Anda di halaman 1dari 7

TUGAS KELOMPOK

PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 1 (KI412)

TITRASI PERMANGANOMETRI

Tanggal : 19 April 2022

Dosen Pengampu :

Drs. Asep Suryatna, M.Si.

Drs. Hokcu Suhanda, M.Si.

Disusun Oleh :

Alifia Putri Nurariyanto 2104095

Ditia Tazkiyatunnisa Nurjannati 2109066

Eky Astria Dwi Putri 2109308

Muthia Kamila 2103945

Naada Asri Candrika 2103990

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2022
1. Prinsip Dasar Permanganometri
Permanganometri merupakan metode titrasi dengan menggunakan kalium
permanganat, yang merupakan oksidator kuat sebagai titran. Titrasi ini didasarkan atas
titrasi reduksi dan oksidasi atau redoks. Pada percobaan permanganometri ini, KMnO 4
bukan larutan standar primer sehingga harus distandarisasi terlebih dahulu dengan arsen
(III) oksida natrium oksalat (Na2C2O4). Kalium permanganat adalah oksidator yang paling
baik untuk menentukan kadar besi yang terdapat dalam sampel dalam suasana asam
menggunakan larutan asam sulfat (H2SO4).
Permanganat bereaksi secara cepat dengan banyak agen pereduksi berdasarkan
reaksi ini, namun beberapa substansi membutuhkan pemanasan atau penggunaan sebuah
katalis. Pada awal reaksi titrasi, larutan akan berwarna merah untuk beberapa saat yang
menandakan reaksi berlangsung lambat. Pada pembuatan titran selanjutnya, warna merah
hilang makin cepat karena terbentuk ion mangan (II). Selanjutnya titran dapat
ditambahkan lebih cepat sampai titik akhir titrasi tercapai yaitu sampai pada tetesan
dimana warna merah menjadi warna merah muda. Dalam reaksi ini, ion MnO4- bertindak
sebagai oksidator. Ion MnO4- akan berubah menjadi ion Mn2+ dalam suasana asam.
2. Langkah Kerja dalam Melakukan Titrasi Permanganometri
2.1 Membuat Larutan KMnO4
Referensi : https://youtu.be/yvVvnPb_aqw
• Padatan KMnO4 ditimbang secara kuantitatif sebanyak ± 3,2 gram diatas kaca

arloji.
• Pindahkan ke dalam gelas kimia 1500 mL.
• Tambahkan 1L aquades untuk membuat larutan 0,1 N sampel.
• Tutup dengan kaca arloji besar dan panaskan sampai mendidih secara perlahan
selama 15-30 menit. Dinginkan sampai suhu kamar.
• Saring larutan yang diperoleh dengan corong yang mengandung gelas wol/kaca
masir.
• Tampung dalam wadah kaca yang telah dibersihkan dengan asam kromat dan
telah dicuci dengan air suling.
• Larutan disimpan dalam botol warna coklat dan terlindung dari cahaya.
Hasil Diskusi :
• Pengenceran larutan digunakan Aquades sebagai zat pelarut, hal ini dikarenakan
Aquades merupakan pelarut universal dan tidak bereaksi dengan sampel.
• Proses pemanasan dilakukan untuk memastikan bahwa KMnO4 betul betul laut

dalam pelarut. Hal ini sesuai dengan sifat keluhan dimana semakin tinggi
temperatur maka semakin tinggi tinggi kelarutan.
• Pada pembuatan larutan KMnO4, larutan harus disaring dengan menggunakan

