Anda di halaman 1dari 12

Uji K – Iodat / KIO3 dalam sampel garam ber – iodium berbagai

merk dengan metode Iodometri


NAMA : MIA AGUSTHIA

KELAS : XI APL 1

PARODI : ANALIS PENGUJIAN

LABORATORIU

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

SMK SMTI PONTIANAK

JL. SULAWESI DALAM NO. 31


PONTIANAK

LAPORAN RESMI MIA AGUSTHIA XI APL


1
1
SMK-SMTI PONTIANAK LAPORAN RESMI PRAKTIKUM Hari/Tgl : senin-24-09-18
KIMIA ANALISIS KONVENSIOANAL
Program : APL Judul : Kelas : Xl APL 1
Tingkat :2 Rombongan : 1
Semester :GANJIL Uji K – Iodat / KIO3 dalam Kel / Nama : MIA AGUSTHIA
sampel garam ber – iodium
berbagai merk dengan metode
Iodometri

A Tujuan
Setelah melakukan percobaan, diharapkan peserta didk dapat :
1. Membuat larutan baku sekunder Na – thiosulfat penta hidrat dengan
konsentrasi tertentu
2. Membuat larutan baku primer K – dikromat dengan konsentrasi tertentu
3. Menentukan konsentrasi ( N ) larutan baku sekunder Na – thiosulfat
4. Menghitung kandungan K – iodat / KIO3 dalam sampel secara kuantitatif

B Dasar Teori
Yodium (iodine) adalah mineral non-logam yang diperlukan untuk metabolisme
sel-sel. Yodium (bahasa Yunani: Iodes - ungu), adalah unsur kimia pada tabel
periodik yang memiliki simbol I dan nomor atom 53. Unsur ini diperlukan oleh
hampir semua mahkluk hidup. Yodium adalah halogen yang reaktivitasnya paling
rendah dan paling bersifat elektropositif. Yodium adalah mineral berwarna hitam
keabu-abuan, dan mengeluarkan asap korosif warna ungu saat dipanaskan.
Dalam tubuh terkandung sekitar 25 mg yodium yang tersebar dalam semua
jaringan tubuh, kandungannya yang tinggi yaitu sekitar sepertiganya terdapat
dalam kelenjar tiroid, dan yang relatif lebih tinggi dari itu ialah pada ovari, otot,
dan darah. Yodium diserap dalam bentuk yodida, yang di dalam kelenjar tiroid
dioksidasi dengan cepat menjadi yodium, terikat pada molekul tirosin dan

LAPORAN RESMI MIA AGUSTHIA XI APL


2
1
tiroglobulin. Selanjutnya tiroglobulin dihidrolisis menghasilkan tiroksin dan
asam amino beryodium, tiroksin terikat oleh protein. Asam amino beryodium
selanjutnya segera dipecah dan menghasilkan asam amino dalam proses
deaminasi, dekarboksilasi dan oksidasi (Kartasapoetra, 2005).
B. FUNGSI YODIUM
Ø Membentuk hormon metobolik tiroid. Kelenjar tiriod, terletak di bawah laring pada
kedua sisi dan sebelah arterior trakea, normalnya memiliki berat 15 sampai 20
gram pada orang dewasa. Tiroid mensekresikan dua macam hormon utama, yakni
tiroksin(T4) dan triioditironin (T3). Untuk membentuk tiroksin dalam jumlah
normal, setiap tubuhnya dibutuhkan kira-kira 50 mg yodium yang ditelan dalam
bentuk iodide, atau kira-kira 1 mg/minggu. Agar tidak terjadi defisiensi yodium,
garam dapur yang umum dipakai diiodisasi kira-kira 1 bagian natrium iodide
untuk setiap 100.000 bagian natrium klorida. Kecepatan penjeratan iodida oleh
tiroid dipengaruhi oleh beberapa faktor, yang paling penting adalah konsentrasi
TSH; TSH merupakan hormon yang dihasilkan oleh kelenjar hipofise otak bagian
anterior dan berfungsi untuk memelihara pertumbuhan dan perkembangan
kelenjar tiroid dan merupakan stimulator bagi sekresi hormon T4 dan T3 yang
dihasilkan oleh kelenjar tersebut.

C. Alat dan Bahan


Alat Bahan
1. nerasa analitik 200 gram 1. Hablur K2Cr2O7
2. spatula 2. HCℓ 4 N
3. kaca arloji 3. Larutan kalium iodida 20%
4. beaker glass/ gelas piala 25 mL dan 250 mL 4. Larutan kanji 0.5 ─ 10 %
5. labu ukur 50 mL dan 100 mL 5. Aquadest
6. botol semprot 6. Hablur Na – thiosulfat

LAPORAN RESMI MIA AGUSTHIA XI APL


3
1
7. Sampel garam ber-iodium
berbagai merk
7. filler / bulp
8. pipet ukur 5 mL
9. Erlenmeyer 250 mL
10. buret, statif dan klem
11.corong

D Keselamatan Kerja
1. Memeriksa semua alat gelas yang digunakan telah bersih
2. Menyiapkan instrument sesuai dengan prosedur alat
3. Menggunakan jas praktikum , masker dan sarung tangan dengan benar

E Prosedur Kerja
Membuat larutan baku sekunder Na- thiosulfat penta hidrat ( Na2S2O3 5 H2O ) 0,1000
grek/L sebanyak 200 mL
Prosedur :
1. Menghitung bobot Na- thiosulfat penta hidrat yang harus ditimbang
( Mr = 248 ) dan ( BE = 248 ), valensi = 1

2 S2O32− S4O62─ + 2e
2 mol : 2 mol e maka perbandingannya
1 : 1 maka valensi nya 1
2. Menimbang hablur Na- thiosulfat penta hidrat sesuai hasil perhitungan
3. Mencatat data penimbangan dalam tabel dan laporkan
4. Membuat larutan baku primer Na- thiosulfat penta hidrat dengan metode yang
sesuai.
Catatan : Menggunakan aguadest yang didihkan !!!

LAPORAN RESMI MIA AGUSTHIA XI APL


4
1
Membuat larutan baku primer K – dikromat ( K2Cr2O7 ) 0,1000 grek/L
sebanyak 100 mL.
1. Menghitung bobot K – dikromat yang harus ditimbang, Mr = 294, valensi
6

Cr2O7─2 → Cr3+
14 H+ + Cr2O7─2 → 2 Cr3+ + 7 H2O + 6e
1 mol : 6 mol e , maka
perbandingannya
1 : 6, maka
valensi = 6

2. Menimbang hablur Na- thiosulfat penta hidrat sesuai hasil perhitungan


3. Mencatat data penimbangan dalam tabel dan laporkan
4. Membuat larutan baku primer K – dikromat dengan metode yang sesuai

Standarisasi larutan baku sekunder Na- thiosulfat penta hidrat dengan


larutan baku primer K – dikromat
Prosedur :
1. Memipet 10 mL larutan baku primer K – dikromat sebanyak 2x ( duplo )
menggunakan pipet volum
2. Menambahkan 5 mL larutan KI 20%
3. Menambahkan 10 mL larutan HCℓ 4 N
4. Mengisi buret dengan larutan baku sekunder Na – thiosulfat
5. Menitar K – dikromat dengan Na – thiosulfat , sampai larutan berwarna
kuning muda )
6. Menambahkan indikator kanji/amilum 10% sebanyak 5 – 10 tetes
sampai warna biru tua
7. Menitar kembali dengan Na – thiosulfat sampai terjadi perubahaan
warna dari biru tua menjadi hijau muda
8. Mencatat volum titran Na – thiosulfat dan laporkan
9. Melakukan titrasi duplo

Pengujian K – Iodat / KIO3


Prosedur :
1. Menimbang 5 gram sampel/zat uji garam ber – iodium berbagai merk ,
masukkan ke dalam erlenmeyer 250 mL
2. Menambahkan aquadest sebanyak 25 mL dan aduk sampai homogen
3. Menambahkan 5 mL larutan KI 20% dan aduk sampai homogen
kemudian menambahkan 25 mL larutan HCℓ 4 N

LAPORAN RESMI MIA AGUSTHIA XI APL


5
1
4. Mentitar dengan larutan Na2S2O3 hingga warna larutan berubah menjadi
kuning muda
5. Menambahkan indikator kanji/amilum 10% sebanyak 5 – 10 tetes
sampai warna biru tua
6. Mentitar kembali dengan Na – thiosulfat sampai bintik – bintik biru tua
menghilang
7. Mencatat volum titran Na – thiosulfat dan laporkan
8. Melakukan titrasi duplo

DIAGRAM ALIR

Menimbang 5 gram sampel,lalu masukkan kedalam Menambahkan 2,5 ml larutan KI 20% & 5 ml
Erlenmeyer dan membahkan aquadest sebanyak 25 larutan HCl 2N,Lalu di titrasi sampai kuning muda

Titrasi kembali sampai


Setelah seleai titrasi,tambahkan
warna nya menghilang
indicator kanji 10 tetes

F. Data Pengamatan

LAPORAN RESMI MIA AGUSTHIA XI APL


6
1
Data penimbangan hablur Na ─ thiosulfat

bobot isi : 39,9999 g


bobot kosong : 35,0396 g

bobot zat : 4,9063 g

Data penimbangan hablur K2Cr2O7

bobot isi : 36,5067 g


bobot kosong : 36,9993 g

bobot zat : 0,4926 g

Titrasi standarisasi Na2S2O3 dengan K2Cr2O7

pembacaan pembacaan Volume


Volume Volume Volume indikator
skala skala total
K2Cr2O7 Na2S2O3 Na2S2O3 kanji
sebelum setelah Na2S2O3
( mL ) ( mL ) ( mL ) ( tetes )
diberi kanji diberi kanji ( mL )
10 2-10,7 8,7 19,5-20,1 0,6 10 9,3
10 10,7-19,4 8,7 20,1-20,9 0,8 10 9,5

Data Penimbangan sampel garam ber – Iodium


Data penimbangan 1

bobot isi : 40,0353 g


bobot kosong : 35,0335 g

bobot zat : 5,0018 g

Data penimbangan 2 :

bobot isi : 41,5076 g


bobot kosong : 36,5078 g

bobot zat : 5,0002 g

Titrasi standarisasi Na2S2O3 dengan K2Cr2O7

LAPORAN RESMI MIA AGUSTHIA XI APL


7
1
pembacaan pembacaan Volume
bobot Volume Volume indikator
skala skala total
sampel Na2S2O3 Na2S2O3 kanji
sebelum setelah Na2S2O3
(g) ( mL ) ( mL ) ( tetes )
diberi kanji diberi kanji ( mL )
5,0018 2-2,1 0,1 4-4,1 0,1 10 0,2
5,0002 3-3,1 0,1 4,1-4,05 0,05 10 0,15

Diagram hasil titrasi penentuan kadar

HASIL TITRASI PENENTUAN KADAR Uji K – Iodat / KIO3

0.2

0.18

0.16

0.14

0.12

0.1

0.08

0.06

0.04

0.02

0
TITRASI 1 TITRASI 2

G Reaksi dan perhitungan

1. Cr2O72─ + S2O32─ + H+ → Cr3+ + S2O32─ + H2O


Tahap 1 :

14 H+ + Cr2O72─ → 2Cr3+ + 7 H2O

S2O32─ → S2O32─

Tahap 2 :

14 H+ + Cr2O72─ → Cr3+ + 7 H2O

LAPORAN RESMI MIA AGUSTHIA XI APL


8
1
S2O32─ → S2O32─

2. sebelum penambahan KI
CℓO─ + Cℓ─ + H+ → Cℓ2 + H2O
setelah penambahan KI
CℓO─ + I─ + H+ → Cℓ─ + I2 + H2O
S2O32─ + I2 + H+ → I─ + S4O62─ + H2O

3. Menghitung konsentrasi ( N ) K2Cr2O7 hasil penimbangan


Rumus :
bt 1000 bt
N= x atau N =
BE Vc ( mL ) BE x Vc ( L )
keterangan :
BE : Bobot ekivalen K – dikromat ( 49 )
BE = Mr : valensi

N=
0,4926 x
1000 = 0,1005 grek/L
49 100

4. Menghitung konsentrasi ( N ) Na2S2O3 hasil standarisasi


Rumus : 10 + 10
Cari volum rata – rata K – dikromat = = 10 mL
2
9,3 + 9,5
Cari volum rata – rata Na – thiosulfat = 2 = 9,4 mL

K2Cr2O7 Na2S2O3
V1 x N1 = V2 x N 2
10 x 0,1005 = 9,4 x N2
N2 = 0,1069 grek/L

LAPORAN RESMI MIA AGUSTHIA XI APL


9
1
5. Menghitung ppm kadar KIO3 dalam garam ber – Iodium berbagai merk,

ppm = v x N x BE KIO3 x 106

Bt x 1000

0,175 x 0,1069 x 42,8


ppm = x 106
5,001 x 1000

= 160,10417 ppm

Keterangan :

IO3─ → I2
10 e + 12 H+ + 2 IO3─ → I2 + 6 H2O
10 mol e : 2 mol IO3─ , maka perbandingannya
5 : 1 , maka valensinya = 6

BE KIO3 = Mr : 5
Bs1 + Bs2
bobot sampel rata – rata = 2

5,0018 + 5,0002
= = 5,001 gram
2

bs1 : bobot sampel penimbangan ke – 1


bs2 : bobot sampel penimbangan ke – 2
V : volume titer Na – thiosulfat / Na2S2O3
N : normalitas titer Na – thiosulfat / Na2S2O3 hasil standarisasi

H. Analisa dan pembahasan


Pada saat melakukan titrasi sampel saya sukar menentukan
perubahan warna,sampai saya harus menimbang sampel sebanyak 4
kali

LAPORAN RESMI MIA AGUSTHIA XI APL


10
1
I. Kesimpulan
Setelah melakukan percobaan, pengamatan dan pengolahan data maka dapat
disimpulkan :
1. Membuat larutan baku sekunder Na – thiosulfat penta hidrat dengan
konsentrasi tertentu
2. Membuat larutan baku primer K – dikromat dengan konsentrasi tertentu
3. Menentukan konsentrasi ( N ) larutan baku sekunder Na – thiosulfat 0,1069
grek/L
4. Menghitung kandungan K – iodat / KIO3 dalam sampel secara kuantitatif
160,10417 ppm

J. Jawaban Pertanyaan
1. Mengapa harus ada iodium ( I2 ) dalam garam dapur yang biasa kita
komsumsi ?
2. Apa fungsi penambahan larutan KI pada titrasi penentuan K – iodat dalam
garam ?
3. Apa fungsi penambahan larutan HCℓ pada titrasi penentuan K – Iodat
dalam garam ?
Jawab :
1. Iodium bermanfaat untuk memicu pertumbuhan otak,menyehatkan
kelenjar tiroid,menyehatkan proses tumbuh kembang
janin,mencerdaskan otak dan untuk mengurangi resiko penyakit gondok
2. Untuk mengikat I-- menjadi I2
3. Untuk meningkatkan keasaman dalam suatu larutan tersebut

K. Daftar Pustaka
Arisman. 2007. Ilmu Gizi. Jakarta: EGC Penerbit buku kedokteran. G, Kartasapoetra. 2010. Ilmu
Gizi. Jakarta: Rineka cipta. Sunita Almatsier. 2001. Prinsip Dasar lmu Gizi. Jakarta: Gramedia

LAPORAN RESMI MIA AGUSTHIA XI APL


11
1
Pustaka Utama. http://catatankuliah-heri.blogspot.com/2011/05/yodium.html Buku ajar ilmu gizi
– Gizi dalam Daur Kehidupan Dr. Arisman, MB ( EGC ) Ilmu Gizi – Pengetahuan Dasar Ilmu Gizi
SJAHMIEN MOEHJI AHLI GIZI- BHARATA Mencegah dan mengatasi penyakit Tiroid – Hans
Tandra

Instruktur Nilai Praktikan

Nama : Nama : MIA AGUSTHIA


NIP NIS : 176408

LAPORAN RESMI MIA AGUSTHIA XI APL


12
1

Anda mungkin juga menyukai