Anda di halaman 1dari 9

NAMA : MIA AGUSTHIA

KELAS : XI APL 1

PARODI : ANALIS PENGUJIAN

LABORATORIUM

Uji ion Fe2+ dalam sampel besi (II) sulfat hepta hidrat dengan metode Permangganometri

LAPORAN RESMI,MIA AGUSTHIA XI APL 1 1


SMK-SMTI PONTIANAK Praktik : Kimia Analisis Konvensional Hari/Tgl : Rabu,20-03-2019
Program : APL Judul : Kelas : XI APL 1
Tingkat :2 Rombongan : 2
Uji ion Fe2+ dalam sampel besi (II) sulfat
Semester : 2 hepta hidrat dengan metode Kel / Nama : 9/MIA AGUSTHIA
Permangganometri

Tujuan Setelah melakukan percobaan, diharapkan peserta didk dapat :


1. Membuat larutan baku sekunder K – permanganat hidrat dengan konsentrasi tertentu
2. Membuat larutan baku primer asam oksalat dengan konsentrasi tertentu
3. Menentukan konsentrasi ( N ) larutan baku sekunder K – permanganat / KMnO4
4. Menghitung kandungan ion besi / Fe2+ dalam sampel secara kuantitatif

Dasar Teori Besi (II) sulfat atau fero sulfat adalah senyawa kimia dengan rumus FeSO 4.Dikenal sejak zaman
kuno sebagai copperas dan sebagai vitriol hijau,heptahidrat biru – hijau adalah bentuk yang
pling umum dari bahan ini.Semua besi sulfat larut dalam air dan bersifat aquo complex.Besi
sulfat mempunyai geometri molekul oktahedral dan bersifat paramagnetik. Spesies besi (fe)
berbetuk ferro (fe2+) ataupun ferri (fe+).Besi (II) dapat dioksidasi oleh ion permanganat dengan
membentuk besi (III).Reaksi oksidasi dan reduksi (Redoks) antara besi (II) DAN ION
PERMANGANAT dapat berjalan apabila dalam kondisi asam.Untuk menentukan kadar besi (II) di
dalam FeSO47H2O dengan menggunakan titrasi permanganometri tidak perlu ditambahkan
dengan indikator dari luar.Hal ini dikarenakan kalium permanganat sudah dapat bertindak
sebagai indikator internal.

Alat & Bahan Alat Bahan

1. Buret , klem & Statif 1. Hablur K-permanganat/KMnO4


2. Neraca Analitik 2. Hablur asam oksalat
3. Spatula 3. Aquadest
4. Kaca Arloji 4. Larutan HCL/H2SO4 4 N
5. Batang pengaduk kaca
6. Pipet Tetes
7. Pipet ukur 10Ml
8. Beaker Gelas
9. Labu Ukur 100 ml & 50 ml
10. Botol Semprot
11. Filler/Bulp
12. Erlenmeyer.

Keselamatan 1. Memeriksa semua alat gelas yang digunakan telah bersih


Kerja 2. Menyiapkan instrument sesuai dengan prosedur alat
3. Menggunakan jas praktikum, masker dan sarung tangan dengan benar

m Membuat larutan baku primer asam oksalat / H2C2O4 2 H2O 0,1000 grek / L sebanyak 50 mL
Prosedur :
1. Menghitung bobot asam oksalat ( H2C2O4 2 H2O ) yang harus ditimbang , cari Ar masing –
masing unsur pada tabel periodik
2. Menimbang hablur asam oksalat sesuai hasil perhitungan .
3. Mencatat data penimbangan dalam tabel dan laporkan
4. Membuat larutan baku primer asam oksalat dengan metode yang sesuai.
5. Memberi label

Membuat larutan kabu sekunder K – permanganat / KMnO4 0,1000 grek /L sebanyak 50 mL


Prosedur :
1. Menghitung bobot hablur K – permanganat / KMnO4 yang harus ditimbang

LAPORAN RESMI,MIA AGUSTHIA XI APL 1 2


BE KMnO4 = Mr : valensi
= Mr : 5
cara menentukan valensi
MnO4─ → Mn2+
5e + 8 H + MnO4─ → Mn2+ + 4 H2O
+

5 mol e : 1 mol , maka perbandingannya


5 : 1 , maka valensinya 5

2. Menimbang hablur K – permanganat sesuai hasil perhitungan.


3. Memindahkan ke dalam beaker glass 250 mL , yang sudah berisi aquadest ± 25 mL
4. Mengaduk hingga homgen
5. Menambahkan aquadest hingga volume 50 mL
6. Kemudian Mendidihkan selama 15 menit pada suhu 60°C ─ 70°C , Mendinginkan dan
Membiarkan selama 2 hari dan disaring dengan glass wool ( untuk memisahkan MnO2 )
7. Memindahkan ke dalam tempat penyimpanan / botol berwarna gelap .
8. Memberi label, baru bisa Menggunakannya setelah 2 hari ( 2 x 24 jam ) !!!

Membuat larutan HCℓ 4 N dari larutan HCℓ pekat sediaan dengan massa jenis ( ρ = 1,19 g/mL ),
37% b/b. dan Mr = 36,5 sebanyak 50 mL . SUDAH TERSEDIA
Prosedur :
1. Menghitung dengan rumus di bawah ini , berapa mL larutan HCℓ pekat sediaan yang
harus kita ukur.
Rumus : volume larutan HCℓ pekat yang harus diambil

V2 x N2 x BE Keterangan :
V1 =
10 x ρ x % V1 : volume larutan HCℓ sediaan yang harus diambil
V2 : volume larutan HCℓ yang akan dibuat
N2 : Konsentrasi ( N ) larutan HCℓ yang akan dibuat
BE : Bobot ekivalen HCℓ
Ρ : massa jenis larutan HCℓ sediaan
% : kadar ( % b/b ) larutan HCℓ sediaan

2. Menyediakan aquadest dalam beaker glass 50 mL , ± 25 mL.


3. Menambahkan larutan HCℓ pekat sediaan yang sudah kita ukur, ke dalam aquadest
melewati dinding gelas.
4. Menambahkan aquadest sampai volume 50 mL , melawati dinding gelas.
5. Mengaduk hingga homogen

Standarisasi larutan baku sekunder KMnO4 dengan asam oksalat


Prosedur :
1. Memipet 10 mL larutan baku primer asam oksalat sebanyak 2x ( duplo ) menggunakan
pipet volum masukkan ke dalam erlenmeyer 250 mL
2. Menambahkan 2 mL larutan HCℓ 4 N, kemudian Memanaskan larutan tersebut pada
suhu ± 70°C ( ditandai dengan terbentuknya embun di dinding erlenmeyer )
3. Mengisi buret umberglass ( buret berwarna gelap ) dengan larutan baku sekunder K –
permanganat / KMnO4
4. Segera Mentitar asam oksalat dengan K – permanganat / KMnO4 ( Melakukan titrasi
dalam keadaan panas )
5. Menghentikan titrasi saat mencapai titik akhir titrasi ditandai dengan terbentuk larutan
merah muda seulas
6. Mencatat volum titer KMnO4 dan melaporkannya

Preparasi sampel Pengujian ion Fe2+ dalam sampel


Prosedur :

LAPORAN RESMI,MIA AGUSTHIA XI APL 1 3


1. Sebelumnya !!! Menyiapkan 200 mL aquadest yang sudah dididihkan ( suhu ± 70°C ) dan
kemudian Mendinginkannya
2. Menimbang sampel besi (II) sulfat hepta hidrat sebanyak 0,5 gram
3. Memiindahkan ke dalam beaker glass 200 mL yang sudah bersi aquadest hangat ± 25 mL
4. Mengaduk hingga homogen
5. Memindahkan ke dalam labu ukur 100 mL & menambahkan aquadest hingga tanda tera
( miniskus )
6. Memipet 10 mL sampel / zat uji sebanyak 2x ( duplo ) dan masukkan ke dalam
erlenmeyer 250 mL
7. Menambahkan 2 mL larutan asam klorida / HCℓ 4 N , dan homogenkan .
7. Mentitar Sampel dengan K – permanganat / KMnO4 (Melakukan titrasi dalam keadaan
panas )
8. Menghentikan titrasi saat mencapai titik akhir titrasi ditandai dengan terbentuk larutan
merah muda seulas
9. Mencatat volum titer KMnO4 dan melaporkannya