glasswool bukan kertas saring karena suapa larutan KMnO 4 stabil dan

konsentrasinyatidak berubah. Penggunaan kertas saring tidak dianjurkan karena


kertas saring akan teroksidasi oleh permanganat.
• Kalium permanganat adalah bahan kimia yang memiliki sifat dominan sebagai
oksidator kuat. Bahan kimia yang memiliki sifat sebagai oksdator kuat mudah
menyala atau bereaksi dengan keadaan, lingkungan, atau bahan lain yang
merupakan sumber panas.
• Alasan kalium permanganat disimpan dalam botol kaca berwarna gelap ada
kaitannya dengan sifat dasar cahaya pada keadaan warna gelap, yaitu warna
gelap dinilai mampu untuk menyerap dan tidak meneruskan cahaya. Jadi
sederhanaya, tujuan kalium permanganat disimpan di dalam botol berwarna
gelap adalah menghindari titik nyala secara tiba-tiba atau reaksi bahan kimianya
dengan cahaya matahari secara langsung yang menjadi sumber panas. Apabila
tidak ada botol ataupun alat gelas yang gelap, dapat digunakan penutup (bisa
berupa alumunium foil atau plastik hitam) untuk membungkus alat gelas bening
agar kedap cahaya.
2.2 Membuat Larutan Baku Natrium Oksalat
• Padatan natrium oksalat ditimbang secara kuantitatif sebanyak ± 1,7 gram.
• Larutkan dan tuangkan ke dalam labu takar 250 mL.
• Encerkan sampai tanda batas.
• Homogenkan !
2.3 Menentukan Konsentrasi Larutan KMnO4 dengan Larutan Baku Natrium
Oksalat
• Pipet 10 mL larutan natrium oksalat, masukkan ke dalam labu Erlenmeyer dan
tambahkan 5 mL H2SO4 1 M.

• Panaskan larutan sampai suhu 70°C.


• Lakukan titrasi larutan dalam keadaan panas dengan larutan KMnO4.

• Lakukan titrasi sampai muncul warna merah muda yang merata dan permanen.
Hasil Diskusi :
• Fungsi penambahan asam sulfat adalah untuk memberikan suasana asam. hal ini
dilakukan karena titik akhir titrasi lebih mudah diamati bila reaksi dilakukan
dalam suasana asam dan reaksi H2SO4 tersebut tidak menghasilkan produk dan

tidak bereaksi dengan titran. Pada suasana asam zat ini akan mengalami reduksi

menghasilkan ion Mn2+ yang tidak berwarna sedangkan Apabila reaksi


dilakukan dalam suasana pada pH netral atau sedikit basa maka akan terbentuk
padatan MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu dalam penentuan

titik akhir titrasi.


• Pemanasan larutan dilakukan dengan tujuan agar reaksi dapat berjalan lebih
cepat / untuk mempercepat reaksi. Jika dilakukan dalam suhu ruangan reaksi
permanganat akan berjalan lambat
• Perubahan warna dalam proses titrasi menandakan titik akhir titrasi
2.4 Penetapan Kadar Besi
Referensi : https://youtu.be/Dh_cwLQVUhk
• Pipet 10 mL larutan cuplikan yang mengandung ion Fe2+
• Tambahkan 5 mL H2SO4 1 N.
• Titrasi larutan dengan larutan KMnO4 yang telah distandarisasi.
Hasil Diskusi :
• Larutan dititrasi dengan larutan yang sudah di standardisasi karena KMnO 4

