Anda di halaman 1dari 19

Jurnal Kimia Analisa

2023, Vol. 1, No. 1

Permanganometri
Daariin Nurulita*, Adinda Dwi M, Chotamil Maulidia, Alfan Basyarahil, Aldo Rivaldo C
Prof. Dr. Ir. Soeprijanto, M. Sc
Departemen Teknik Kimia Industri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
04 Oktober 2023

Abstrak
Permanganometri merupakan metode titrasi dengan menggunakan kalium permanganat
(KMnO4), yang merupakan oksidator kuat sebagai titran. Titrasi ini didasarkan atas titrasi reduksi
dan oksidasi atau redoks. Prinsip titrasi permanganometri adalah reaksi oksidasi reduksi pada
suasana asam yang melibatkan elektron dengan jumlah tertentu. Titrasi permanganometri disebut
memiliki autoindikator karena kalium permanganat (KMnO4) yang digunakan dapat berubah warna
tergantung jenis reaksinya. Tujuan Praktikum ini adalah untuk mengetahui cara standarisasi kalium
permanganat (KMnO4) menggunakan larutan asam oksalat (H2C2O4) dan untuk mengetahui cara
menentukan konsentrasi dan kadar pada sampel menggunakan larutan yang telah distandarisasi.
Prosedur percobaan ini dilakukan dengan menyiapkan terlebih dahulu larutan kalium permanganat
(KMnO4) 0,1 N, larutan asam oksalat (H2C2O4.2H2O) 0,1 N, larutan asam sulfat (H2SO4) 1 N, dan
larutan fero sulfat (FeSO4.7H2O). Sebelum digunakan, standarisasi larutan kalium permanganat
(KMnO4) sebanyak 0,79 gram, juga standarisasi larutan asam oksalat (H2C2O4.2H2O) sebanyak 0,63
gram dengan menambahkan larutan asam sulfat (H2SO4) 1 N sebanyak 5 mL lalu dipanaskan hingga
suhu 70° C. Kemudian dilakukan titrasi hingga diperoleh konsentrasi KMnO4. Volume KMnO4 setelah
dititrasi menunjukkan hasil sebesar 12 mL; 11,9 mL dan 12,1 mL. Hasil konsentrasi KmnO4 dengan
volume H2C2O4.2H2O dan H2SO4 sebanyak 15 mL menunjukkan hasil 0,083 N. Terakhir, menitrasi
fero sulfat (FeSO4.7H2O) ditambah dengan larutan asam sulfat (H2SO4) sebanyak 15 mL kemudian
dipanaskan hingga suhu 70° C. Terakhir dititrasikan pada KMnO4 menunjukkan volume KMnO4
berturut turut 5,3 mL; 5,2 mL dan 5,5 mL. Konsentrasi KMnO4 yang dihasilkan menunjukkan angka
sebesar 0,04 N. Hasil praktikum menunjukkan bahwa titrasi pada standarisasi larutan KMnO4 dapat
menunjukkan perubahan warna.
Kata kunci : kalium permanganat, permanganometri, standarisasi

1.0 Pendahuluan
Menurut Wardyaningrum dalam (Deni Fisnowita, 2023), tubuh manusia mengandung lebih
banyak kalsium daripada mineral lainnya, dengan perkiraan sekitar 2% dari berat tubuh orang dewasa,
yaitu sekitar 1-1,4 kg. Mengutip Gendrowati dalam jurnal yang sama menyatakan bahwa kalsium
memiliki berbagai manfaat penting, seperti mencegah osteoporosis, membantu dalam pembekuan
darah, serta memperkuat struktur tulang dan gigi. Sumber kalsium dapat ditemukan dalam berbagai
jenis makanan, baik hewan maupun tumbuhan. Salah satu jenis tumbuhan yang terkenal karena
kandungan kalsiumnya adalah daun kelor (Moringa Oleifera). Menurut (Krisnadi, 2015), mencatat
bahwa kandungan kalsium dalam daun kelor adalah sebesar 440 mg per 100 gram menggunakan
metode AAS (Atomic Absorption Spectrophotometry). Jumlah ini memenuhi standar gizi harian
anak-anak yang membutuhkan 42% protein, 125% kalsium, 61% magnesium, 41% potassium, 71%
zat besi, 310% vitamin A, dan 22% vitamin C. Selain itu, daun kelor juga dapat memenuhi kebutuhan
ibu hamil akan 21% protein, 84% kalsium, 54% magnesium, 22% potassium, 94% zat besi, 162%
vitamin A, dan 99% vitamin C harian. Metode penentuan kadar kalsium dapat dilakukan dengan
metode permanganometri baik secara langsung maupun tidak langsung. Pada umumnya, metode yang
digunakan dalam memperkirakan kadar kalsium adalah dengan melakukan titrasi yang dilakukan
secara langsung. Namun, metode tidak langsung juga memungkinkan untuk dilakukan karena reaksi
yang terjadi sama saja dengan titrasi secara langsung, yakni melalui reaksi redoks yang terjadi pada
proses permanganometri. Tahapan dalam pengukuran kadar kalsium dilakukan dengan melakukan
pengendapan kalsium terlebih dahulu sebagai kalsium oksalat kemudian larutannya dicampur dengan