DIAGRAM ALIR

Standarisasi larutan baku sekunder KMnO4 dengan asam oksalat

1.SIAPKAN BAHAN 2.SARING KMnO4 YANG


DAN ALAT NYA SUDAH DIDIAMKAN 2
HARI

3.PINDAHKAN
KMnO4 KE DALAM
BURET 6.KEMUDIAN
MEMANASKAN
4.MEMIPET 10 ML LARUTAN
LARUTAN BAKU PRIMER TERSEBUT PADA
ASAM OKSALAT SUHU ± 70°C

5.MENAMBAHKA
N 2 ML LARUTAN
HCℓ 4 N

7.SEGERA MENTITAR
ASAM OKSALAT DENGAN K
– PERMANGANAT / KMnO
LAPORAN RESMI,MIA AGUSTHIA XI APL 1 4
8.MENGHENTIKAN TITRASI SAAT
MENCAPAI TITIK AKHIR TITRASI
DITANDAI DENGAN TERBENTUK
LARUTAN MERAH MUDA SEULAS

Pengujian ion Fe2+ dalam sampel

3.KEMUDIAN
1.MEMIPET 10 ML MEMANASKAN
SAMPEL / ZAT UJI LARUTAN TERSEBUT
PADA SUHU ± 70°C

2.MENAMBAHKA
N 2 ML LARUTAN
HCℓ 4 N

4.SEGERA MENTITAR
SAMPEL DENGAN K –
PERMANGANAT / KMNO4

LAPORAN RESMI,MIA AGUSTHIA XI APL 1 5


5.MENGHENTIKAN TITRASI SAAT
MENCAPAI TITIK AKHIR TITRASI
DITANDAI DENGAN TERBENTUK
LARUTAN SINDUT TAPI PINK SEULAS

Data penimbangan hablur asam oksalat

bobot isi : 28,5984 gram


Data Pengamatan bobot kosong : 28,2834 gram

bobot zat : 0,3150 gram

Data pengukuran larutan HCℓ 4 N

volume larutan HCℓ pekat : 17 mL


konsentrasi larutan HCℓ pekat : 1,19 grek/L
volume larutan HCℓ yang dibuat : 50 mL
konsentrasi larutan HCℓ yang dibuat : 4 grek/L

Data penimbangan hablur K – permanangat / KMnO4

bobot isi : 37,2811 gram


bobot kosong : 36,9648 gram

bobot zat : 0,3163 gram

Data titrasi standarisasi larutan baku sekunder K – permanganat / KMnO4


Volume H2C2O4 2 H2O Volume KMnO4
Perubahan warna Pembacaan skala
( mL ) ( mL )
10 mL Pink tua 13 – 17,8 4,8 mL
10 mL Pink muda 17,8 – 22,8 5 mL
10 mL Pink muda 23 – 27,4 4,4 mL

Data Penimbangan sampel besi (II) sulfat hepta hidrat

bobot isi : 28,7892 gram


bobot kosong : 28,2835 gram

bobot zat : 0,5057 gram

Data titrasi penentuan kadar


Volume sampel Pembacaan Volume KMnO4
Perubahan warna
(mL ) skala ( mL )
10 mL Sindur mendekati pink 27,5 – 28,3 0,8 mL
10 mL Sindur tapi kemerahan 28,4 – 29,3 0,9 mL

LAPORAN RESMI,MIA AGUSTHIA XI APL 1 6


10 mL Sindur mendekati pink 28,3 – 30,2 1,9 mL

Diagram batang hasil titrasi penentuan kadar

HASIL TITRASI PENENTUAN KADAR


ASAM ASETAT
2
1.8
1.6
1.4
1.2
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
TITRASI 1 TITRASI 2 TITRASI 3

Reaksi dan
perhitungan 1. Tuliskan reaksi larutan baku primer H2C2O4 2 H2O dengan larutan baku sekunder KMnO4
dan setarakan dengan cara ion elektron/setengah reaksi
C2O42─ + MnO4─ + H+ → Mn2+ + CO2 + H2O