merupakan larutan standar sekunder yang sifat nya yang kurang stabil. Oleh
karena itu perlu distandarisasi agar memperoleh volume yang tepat.
3. Manfaat Titrasi Permanganometri
Referensi : https://youtu.be/KEGhP8pw3vQ
3.1 Bagi Kehidupan
• Teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau besi
dalam suatu sample.Aplikasi permanganometri dapat diterapkan dalam sistem
penyediaan air bersih
• Uji kadar COD limbah cair laboratorium hasil sedimentasi
• Permanganometri juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerang, nitrit,
fosfit, dan sebagainya
• Digunakan dalam bidang farmasi untuk dalam penentuan kadar suatu senyawa
berdasarkan reaksi redoks untuk pembuatan sediaan obat, misalnya dalam
bentuk kapsul, tablet, dan injeksi. Contoh sediaan obatnya yaitu sangobion,
cymafort, mirabion, dan desabion
3.2 Bagi Sikap
• Mampu membedakan antara opini dan fakta.
Opini merupakan keterangan yang belum pasti kebenarannya. Adapun
fakta biasanya berupa hasil penelitian yang sudah dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya. Seorang peneliti harus mampu membedakan mana yang fakta
danmana yang opini agar hasil penelitiannya tepat dan akurat serta dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya.
• Memiliki rasa ingin tahu.
Peneliti yang baik selalu berusaha memperluas pandangan dan cakrawala
berpikirnya. Keingintahuan seorang peneliti terhadap segala sesuatu sangat
bermanfaat dalam proses penemuan teori, konsep, maupun hasil penelitian.
• Peduli Lingkungan
Seorang peneliti harus memiliki kepedulian dan kecintaan terhadap
pelestarian lingkungan. Sehingga, penelitian yang dilakukan diharapkan dapat
berperan dalam pelestarian dan keselamatan seluruh makhluk yang hisup di
bumi ini.
• Jujur terhadap fakta
Pengambilan data sangat penting agar diperoleh kesimpulan akhir yang
merupakan hasil penelitian yang dapat memberikan solusi terhadap masalah.
Manipulasi data dapat memunculkan kesimpulan akhir dan rekomendasi yang
tidak benar terkait permasalahan yang ingin dipecahkan melalui penelitian.
Kejadian semacm ini dapat merugikan banyak pihak bahkan –untuk banyak
penelitiantentangkesehatan dan makanan– dapat menyebabkan korban jiwa. Jadi
kejujuran terhadap fakta sangat dipersyaratkan bagi seorang peneliti, agar hasil
penelitian terjaga dan akurat.
• Terbuka dan fleksibel
Seorang peneliti harus dapat menunjukkan sikap terbuka yang ditunjukkan
dalam sikap mau menerima kritik dan saran dari orang lain. Di samping itu,
seorang peneliti harus terbuka dalam menyampaikan hasil penelitian. Dengan
demikian kelemahan dan kelebihan hasil penelitiannya dapat diketahui.
Kelemahan dapat diperbaiki dan kelebihan dapat dimanfaatkan untuk
kepentingan orang banyak.
• Berani mencoba
Rasa ingin tahu yang besar tidak akan ada manfaatnya tanpa didampingi
sikap berani mencoba. Penelitian adalah kegiatan yang hasilnya dapat baik dapat
pula buruk. Peneliti harus menanamkan sikap pantang menyerah dan berani
mencoba. Tanpa sikap ini, seorang peneliti tidak akan berani memulai suatu
penelitian hanya karena takut gagal. Dalam penelitian, kegagalan adalah hal
yang wajar bahkan sering terjadi.
• Berpendapat secara ilmiah dan kritis
Setiap pendapat yang dikemukakan seorang peneliti harus berdasarkan
fakta yang telah teruji kebenarannya, tidak mengada-ada tanpa bukti yang bisa
dipertanggungjawabkan kebenarannya. Dengan demikian, hasil penelitian
memiliki dasar pijakan yang kuat dan akurat.
• Bekerjasama
Pada saat melakukan penelitian, seorang peneliti seringkali membutuhkan
orang lain atau peneliti lain. Sehingga kerapian pekerjaan penelitian dapat
menunjang keberhasilan dan ketepatan hasil penelitian.
• Ulet dan Gigih
Pantang bagi seorang peneliti berputus asa saat menghadapi
kegagalandalam sebuah penelitian. Penelitian yang gagal harus terus dianalisis
apa yang menjadi penyebab kegagalan sebuah proyek penelitian. Dengan
demikian dapat menjadi acuan perbaikan bagi penelitian sesudahya.
• Bertangungjawab
Hasil penelitian yang diperoleh seorang peneliti harus dapat
dipertanggungjawabkan. Selain itu, keselamatan tim peneliti dan lingkungan
juga menjadi bagian dari tanggungjawab seorang peneliti. Seorang peneliti harus
memiliki sikap bertanggungjawab.
• Memiliki kreativitas dan inovatif
Saat penelitian tidak semua alat tersedia, sehingga diperlukannya
kreativitas untuk mencari pengganti alat tersebut dengan kegunaan sama agar
penelitian dapat terus berlangsung.
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai