Anda di halaman 1dari 50

PERMANGANOMETRI

(Laporan Praktikum Dasar-Dasar Kimia Analitik)

Oleh

Yudah Ramdeni

1853023004

VIRTUAL CLASS

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2020
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Percobaan : Permanganometri

Tempat Percobaan : Laboratorium Pembelajaran Kimia

Tanggal Percobaan : 12 Juni 2020

Nama : Yudha Ramdeni

NPM : 1853023004

Fakultas : Keguruan Ilmu Pendidikan

Jurusan : Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Program Studi : Pendidikan Kimia

Kelompok : 2 (Dua)

Bandar Lampung, 25 Mei 2017

Mengetahui,

Asisten

Ken Ayu W

NPM. 1713023022
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Iodometri adalah titrasi oksidasi reduksi menggunakan larutan idodide


sebagai katalisator dan I2 yang dihasilakan kembali setelah dititrasi kembali
dengan laritan natrium tiosianat.
2Cu2+ + 4I- → 2CuI + I2
I2 + 2S2O32- →S4O62- + 2I-
Indikator yang paling peka untuk titrasi ini adalah larutan kanji atau amilum
yang memberikan waran biru dengan I2.
Dalam kegiatan laboratorium, kita sering sekali melakukan titrasi. Titrasi
biasanya dilakukan untuk membuat larutan standar dengan menggunakan
titran, titrat, dan indikator bila diperlukan. Metode titrasi dilakukan
berdasarkan pengukuran volume. Salah satu metode titrasi yang cukup sering
dilakukan yaitu titrasi permanganometri. Titrasi permanganometri didasarkan
pada reaksi oksidasi ion permanganat. Titrasi ini dilakukan dengan
menggunakan kalium permanganat sebagai titran. Dimana kalium
permanganat merupakan oksidator kuat sehingga dapat untuk penetapan
kadar zat. Umumnya titrasi permanganometri dilakukan dalam suasan asam
karena pengamatan titik akhir titrasi akan lebih mudah dilakukan.
Permanganometri dapat digunakan untuk penentuan kadar bese, kalsium,
hidrogen peroksida.

Pereaksi kalium permanganat bukan merupakan larutan baku primer dan


karenanya perlu dibakukan terlebih dahulu. Kalium permanganate dapat
dibakukan dengan natrium oksalat yang merupakan standar primer yang baik
untuk permanganat dalam larutan asam. Senyawa ini mempunyai derajat
kemurnian yang tinggi, stabil pada pengeringan dan tidak mudah menguap.
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai titrasi permanganometri, maka
dilakukanlah percobaan ini.

1.2 Tujuan Percobaan

Adapun tujuan dari percobaan ini adalah:

1. Memahami prisip dasar titrasi permanganometri.

2. Menentukan kenormalan Fe2+ dengan cara titrasi permanganometri.


II. TINJAUAN PUSTAKA

Larutan baku KMnO4 dibuat dengan melarutkan sejumlah Kalium Permanganat


dalam air, mendidihkannya selama delapan jam atau lebih, kemudian saring
endapan MnO2 yang terbentuk, lalu dibakukan dengan zat baku utama. Zat baku
utama yang lazim dipakai adalah Natrium Oksalat. Reaksi yang terjadi pada
proses pembakuan tersebut adalah sebagai berikut :

5C2O42- + 2MnO42- + 16H+ → 2Mn2+ + 10CO2 + 8H2O

Titik titrasi akhir ditandai dengan timbulnya warna merah muda yang disebabkan
oleh kelebihan Permanganat (Rivai, 1995).

Untuk pengasaman sebaiknya dipakai asam sulfat, karena asam ini tidak
menghasilkan reaksi samping. Sebaliknya jika dipakai asam klorida dapat terjadi
kemungkinan teroksidasinya ion klorida menjadi gas klor dan reaksi ini
mengakibatkan dipakainya larutan permanganat dalam jumlah berlebih. Meskipun
untuk beberapa reaksi dengan arsen (II) oksida, antimoni (II) dan hidrogen
peroksida, karena pemakaian asam sulfat justru akan menghasilkan beberapa
tambahan kesulitan.