1
Received Date (Revisi Jurnal ke-); Accepted Date (Jurnal )Diterima)
Jurnal Kimia Analisa
2023, Vol. 1, No. 1
H2SO4 encer lalu dititrasi menggunakan KMnO 4. (Fisnowita, 2023). Titrasi merupakan proses
penentuan banyaknya suatu larutan menggunakan konsentrasi yang diketahui dan dibutuhkan untuk
bereaksi dengan sejumlah contoh tertentu yang akan dianalisis (Handayani & Agustina, 2015).
Analisis volumetri ditinjau dari reaksi kimianya, dibagi menjadi 4 jenis reaksi, pertama ada reaksi
asam basa, kedua reaksi redoks, ketiga reaksi pengendapan dan terakhir reaksi pembentukan
kompleks (Lisan, 2015). Pada percobaan kali ini titrasi yang digunakan merupakan titrasi redoks.
Titrasi redoks adalah titrasi yang didalamnya termuat proses oksidasi dan reduksi. Prosesnya
berlangsung secara bersamaan. Titrasi redoks memerlukan potensiometri guna mendeteksi titik akhir
atau titik ekuivalen dalam proses titrasi suatu senyawa (Ariani & Muhain, 2023).
Permanganometri merupakan penetapan kadar zat berlandaskan hasil oksidasi menggunakan
KMnO4. Proses permanganometri dilandaskan pada reaksi oksidasi ion permanganat. Oksidasi
tersebut dapat terjadi dalam keadaan asam, netral, dan alkalis. Titrasi menggunakan KMnO4, dapat
dimanfaatkan dalam penentuan kadar oksalat atau besi dalam sampel. Kalium permanganat
merupakan oksidator terbaik untuk menentukan kadar besi yang ada dalam sampel saat suasana asam
dengan menggunakan larutan asam sulfat (H2SO4) (Lisan, 2015).
Permanganometri mempunyai keunggulan, yakni mudah dilakukan, efektif, dan tanpa
menggunakan indikator untuk menentukan titik akhir titrasi, sedangkan kekurangan pada metode ini
larutan jika terkena cahaya atau dititrasi cukup lama maka akan mudah terurai menjadi MnO 2
sehingga pada titik akhir titrasi akan diperoleh pembentukan presipitat coklat mengganggu penentuan
titik akhir titrasi (Hasanah, et al., 2019).
Percobaan permanganometri dilakukan dengan tujuan untuk untuk mengetahui cara standarisasi
kalium permanganat (KMnO4) menggunakan larutan asam oksalat (H2C2O4) dan untuk mengetahui
cara menentukan konsentrasi dan kadar pada sampel menggunakan larutan yang telah distandarisasi.

2.0 Tinjauan Pustaka


2.1 Titrasi
Titrasi ialah proses untuk mengukur konsentrasi asam atau basa dengan memanfaatkan larutan
standar yang sudah diketahui konsentrasinya secara akurat. Larutan standar tersebut dapat berupa
asam atau basa (Pratama, et al., 2015). Menurut Ralph, H. pada tahun 2008 dalam Jurnal Ilmiah
Kohesi menyatakan bahwa titrasi adalah metode analisis kimia untuk menentukan konsentrasi larutan
yang menggunakan larutan standar dengan konsentrasi yang sudah diketahui secara akurat. Volume
yang diukur dalam titrasi memiliki peran yang sangat penting, sehingga beberapa orang merujuk pada
titrasi sebagai analisis volumetri (Simanjuntak, 2018).
2.2 Titrasi Redoks
Titrasi redoks adalah suatu jenis titrasi kimia yang melibatkan proses oksidasi dan reduksi
dalam reaksi kimia yang berlangsung secara bersamaan. Dalam titrasi redoks, senyawa oksidator dan
reduktor bereaksi satu sama lain untuk mencapai titik akhir yang ditentukan. Proses oksidasi adalah
kehilangan elektron, sementara reduksi adalah mendapatkan elektron. Titrasi redoks sering digunakan
untuk menentukan konsentrasi suatu senyawa yang dapat dioksidasi atau direduksi dalam sampel.
Untuk mendeteksi titik akhir dalam titrasi redoks, sering digunakan metode potensiometri. Dalam
metode ini, digunakan elektroda yang sensitif terhadap perubahan potensial elektrik selama reaksi
redoks berlangsung. Ketika reaksi redoks mendekati titik akhir, akan terjadi perubahan potensial yang
dapat diukur oleh elektroda. Perubahan ini dapat ditunjukkan dalam bentuk kurva potensiometri, yang
menunjukkan perubahan potensial selama titrasi terhadap volume larutan titran yang ditambahkan
(Ariani & Muhain, 2023).
Dalam reaksi redoks, terdapat dua peran utama yang dimainkan oleh zat-zat yang terlibat. Zat
yang bertindak untuk mengoksidasi zat lain disebut oksidator atau pengoksidasi, sementara zat yang
bertindak untuk mereduksi zat lain disebut reduktor atau pereduksi. Dalam konteks reaksi redoks ini,
oksidator mengalami penurunan bilangan oksidasi, sementara reduktor mengalami peningkatan
bilangan oksidasi. Dengan kata lain, oksidator mengalami reduksi, sedangkan reduktor mengalami
oksidasi sebagai bagian dari pertukaran elektron yang terjadi dalam reaksi tersebut (Haryono, 2019)
2.3 Titrasi Permanganometri

