Anda di halaman 1dari 5

Review Jurnal Pemisahan dan

Karakterisasi Spesi Senyawa Kompleks


Ytrium-90 Dan Stronsium-90 Dengan
Elektroforesis Kertas
Analisis Pangan

Disusun oleh :
- Indah Aprilliani Sandra (240210170063)
- Abdurrahman Muharik (240210170064)
- Esla (240210170084)
- William Edison (240210170098)
- Aurel Andita (240210170101)
Elektroforesis adalah metode pemisahan atau analisis fisika berdasarkan migrasi
partikel bemuatan yang terlarut atau terdispersi dalam larutan elektrolit dengan bantuan
medan listrik. Dalam hal ini terdapat fase diam yaitu kertas dan fase gerak yaitu partikel
bermuatan yang terlarut di antaranya adalah ion kompleks 90Y dan 90Sr. Akibat diberi
beda potensial, fase gerak akan berpindah sepanjang medium yang kontinyu ke arah
elektroda yang sesuai. Pemisahan ini terjadi akibat ketidak homogenan atau gradasi
konsentrasi sepanjang sistem pemisahan. Menurut Khopkar, pergerakan partikel dalam
kertas tergantung pada muatan atau valensi zat terlarut, luas penampang, tegangan yang
digunakan, konsentrasi elektrolit, kekuatan ion, pH, viskositas, dan adsorpsivitas zat
terlarut. Medium migrasi ion yang berpindah pada suatu arah juga mempengaruhi mobilitas
ion-ion lain yang bergerak pada arah yang berlawanan.
Semakin lama waktu elektroforesis, kation dan anion akan semakin mendekati
elektroda atau lintasan yang ditempuh semakin jauh. Pengaruh luas penampang kertas
elektroforesis adalah berbanding terbalik. Semakin kecil luas penampang, lintasan yang
ditempuh semakin jauh. Hal ini disebabkan oleh kecilnya gesekan dan daya adsorpsivitas
kertas elektroforesis. Jika kekuatan ion semakin tinggi, lintasan yang ditempuh semakin
jauh dan lebih cepat. Hal ini akibat dari daya tarik antara ion dengan elektroda yang
semakin kuat. Kenaikan suhu akan meningkatkan mobilitas ion, namun jika suhu terlalu
tinggi akan terjadi penguapan elektrolit sepanjang kertas yang mengakibatkan kertas
menjadi kering dan bahkan terbakar. Kekentalan yang tinggi dapat menyebabkan
terbatasnya kemampuan gerak senyawa ion dan senyawa sukar membentuk ion
Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh data karakteristik radionuklida 90Sr
dan 90Y menggunakan metode elektoforesis kertas dengan variasi tegangan, waktu,
konsentrasi HCl, jenis larutan penyangga. Penelitian ini dilakukan pemisahan untuk
memperoleh karakterisasi spesi senyawa kompleks 90Y dan 90Sr dengan metode
elektroforesis kertas. Tahap-tahap yang dilakukan adalah :

1. Penentuan karakterisasi spesi senyawa kompleks 90Y

Penentuan karakteristik Y dengan penyangga NaCl dilakukan dengan kertas elektroforesis


(Whatman no. 1) dengan panjang 33 cm lebar 2 cm dan dibuat daerah : -16, -15,….0….,
15, 16. Sampel Y 20 µL hasil iradiasi target Y O yang telah disiapkan sebelumnya,
ditotolkan di daerah 0 (nol) pada kertas elektroforesis, dikeringkan dengan hair dryer.
Kertas elektroforesis dipasang dengan posisi daerah negatif berada di sisi anoda dan daerah
positif berada di sisi
katoda, seluruh
permukaan kertas
dibasahi dengan
penyangga NaCl 0,001M
pH 5. (lihat Gambar 1).

Elektroforesis dilakukan
selama 1 jam pada
tegangan 200 Volt.
Setelah satu jam kertas
diangkat dan
dikeringkan. Kertas yang telah kering dilapisi dengan isolasi transparan dan dipotong
masing-masing sepanjang 1 cm. Setiap potongan 1 cm tersebut diukur cacahannya
dengan alat gamma management system (GMS). Penentuan karakteristik 90Y
dilakukan tanpa HCl, dengan variasi larutan penyangga dan konsentrasi HCl, dengan
variasi tegangan listrik elektroforesis dan variasi waktu elektroforesis.

2. Penentuan karakterisasi spesi senyawa kompleks 90Sr

Penentuan karakteristik 90Sr dengan penyangga NaCl 0.001M pH 5 dilakukan


selama 1 jam pada tegangan 200 Volt. Penentuan karakteristik 90Sr tanpa HCl
dilakukan dengan cara melarutkan sampel 90Sr menggunakan asam sitrat 0,1M,
penyangga sitrat 0,01M pH 5, selama 1 jam pada tegangan 200 Volt. Penentuan
karakterisasi spesi senyawa kompleks 90Sr dengan HCL dilakukan dengan cara yang
sama, konsentrasi HCl 8M jika menggunakan penyangga sitrat dan 2M jika
menggunakan penyangga tartrat.

Larutan penyangga

Larutan penyangga yang harus diseleksi terlebih dahulu mana yang bisa digunakan
mana yang tidak. Caranya adalah dengan meneteskan larutan Y2O3 ke larutan
penyangga. Larutan Y2O3 dibuat dengan melarutkan Y2O3 non radioaktif dalam HCl
dengan normalitas yang berbeda. Larutan Y2O3 diteteskan ke larutan penyangga
sambil diamati terbentuk tidaknya endapan, jika terbentuk endapan penyangga tersebut
tidak bisa digunakan. Dari semua larutan penyangga yang dicoba tidak ada yang
membentuk endapan, sehingga bisa digunakan.

Alat Elekroforesis

Keterangan Gambar: 4. Lempeng


kaca
1. Cuplikan
5. Sel
2. Elektrode Elektrolit
3. Baffle (penghalang 6. Kertas 7.
Arus Searah
Kelompok 8 :

- Arnitya Sih
- Mega
- Luthfi
- Fadia
- Marco

Review jurnal

Analisis DNA Menggunakan Metode Elektroforesis Gel

DNA merupakan persenyawaan kimia yang paling penting pada makhluk hidup, yang
membawa keterangan genetik dari sel khususnya atau dari makhluk dalam
keseluruhannya dari satu generasi ke generasi berikutnya. Elektroforesis gel merupakan
salah satu teknik utama dalam biologi molekular. Prinsip dasar teknik ini adalah bahwa
DNA, RNA, atau protein dapat dipisahkan oleh medan listrik. Molekul DNA bermuatan
negatif, sehingga di dalam medan listrik akan bermigrasi melalui matriks gel menuju kutub
positif (anode). Semakin besar ukuran molekulnya, semakin rendah laju migrasinya

Elektroforesis adalah teknik pemisahan komponen atau molekul bermuatan berdasarkan


perbedaan tingkat migrasinya dalam sebuah medan listrik. Kecepatan molekul yang
bergerak pada medan listrik tergantung pada muatan, bentuk dan ukuran. Elektroforesis
dapat digunakan untuk separasi makromolekul (seperti protein dan asam nukleat).
Pemberian aliran listrik dapat menyebabkan terjadi perpindahan aliran elektron dan zat
objek, kemudian akan bergerak dari elektroda negatif ke arah sisi elektroda positif.
Kecepatan pergerakan ini berbeda-beda, tergantung dari muatan dan berat molekul DNA.
Kisi-kisi gel berfungsi sebagai pemisah. Objek yang berberat molekul lebih besar akan
lebih lambat berpindah.

Dalam jurnal ‘Teknik Isolasi dan Elektroforesis DNA Total pada Tanaman Ubi Kayu’
digunakan metode elketroforesis dengan media gel agarosa untuk mengidentifikasi DNA
pada tanaman ubi kayu. Elektroforesis gel agarosa adalah metode pemisahan molekul
DNA dan RNA menurut muatan, ukuran, dan bentuk. Teknik ini sederhana, cepat
terbentuk, dan mampu memisahkan campuran potongan DNA sesuai dengan ukurannya
secara akurat, dibanding dengan densitas gradient sentrifugasi. Saat arus listrik
diaplikasikan pada gel, molekul bermuatan negatif akan berpindah menuju elektroda
positif dan molekul bermuatan positif akan menuju elektroda bermuatan negatif. Faktor-
faktor yang menyebabkan kegagalan elektroforesis gel agarosa antara lain karena sel
belum lisis sempurna, DNA belum keluar dari sel, serta DNA mengalami degradasi
(tekanan mekanik).

Dalam jurnal penelitian ini molekul DNA total diperiksa kualitas dan kuantitasnya melalui
proses elektroforesis (Fison Mode FEC 360, Large Horizontal Gel System), yaitu dengan
memigrasikannya pada gel agarose 1,2% dalam 1× buffer TBE pH 8,0 pada 75 Volt selama
30 menit. Gel hasil elektroforesis diwarnai dengan 4 µg/ml etidium bromida, lalu
divisualisasikan diatas lampu UV (WiseUv WUV-M20, Daihan Scientific) dan difoto
menggunakan kamera (Olympus SP-500 UZ).

Pewarna yang digunakan diatas dimaksudkan untuk proses pengamatan dari pita-pita
DNA yang didapatkan. Pewarna yang digunakan adalah etidium bromida yang dapat
menyisip di antara basa-basa pada DNA. Gel yang diberi etidium bromida dan disinari
dengan UV akan memperlihatkan lokasi DNA sebagai untai berwarna merah-jingga.
Etidium bromida merupakan senyawa karsinogenik sehingga dalam melaksanakan
percobaan yang menggunakan etidium bromida harus menggunakan sarung tangan.

Hasil elektroforesis keenam sampel ubi kayu yang diuji menunjukkan pita yang dihasilkan
baik. Hal ini ditandai dengan pita yang tebal, utuh dan tidak smear. Pita DNA yang tebal
menunjukkan konsentrasi DNA total yang diperoleh cukup tinggi, yaitu sekitar 500-667
ng/µl.

Anda mungkin juga menyukai