Kalium pemanganat adalah oksidator kuat, oleh karena itu jika berada dalam HCl
akan mengoksidasi ion Cl– yang menyebabkan terbentuknya gas klor dan
kestabilan ion ini juga terbatas. Biasanya digunakan pada medium asam 0,1 N.
Namun, beberapa zat memerlukan pemanasan atau katalis untuk mempercepat
reaksi. Seandainya banyak reaksi itu tidak lambat, akan dijumpai lebih banyak
kesulitan dalam menggunakan reagensia ini (Svehla, 1995).

Dikenal berbagai macam titrasi redoks yaitu permanganometri, dikromatometri,


serimetri, iodo – iodimetri, dan bromatometri. Permanganometri adalah titrasi
redoks yang menggunakan KMnO4 (oksidator kuat) sebagai titran. Dalam
permanganometri tidak diperlukan indicator, karena titran bertrindak sebagai
indicator (auto indikator). Kalium permanganate bukan larutan baku primer, maka
larutan KMnO4 harus distandardisasi, antara lain arsen (III), oksida (As2O3), dan
Natrium Oksalat (N2C2O4). Permanganometri dapat digunakan untuk penentuan
kadar bese, kalsium, hidrogen peroksida. Pada penentuan besi pada bijih besi
mula-mula dilarutkan asam klorida, kemudian semua besi direduksi menjadi
Fe2+, baru dititrasi secara permanganometri. Sedangkan pada penetapan kalsium,
mula-mula kalsium diendapakan, dilarutkan dan oksalatnya dititrasi dengan
permanganat. Kalium permanganat adalah oksidator kuat. Tidak memerlukan
indikator. Sedangkan kelemahannya adalah dalam medium HCl. Cl- dapat
teroksidasi, demikian juga larutannya, mempunyai kestabilan yang terbatas
(Khopkar, 1990).

Larutan KMnO4 standar dapat juga digunakan secara tidak langsung dalam
penetapan zat pengoksida, terutama oksida yang lebih tinggi seperti logam timbal
dan mangan, oksida semacam itu sukar dilarutkan dalam asam atau basa tanpa
mereduksi logam itu ke keadaan yang lebih tinggi. Tidak praktis untuk menitrasi
zat ini secara langsung karena reaksi dari zat padat dengan zat pereduksi berjalan
lambat.Standarisasi larutan Kalium permanganat dapat dilakukan dengan senyawa
Natrium Oksalat (Na2C2O4) yang juga merupakan standar primer yang baik
untuk permanganat dalam larutan asam. Senyawa ini mempunyai derajat
kemurnian yang tinggi, stabil pada pengeringan dan tidak mudah menguap.
Reaksi dengan Permanganat agak rumit, dan meskipun telah banyak penyelidikan,
mekanisme yang eksak masih belum jelas. Reaksi itu lambat pada temperatur
kamar dan karenanya biasanya larutan dipanaskan yaitu pada suhu sekitar 60oC.
Pereaksi kalium permanganate bukan merupakan larutan baku primer dan
karenanya perlu dibakukan terlebih dahulu. Pada percobaan ini untuk
membakukan kalium permanganate dapat digunakan natrium oksalat yang
merupakan standar primer yang baik untuk permanganat dalam larutan asam
(Day, 1986).

Permanganatometri adalah berdasarkan reaksi oksidasi dan reduksi.


Permanganatometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks. Dalam
reaksi ini, ion MnO4- bertindak sebagai oksidator. Ion MnO4- akan berubah
menjadi ion Mn2+ dalam suasana asam, teknik itrasi ini ion MnO4- akan beurubah
menjadi ion Mn2+ dalam suasana asam. Teknik titrasi ini biasa digunakan untuk
menentukan kadar oksalat dalam besi dalam suatu sampel. Pada
permanganatometri, titran yang digunakan adlaah kalium permanganat, kalium
permanganat mudah diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan
larutan yang sangat encer dan telah digunakansecara luas sebagai peraksi oksidasi
selama seratus tahun lebih. Setetes permanganat memberikan suatu warna merah
muda yang jelas pada volume larutan pada titrasi, warna digunakan untuk
menentukan kelebihan pereaksi. Kalium permanganat distandarisasikandengan
menggunakan natrium oksalat atau sebagai arsen(III) oksidasi standarisasi primer-
primer (Rahayu, 2012).
III. PERMANGANATOMETRI