2
Received Date (Revisi Jurnal ke-); Accepted Date (Jurnal )Diterima)
Jurnal Kimia Analisa
2023, Vol. 1, No. 1
Permanganometri adalah suatu metode titrasi yang berfokus pada penggunaan kalium
permanganat (KMnO4) dalam suasana asam. Proses reaksi dalam permanganometri bergantung pada
pertukaran elektron antara zat-zat yang terlibat dalam reaksi. Dalam reaksi ini, elektron diberikan oleh
zat yang bertindak sebagai reduktor (proses oksidasi), dan diterima oleh zat yang berperan sebagai
oksidator (proses reduksi) (Hasanah, et al., 2019).
Permanganometri adalah suatu teknik titrasi redoks yang menggunakan anion permanganat
yang sangat berwarna dan memiliki kemampuan oksidasi (MnO 4-) untuk menghitung jumlah spesies
yang bisa mengalami oksidasi dalam sampel. Umumnya, metode permanganometri digunakan untuk
mengidentifikasi spesies yang mengalami oksidasi di dalam larutan air (Shafer, et al., 2021)
Metode titrasi permanganometri menjadi pilihan yang umum digunakan karena memiliki
beberapa keunggulan. Salah satunya adalah kemampuan permanganometri sebagai oksidator yang
sangat kuat. Selain itu, metode ini tidak memerlukan penggunaan indikator tambahan, sehingga lebih
sederhana. Bahan-bahan yang diperlukan untuk metode ini juga mudah ditemukan dan terjangkau.
Namun, seperti halnya metode lainnya, permanganometri juga memiliki beberapa kelemahan. Salah
satunya adalah larutan KMnO4 tidak stabil dalam penyimpanan, sehingga perlu sering dilakukan
pembakuan ulang agar konsentrasinya tetap akurat dan dapat diandalkan dalam analisis kimia (Putra
& Sugiarso, 2016).
Titrasi permanganometri diaplikasikan dalam pengolahan limbah cair. Melalui metode analisa
berupa titrasi permanganometri guna mengidentifikasi kadar zat organik yang terdapat dalam limbah
(Akhirruliawati & Amal, n.d.).
2.4 Kalium Permanganat
Kalium permanganat (KMnO4) adalah sejenis oksidator yang memiliki kekuatan yang sangat
tinggi dalam melakukan oksidasi dalam reaksi kimia. Dalam konteks kimia analitik dan titrasi,
KMnO4 sering digunakan untuk mengoksidasi senyawa-senyawa lain, karena kemampuannya untuk
merubah bilangan oksidasi unsur-unsur dalam senyawa-senyawa tersebut. Kekuatan oksidatif yang
kuat ini menjadikan KMnO4 sebagai salah satu pilihan utama dalam analisis kimia, terutama dalam
menentukan konsentrasi senyawa-senyawa yang dapat dioksidasi (Sari, et al., 2017).
2.5 Asam Oksalat
Asam oksalat adalah jenis asam karboksilat yang memiliki formula molekul H 2C2O4. Asam ini
memiliki banyak manfaat dalam industri, seperti digunakan sebagai bahan pemutih untuk serat,
sebagai reagen dalam analisis kimia, dan untuk memurnikan mineral dalam proses ekstraksi logam
(Ambarita, et al., 2015).
2.6 Asam Sulfat
Asam sulfat murni yang belum diencerkan tidak terdapat secara alami di bumi dikarenakan
sifatnya yang mudah menyerap air. Asam sulfat terbentuk secara alami melalui proses oksidasi dari
mineral sulfida seperti besi sulfida. Hasil oksidasi air asam tersebut juga mampu melarutkan logam
bijih sulfida dan menghasilkan uap cerah yang berbahaya. Ketika asam sulfat pekat dicampur dengan
air, campuran akan mendidih. Namun, sebaiknya asam sulfat pekat dituangkan ke air, bukan
sebaliknya. Hal tersebut dilakukan untuk menghindari efek pengering yang dimiliki oleh asam sulfat.
Reaksi ini dapat dijelaskan dengan persamaan :
H2SO4 + H2O → H3O+ + HSO4-
Asam sulfat juga dikenal sebagai agen pengering yang baik dan sering digunakan dalam
pengolahan buah-buahan kering. Namun, di atmosfer asam sulfat merupakan salah satu penyebab
hujan asam.Asam sulfat adalah jenis asam mineral (anorganik) yang sangat kuat dan mudah larut
dalam air pada segala perbandingan. Zat ini memiliki banyak manfaat yang terutama digunakan dalam
industri. Asam sulfat banyak dimanfaatkan di industri, meski jarang ditemukan pada produk akhir.
Fungsi asam sulfat mencakup percobaan pembuatan pupuk, plat timah, pengolahan minyak, serta
mendukung proses pewarnaan tekstil (Aura & Zainul, 2017).
2.7 Fero Sulfat
Besi adalah jenis logam yang sering kita temukan dalam kehidupan sehari-hari karena memiliki
banyak manfaat. Selain itu itu, besi juga menjadi logam yang paling berlimpah di bawah aluminium di
dalam perut bumi. Hal inilah yang menyebabkan industri besi berkembang dengan pesat (Putra &
Sugiarso, 2016). Dalam hal kinerja MFC, pengaruh konsentrasi fero sulfat telah berhasil
meningkatkan daya generasi pada tahap awal operasi (0 hingga 9 hari). Namun, setelah mencapai
periode yang mencapai 9 hari operasi, efeknya menjadi menghambat pada pembangkit listrik ketika

