analitik.
(UNG: Laboratorium
Kimia. 2013)
Praktikum
Dasar-Dasar
Kimia Analitik
Tahun
2014,
Tanggal 6
November,
Modul 5
5
MnO
akan
berubah
menjadi ion
Mn
2+
dalam suasana
asam. Teknik
titrasi ini biasa
digunakan untuk
menentukan kadar
oksalat atau besi
dalam suatu
sample. Pada
permanganometri,
titran yang
digunakan adalah
kalium
permanganat.
Kalium
permanganat
mudah diperoleh
dan tidak
memerlukan
indikator kecuali
digunakan larutan
yang sangat encer
serta telah
digunakan secara
luas sebagai
pereaksi oksidasi
selama seratus
tahun lebih.
Setetes
permanganat
memberikan suatu
warna merah
muda yang jelas
kepada volume
larutan dalam
suatu titrasi.
Warna ini
digunakan untuk
menunjukkan
kelebihan
pereaksi. Teknik
titrasi ini biasa
digunakan untuk
menentukan kadar
oksalat.
Permanganometri
juga bisa
digunakan untuk
menentukan kadar
belerang, nitrit,
fosfit, dan
sebagainya. Cara
titrasi
permanganometri
ini banyak
digunakan dalam
menganalisa zatzat organik.
Kalium
permanganat
merupakan
oksidator kuat
dalam larutan
yang bersifat
asam lemah,
netral atau basa
lemah. Titrasi
harus dilakukan
dalam larutan
yang bersifat
asam kuat karena
reaksi tersebut
tidak terjadi
bolak-balik,
sedangkan
potensial elktroda
sangat bergantung
pada pH. Pereaksi
kalium
permanganat
bukan merupakan
larutan baku
primer dan
karenanya perlu
dibakukan terlebih
dahulu. Larutan
KMnO
4
standar dapat
juga digunakan
secara tidak
langsung dalam
penetapan zat
pengoksida,
terutama oksida
yang lebih tinggi
seperti logam
timbal dan
mangan, oksida
semacam itu sukar
dilarutkan dalam
asam atau basa
tanpa mereduksi
logam itu ke
keadaan yang
lebih tinggi. Tidak
praktis untuk
menitrasi zat ini
secara langsung
karena reaksi dari
zat padat dengan
zat pereduksi
berjalan lambat
(Day, R. A dan
Underwood,
1986). Oleh
karena itu sampel
diolah dengan
kuantitasnya yang
berlebih diketahui
sesuatu zat
peruduksi dan
dipanasi agar
reaksi lengkap.
Kemudian
kelebihan zat
pereduksi dititrasi
dengan
Permanganat
standar. Berbagai
zat pereduksi
dapat digunakan
seperti AS
2
O
3
dan N
2
C
2
O
4
. Analisis
pirolusit, atau
bijih yang
mengandung
MnO
2
merupakan latihan
yang lazim bagi
mahasiswa.
Reaksi MnO
2
dengan HASO
2
: MnO
2(s)
+ HASO
2
+ 2H
+
Mn
2+
+H
3
AsO
Praktikum
Dasar-Dasar
Kimia Analitik
Tahun
2014,
Tanggal 6
November,
Modul 5
6
Dalam larutan
yang bersifat basa,
KMnO
4
agar mudah
mengoksidasi ionion iodida,
sionida, tiosianat,
dan beberapa
senyawa organik
dioksidasi oleh
kalium
permanganat
menjadi oksalat,
bukan menjadi
karbondioksida.
Menurut Bobone
(2012) Metode
untuk melakukan
standarisasi
kalium
permanganat,
diantaranya
adalah dengan
menggunakan
natrium okasalat
(Na
2
C
2
), asam oksalat (N
2
C
2
O
4
) dan dengan
Arsen (III) oksida.
Tapi dalam
percobaan ini
hanya
menggunakan
natrium oksalat
(Na
2
C
2
). Natrium
oksalat (Na
2
C
2
O
2
) merupakan
standar primer
berubah dari
bening menjadi
merah muda.
Reaksi ini
berjalan lambat
pada temperatur
kamar dan
sehingga
diperlukan
pemanasan
hingga 60C.
Bahkan bila pada
temperatur yang
lebih tinggi reaksi
akan berjalan
makin lambat dan
bertambah cepat
setelah
terbentuknya ion
mangan (II). Pada
penambahan
tetesan titrasi
selanjutnya warna
merah hilang
semakin cepat
karena ion
mangan (II) yang
terjadi berfungsi
sebagai katalis,
katalis untuk
mempercepat
reaksi dan reaksi
ini disebut dengan
autokatalitik.