3.1 Alat dan Bahan


Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini adalah sebagai berikut :
- Geals kimia 250 ml 1 buah
- Labu ukur 100 ml 2 buah
- Gelas ukur 10 ml 1 buah
- Gelas ukur 25 ml 1 buah
- Pipet gondok 25 ml 1 buah
- Erlenmeyer 3 buah
- Buret 50 ml 1 buah
- Neraca analitik 1 buah
- pemanas/ hot palte 1 buah
- termometer 1 buah

3.2 adapun alat dan bahan pada percobaan ini adalah sebagai berikut :
- asam oksalat 0,1 N
- KMnO4
- asam sulfat
- larutan Fe 2+
- asam fosfat pekat
- akuades

3.3 Metedologi percobaan


Adapun metedologi percobaan pada percobaan ini adalah sebagai berikut :
Pada level 4

Menonton video
Menononton video

Mengisi secara tepat pertanyaan pada slide ketiga

Dicek jawabannya apabila pertanyaan terdapat


kesalahan maka point akan berkurang.
Melakukan penyamaan persamaan reaksi redoks pada slide ketida
Reaksi redoks antar Fe dan KMnO4

Melakukan perhitungantablet pada massa Fe2+ dan MnO4-

Dihitung dalam volume 250 cm3 dan 25 cm3


sebanyak 2 tablet, 10 tablet dan 20 tablet.
Dilakukan perbandingan pada setiap masing-
masing tablet
Melakukan penumbukkan 10 tablet sampai benar-benar
Dicatat berapa kali tabet tersebut menjadi
halus
Melakukan pengencaran dengan menggunakan labu ukur

Dilihat sampai tanda batas yang telah


ditentukan
Membilas gelas
Membilas gelas kimia
kimia dan
dan labu
labu ukur
ukur dengan
dengan akuades
akuades

Dibilas dengan akuades dan pastikan buret


tidak terkontaminasi oleh zat lain.

Membilas buret dengan dengan akuades sehingga buret

Dimasukkan KMnO4 dalam buret dan dibiarkan mengalir

Dititrasilarutan kemudian mengamati volume larutan sebelum

Diamati warna larutan sampai berubah


menjadi warna pink keunguan dan mencatat
berkurangnya volume yang berkurang.

dihitung ion Fe2+ yang terkandung dalam percobaan.

dihitung hasil eror pada ion Fe2+

Apabila hasil yang didapatkan 0,5 % maka dapat


dikatakan bahwa hasil yang diterima atau diperoleh
adalah akurat atau cocok maka perhitungannya
dapat diambil
disimpulkan titrasi proses
dicocokkan bagian mana saja pada saat proses titrasi
dilakukan.
Hasil
Hasil
IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

Adapun hasil pengamatan yang diperoleh dalam percobaan ini adalah sebagai
berikut:
No Perlakuan Hasil Pengamatan
1. Membuka link yang terdapat dalam Langsung terbuka percobaan pada
panduan praktikum level 4
2. Setelah melakukan percobaan maka Diberi nilai 100 untuk praktikan
praktikan menonton video yang yangmenonton video tersebut
berisi penjelasan praktikun pada
praktikum kali ini.
3. Selanjutnya melakukan check Hasilnya praktikan memperoleh
komprehensif dengan mencocokkan nilai 100 setelah mengisi uji
jawaban pada kolom yang telah komprehensif tersebut, apabila
disediakan terdapat kesalahan maka
preaktikan tidak akan diarahkan
pada step berikutnya dan nilai
yang dipoeroleh dikurangi 10
setiapa terdapat kesalahan.
4. Melakukan persamaan reaksi redoks Terdapat kesalahan yang dilakukan
yang terjadi pada slide tresebut praktikan karena membacanya
kurang teliti, pada percobaan ini
yang dioksidasi dalah Fe dan yang
direduksiadalah MnO4-
5. Melakukan perhitungan pada massa Massa 2 tablet Fe = 28 g
fe yang terkandung dalam 1 tablet Massa 10 tablet Fe = 140 g
dalam 250 cm3 Massa 20 tablet Fe = 280 g
6. Melakukan perhitungan pada massa Massa 2 tablet Fe = 2.8 g
fe yang terkandung dalam 1 tablet Massa 10 tablet Fe = 14 g
dalam 25 cm3 Massa 20 tablet Fe = 28 g
7. Menentukan perbandingan pada Massa perbandingan 2 tablet Fe =
masing-masing kandeungan Fe 0.05 g
dalam volume 250 cm3 dan 25 cm3 Massa perbandingan 10 tablet Fe
= 0.25
Massa perbandingan 20 tablet Fe
= 0.50
8. Menumbuk tablet yang berisi sample Sampel yang diperoleh sangatlah
sampai tablet menjadi halus halus
9. Melakukan pelarutan dengan Tanda batas dilihat dengan mata
menggunakan labu ukur sampai yang sejajar
yang telah ditentukan
10. Menyiapkan alat titrasi Dialiri dengan akuades sehingga
buret yang akan dipakai menjadi
bersih
11. Mengalirkan sedikit larutan KMnO4 Buret menjadi bewarna sedikit
pink
12. Menitrasi larutan samapai larutan Banyaknya sebelum dititrasi :
berubah menjadi merah muda 10.20, :29.40, volume penambahan
:19.20
13. Menghitung konsentrasi yang Diperoleh konsentrasinya sebesar
terdapat dalam MnO4- 3,62 x 10 -5
14. Menghitung konsentrasi pada ion Fe Diperoleh konsentrasinya sebesar
2+
1,81 x 10 -4
15 Menghitung massa pada ion Fe 2+ Diperoleh massa pada ion Fe 2+
sebesar 0.0101 g
16. Menghitung masa eror Fe2+ Diperoleh hasilnya yaitu 0,5 % dan
memiliki arti bahwa ion Fe2+ dapat
diterima hasil datanya
17. Menyimpulkan hasil titrasi yang
diperoleh