3
Received Date (Revisi Jurnal ke-); Accepted Date (Jurnal )Diterima)
Jurnal Kimia Analisa
2023, Vol. 1, No. 1
konsentrasi besi sulfat mencapai 50 hingga 400 mg/L dalam anolit. Peningkatan terbesar terlihat pada
konsentrasi 50 mg/L dalam anolit (Wei, et al., 2013). Selain itu, dalam bidang kesehatan salah satu
tindakan yang tidak boleh diabaikan dalam mengatasi dan mencegah anemia zat besi adalah
memberikan fero sulfat yang mana hal ini sangat penting. Pemberian fero sulfat dapat meningkatkan
kadar hemoglobin dalam darah, dan dapat dipadukan dengan asupan zat gizi lainnya seperti vitamin
C. Namun, penggunaan fero sulfat secara teratur tanpa indikasi (ketidakmampuan darah untuk
menyerap cukup besi) dapat menyebabkan kenaikan kadar gula darah yang kemudian dapat
menyebabkan Diabetes Gestasional pada ibu hamil. Oleh karena itu, penggunaan fero sulfat harus
disesuaikan dengan kebutuhan dan indikasi medis yang tepat (Sari & Abeiasa, 2020).
2.8 Standarisasi Kalium Permanganat
Standarisasi merupakan suatu proses yang melibatkan penetapan karakteristik atau sifat suatu
produk atau layanan dengan mengacu pada parameter-parameter tertentu agar tercapai kualitas yang
sama (Yuliana, et al., 2022). Dalam proses standarisasi larutan KMnO 4 menggunakan asam oksalat
sebagai standar primer, asam sulfat ditambahkan dengan tujuan menciptakan suasana reaksi yang
bersifat asam. Hal ini diperlukan karena titik akhir titrasi lebih mudah diamati ketika reaksi
berlangsung dalam suasana asam, dan reaksi antara H2SO4 (asam sulfat) dengan titran (KMnO4) tidak
menghasilkan produk atau berinteraksi dengan titran. Metode standarisasi KMnO4 menggunakan
asam oksalat ini tidak memerlukan penggunaan indikator eksternal untuk menentukan titik akhir
reaksi. Ini disebabkan oleh sifat unik KmnO4 yang selain berperan sebagai titran, juga berperan
sebagai indikator otomatis (auto indicator). Titik akhir titrasi dapat diidentifikasi ketika larutan
berubah dari keadaan bening menjadi merah muda yang sangat terang. Perubahan warna ini
disebabkan oleh kelebihan ion permanganat dalam larutan. Bahkan satu tetes kelebihan ion
permanganat sudah cukup untuk menunjukkan perubahan warna menjadi merah muda yang terlihat
dengan jelas (Putra & Sugiarso, 2016).
2.9 Baku Mutu Air
Konsep serta pengertian baku mutu air mengacu pada batas kadar zat atau bahan pencemar yang
berada dalam sumber air agar air tetap berfungsi sesuai dengan peruntukannya. Sumber mata yang
telah memenuhi standar ini disebut sebagai baku mutu air (Atima, 2015). Air adalah sumber
kehidupan yang penting bagi manusia. Keberadaan air yang dapat digunakan sebagai sumber air
bersih sangat berperan penting dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat di suatu daerah.
Sumber air bersih yang dapat dimanfaatkan meliputi air permukaan, air hujan, dan air tanah.
Kehadiran air baku sebagai sumber air yang bersih adalah faktor penting untuk meningkatkan kualitas
hidup penduduk di suatu wilayah. Air baku disebut sebagaier air yang bersih apabila memiliki kualitas
yang memenuhi standar fisik, kimia, dan mikrobiologi sesuai dengan ketentuan baku mutu air Kelas I
Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 mengenai Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian
Pencemaran. Sumber air bersih dapat berasal dari berbagai jenis seperti air permukaan, air hujan, atau
air tanah. (Aisyah, et al., 2017).

Parameter Wajib Air Minum (Permenkes RI No. 55, tahun 2023)

No. Jenis Parameter Kadar maksimum Satuan Metode


yang diperbolehkan Pengujian
1. Mikrobiologi Escherichia 0 CFU/100 mL SNI/APHA
coli
2. Total Colifrom Fisik 0 CFU/100 mL SNI/APHA
3. Suhu Suhu udara ± 3 °C SNI/APHA
4. Total Dissolve Solid <300 mg/L SNI/APHA
5. Kekeruhan <3 NTU SNI atau yang
setara
6. Warna 10 TCU SNI/APHA
7. Bau kimia Tidak berbau - APHA
8. pH 6.5-8.5 - SNI/APHA
9. Nitrat (sebagai NO3) 20 mg/L SNI/APHA
(terlarut)

4
Received Date (Revisi Jurnal ke-); Accepted Date (Jurnal )Diterima)
Jurnal Kimia Analisa
2023, Vol. 1, No. 1
10. Nitrit (sebagai NO2) 3 mg/L SNI/APHA
(terlarut)
11. Kromium valensi 6 (Cr6+) 0,01 mg/L SNI/APHA
(terlarut)
12. Besi (Fe) (terlarut) 0.2 mg/L SNI/APHA
13. Mangan (Mn) (terlarut) 0.1 mg/L SNI/APHA
14. Sisa khlor (terlarut) 0,2-0,5 dengan waktu mg/L SNI/APHA
kontak 30 menit
15. Arsen (As) (terlarut) 0.01 mg/L SNI/APHA
16. Kadmium (Cd) (terlarut) 0.003 mg/L SNI/APHA
17. Timbal (Pb) (terlarut) 0.01 mg/L SNI/APHA
18. Flouride (F) (terlarut) 1.5 mg/L SNI/APHA
19. Aluminium (Al) (terlarut) 0.2 mg/L SNI/APHA

3.0 Metodelogi
3.1 Variabel Penelitian
3.1.1 Variabel bebas
Variabel bebas adalah variabel yang dimanipulasi atau diubah nilainya untuk mempelajari
efeknya terhadap variabel terikat (Pertiwi, et al., 2023). Pada percobaan ini, larutan KMnO 4 0,1 N dan
larutan H2C2O4.2H2O 0,1 N digunakan sebagai variabel bebas.
3.1.2 Variabel terikat
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas dan menghasilkan
dampak atau efek. (Pertiwi, et al., 2023)Pada percobaan ini, variabel terikatnya berupa larutan fero
sulfat (FeSO4.7H2O) dan standarisasi larutan kalium permanganat (KMnO4).
3.1.3 Variabel kontrol
Variabel kontrol merujuk pada variabel yang memiliki efek terhadap variabel terikat, namun
dapat diatur atau diisolasi efeknya. (Pertiwi, et al., 2023). Pada percobaan ini, variabel kontrol yang
digunakan adalah volume larutan fero sulfat (FeSO4.7H2O) serta larutan dalam erlenmeyer yaitu
larutan KMnO4 0,1 N sebanyak 10 mL dan H2SO4 0,1 N sebanyak 5 mL.

3.2 Alat dan Bahan


3.2.1 Alat yang digunakan :
1. Buret
2. Erlenmeyer
3. Gelas beker
4. Gelas ukur
5. Kaca arloji
6. Labu ukur
7. Pipet tetes
8. Spatula
9. Pipet volume
10. Batang pengaduk
11. Termometer
12. Botol semprot
13. Corong
14. Kertas saring
15. Neraca analisis
16. Hot plate
3.2.2 Bahan yang digunakan :
1. Aquadest
2. Asam Oksalat (H2C2O4.2H2O) 0,1 N

5
Received Date (Revisi Jurnal ke-); Accepted Date (Jurnal )Diterima)
Jurnal Kimia Analisa
2023, Vol. 1, No. 1
3. Asam Sulfat (H2SO4) 97%
4. Kalium Permanganat (KMnO4)
5. Fero Sulfat (FeSO4.7H2O) 0,04 N
3.2.3 Waktu Praktikum
Praktikum dilaksanakan pada hari Rabu, 04 Oktober 2023 dimulai pukul 13.00-17.00 WIB.
3.2.4 Lokasi Praktikum
Lokasi praktikum dilaksanakan di Laboratorium Kimia Terapan, Departemen Teknik Kimia
Industri, Fakultas Vokasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

3.3 Prosedur Percobaan


3.3.1 Pembuatan larutan Kalium permanganat (KMnO4)
Langkah pertama yaitu menyiapkan alat dan bahan. Lalu menimbang KMnO4 sebanyak 0,79
gram. Kemudian, melarutkan KMnO4 dalam labu takar 250 mL sampai tanda batas dengan cara
menambahkan aquadest sedikit demi sedikit sambil mengocoknya.
3.3.2 Pembuatan larutan Asam oksalat (H2C2O4.2H2O)
Langkah pertama yakni menyiapkan alat dan bahan. Lalu menimbang H2C2O4.2H2O sebanyak
0,63 gram. Kemudian melarutkannya dalam labu ukur 100 mL sampai tanda batas dengan
menambahkan aquadest sedikit demi sedikit sambil mengocoknya.
3.3.3 Pembuatan larutan Asam sulfat (H2SO4) 1 N
Langkah pertama adalah menyiapkan alat dan bahan. Dianjutkan dengan mengambil H2SO4
97% 36,8 N sebanyak 6,79 ml. Lalu memasukkannya kedalam labu ukur 250 mL. Terakhir
menambahkan aquadest sedikit demi sedikit sampai tercampur merata hingga volume 250 mL.
3.3.4 Standarisasi KMnO4
Langkah pertama yaitu menyiapkan alat dan bahan. Selanjutnya, memasukkan 10 mL
H2C2O4.2H2O 0,1 N ke dalam erlenmeyer. Kemudian, ditambahkan H2SO4 1 N sebanyak 5 mL.
Lalu dipanaskan hingga temperatur 70°C. Terakhir dititrasi dengan larutan KMnO 4 sampai
terlihat warna cokelat.
3.3.5 Penentuan massa larutan Fero Sulfat (FeSO4.7H2O) 100 mL
Langkah pertama yakni menyiapkan alat dan bahan. Lalu memipet 10 mL larutan FeSO4.7H2O
dan memasukkannya ke dalam erlenmeyer. Selanjutnya ditambahkan ditambahkan H2SO4 1 N
sebanyak 5 mL. Lalu dipanaskan hingga temperatur 70°C. Kemudian dititrasi dengan larutan
KMnO4 sampai terlihat warna violet muda. Terakhir menentukan normalitas FeSO4.7H2O
dengan perhitungan standarisasi kemudian menghitung massanya.

3.4 Diagram Alir


3.4.1 Pembuatan larutan Kalium Permanganat (KMnO4)

Mulai

Timbang KmnO4 sebanyak 0,79 gram

Larutkan KMnO4 dalam 250 mL aquadest

Selesai 6
Received Date (Revisi Jurnal ke-); Accepted Date (Jurnal )Diterima)
Jurnal Kimia Analisa
2023, Vol. 1, No. 1

3.4.2 Pembuatan larutan Asam oksalat (H2C2O4.2H2O)

Mulai

Timbang H2C2O4.2H2O sebanyak 0,63 gram

Larutkan H2C2O4.2H2O dalam 100 mL


aquadest

Selesai

3.4.3 Pembuatan larutan Asam sulfat (H2SO4) 1 N

Mulai

Ambil H2SO4 97% 36,8 N sebanyak 6,79 ml

Masukkan 250 mL kedalam labu ukur dan aquadest

Selesai

3.4.4 Standarisasi KMnO4

Mulai

Masukkan 10 mL H2C2O4.2H2O 0,1 N

Tambahkan H2SO4 1 N sebanyak 5 mL

7
Received Date (Revisi Jurnal ke-); Accepted Date (Jurnal )Diterima)
Jurnal Kimia Analisa
2023, Vol. 1, No. 1

Panaskan hingga temperatur 70°C

Titrasi dengan KMnO4

Selesai

3.4.5 Penentuan massa larutan Fero Sulfat (FeSO4.7H2O) 100 mL

Mulai

Pipet 10 mL H2C2O4.2H2O 0,1 N

Tambahkan H2SO4 1 N sebanyak 5 mL

Panaskan hingga temperatur 70°C

Titrasi dengan KMnO4

Penentuan normalitas FeSO4.7H2O

Selesai

4.0 Hasil Percobaan dan Pembahasan


4.1 Hasil Percobaan
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan didapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 4.1.1 Hasil Standarisasi Larutan KMnO4

