Anda di halaman 1dari 28

SENYAWA

TANIN
Syilvi Adini, M.Farm
PENDAHULUAN
● Istilah tannin mulai digunakan tahun 1796 oleh Seguin ketika dalam
ekstrak tanaman mengandung senyawa yang dapat bereaksi dengan
protein
● Tanin merupakan polifenol yang tersebar dalam dunia tumbuhan
terutama dalam jaringan kayu, seperti kulit batang dan jaringan lain
seperti buah dan daun
● Tanin umumnya berada di vakuola sel tumbuhan.
SIFAT UMUM TANIN
 Polifenol, mengandung hidroksil dan gugus lain seperti karboksil pada cincin
aromatisnya
 Sukar mengkristal, warna tanin akan menjadi gelap apabila terkena cahaya atau
dibiarkan di udara terbuka.
 Larut air, kelarutannya besar dan akan bertambah besar apabila dilarutkan dalam
air panas. Begitu pula dalam pelarut organik seperti metanol, etanol, aseton dan
pelarut organik lainnya.
 Berat molekul antara 1000 - 5000; berat molekul kecil disebut ‘pseudo-tannins’
 Dapat mengendap bersama alkaloid, gelatin dan protein lainnya 
membentuk kopolimer mantap yang tidak larut dalam air (terbentuk endapan)
 Sebagian besar tanin berbentuk glikosida
 Dapat menggangu absorbsi besi dan kalsium sehingga dapat mengurangi
bioavaliability besi dan kalsium tubuh.
FUNGSI TANIN
Sebagai Sebagai zat
Penolak Antioksidan
pengkhelat pengendap
herbivora alami
ion logam protein

Anti
Anti kanker Anti mikroba Anti diare
mutagenik

Pewarna
Antidiabetik
coklat
PENGGOLONGAN TANIN

Tanin Banyak terdapat di buah yang belum matang


terhidrolisis

Tanin Banyak dijumpai di kulit batang


terkondensasi
TANIN
TERHIDROLI
SIS
Ada 2 tipe tannin
terhidrolisis, yaitu:
a. Galotanin, strukturnya
terdiri atas ester asam
galat dan glukosa
b. Elagitanin, strukturnya
terdiri atas asam
heksahidroksidifenat dan
glukosa
Tanin Terhidrolisis, lanjutan

Asam Galat

Galotanin
TANIN
TERKONDENS
ASI
PERSEBARAN
● Daun : Didaun yang terpisah dari batang/yang gugur
● Buah : buah yang belum masak dan menghilang
selama proses pematangan sehingga tanin
merupakan sumber asam daribuah
● Kulit batang : pada jaringan yang mati sepertigabus
bagian luar
BIOSINTESIS TANIN
● Tannin termasuk dalam golongan fenol. Semua senyawa fenol
dibentuk melalui jalur asam sikimat (skhimic acid pathway) yang
biasa disebut juga sebagai jalur fenilpropanoid (phenylpropanoid
pathway).
● Jalur ini juga merupakan jalur pembentukan senyawa golongan fenol
lain seperti isoflavon, kumarin, lignin, dan asam amino aromatik
(triptophan, fenilalanin, dan tirosin).
● Biosintesa tannin diawali dengan terbentuknya asam galat, yang
dimulai dari asam sikimat melalui 3-dehidroksisikimat yang diikuti
dengan prosesdehidrasi dan enolisasi, dan/atau dehidrogenasi dan
enolisasi.
EKSTRAKSI TANIN
● Tanin dapat diekstraksi dengan air, alkohol (etanol, metanol), atau
aseton.
IDENTIFIKASI TANIN (KUALITATIF)
Identifikasi Tanin Secara Umum
● FeCl3  endapan biru kehitaman (tanin terhidrolisis); warna hijau
kecoklatan (tanin terkondensasi)
● gelatin 1% dalam 10% NaCl endapan putih
● Ditambahkan asam lalu dipanaskan  merah (adanya proantosianidin)
● Ditambahkan NaOH dan PE  flouresensi hijau (adanya proantosianidin).
● sinar UV pendek  bercak gelap, warna diperjelas dengan Folin-Ciocalteu.
● Kromatografi: KK (satu/dua arah), HPLC (kolom Li Chrosorb RP-8 yang
dielusi dengan fase gerak campuran air-metanol atau asetonitril) (Hanani,
2015)
IDENTIFIKASI TANIN (KUANTITATIF)
1. Titrimetri
● reaksi oleh kalium permanganat (KMnO4)
● Indikator: indigosulfonat/indigokarmin.
● (perubahan warna dari biru menjadi kuning terang)
2. Gravimetri
● Bahan: serbuk kulit sapi
● Prosedur: jika sdh mengendap sempurna, saring, keringkan hingga
bobot tetap
Lanjutan….

3. Spektrofotometri
- Reagen: folin-ciocalteu
- Pembanding: asam galat/asam tanat
- Ukur serapan pada panjang gelombang 578 nm
- Hasil dilaporkan sebagai kadar fenol total (mg GAE/g atau mg TAE/g)
- Reagen: 10% vanillin dalam H2SO4, 95% etanol dan hcl pekat
- Ukur serapan pada panjang gelombang 530 nm
- Pembanding: katekin
- Hasil dilaporkan sebagai katekin
IDENTIFIKASI TANIN TERKONDENSASI
CONTOH METODE PENELITIAN
Different fractions of phenolic compounds
(polymeric procyanidins, phenolic
carboxylic acids, and flavonoids) of flowers
and leaves hawthorn (Crataegus laevigata)
were fractionated prior to HPLC analysis using
column chromatography and SPE.
HASIL
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai