(Hanani, 2015)
SIFAT TANIN
• Polifenol, mengandung hidroksil dan gugus lain seperti karboksil pada cincin
aromatisnya
• Sukar mengkristal, warna tanin akan menjadi gelap apabila terkena cahaya atau
dibiarkan di udara terbuka.
• Larut air, kelarutannya besar dan akan bertambah besar apabila dilarutkan
dalam air panas. Begitu pula dalam pelarut organik seperti metanol, etanol,
aseton dan pelarut organik lainnya.
• Berat molekul antara 1000 - 5000; berat molekul kecil disebut ‘pseudo-tannins’
• Dapat mengendap bersama alkaloid, gelatin dan protein lainnya
membentuk kopolimer mantap yang tidak larut dalam air (terbentuk endapan)
• Sebagian besar tanin berbentuk glikosida(struktur tannin berikatan dg gula)
• Dapat menggangu absorbsi besi dan kalsium sehingga dapat mengurangi
bioavaliability besi dan kalsium tubuh.
penolak herbivora
sebagai metal ion chelator
sebagai protein precipitating agent
antioksidan alami
FUNGSI TANIN anti kanker,
anti mutagenik
anti mikroba,
anti diare
antidiabetik
pewarna coklat (dlm farmasetika)
Penggolongan Tanin Tumbuhan
1. Tanin terhidrolisis
2. Tanin terkondensasi
1. Tanin terhidrolisis
Ada 2 tipe tannin
terhidrolisis, yaitu:
1. Galotanin,
strukturnya terdiri atas
ester asam galat dan
glukosa
2. Elagitanin,
strukturnya terdiri atas
asam
heksahidroksidifenat
dan glukosa
Tanin Terhidrolisis, lanjutan
Asam Galat
Galotanin
2. Tanin
terkondensasi
(Hanani, 2015)
BIOSINTESA TANIN
• Tannin termasuk dalam golongan fenol. Semua senyawa fenol
dibentuk melalui jalur asam sikimat (skhimic acid pathway) yang
biasa disebut juga sebagai jalur fenilpropanoid (phenylpropanoid
pathway).
• Jalur ini juga merupakan jalur pembentukan senyawa golongan fenol
lain seperti isoflavon, kumarin, lignin, dan asam amino aromatik
(triptophan, fenilalanin, dan tirosin).
• Biosintesa tannin diawali dengan terbentuknya asam galat, yang
dimulai dari asam sikimat melalui 3-dehidroksisikimat yang diikuti
dengan proses dehidrasi dan enolisasi, dan/atau dehidrogenasi dan
enolisasi.
(Hanani, 2015)
EKSTRAKSI TANIN
KUALITATIF KUANTITATIF
1. Diberikan larutan FeCl3 berwarna biru hitam 1. Kolorimetri dengan spektrofotometer UV-Vis:
- reagen: Folin-ciocalteu
(terhidrolisis) / hijau cokelat (tanin - Pembanding: asam galat/asam tanat
terkondensasi). - Ukur serapan pada panjang gelombang 578 nm
2. Ditambahkan 1% gelatin dalam 10% NaCl - Hasil dilaporkan sebagai kadar fenol total (mg GAE/g atau mg
endapan putih TAE/g)
3. Ditambahkan asam lalu dipanaskan merah - Reagen: 10% vanillin dalam H2SO4, 95% etanol dan HCl pekat
(adanya proantosianidin) - ukur serapan pada panjang gelombang 530 nm
4. Ditambahkan NaOH dan PE flouresensi - Pembanding: katekin
- Hasil dilaporkan sebagai katekin
hijau (adanya proantosianidin).
5. Prusian Blue [FeCl, K3F3(CN)6] (Ann. E. 2. Gravimetri (Metode presipitasi menggunakan protein)
Hagerman, 1998, 2002). Bahan: serbuk kulit sapi
6. sinar UV pendek bercak gelap, warna Prosedur: jika sdh mengendap sempurna, saring, keringkan hingga bobot
diperjelas dengan Folin-Ciocalteu. tetap
7. Kromatografi: KK (satu/dua arah), HPLC
(kolom Li Chrosorb RP-8 yang dielusi dengan 3. Titrimetri (secara permanganometri)
reaksi oleh kalium permanganat (KMnO4)
fase gerak campuran air-metanol atau
Indikator: indigosulfonat/indigokarmin.
asetonitril) (Hanani, 2015)
(perubahan warna dari biru menjadi kuning terang)
Identifikasi tanin terkondensasi
CONTOH METODE PENELITIAN
Different fractions of phenolic compounds
(polymeric procyanidins, phenolic
carboxylic acids, and flavonoids) of flowers
and leaves hawthorn (Crataegus laevigata)
were fractionated prior to HPLC analysis using
column chromatography and SPE.
HASIL
TERIMA KASIH