Titrasi ke- Volume Asam Oksalat Volume KMnO4 Dokumentasi

1 10 mL + 5 mL H2SO4 12 mL

8
Received Date (Revisi Jurnal ke-); Accepted Date (Jurnal )Diterima)
Jurnal Kimia Analisa
2023, Vol. 1, No. 1

2 10 mL + 5 mL H2SO4 11,9 mL

3 10 mL + 5 mL H2SO4 12,1 mL

Tabel 4.1.2 Hasil Standarisasi Larutan KMnO4


Titrasi ke- Volume Asam Oksalat Volume Fero Sulfat Dokumentasi

1 10 mL + 5 ml H2SO4 5,3 mL

2 10 mL + 5 ml H2SO4 5,2 mL

3 10 mL + 5 ml H2SO4 5,5 mL

4.2 Pembahasan
Permanganometri adalah suatu teknik titrasi redoks yang menggunakan anion permanganat
yang sangat berwarna dan memiliki kemampuan oksidasi (MnO 4-) untuk menghitung jumlah spesies
yang bisa mengalami oksidasi dalam sampel. Umumnya, metode permanganometri digunakan untuk
mengidentifikasi spesies yang mengalami oksidasi di dalam larutan air (Shafer, et al., 2021)
Titrasi permanganometri merupakan salah satu metode dalam analisis kimia yang banyak
digunakan untuk menentukan konsentrasi senyawa oksidator atau reduktor yang tidak diketahui.
Metode titrasi ini didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi atau redoks antara zat yang akan dititrasi
dengan standar zat pengoksidasi atau reduktor. Pada titrasi permanganometri, KMnO4 digunakan
sebagai standar zat pengoksidasi karena termasuk oksidator kuat. Senyawa ini mudah diperoleh dan

9
Received Date (Revisi Jurnal ke-); Accepted Date (Jurnal )Diterima)
Jurnal Kimia Analisa
2023, Vol. 1, No. 1
tidak terlalu mahal sehingga banyak digunakan dalam analisis kimia. Selain itu, KMnO 4 juga
memiliki sifat yang stabil dalam larutan yang berkisar pH 1 hingga 13. (Setyawan, et al., 2021).
Percobaan diawali dengan membuat larutan KMnO4 0,1 N dengan menimbang sebanyak 0,79
gram dan melarutkan dalam 250 mL aquadest pada labu ukur. Larutan diletakkan pada erlenmeyer
yang dilapisi menggunakan aluminium foil karena sifat KMnO 4 yang mudah tereduksi saat suasana
asam dan basa (Sikanna, 2016). Kemudian dilakukan pemanasan sampai suhu 70°C, tidak boleh
dibawah 60°C. (Putra & Sugiarso, 2016). Dalam keadaan panas, larutan KMnO 4 disaring
menggunakan kertas saring supaya konsentrasi KMnO 4 dalam larutan menjadi homogen dan titrasi
berlangsung dengan sempurna. Setelah dilakukan penyaringan, larutan KMnO 4 dimasukkan pada
buret yang telah disiapkan.
Standarisasi dilakukan menggunakan larutan baku yaitu larutan asam oksalat, karena sangat
mudah titrasinya ketika suasana asam. (Setyawan, et al., 2021). Sebanyak 0,63 gram asam oksalat
ditimbang kemudian dilarutkan pada 100 mL aquadest dan dihomogenkan pada labu ukur. Larutan
asam oksalat yang telah jadi dimasukkan pada botol kaca agar lebih mengefesienkan peralatan.
Selanjutnya, melakukan pengenceran pada larutan asam sulfat 97% dengan memipet 6,79 mL asam
sulfat dan diencerkan dalam 250 ml aquadest. Fungsi penambahan H2SO4 ini agar mendapatkan
suasana asam pada larutan. Hal tersebut dilakukan karena titik ekuivalen titrasi mudah diamati jika
reaksi dilakukan dalam suasana asam serta reaksi H2SO4 tidak melahirkan produk baru juga tidak
berekasi dengan titran (Putra & Sugiarso, 2016).
Tujuan penambahan H2SO4 adalah untuk melindungi konsentrasi ion hidrogen dalam titrasi serta
menghalangi pembentukan mangan dioksida juga memberikan kebutuhan ion hidrogen untuk
mereduksi permanganat (MnO4) (Setyawan, et al., 2021). Tahap selanjutnya, 10 mL larutan asam
oksalat ditambahkan 5 mL larutan asam sulfat dimasukkan pada erlenmeyer kemudian dipanaskan
sampai suhu 70°C. Pemanasan pada larutan analit tersebut bertujuan agar proses reaksi berjalan lebih
cepat karena pada suhu ruang reaksi berjalan lambat sehingga sulit mencapai titik ekuivalen (Putra &
Sugiarso, 2016). Dalam keadaan panas, dilakukan titrasi sampai larutan berubah menjadi cokelat.
Standarisasi KMnO4 ini dilakukan secara triplo dengan hasil rata-rata yang didapatkan adalah
12 ml sehingga didapatkan normalitas KMnO4 sebesar 0,083 N.
Reaksi pada standarisasi ini adalah :

2 KMnO4 + 5 H2C2O4 + 3H2SO4 → 2 MnSO4 + 10 CO2 + 8H2O + K2SO4

Standarisasi Fero Sulfat dilakukan dengan ditambahkan 10 mL fero sulfat dan ditambahkan 5
mL asam sulfat dengan tujuan untuk menentukan kepekatan yang tepat dari kedua bahan tersebut. Hal
ini penting karena kepekatan yang tidak tepat dapat mengganggu hasil analisis permanganometri.
Larutan dipanaskan sampai suhu 70°C kemudian dititrasi dalam keadaan panas. Titrasi dilakukan
sampai berubah warna menjadi pink kemerahan dan dilakukan secara triplo. Didapatkan hasil rata-rata
5,33 mL sehingga didapatkan normalitas fero sulfat sebesar 0,04 N. Reaksi dari titrasi ini adalah :

FeSO4 + H2SO4 + KMnO4 → Fe2(SO4)3 + K2SO4 + MnSO4 + H2O

Berdasarkan tabel 4.1.1 dan tabel 4.1.2 hasil yang didapat tidak konstan tetapi rentang
perbedaan tidk jauh karena saat perobaan titrasi terlalu banyak menambahkan analit tetapi masih bisa
dibilang bahwa standarisasi kelompok kami berhasil.