4.3 Perhitungan
Massa 2 tablet pada ion Fe2+ 250 cm3 adalah = 28 gram, massa 10 tablet
pada ion Fe2+ adalah = 140 gram, massa Fe2+ 20 tablet adalah = 280 gram.
Massa 2 tablet pada ion Fe2+ 25 cm3 adalah = 2.8 gram, massa 10 tablet
pada ion Fe2+ adalah = 14 gram, massa Fe2+ 20 tablet adalah = 28gram.
Diketahui :
Banyaknya pil tablet x banyaknya ion yang terdapat tablet x V Fe2+ larutan
V Fe2+ 250 cm3

Contoh : 10 tablet x 14 mmg x 250cm3


250 cm 3
= 140 mmg
Permisalan ini berlaku pada contoh berikutnya sehingga didapatkan hasil
yang terdapat seperti hasil yang diatas.
volume kalium permanaganat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah
titrasi percobaan : volume akhir- volume awal
29.40 ml – 10.20 = 19.20 ml
Titrasi pada percobaan kedua :
Volume akhir- volume awal
29.10ml - 10.40ml = 18.70 ml
Titrasi pada percobaan ketiga
Volume akhir – volume awal
18.25ml-10.45 ml
=7.8 ml

3). Jumlah mol (Mn)4- =1,61 x 10-4


4). Jumlah Fe2+ = 3,32 x 10-5
2+
5). Massa Fe = mol x massa molar
= 1,61 mol x 10-5 x 55 g/mol
= 88,55 x 10-5 . 55
= 0.8855 gram

4.2 Pembahasan
Langkah yang pertama dilakukan dalam percobaan ini adalah yaitu mengunjungi
link yang ada dalam panduan praktikum setelah itu langsung mengerjakan pada lv
4 hal yang dikerjakan setelahnya yaitu mencocokkan jawaban yang tersedia dalam
di slide dengan seperti apa itu redoks dan hal lainnya, setelah itu melakukan
perhitungan pada massa fe yang terkandung dalam 1 tablet dalam 250 cm3 dan
diperoleh hasilnya Massa 2 tablet Fe = 28 g, Massa 10 tablet Fe = 140 g, Massa
20 tablet Fe = 280 g, Melakukan perhitungan pada massa fe yang terkandung
dalam 1 tablet dalam 25 cm3 dan diperoleh hasilnya yaitu Massa 2 tablet Fe = 2.8
g, Massa 10 tablet Fe = 14 g dan 20 tablet Fe = 280 g, kemudian Menumbuk
tablet yang berisi sample sampai tablet menjadi halus, Melakukan pelarutan
dengan menggunakan labu ukur sampai yang telah ditentukan lalu sampai tanda
batas dilihat dengan mata yang sejajar, Menyiapkan alat titrasi Dialiri dengan
akuades sehingga buret yang akan dipakai menjadi bersih, langkah selanjutnya
yaitu menitrasi larutan yang tadi dilakukan yang telah dibersihkan. Kemudian
Mengalirkan sedikit larutan KMnO4 dan buret berubah menjadi warna merah
muda, menitrasi larutandan diperoleh Banyaknya sebelum dititrasi : 10.20 ml, :
29.40ml, volume penambahan :19.20ml

Titrasi volumetri adalah analisis kuantitatif dengan meraksikan bahan baku


sekunder yang dianalisis dengan larutan baku yang telah diketahui konsentrasinya
secara teliti(larutan baku primer), dan reaksi anatara zat yang dianalisis dan
larutan standar tersebut berlangsung secara kuantitatif.

Titrasi permanganometri adalah titrasi redoks yang dilakukan kalium


permanganat(KMnO4). Titrasi ini melibatkan dua tahapan, yakni titrasi analit
dengan larutan kalium permanganat dan kemudian distandarisasi kalium
permanganat dengan natrium oksala. Titrasi ini melibatkan titrasi volumetrik
untuk memepersiapkan larutan analit.dalam banyak kasus reaksi ini dilakukan
dalam larutan yang sangat asam dimana reaksi terjadi :
MnO4- + 8H+ + 5e- → Mn2+ + 4 H2O
Potensial reduksi standar dari reaksi ini adalah :
E0 ; + 1.51 V
Yang menunjukkan bahwa KMnO4 adalah suatu agen pengoksidasi yang sanagt
kuat( dalam medium asam)
Dalam larutan asam MnO4- tidak dpaat menerima 5e- untuk membentuk Mn2+,
kali ini hanya menerima 3 e- dan membentuk MnO2(s) melalui elektrokimia berikut
: MnO4- +4H+ +3 e- → MnO2 + 2H2O (EO = 1,69 V)
Dan jikalarutan memeiliki konsentrasi c(NaOH) > 1 mol dm3 akibatntya reaksi
berikut yang terjadi :
MnO4- + e- → MnO42- (EO = 0,56 V)
Kalium permanaganat adalah senyawa kimia anorganik sebagai obat-obatan untuk
membersihkan luka dan dermatitis. Rumus kimia : KMnO4 , massa molar :
158.034 g/mol, warnaseperti jarum abu-abu perunggu, bewarna keunguan dalam
larutan, tidak berbau, memeiliki kerapatan 2.703 g/cm3, memiliki titik lebur
240oC, memiliki kelarutan dalam air 6.4 g/100 ml, terdekomposisi dalam alkohol
dan pelarut organik dan memiliki struktur orthembik.
Larutan kalium permanganat dapat distandarisasi dengan larutan baku natrium
okslaat(Na2C2O4)dan larutan baku asam okslat(H2C2O4), metode yang digunakan
dalam hal ini adalah titrasi permanganatometri. Sedangkan titrasi
permangantometri dalah reaksi yang mengguanakan reaksi reduksi oksidasi.
Karena permanganatometri adalah oksidator kuat.
Sebelum dilakukannya titrasi ini natrium oksalat atau asam oksalat terlebih dahulu
ditambahkan asam sulfat 2N. Fungsinya untuk menambahkan bahawa reaksi
berlangsung dalam suasana asam, karena titik akhir titrasi lebih mudah diamati
dalam suaasan asam dan asam sulfat tidak bereaksi dengan titran. Setelah
penambahan asam sulfat maka langkah selanjutnya adalah natrium oksalat atau
asam oksalat kemidian dipanaskan pada suhu 70oC untuk mempercepat reaksi
anatara KMnO4 dengan natrium oksalat atau asam oksalat karena pada suhu
ruangan reaksi anatara keduanya berjalan lambat sehingga sulit unutuk
menentukan akhir titrasi. Standarisai larutan KMnO4 menggunakan oksalat tidak
perlu menggunakan indikator karena KMnO4 sendiri selain bersifat titran juga
bersifat indikato. Titik akhir ititrasi ditunjukan dengan adanya perubahan warna
dari yang bewarna bening berubah menjadi merah muda. Warna merah muda
muncul karena kelebihan ion MnO4-. Satu tetes kelebihan ion permanganat akan
terlihat perbedaanya.
V. KESIMPULAN

1). Permanganatometri berbeda dengan praktikum lainnya karena jenis titrsai


ini tidak memerlukan indikator.

