KIMIA UNSUR
A. Unsur-unsur Golongan Utama
Sampai saat ini sudah dikenal sekitar 118 unsur dalam sistem periodik unsur.
Unsur-unsur tersebut dapat ditemukan secara alami di alam maupun dibuat di
laboratorium (unsur buatan). Di alam, sebagian besar unsur diperoleh dari deposit
tanah dan bahan-bahan alam yang mengandung unsur atau senyawa tertentu yang
disebut mineral. Mineral yang mengandung unsur atau senyawa tertentu dengan
konsentrasi cukup tinggi dan diolah sehingga bernilai ekonomis disebut bijih.
Salah satu unsur yang banyak terdapat di alam semesta adalah helium (terdapat
di matahari). Helium dapat digunakan untuk pengisi balon udara. Sementara itu,
unsur yang paling banyak terdapat di bumi kita ini adalah oksigen, lalu silikon,
aluminium, dan besi.
c. Golongan IIIA
1) Sifat Fisika Unsur-unsur Golongan IIIA
2) Sifat-sifat Kimia Unsur-unsur Golongan IIIA
a)Boron akan bereaksi dengan oksigen,hologen,asam,pengoksidasi, dan alkali
jika di panaskan. Senyawa boron bersifat racun.
b) Aluminium sebagai agen pereduksi yang baik. Aluminium bersifat
nontoksik.
c) Galium mudah mengorosi logam lain. Galium bersifat toksik ringan.
d) Indium bersifat toksik ringan.
e) Senyawa talium (III) mudah di reduksi menjadi talium (I) atau sebagai
pengoksidasi kuat. Talium dan Senyawanya bersifat sangat toksik.
d. Golongan IVA
1)sifat Fisika Unsur-unsur Golongan IVA
2) sifat Kimia Logam Golongan IVA
a) Karbon tidak bersifat toksik dan merupakan unsur yang sangat tidak reaktif.
Meskipun demikian, karbon dapat bereaksi dengan unsur halogen dan oksigen.
b) Silikon kurang reaktif dibandingkan karbon. Silikon bersifat nontoksik. Silikon
bereaksi dalam media alkali membentuk H2(g) dan SIO4-4 (aq). Silikon abu-abu
bereaksi dengan uap air pada suku tinggi menghasilkan silikon dioksida dan
hidrogen. Silikon akan terbakar dalam oksigen jika dipanaskan cukup kuat.
c) Germanium bersilat toksik ringan. Germanium bersifat lebih reaktif daripada
silikon dalam larutan H2SO4 dan HNO3 pekat.
d) Timah(II) merupakan agen pereduksi yang baik. Timah(IV) lebih stabil
dibanding timah(II). Ion timah(II) mereduksi ion besi(III) menjadi ion besi(II). Ion
timah(II) mudah dioksidasi oleh agen pengoksidasi yang sangat kuat seperti larutan
kalium permanganat dalam kondisi asam. Timah bersifat nontoksik.
e) Timbal(II) lebih stabil daripada timbal (IV). Timbal (IV) mempunyai
kecenderungan yang kuat untuk bereaksi dan menghasilkan senyawa tumbal(II).
Timbal bersifat toksik.
e. Golongan VA
1) Sifat Fisika Unsur-unsur Golongan VA
2) Sifat Kimia Unsur-unsur Golongan VA
a) Nitrogen merupakan unsur yang stabil dan sulit bereaksi dengan
unsur atau senyawa lainnya.
b) Fosfor putih bersifat racun dan dapat larut dalam CS, Fosfor merah
tidak bersifat racun dan tidak larut dalam CS, Fosfor tidak bereaksi
dengan air. Fosfor bereaksi dengan oksigen dan klor.
c) Arsenik bersifat racun. Ketika dipanaskan, arsenik akan cepat
teroksidasi menjadi oksida Arsenik.
d) Antimon yang berupa logam biru putih bersifat stabil, sedangkan
antimon kuning dan hitam merupakan logam yang tidak stabil.
e) Bismut akan membentuk nyala biru ketika dibakar dengan oksigen.
f. Golongan VIA
1) Sifat Fisika Unsur-unsur Golongan VIA
2) Sifat Kimia Unsur-unsur Golongan VIA
a) Oksigen mempunyai bilangan oksidasi -2, kecuali pada senyawa
peroksida -1 dan pada superoksida -1/2. Oksigen merupakan
oksidator yang dapat mengoksidasi logam maupun nonlogam. Jika
dipanaskan dengan logam alkali, oksigen dapat membentuk
superoksida. Oksigen bersifat nontoksik.
b) Belerang sukar bereaksi dengan unsur-unsur lain pada suhu biasa.
Pada suhu tinggi, reaksi dapat terjadi dengan berbagai logam seperti
Fe dan Cu serta nonlogam seperti Cl2, H2, atau 02. Belerang tidak
bereaksi dengan air. Belerang bersifat nontoksik.
c) Selenium dan telurium mempunyai sifat kimia sama dengan
belerang, tetapi lebih bersifat logam dibanding belerang. Sifat kimia
polonium mirip dengan telurium dan bismut.
Dampak negatif logam alkali salah satunya saat terjadi reaksi eksotermis. Misal
natrium, kalium, rubidium, dan cesium yang bereaksi dengan cepat terhadap air
serta menimbulkan ledakan.
Ion Ca2+ dan ion Mg2+ merupakan penyebab air sadah yang merugikan. Pemaparan
jangka panjang berilium dapat meningkatkan risiko mengidap penyakit kanker paru-paru.
c. Golongan IIIA
Aluminium dibuat dengan proses Hall melalui dua tahap yaitu tahap pemurnian dan
tahap elektrolisis.
Manfaat unsur-unsur golongan IIIA sebagai berikut.
1) Boron dalam bentuk senyawa digunakan dalam produk bahan perekat, semen, pupuk,
desinfektan, pemadam api, industri kaca, dan pembuatan tekstil.
2) Serbuk aluminium digunakan untuk menjalankan roket. Campuran AI dan Fe2O3
digunakan dalam reaksi termit untuk mengelas logam. Tawas digunakan untuk
menjernihkan air.
3) Galium digunakan sebagai termometer suhu tinggi dan dalam industri elektronik.
4) Indium digunakan untuk membuat paduan logam, fotokonduktor, dan transistor.
5) Kalium digunakan sebagai superkonduktor pada suhu tinggi.
Karbon mempunyai dampak negatif mudah terbakar serta beracun jika terisap
dalam bentuk debu atau serbuk halus. Silikon mudah terbakar dalam bentuk bubuk.
Timbal mempunyai dampak negatif karena bersifat toksik Bahkan, timbal dapat
mengakibatkan kerusakan otak dan ginjal.
e. Golongan VA
Nitrogen dihasilkan dengan cara distilasi fraksinasi udara. Amonia (NH3) dibuat
menggunakan metode Haber-Bosch. Fosfor diperoleh dengan cara pemanasan batuan fosfat,
silika (SiO2), dan coke batubara di dalam pembakar listrik. P4 yang dihasilkan, didinginkan
dan disimpan dalam air sebagai fosfor putih. Pemanasan fosfor putih tanpa udara bebas
hingga suhu 300°C akan menghasilkan fosfor merah. Arsenik diperoleh dari pemanasan
logam sulfida yang mengandung arsenik atau dengan cara mereduksi arsenik(III) oksida
dengan gas CO. Antimoni diperoleh dari stibnit (Sb2S3). Bismut dihasilkan dari bijih
bismutinit (Bi2S3) dan bismit (Bi2O3).
Manfaat unsur-unsur golongan VA sebagai berikut.
1) Nitrogen digunakan untuk membuat pupuk urea dan ZA, bahan pembeku dalam
industri pengolahan makanan, dan pengisi ruang kosong dalam termometer untuk
mengurangi penguapan raksa.
2) Fosfor merah digunakan dalam pembuatan korek api. Asam fosfat digunakan untuk
pelapisan logam dan memberi rasa masam pada minuman ringan.
3) Senyawa arsenik digunakan dalam insektisida dan sebagai material semikonduktor.
4) Antimon digunakan sebagai bahan paduan logam pelat aki, baterai asam-timbal,
solder, dan pewter.
5) Bismut digunakan untuk membuat aloi pengecor dengan timah dan kadmium.
Asam nitrat (HNO3) yang digunakan sebagai bahan pembuatan peledak jika
disalahgunakan dapat membahayakan manusia. Nitrogen dapat mengakibatkan
hujan asam yang bersifat merusak. Fosfor putih mempunyai efek negatif karena
bersifat racun. Arsenik juga bersifat racun.
f Golongan VIA
Oksigen dibuat secara industri dengan cara penyulingan bertingkat udara cair dan
elektrolisis air. Belerang dibuat dengan cara Sisilia dan Frasch. Asam sulfat (H₂SO₄) dibuat
melalui proses kontak atau proses bilik timbal. Selenium dan telurium diperoleh sebagai
hasil samping proses metalurgi.
Manfaat unsur-unsur golongan VIA sebagai berikut.
1) Oksigen terdapat dalam senyawa oksida unsur, garam karbonat, basa, asam nitrat,
dan asam karbonat. Oksigen digunakan untuk pernapasan makhluk hidup,
pembakaran, oksidator untuk membuat senyawa-senyawa kimia, bahan roket, serta
bahan bakar pesawat ruang angkasa bersama hidrogen.
2) Belerang terdapat dalam senyawa H2SO4. Belerang dimanfaatkan untuk membuat
asam sulfat, vulkanisasi karet, membasmi penyakit tanaman, dan senyawa CS2.
3) Selenium dan telurium untuk membuat aloi dan sebagai bahan fotokonduktor.
Senyawa selenium dan telurium digunakan sebagai aditif untuk mengontrol warna
kaca. Polonium jarang digunakan karena kelimpahannya sangat sedikit dan bersifat
radioaktif.
Berkurangnya sifat logam unsur-unsur periode ketiga dari kiri ke kanan disebabkan
olehHarga keelektronegatifannya makin besar sehingga makin sukar membentuk ion positif.
Pada kenyataannya, unsur logam cenderung membentuk ion positif. Itulah sebabnya, sifat
logamnya makin ke kanan makin berkurang.
1) Jari-jari Atom
Unsur-unsur periode ketiga dari kiri ke kanan memiliki
jumlah proton dan elektron makin banyak. Hal ini
mengakibatkan gaya tarik-menarik antara inti atom dengan
elektron- elektronnya makin kuat. Oleh karena itu, jari-jari
atom unsur- unsur periode ketiga dari kiri ke kanan makin kecil,
meskipun kulit elektronnya sama-sama tiga.
2) Energi Ionisasi
Energi ionisasi berbanding terbalik dengan jari-jari atom.
Pada umumnya makin kecil jari-jari atom suatu unsur, energi
ionisasinya makin besar. Namun, energi ionisasi juga
dipengaruhi oleh struktur elektron dalam orbital-orbital
terluarnya. Oleh karena itu, ada sedikit penyimpangan energi
lonisasi unsur-unsur pada periode ketiga ini. Energi ionisasi Mg
lebih besar daripada Al, dan energi ionisasi P lebih besar
daripada S. Penyimpangan ini dikarenakan atom Mg memiliki
orbital 3s penuh dan atom P memiliki orbital-orbital 3p
setengah penuh. Konfigurasi elektron seperti ini relatif stabil
sehingga lebih sukar melepaskan elektron.
3) Keelektronegatifan
Keelektonegatifan unsur-unsur periode ketiga dari kiri ke
kanan makin besar. Oleh sebab itu, kemampuan atom untuk
menarik elektron dari atom lain untuk memenuhi kaidah oktet
makin bertambah. Unsur pada periode ketiga yang keelektro-
negatifannya terbesar yaitu klor, sedangkan argon tidak
mempunyai keelektronegatifan karena merupakan gas mulia
dan struktur elektronnya sudah stabil.
4) Titik Didih dan Titik Leleh
Unsur silikon mempunyai titik didih dan titik leleh paling
tinggi di antara unsur-unsur periode ketiga lainnya. Faktor
penyebabnya yaitu atom- atom dalam silikon mampu
membentuk jaringan tiga dimensi menggunakan empat buah
ikatan kovalen sehingga terbentuk struktur kovalen raksasa.
Oleh karena itu, untuk melelehkan silikon diperlukan banyak
energi guna memutuskan ikatan-Ikatan kovalen tersebut.
2) Kegunaan Natrium
Kegunaan Natrium sebagai berikut.
a) Berdasarkan sifat reduktornya, logam natrium digunakan
untuk mereduksi lelehan KCL. Proses reduksi ini bertujuan
untuk memperoleh logam kalium.
b) Logam natrium direaksikan dengan gas asetilena untuk
membentuk natrium karbida (Na2C2).
b. Magnesium (Mg)
1) Pembuatan Logam Magnesium
Logam magnesium dapat diperoleh dengan cara
mengelektrolisis lelehan MgCl₂ dengan elektrode karbon.
c. Aluminium (AI)
Pembuatan, kegunaan, dan dampak penggunaan sebagai berikut.
1) Pembuatan Aluminium
Pembuatan aluminium terdiri atas dua tahap sebagai berikut.
• Proses Bayer
Proses Bayer merupakan proses pemurnian biji bauksit untuk
memperoleh aluminium oksida (alumina)
• Proses Hall-heroult
Proses Hall-heroult merupakan proses peleburan aluminium
oksida untuk menghasilkan aluminium murni.
d) Silikon (Si)
Pembuatan, kegunaan, dan dampak penggunaan silikon sebagai berikut.
1) Pembuatan Silikon
Secara komersial, silikon diperoleh dengan cara mereduksi SiO2.
Reaksi reduksi ini dilakukan dalam tungku listrik dengan batang karbon
atau kalsium karbida (CaC2). Dalam tungku ini, batang karbon dialiri arus
listrik dan berpijar sehingga kristal SiO₂ tereduksi.
Selain dengan mereduksi SiO2, silikon juga dapat diperoleh dengan
cara memanaskan silikon tetrahalida. Proses pemanasan ini dilakukan
pada suhu tinggi menggunakan pereduksi gas hidrogen.
2) Kegunaan Silikon
Silikon digunakan untuk membuat lem, pelumas, katup jantung, dan
persendian buatan. Silikon cair dalam dunia kedokteran digunakan untuk
operasi retina yaitu sebagai perekat saat pemasangan retina yang
terlepas dari posisinya. Senyawa-senyawa silikon seperti silikon oksida
digunakan dalam pembuatan gelas, kaca, dan semen.
2) Kegunaan Fosfor
Fosfor memiliki beberapa kegunaan sebagai berikut.
• Untuk membuat dinding kemasan dan kepala korek di industri
korek api kayu.
• Untuk membuat asam fosfor.
• Sebagai bahan dasar pada pembuatan pupuk fosfat dan
superfosfat, amohpos, atau NPK di industri pupuk, pestisida, dan
bom asap.
• Senyawa fosfat fosfor, digunakan untuk produksi gelas pada lampu
natrium.
• Sebagai bahan pembuatan baja, perunggu fosfor, dan merupakan
unsur penting bagi tulang dan gigi.
2) Kegunaan Belerang
Belerang merupakan salah satu unsur periode ketiga yang mempunyai
banyak kegunaan. Beberapa kegunaan belerang sebagai berikut.
• Sebagai bahan baku pembuatan asam sulfat.
• Sebagai bahan baku pembuatan korek api.
• Sebagai bahan pada proses vulkanisasi karet.
• Seng sulfida digunakan sebagai bahan pelapis pada layar televisi.
• Digunakan di industri kimia seperti cat, plastik, kertas, aku, bahan
peledak, dan ban.
• Digunakan di industri pertenunan, film dan fotografi, serta
industri logam, besi dan baja.
Beberapa senyawa belerang yang penting sebagai berikut.
• Belerang dioksida (SO2)
• Belerang trioksida (SO3)
• Asam sulfat (H2SO4)
2) Kegunaan Klorin
Dalam kehidupan sehari-hari senyawa klorin memegang peranan
penting dalam bidang industri, pertanian, obat-obatan dan rumah
tangga. Kegunaan Klorin di antaranya sebagai berikut.
• Senyawa natrium hipoklorit (NaClO) digunakan sebagai pemutih.
• Sebagai bahan baku pembuatan kapur klorin (CaOCl2) dan kaporit
(Ca(OCl)2). Kedua bahan ini merupakan bahan pengelantang
pakaian atau kain, sedangkan kaporit sendiri dapat digunakan
sebagai desinfektan.
• Kalium Klorat (KClO3) digunakan sebagai zat pengoksidasi, bahan-
bahan pembuatan petasan atau kembang api, dan bahan
pembuat kepala korek api.
• Cl2 dipakai pada desinfektan.
• KCl digunakan sebagai pupuk.
• ZnCl2 digunakan sebagai solder.
• NH4Cl digunakan sebagai pengisi baterai.
Senyawa-senyawa klorin dapat juga digunakan sebagai pelarut,
antiseptik, dan plastik.
b. Titanium (Ti)
Titanium banyak digunakan dalam industri pesawat terbang,
mesin turbin, dan peralatan kelautan. Logam titanium (Ti) diperoleh
dengan jalan mengalirkan gas klorin pada TiO₂ sehingga terbentuk
TiCI4.
Paparan titanium berlebihan pada tubuh manusia dapat
mengakibatkan perubahan di paru-paru sehingga memicu keluhan-
keluhan seperti sesak napas, nyeri dada, dan batuk. Kontak
langsung dengan kulit dan mata dapat mengakibatkan iritasi. Dalam
bentuk serbuk logam, titanium dapat menimbulkan bahaya
kebakaran. Jika terpapar panas di udara, titanium dapat meledak.
c. Vanadium (V)
Ferovanadium dihasilkan dari reduksi V2O5 dengan campuran
silikon (Si) dan besi (Fe). Ferovanadium banyak digunakan dalam
pembuatan peralatan teknik yang tahan getaran, misal pegas, per
mobil, pesawat terbang, dan kereta api.
Vanadium dapat memengaruhi kesehatan jika diserap tubuh
dalam jumlah banyak. Efek akut vanadium yaitu memicu iritasi paru-
paru, tenggorokan, mata, dan rongga hidung. Pada hewan,
vanadium menghambat enzim tertentu sehingga berdampak secara
neurologis. Vanadium dapat pula memicu gangguan pernapasan,
kelumpuhan, dan gangguan hati serta ginjal.
d. Krom (Cr)
Logam krom reaktif terhadap oksigen dan membentuk oksida
yang berupa lapisan tipis di permukaan logam. Lapisan tersebut
melindungi logam dari oksidasi lebih lanjut. Oleh karena itu, logam
krom banyak digunakan untuk melapisi logam lain agar tahan karat
secara elektroplating, misal nikrom pada alat pemanas (stainless
steel) mengandung 18% krom. Selain itu, krom digunakan sebagai
bahan dasar dalam industri baja sehingga dihasilkan baja yang lebih
kuat dan mengilap.
Kromium(VI) mengakibatkan efek kesehatan, seperti alergi,
iritasi hidung, mimisan, ruam kulit, serta gangguan paru-paru dan
perut. Bahkan, kromium (VI) bersifat racun bagi organisme dan
mengubah materi genetik yang memicu kanker. Konsentrasi tinggi
kromium dalam pembuangan Limbah dapat merusak insang ikan.
e. Mangan (Mn)
Mangan banyak digunakan pada industri baja sebagai campuran
(aloi) mangan dengan besi yang disebut feromangan. Feromangan
digunakan sebagai bahan pembuat mesin dan alat berat karena
sifatnya yang sangat keras, kuat, dan tahan gesekan. Selain itu,
mangan dalam bentuk senyawa MnO₂ digunakan pada baterai
kering.
Dampak negatif kelebihan mangan terjadi terutama di saluran
pernapasan dan otak. Mangan juga mengakibatkan Parkinson,
emboli paru, dan bronkitis. Pria yang terpapar mangan dalam jangka
waktu lama berpotensi mengalami impoten.
f. Besi (Fe)
Proses pengolahan bijih besi menjadi logam besi dilakukan dalam
tanur tinggi. Prinsip kerjanya dengan mereduksi oksida besi
menggunakan gas karbon monoksida.
Besi bersifat feromagnetik. Oleh karena itu, banyak oksida besi
digunakan sebagai bahan pembuatan perangkat elektronik, memori
komputer, dan pita rekaman. Kompleks besi juga berperan penting
dalam proses biologis, di antaranya untuk membentuk hemoglobin
dalam darah dan klorofil pada tanaman. Besi murni bersifat lunak,
liat, dan cukup reaktif. Oleh karena itu, besi selalu dipadukan dengan
logam lain membentuk aloi, misal baja atau stainless steel agar lebih
keras.
Asap atau debu oksida besi yang terhirup dalam jumlah banyak
dapat mengakibatkan timbulnya Pneumoconiosis jinak atau
siderosis. Jika konsentrasi oksida besi yang terhirup berlebihan,
risiko timbulnya kanker paru-paru akan meningkat.
g. Kabolt (Co)
Kobalt digunakan untuk membuat paduan logam. Campuran
besi-kobalt mempunyai sifat tahan karat. Alnico merupakan paduan
aluminium, nikel, kobalt, dan tembaga yang bersifat feromagnetik.
Kobalt juga banyak dimanfaatkan dalam pembuatan mesin jet,
mesin turbin, dan peralatan tahan panas. Isotop radioaktif kobalt
(Co-60) digunakan dalam pengobatan kanker.
Ion Co²+ dalam bentuk larutan digunakan sebagai bahan tinta
yang tidak berwarna. Sementara itu, kertas yang mengandung ion
Co2+ digunakan untuk mendeteksi perubahan cuaca. Jika cuaca
lembap (akan turun hujan), kertas berwarna merah karena
mengandung ion Co²+. Jika cuaca cerah, kertas berwarna biru karena
mengandung ion Co³+.
Kobalt yang terhirup dalam konsentrasi tinggi dapat
mengakibatkan asma dan pneumonia. Radiasi isotop radioaktif
kobalt dapat memicu kemandulan, rambut rontok, muntah,
perdarahan, diare, koma, bahkan kematian.
h. Nikel (Ni)
Nikel merupakan logam putih mengilap seperti perak dan dapat
digunakan sebagai penghantar panas atau listrik yang baik. Selain
dalam bentuk senyawa mineral, nikel juga dijumpai sebagai senyawa
kompleks, misal [Ni(NH3)6]Cl₂ dan [Ni(NH3)6]SO4, yang digunakan
dalam elektroplating. Nikel juga berfungsi melapisi logam agar tahan
karat dan sebagai campuran logam, misal monel (paduan 60% Ni,
40% Cu, dan sedikit Fe, Mn, Si, C) dan alnico. Serbuk nikel biasa
digunakan sebagai katalis dalam reaksi reduksi senyawa
hidrokarbon, contohnya proses hidrogenasi lemak pada pembuatan
margarin. Nikel(III) oksida (Ni₂O₃) digunakan dalam sel Edison.
Paparan nikel dalam jumlah besar dapat mengakibatkan kanker
paru-paru, kanker hidung, kanker laring, kanker prostat, sakit kepala,
emboli paru, janin lahir cacat, asma, bronkitis, ruam kulit, dan
gangguan jantung. Konsentrasi nikel yang tinggi pada tanah berpasir
dapat merusak tanaman. Pada permukaan air, konsentrasi nikel yang
tinggi dapat mengurangi tingkat pertumbuhan alga.
i. Tembaga (Cu)
Proses pengolahan tembaga diawali dengan pemanggangan
kalkopirit (CuFeS₂) atau bijih tembaga lain. Hasil pemanggangan
dioksidasi dalam oksigen. Tembaga yang dihasilkan dimurnikan
secara elektrolisis dan flotasi. Pemurnian tembaga dengan
elektrolisis dilakukan dengan menempatkan tembaga kotor di anode
menggunakan larutan elektrolit CuSO4, sehingga tembaga murni
akan diperoleh di katode.
Tembaga banyak digunakan sebagai kabel listrik. Tembaga mudah
ditempa dan bercampur dengan emas sehingga digunakan pada
pembuatan kerajinan. Tembaga juga banyak digunakan untuk
membuat paduan logam seperti kuningan (tembaga dan seng),
perunggu (tembaga dan timah), monel, dan alnico.
Paparan jangka panjang tembaga dapat mengakibatkan iritasi
hidung, mulut, mata, serta mengakibatkan sakit kepala, sakit perut,
pusing, muntah, diare, kerusakan hati, dan kerusakan ginjal.
Tembaga dalam tanah akan mengganggu aktivitas mikroorganisme
dan cacing tanah, serta mengganggu kelangsungan hidup hewan dan
tumbuhan di atas tanah.
j. Seng ( Zn)
Seng merupakan unsur terakhir pada deret logam transisi
periode empat. Pembuatan Logam seng dilakukan dengan
pemanggangan seng mulia (ZnS), lalu oksida seng di reduksi dengan
karbon pijar.
Seng digunakan sebagai logam pelapis besi agar tahan karat.
Seng juga digunakan untuk membuat paduan logam (misal
kuningan), zat antioksidan pada pembuatan ban mobil, bahan
pembuat cat putih, dan bahan untuk melapisi tabung gambar
televisi karena dapat berfluoresensi (mengubah berkas elektron
menjadi cahaya tampak). Lembaran seng dapat dimanfaatkan
sebagai atap bangunan.
Asupan seng yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan masalah
kesehatan, berupa kram perut, iritasi kulit, mual, muntah, anemia,
kerusakan pankreas, mengganggu metabolisme protein, serta
mengakibatkan arteriosklerosis.