5.0 Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa :
1. Menurut kelompok kami, permanganometri adalah metode titrasi dengan menggunakan
kalium permanganat (KMnO4), yang merupakan oksidator kuat sebagai titran. Titrasi ini
didasarkan atas titrasi reduksi dan oksidasi atau redoks. Prinsip titrasi permanganometri
adalah reaksi oksidasi reduksi pada suasana asam yang melibatkan elektron dengan jumlah
tertentu.

10
Received Date (Revisi Jurnal ke-); Accepted Date (Jurnal )Diterima)
Jurnal Kimia Analisa
2023, Vol. 1, No. 1
2. Volume KMnO4 dalam standarisasi KmnO4 menunjukkan hasil 12 mL, 11,9 mL dan 12,1
mL.
3. Volume KMnO4 dalam penentuan massa FeSO4 didapatkan hasil sebesar 5,3 mL, 5,2 mL
dan 5,5 mL.
4. Hasil dari praktikum yang kami lakukan menunjukkan bahwa praktikum yang telah
dilakukan berhasil karena titrasinya menunjukkan perubahan warna dengan volume yang
stabil.

11
Received Date (Revisi Jurnal ke-); Accepted Date (Jurnal )Diterima)
Jurnal Kimia Analisa
2023, Vol. 1, No. 1

Daftar Pustaka
Aisyah, A. N., Utomo, K. P. & Jati, D. R., 2017. Analisis Dan Identifikasi Status Mutu Air Tanah Di Kota
Singkawang Studi Kasus Kecamatan Singkawang Utara. Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basah,
pp. 1-2.
Akhirruliawati, M. S. & Amal, S., n.d. Pengolahan Limbah Cair Pati Secara Aerob Menggunakan Mikroba
Degra Simba. p. 1.
Ambarita, Y. P., H M, I. P. & Maulina, S., 2015. Pembuatan Asam Oksalat Dari Pelepah Kelapa Sawit (Elaeis
guineensis) Melalui Reaksi Oksidasi Asam Nitrat. Jurnal Teknik Kimia USU, p. 46.
Ariani, F. & Muhain, L. B., 2023. Analisis Kadar Vitamin C Pada Buah Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia Swing.)
dan Jeruk Manis (Citrus sinensis) menggunakan Titrasi Iodometri. Biocity Journal Of Pharmacy
Bioscience And Clinical Community , p. 73.
Atima, W., 2015. Bod Dan Cod Sebagai Parameter Pencemaran Air Dan Baku Mutu Air Limbah. Jurnal Biology
Science & Education, p. 67.
Aura, S. M. & Zainul, R., 2017. Karakterisasi Dan Interaksi Molekular Asam Sulfat.
Fisnowita, D., 2023. Penetapan Kadar Kalsium Pada Daun Kelor (Moringa Oleifera L) Metoda
Permanganometri. Jurnal Pharma Saintika, pp. 1-2.
Handayani, T. & Agustina, A., 2015. Penetapan Kadar Pemanis Buatan (Na-Siklamat) Pada Minuman Serbuk
Instan Dengan Metode Alkalimetri. Jurnal Farmasi Sains dan Praktis, p. 2.
Haryono, H. E., 2019. Kimia Dasar. Yogyakarta: Deepublish.
Hasanah, U., Mukaromah, A. H. & Sitomurni, D. H., 2019. Perbandingan Metode Analisis Permanganometri
dan Bikromatometri pada Penentuan Kadar Chemical Oxygen Demand (COD). Prosiding Mahasiswa
Seminar Nasional Unimus, p. 60.
Lisan, F. R., 2015. Penentuan Jenis Tanin Secara Kualitatif Dan Penetapan Kadar Tanin dari Serabut Kelapa
(Cocos nucifera L.) Secara Permanganometri. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya, p. 2.
Pertiwi, G. R., R. & Jailani, M. S., 2023. Jenis Jenis Penelitian Ilmiah Kependidikan. QOSIM Jurnal
Pendidikan, Sosial & Humaniora, pp. 43-44.
Pratama, Y., Prasetya, A. T. & L., 2015. Pemanfaatan Ekstrak Daun Jati Sebagai Indikator Titrasi Asam-Basa.
Indonesian Journal of Chemical Science, p. 153.
Putra, F. A. & Sugiarso, R. D., 2016. Perbandingan Metode Analisis Permanganometri dan Serimetri dalam
Penentuan Kadar Besi (II). Jurnal Sains dan Seni ITS, p. 1.
Sari, A. N. et al., 2017. Uji Kandungan Formalin Pada Ikan Asin Di Pasar Tradisional Kota Banda Aceh.
Prosiding Seminar Nasional Biotik, p. 309.
Sari, E. & Abeiasa, M. S., 2020. Pengaruh Pemberian Fero Sulfat Plus Vitamin C Terhadap Kadar Glukosa
Darah Pada Tikus Hamil. Jurnal MSSB : Medisains STIKes Sumatera Barat, p. 1.
Setyawan, A. A., Mustofa, C. H. & Lestari, N. P., 2021. Penetapan Kadar Tanin Dari Bunga Telang (Clitoria
ternatea L.) Secara Permanganometri. Jurnal Ilmu Farmasi, p. 29.
Shafer, J. C., Bessen, N. P. & Bertelsen, E. R., 2021. Permanganometric Titration for the Quantification of
Purified Bis(2,4,4-trimethylpentyl)dithiophosphinic Acid in n-Dodecane. Acs Omega, pp. 8463-8464.
Sikanna, R., 2016. Analisis Kualitatif Kandungan Formalin Pada Tahu Yang Dijual Di Beberapa Pasar Di Kota
Palu. Kovalen, p. 5.
Simanjuntak, R., 2018. Penetapan Kadar Asam Lemak Bebas Pada Sabun Mandi Cair Merek "LX" Dengan
Metode Titarsi Asidimetri. Jurnal Ilmiah Kohesi , p. 66.
Wei, L., Han, H. & Shen, J., 2013. Effects Of Temperature And Ferrous Sulfate Concentrations On The
Performance Of Microbial Fuel Cell. International Journal Of Hydrogen Energy, p. 11110.
Yuliana, C., Ceriana, R. & Shafriyani, R., 2022. Standarisasi Mutu Ekstrak Etanol Bunga Asoka (Ixora cccinea
L.). Journal of Pharmaceutical and Health Research, p. 1.

12
Received Date (Revisi Jurnal ke-); Accepted Date (Jurnal )Diterima)
Jurnal Kimia Analisa
2023, Vol. 1, No. 1
Appendiks
1. Pembuatan larutan KMnO4
gr 1000
N= × ×e
Mr volume
gr 1000
0 , 1= × ×5
158 250
0 , 1× 158
gr=
20
gr=0 , 79 gram

2. Pembentukan larutan H2C2O4


gr 1000
N= × ×e
Mr volume
gr 1000
0 , 1= × ×2
126 100
0 , 1× 126
gr=
20
gr=0 , 63 gram

3. Pembentukan larutan H2SO4


ρ ×10 % ×e
N=
Mr
1 , 83 ×10 % × 97 ×2
N=
98
N=36 ,22
N 1× V 1=N 2× V 2
36 , 22× V 1=1 ×100
V 1=2 , 76 mL

 Perhitungan
1) Volume rata-rata KMnO4
V 1+ V 2+V 3
V . rata−rata=
3
12+11, 9+12 ,1
V . rata−rata=
3
V . rata−rata=2 , 76 mL

13
Received Date (Revisi Jurnal ke-); Accepted Date (Jurnal )Diterima)
Jurnal Kimia Analisa
2023, Vol. 1, No. 1
2) Konsentrasi KMnO4
N 1× V 1=N 2× V 2
N 1× 12=0 , 1× 10
0 , 1×10
N 1=
12
N 1=0,083 N
3) Volume rata-rata KMnO4
V 1+ V 2+V 3
V . rata−rata=
3
5 , 3+5 ,2+5 , 5
V . rata−rata=
3
16
V . rata−rata=
3
V . rata−rata=5 , 33 mL

4) Konsentrasi FeSO4.2H2O
N 1× V 1=N 2× V 2
N 1× 10=0,083 × 5 ,33
0,083 ×5 , 33
N 1=
10
N 1=0 , 04 N

14
Received Date (Revisi Jurnal ke-); Accepted Date (Jurnal )Diterima)
Jurnal Kimia Analisa
2023, Vol. 1, No. 1

15
Received Date (Revisi Jurnal ke-); Accepted Date (Jurnal )Diterima)
Jurnal Kimia Analisa
2023, Vol. 1, No. 1

16
Received Date (Revisi Jurnal ke-); Accepted Date (Jurnal )Diterima)
Jurnal Kimia Analisa
2023, Vol. 1, No. 1
Dokumentasi

Keterangan Dokumentasi
Menimbang Melarutkannya
KMnO4 sebanyak pada beaker glass
0,79 gram

Mengaduknya Menuang KMnO


hingga homogen pada labu ukur

Melarutkan Melapisi labu


KMnO4 dengan dengan aluminium
aquades foil

Menimbang Melarutkannya
asam oksalat pada beaker glass
0,63 gram

Mengaduknya Menambahkan
hingga homogen aquades

Memipet asam Menyaring larutan


sulfat 6,79 ml KMnO

17
Received Date (Revisi Jurnal ke-); Accepted Date (Jurnal )Diterima)
Jurnal Kimia Analisa
2023, Vol. 1, No. 1

Memanaskan
asam oksalat dan
asam sulfat
hingga 70°C

Memipet fero
sulfat sebanyak
10 mL

18
Received Date (Revisi Jurnal ke-); Accepted Date (Jurnal )Diterima)
Jurnal Kimia Analisa
2023, Vol. 1, No. 1
LEMBAR REVISI
Praktikum : Permanganometri
Kelompok : 1A
Tanggal Tanggal
Revisi Kembali
12 Oktober 2023 19 Oktober 2023  Maksimalkan abstrak 250
kata/mendekati.
 Memperbaiki pendahuluan
 Menambahkan baku mutu air pada
tinjauan pustaka
 Pembahasan ditambahkan sitasi
 Melengkapi daftar pustaka
19 Oktober 2023 31 Oktober 2023 Asis komunal malalui zoom:
 Penambahan tinjauan pustaka
 Memperbaiki diagram alir
 Memperjelas sitasi
 Standar air bersih berbentuk tabel
 Memperbaiki typo
31 Oktober 2023 2 November 2023  Merapikan laporan
 Memperbaiki abstrak
 Pendahuluan ditambah topik/masalah
 Memperbaiki sitasi
 Memperbaiki format penulisan
 Memperbaiki paragraf yang menjorok
 Memperbaiki pembahasan
6 November 2023 6 November 2023

19
Received Date (Revisi Jurnal ke-); Accepted Date (Jurnal )Diterima)

Anda mungkin juga menyukai