Autokatalitik
adalah reaksi
dimana katalisator
dapat terbentuk
dan diproduksi
dalam reaksi itu
sendiri. Ion
tersebut dapat
memberikan efek
katalitik dengan
cara bereaksi
dengan cepat
dengn katalitiknya
untuk membentuk
mangan
berkondisi
oksidasi
menengah (+3
atau +4), dimana
pada gilirannya
secara tepat
mengoksidasi ion
oksalat kembali
ke kondisi
divalensi. Pada
standarisasi
larutan kalium
permanganat
dengan natrium
oksalat dilakukan
pencampuran 0,1
gram natrium
oksalat yang telah
diencerkan
dengan akuades
dengan H
2
SO
. Reaksi yang
terjadi pada
proses
pencampuran
antara natrium
oksalat dengan H
2
SO
adalah sebagai
berikut: 2Na
+
+C
2
O
42-
+ 2H
+
+ SO
42-
H
2
C
2
O
4
+ 2Na
+
+ SO
42-
Dari reaksi di
atas terlihat
bahwa fungsi
pengasaman
larutan tidak lain
adalah untuk
memperoleh hasil
yang berupa
produk asam
oksalat dan
sebagai katalis. H
2
SO
4
merupakan
katalis yang
bertujuan
memperkecil
besarnya energi
aktifasi. Serta
berfungsi untuk
mempercepat
jalannya suatu
reaksi dalam
keadaan asam
sampai H
2
SO
4
Praktikum
Dasar-Dasar
Kimia Analitik
Tahun
2014,
Tanggal 6
November,
Modul 5
7
menjadi merah
muda pada larutan
yang permanen
dan tidak hilang
selama beberapa
menit. Perubahan
warna ini terjadi
karena Mn
2+
(larutan bening)
dan MnO
4-
(KMnO
4
) tereduksi oleh
Na
2
C
2
O
4
menjadi Mn
2+
(merah muda).
Titik ekivalen
terjadi karena mol
titrat sama dengan
mol titran.
Senyawa AS
2
O
3
merupakan
standar primer
yang bagus sekali
untuk larutan
permanganat.
Stabil, tidak
higroskopis dan
mudah diperoleh
dengan derajat
kemudian yang
tinggi. Oksida ini
dilarutkan dalam
natrium
hidroksida,
larutan diasamkan
dengan asam
klorida dan
dititrasi dengan
permanganat. 2
HAsO
2
+ 2 MnO
4-
+6H
+
+2H
2
O 2 Mn
2+
+3H
3
AsO
Reaksi perlahan
pada temperatur
kamar, kecuali
bila ditambah
suatu katalis.
Kalium iodida,
KI, kalium iodat,
KIO
dan iod
monoklorida ICl,
telah digunakan
sebagai katalis.
4
Kalium
permanganate
adalah oksidator
dalam sebuah
titrasi. Warna ini
digunakanuntuk
mengindikasi
kelebihan reagen
tersebut.
Kelemahannya
adalah dalam
medium HCL. Cl
dapat teroksidasi,
demikian juga
larutannya,
memiliki
kestabilan yang
terbatas. Reaksi
yang paling
umum ditemukan
dalam
laboratorium
adalah reaksi yang
terjadi dalam
larutan-larutan
yang bersifat
asam, 0.1 N atau
lebih besar: MnO
4-
+ 8H
+
+ 5e Mn
2+
+ 4H
2
O E = +1,51 V
Permanganate
bereaksi secara
cepat dengan
banyak agen
pereduksi
berdasarkan
reaksi ini, namun
beberapa
substansi
membutuhkan
pemanasan atau
penggunaan
sebuah katalis
untuk
mempercepat
reaksi. Sebagai
contoh,
permanganate
adalah agen
unsure
pengoksidasi yang
cukup kuat unuk
mengoksidasi
Mn(II) menjadi
MnO
2
, titik akhir
permanganate
tidak permanen
dan warnanya
dapat hilang
karena reaksi:
4
Anna.
Analisa
Permanganometr
i dalam
Campuran.
2010. (Online)
http://choalialmu89.bl
ogspot.com diakses
5/11/2014
Report Work
Job Board
About
Press
Blog
People
Terms
Privacy
Copyright
We're Hiring!
Help Center
Academia 2015
scribd. scribd. scribd. scribd. scribd. scribd. scribd. scribd. scribd. scribd. scribd. scribd.
scribd. scribd. scribd.
3