Jawab

C2O42─ → 2CO2 + 2e x5
5e + 8H+ + MnO4─ → Mn2+ + 4H2O x 2

5C2O42─ → 10CO2
16H+ + 2MnO4─ → 2 Mn2+ + 8H2O

5C2O42─ + 16H+ + 2MnO4─ → 10CO2 + 2 Mn2+ + 8H2O

2. Tuliskan reaksi antara sampel / zat uji ion besi ( Fe2+ ) dengan titer KMnO4
Fe2+ + MnO4─ + H+ → Mn2+ + Fe3+ + H2O

Fe2+ → Fe3+ + e x5
5e + 8H+ + MnO4─ + → Mn2+ + 4H2O x1

5 Fe2+ → 5Fe3+
8H+ + MnO4─ + → Mn2+ + 4H2O

5 Fe2+ + 8H+ + MnO4─ + → 5Fe3+ + Mn2+ + 4H2O

3. Menghitung konsentrasi ( N ) asam oksalat hasil penimbangan


Rumus :
bt 1000 bt
LAPORAN RESMI,MIA AGUSTHIA XI APL 1 7
N= x atau N =
BE Vc ( mL ) BE x Vc ( L )

0,315 1000
N= x
63 50

N = 0,1 grek/L

keterangan :
BE = Mr : valensi
Valensi H2C2O4 = 2, karena jumlah H+ nya sama dengan 2

4. Menghitung konsentrasi ( N ) KMnO4 hasil standarisasi


Rumus : V1 + V2
volume rata – rata AgNO3 =
2
10 + 10
= = 10 mL
2
=10

V1 + V2
Cari volum rata – rata K – permanga =
2

4,8 + 5
= = 4,9 mL
2

H2C2O4 2 H2O KMnO4


V1 x N1 = V2 x N2

H2C2O4 2 H2O KMnO4


10 x 0,1 = 4,9 x N2

10 x 0,1
N2 =
4,9

N2 = 0,2040 grek / L

5. Menghitung kadar (%) b/b Fe sampel besi (II) sulfat hepta hidrat
Fp x V x N x BE Fe
% b/b = x 100%
Bobot sampel x 1000

10 x 0,85 x 0,2040 x 56
= x 100%
0,5067 x 1000
= 19,2018 % B/B

LAPORAN RESMI,MIA AGUSTHIA XI APL 1 8


Fe2+ → Fe3+ + 1 e
1 mol : 1 mol e , maka perbandingannya
1 : 1 , maka valensinya = 1
Ar Fe = 56

Analisis dan Ketika kelompok kami membuat KMnO4 , kami salah melakukan nya karena kami salah
Pembahasan menghitung,kami menimbang untuk volume nya 100 mL aquadest,namun kami menambahkan
aquadest nya hanya 50 Ml,mungkin hal tersebut yang membuat nilai volume KMnO 4 kami
berbeda dari kelompok lain

Kesimpulan Setelah melakukan percobaan, pengamatan dan pengolahan data, maka dapat disimpulkan
1. Saya dapat membuat larutan baku sekunder K – permanganat hidrat dengan konsentrasi
tertentu
2. Saya dapat membuat larutan baku primer asam oksalat dengan konsentrasi tertentu
3. Saya dapat menentukan konsentrasi ( N ) larutan baku sekunder K – permanganat /
KMnO4 sebesar 0,2040 grek/L
4. Saya dapat menentukan konsentrasi ( N ) larutan baku primer asam oksalat sebesar 0,1
grek/L
5. Saya dapat menghitung kandungan ion besi / Fe2+ dalam sampel secara kuantitatif
sebesar 19,2018 %B/B

Jawaban 1. Mengapa saat melarutkan hablur KMnO4 digunakan air hangat ( dengan suhu ± 70°C )
Pertanyaan 2. Mengapa larutan K – permanganate ( KMnO4 ) saat sebagai titer penentuan kadar Fe2+
harus menggunakan buret umberglass ( buret berwarna gelap )
3. Apa fungsi asam klorida / HCℓ atau asam sulfat encer pada titrasi Permangganometri ini
?
JAWAB
1. Untuk menghindari terbentuknya MnO2
2. Karena KMnO4 mudah teroksidasi oleh cahaya,cahaya matahari maupun cahaya lampu
3. Untuk menciptakan suasana asam

Instruktur Nilai Praktikan

Nama Nama : MIA AGUSTHIA


NIP NIS : 176408

LAPORAN RESMI,MIA AGUSTHIA XI APL 1 9

Anda mungkin juga menyukai