1 (2015)
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian mengenai penentuan kadar tanin kulit buah pisang
masak (Musa paradisiaca L.) varietas kepok secara spektrofotometri dan
permanganometri. Serbuk kulit buah pisang diekstraksi dengan cara maserasi
kinetik menggunakan pelarut etanol 70%. Ekstrak yang didapat diuji kualitatif
maupun kuantitatif. Hasil uji kualitatif menunjukkan adanya tanin dan jenis
taninnya adalah tanin terkondensasi. Uji kuantitatif secara spektrofotometer
didapatkan panjang gelombang maksimum asam galat adalah 765,50, dan waktu
yang diperlukan untuk mencapai serapan konstan adalah 90 menit. Kurva baku
asam galat adalah : y = 0,0601 + 0,0887x, nilai r hitung = 0,999. Rata-rata kadar
tanin yang didapat secara spektrofotometri adalah 2,45%. Dengan menggunakan
permanganometri, didapatkan normalitas asam oksalat 0,11N dan normalitas
KMnO4 0,1097N. Rata-rata kadar yang didapat dengan permanganometri 0,8%.
Kata kunci : Musa paradisiaca L., kulit buah pisang kepok, maserasi, Penentuan
kadar tanin, Folin Ciocalteu, KMnO 4
1
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.4 No.1 (2015)
6,84% pada kulit pisang hijau, 4,97% untuk menentukan jenis tanin
pada kulit pisang hampir matang, dan terkondensasi, terhidrolisis, dan
4,69% pada kulit pisang matang kompleks menggunakan larutan uji
(Tartrakoon, 1999). Berdasarkan FeCl3, uji katekin, uji HCl, uji asam
kandungan kimia pada kulit pisang asetat ditambah Pb asetat, uji KBr.
tersebut, pada penelitian ini Jika hasil uji menunjukkan hasil
digunakan limbah kulit pisang. positif pada pengujian tanin
Selain mudah didapat dan jumlahnya terhidrolisis dan terkondensasi,
yang banyak, penelitian ini ditujukan kemungkinan tergolong tanin
untuk memanfaatkan limbah kulit kompleks. Untuk itu dilakukan uji
pisang kepok yang diperoleh dari tambahan dengan menggunakan
penjual pisang goreng. pereaksi Stiasnya (formaldehid 3%-
asam korida 2:1) dan uji penambahan
Tanin merupakan senyawa alami FeCl3 pada filtrat hasil refluks. Untuk
dengan berat molekul 500-3000, uji kuantitatif tannin mrnggunakan
dengan beberapa gugus hidroksi metode spektrofotometri dan
fenol bebas, terbentuk ikatan stabil permanganometri.
dengan protein dan biopolimer
(Karamać, 2007). Secara umum Digunakan dua metode tersebut
tanin digunakan sebagai astrigent karena mudah, cepat, murah, serta
(Ashok, 2012), gangguan mempunyai tingkat ketelitian yang
gastroinstestinal tract, abrasi kulit, tinggi. Keuntungan utama metode
antiseptik lemah untuk pengobatan spektrofotometri adalah memberikan
luka bakar, antidotum keracunan cara yang sederhana untuk
glikosida alkaloida dan reagent untuk menetapkan kuantitas zat yang
destilasi gelatin, protein dan sangat kecil (Fajriati, 2005). Metode
alkaloida (Tyler et al, 1976). Gugus penetapan kadar tanin secara
fenol yang terdapat ada tanin permanganometri yang digunakan
menyebabkan efek astringent, berdasarkan Materia Medika
antiseptik, terjadi warna dengan Indonesia, karena lebih cepat
garam besi (Trease dan Evan, dibandingkan dengan metode
1996). Berdasarkan manfaat yang permanganometri pada Official
tanin tersebut penelitian ini Methods Of Analysis Of Association
digunakan untuk mendapatkan Of Official Analytical Chemist, yang
informasi tentang adanya tanin dari memerlukan waktu 20 jam untuk
limbah kulit pisang kepok agar bisa penyarian dengan eter anhidris yang
dimanfaatkan dengan baik. mudah menguap.
2
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.4 No.1 (2015)
dinamakan larutan baku atau larutan pada panjang gelombang 765 nm.
standar (DepKes RI, 1989). Titrasi Pereaksi ini mengoksidasi fenolat
permanganometri berdasarkan proses (garam alkali) atau gugus fenolik-
oksidasi-reduksi atau redoks. Pada hidroksi mereduksi asam heteropoli
penelitian ini digunakan sebagai (fosfomolibdat-fosfotungstat) yang
standar zat pengoksidasi adalah terdapat dalam pereaksi Folin
KMnO4 karena termasuk oksidator Ciocalteau menjadi suatu kompleks
kuat, umum digunakan, mudah molibdenum-tungsten. Senyawa
diperoleh, dan tidak mahal. Dan fenolik bereaksi dengan reagen Folin
sebagai larutan baku primer adalah Ciocalteau hanya dalam suasana basa
asam oksalat. Pada penetapan kadar agar terjadi disosiasi proton pada
tanin, setelah ekstrak kulit pisang senyawa fenolik menjadi ion fenolat.
disari dengan air, kemudian dipipet Untuk membuat kondisi basa
volume tertentu ditambahkan asam digunakan Na2CO3 15%. Gugus
indigo sulfonat sebagai indikator, hidroksil pada senyawa fenolik
kemudian dititrasi dengan kalium bereaksi dengan reagen Folin
permanganat yang telah dibakukan Ciocalteau membentuk kompleks
dengan asam oksalat. Titik akhir molibdenumtungsten berwarna biru
titrasi pada penetaan kadar tanin yang dapat dideteksi dengan
ditunjukkan dari warna biru menjadi spektrofotometer. Semakin besar
berwarna kuning emas (Soefia RS, konsentrasi senyawa fenolik maka
1980; Underwood AL and Day RA, semakin banyak ion fenolat yang
1980). akan mereduksi asam heteropoli
(fosfomolibdat-fosfotungstat)
Metode kedua yang digunakan untuk menjadi kompleks molibdenum-
penetapan kadar tanin adalah tungsten sehingga warna biru yang
Kolorimetri memakai instrument dihasilkan semakin pekat. Dan
spektrofotometer. Teknik ini sebagai standart pembanding adalah
menggunakan sumber radiasi sinar asam galat. (Sulistyani, 2011).
tampak dengan memakai instrument
spektrofotometer (Mulja, 1995). METODE PENELITIAN
Spektrofotometri merupakan Alat dan Bahan
pengukuran energi cahaya oleh suatu
sistem kimia pada panjang Bahan tanaman yang digunakan
gelombang tertentu (Roth, 1985). dalam penelitian ini adalah kulit
buah pisang kepok (Musa
Penetapan kadar tanin total dilakukan paradisiaca L.), yang diambil di kota
dengan menggunakan reagen Folin- Sidoarjo. Bahan kimia yang
Ciocalteau. Reagen Folin Ciocalteau digunakan dalam penelitian ini antara
digunakan karena senyawa fenolik lain: etanol 70% yang dibuat dari
dapat bereaksi dengan Folin etanol absolut GR pro analisis
membentuk larutan berwarna yang (Mallinckrodt), aqua demineralisata,
dapat diukur absorbansinya. Prinsip asam asetat 10%, asam oksalat
dari metode folin ciocalteau adalah 2H2O, asam galat, Folin Ciocalteu,
terbentuknya senyawa kompleks asam klorida, stiasny (formaldehid
berwarna biru yang dapat diukur 30%-HCl 2N), Besi (III) ammonium
3
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.4 No.1 (2015)
4
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.4 No.1 (2015)
4. Ekstrak kulit buah pisang kepok 4. Ekstrak kulit buah pisang kepok
(Musa paradisiaca L.) (Musa paradisiaca L.)
ditambahkan pereaksi bromine ditambahkan pereaksi bromine
(KBr) tidak mengendap (Tyler (KBr) akan mengendap (Tyler
dkk, 1976). dkk, 1976).
5
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.4 No.1 (2015)
menghasilkan phloroglucinol) ==
(Trease dan Evan, 1996).
B. Penentuan Waktu Stabil
c. Tanin kompleks
Larutan baku induk asam galat
Untuk membedakan tanin dipipet sejumlah tertentu dan
katekol dan tanin galat, larutan dimasukkan ke dalam labu ukur 10,0
ekstrak etanol 70% kulit buah ml, ditambahkan 1 ml reagen Folin
pisang kepok (Musa paradisiaca Ciocalteu, kemudian dikocok dan
L.) ditambah dengan pereaksi didiamkan selama 5 menit. Ke dalam
Stiasny (formaldehid 30%-HCl larutan tersebut ditambah 2 ml
2N (2:1)) dan dipanaskan di atas larutan Na2CO3 15%, dikocok
penangas air sambil digoyang- homogen dan didiamkan selama 5
goyangkan. Bila terjadi endapan menit. Selanjutnya ditambahkan aqua
merah, menunjukkan adanya demineralisata sampai tepat 10,0 ml.
tanin katekol. Endapan yang Lalu diamati absorbansinya pada λ
terbentuk disaring kemudian 765 nm dengan interval waktu
filtrat dinetralkan dengan pengamatan 0, 5, 10, 15, 20, 25, 30,
Natrium Asetat. Dengan 35, 40, 45, 50, 55, 60, sampai 110
penambahan FeCl3 1% pada menit pada panjang gelombang
filtrat akan terbentuk warna biru maksimum.
tinta atau hitam yang
menunjukkan adanya tanin galat C. Pembuatan Kurva Baku Asam
(Hilpiani, 2012). Galat
6
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.4 No.1 (2015)
7
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.4 No.1 (2015)
Terbentuk
Ekstrak +
endapan
Pereaksi -
Bromine
8
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.4 No.1 (2015)
Pereaksi
bromine mengendap
+
9
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.4 No.1 (2015)
10
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.4 No.1 (2015)
11
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.4 No.1 (2015)
12
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.4 No.1 (2015)
13
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.4 No.1 (2015)
14
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.4 No.1 (2015)
15
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.4 No.1 (2015)
16