2). Volume kalium permanganate yang digunakan pada titrasi pertama


sebanyak 19.20 ml.
3). Volume kalium permanganate yang digunakan pada titrasi kedua
sebanyak 18.7 ml.
4). Volume kalium permanganate yang digunakan pada titrasi ketiga
sebanyak 7.8 ml.
5). Volume larutan KMnO4 yang diletakkan di buret sebanyak 25 cm3.
6). Massa Fe2+ per tablet besi sebesar 0.8855 gram.
DAFTAR PUSTAKA

Bassett, J. 1994. Buku Ajar Vogel : Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik.


Buku Kedokteran. Jakarta : EGC

Day, R. A. dan A. L. Underwood. 1986. Kimia Analisis Kuantitatif. Jakarta

: Erlangga

Khopkar, S. M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : UI-Press Rivai,

Harrizul. 1995. Asas Pemeriksaan Kimia.Jakarta : UI

Rahayu. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimakro.


Jakarta : Kalman Media Pustaka.
LAMPIRAN
SCREEN SHOOT
TUGAS

Titrasi permanganometri adalah salah satu jenis titrasi redoks yang


menggunakan kalium permanganat (KMnO4) sebagai standar.
Standarisasi KMnO4 pada umumnya menggunakan asam oksalat
(H2C2O4). Pada proses standarisasi KMnO4 mengoksidasi H2C2O4 dan
sebaliknya KMnO4 mengalami reduksi. Reaksinya yaitu sebagai berikut :
2MnO4 + 8 H+ + 5C2O42- Mn2+ + 4H2O + 10 CO2

Reaksi standarisasi dapat terjadi apabila larutan bersifat asam.

Peralatan yang dibutuhkan untuk standarisasi KMnO 4 diantaranya yaitu


buret yang berisi larutan standar KMnO4, neraca analitik untuk
menimbang H2C2O4 labu ukur untuk membuat larutan H2C2O4 dengan
konsentrasi yang sudah ditentukan, tabung erlenmeyer untuk menampung
H2C2O4 yang akan dititrasi dengan KMnO4, botol timbang, spatula, gelas
beker, batang pengaduk, corong, tabung reaksi, pipet tetes, statif, pipet
volume, dan kompor listrik. Bahan yang digunakan yaitu kristal asam
oksalat, kalium permanganat, asam sulfat, akuades

Standarisasi Larutan Kalium Permanganat dengan Menggunakan


Asam
Oksalat
No Perlakuan Hasil Pengamatan
1. Menimbang kristal asam oksalat Kristal asam oksalat berwarna putih
lalu membuat larutan asam dan massa yang digunakan untuk
oksalat 0,1 M sebanyak 250 Ml membuat larutan asam oksalat 0.1 M
sebanyak 250 ml yaitu 3.15 gram.
2. Melarutkan asam oksalat Larutan asam oksalat tidak berwarna
menggunakan akuades sambil
diaduk dan tuang larutan ke
dalam labu ukur, tambahkan
akuades sampai tanda batas lalu
kocok hingga homogen
3. Membilas buret hingga bersih Larutan kalium permanganat
kemudian masukkan larutan berwarna ungu
kalium permanganate ke dalam
Buret
4. Membilas pipet volume dengan Larutan asam sulfat tidak berwarna
larutan asam oksalat 0.1 M
kemudian mengambil larutan
asam oksalat untuk dimasukkan
ke dalam tabung erlenmeyer lalu
tambahkan larutan asam sulfat
5. Meletakkan tabung erlenmeyer Larutan berubah warna dari tak
di atas kompor listrik kemudian berwarna menjadi ungu
titrasi larutan asam oksalat
dengan kalium permanganat
sampai larutan berubah warna
6. Mencatat volume kalium Volume kalium permanganate yang
permanganat yang digunakan digunakan untuk titrasi yaitu 16 ml
untuk titrasi

Perhitungan Konsentrasi KMnO4 :


Diketahui : Volume KMnO4 = 16 ml
Konsentrasi H2C2O4
= 0.1 M Volume
H2C2O4 = 20 ml
Ditanya : Konsentrasi
KMnO4….? Penyelesaian :

5 x mol KMnO4 = 2 x mol H2C2O4


5 x V KMnO4 x C KMnO4 = 2 x V H2C2O4 x C H2C2O4

2 x V H2C 2O4 x C H2C2O4


C KMnO4 =
5 x V KMnO4

2 x 20 ml x 0.1 M
C KMnO4 =
5 x 16 ml

C KMnO4 = 0.05 M

Anda mungkin juga menyukai