Anda di halaman 1dari 26

BAB III

KIMIA UNSUR
A. Unsur-unsur Golongan Utama

Sampai saat ini sudah dikenal sekitar 118 unsur dalam sistem periodik unsur.
Unsur-unsur tersebut dapat ditemukan secara alami di alam maupun dibuat di
laboratorium (unsur buatan). Di alam, sebagian besar unsur diperoleh dari deposit
tanah dan bahan-bahan alam yang mengandung unsur atau senyawa tertentu yang
disebut mineral. Mineral yang mengandung unsur atau senyawa tertentu dengan
konsentrasi cukup tinggi dan diolah sehingga bernilai ekonomis disebut bijih.

Salah satu unsur yang banyak terdapat di alam semesta adalah helium (terdapat
di matahari). Helium dapat digunakan untuk pengisi balon udara. Sementara itu,
unsur yang paling banyak terdapat di bumi kita ini adalah oksigen, lalu silikon,
aluminium, dan besi.

1.Kelimpahan Unsur-unsur Golongan Utama di Alam


Sumber utama logam alkali berupa air laut. Air laut mengandung garam-
garam alkali dan alkali tanah dengan zat terlarut utama berupa NaCl Kristal-kristal
garam zat terlarut dapat diperoleh dari air laut melalui proses penguapan.

Unsur-unsur alkali tanah ditemukan di alam dalam bentuk senyawa.


Magnesium dan kalsium terdapat dalam batuan silikat dan aluminosilikat sebagai
kationnya. Kation-kation tersebut larut dalam air dan terbawa oleh air hujan ke laut.
Dengan demikian, ion- ion kalsium dan magnesium banyak ditemukan di laut,
terutama dalam cangkang kerang berupa kalsium karbonat.
Kelimpahan unsur-unsur golongan IIIA di alam beraneka ragam. Boron tidak
ditemukan dalam keadaan bebas di alam, tetapi dalam bentuk senyawa seperti silika,
silikat, dan borat.
Golongan IVA meliputi karbon (C), silikon (Si), timah (Sn), germanium (Ge),
dan timbal (Pb). Karbon termasuk unsur paling melimpah ke-15 di kerak bumi dan ke-
4 di alam semesta. Karbon terkandung dalam semua jenis makhluk hidup. Sumber
karbon terdapat pada batu kapur, dolomit, karbon dioksida, batu bara, tanah
gambut, dan minyak bumi. Silikon tidak ditemukan bebas di alam.
Unsur-unsur golongan VA meliputi nitrogen, fosfor, arsen, antimon (stibium),
dan bismut. Nitrogen berada dalam keadaan bebas di alam sebagai unsur N₂. Dalam
bentuk senyawa, nitrogen terdapat dalam protein telur, amonia, senyawa organik,
dan bintil akar tumbuhan leguminosa yang mengambil nitrogen dari udara.
Unsur golongan VIA meliputi oksigen, belerang, selenium, telurium, dan
polonium. Oksigen merupakan unsur yang sangat melimpah di alam, terutama pada
lapisan atmosfer, kerak bumi, dan permukaan bumi. Oksigen terdapat dalam keadaan
bebas dengan alotropi berupa molekul unsur oksigen (02) dan gas ozon (03). Selain
sebagai molekul unsur, oksigen juga dapat ditemukan dalam bentuk senyawa.
Belerang diperoleh dalam bentuk mineral gipsum (CaSO4.2H₂O) dan mineral sulfida
yang merupakan bijih logam. Belerang juga terkandung dalam batu bara dan minyak
bumi sebagai senyawa organik, serta dalam gas alam sebagai gas H₂S. Dalam bentuk
molekul unsur Sg, belerang terdapat di daerah yang Mengandung tanah vulkanik
atau gunung berapi sebagai hasil reaksi antara H₂S dengan SO2.
Unsur-unsur golongan VIIA meliputi fluor, klor, brom, iod, dan astatin. Fluor
terdapat dalam bentuk gas berupa molekul diatomik (F₂). Astatin merupakan unsur
radioaktif pertama yang dapat dibuat sebagai hasil pemboman bismuth dengan
partikel-partikel alfa. Jumlah astatin di kerak bumi sangat sedikit Senyawa yang
berhasil dideteksi mengandung astatin yaitu HAt dan CH3At.
Unsur gas mulia (VIIIA) meliputi helium, neon, argon, kripton, xenon, dan
radon. Semua unsur gas mulia terdapat di udara. Unsur gas mulia terbanyak di udara
berupa argon, sedangkan unsur paling sedikit adalah radon yang bersifat radioaktif.
Helium merupakan unsur terbanyak di alam semesta yang diproses dari gas alam.
Kelimpahan helium paling banyak di antara gas mulia yang lain karena merupakan
bahan bakar dari matahari.

2. Sifat-sifat Unsur Golongan Utama


Dalam tabel periodik, unsur-unsur golongan utama terletak di sebelah kiri dan kanan.
Golongan utama dinamakan golongan A sehingga penyebutan golongan ditambah huruf A di
belakang angka Romawi. Unsur dalam setiap golongan utama mempunyai sifat fisika dan
sifat kimia tertentu.
a. Golongan IA (Logam Alkali)
1)Sifat Fisika Unsur-unsur Alkali
Sifat fisika unsur merupakan sifat yang berhubungan dengan penampilan fisika
unsur dan tidak berhubungan dengan terbentuknya zat baru.
2) Sifat Kimia Logam Alkali
Dari atas ke bawah logam alkali makin reaktif Logam alkali bereaksi dengan air
menghasilkan gas hidrogen. Reaksinya dengan oksigen menghasilkan senyawa oksida. Reaksi
logam alkali dengan hidrogen menghasilkan senyawa hidrida

b. Golongan IIA (Logam Alkali Tanah)


Unsur-unsur dalam golongan alkali tanah mempunyai banyak kemiripan sifat dengan
golongan alkali yaitu sama-sama dapat membentuk basa. Namun, basa yang dihasilkan oleh
logam alkali tanah lebih lemah dibandingkan dengan basa dari logam alkali. Sifat-sifat unsur
alkali tanah sebagai berikut.
1) Sifat Fisika Unsur-unsur Alkali tanah
2) Sifat Kimia Unsur-unsur Alkali tanah
Sifat unsur-unsur logam alkali tanah dari atas ke bawah makin reaktif,
tetapi kurang reaktif jika dibandingkan logam alkali yang seperiode. Faktor
penyebabnya yaitu jari-jari atomnya lebih kecil daripada jari-jari atom logam
alkali sehingga energi ionisasi logam alkali tanah lebih besar.
Senyawa alkali tanah sukar larut dalam air. Kelarutan logam alkali tanah
bergantung nomor atom ion logam dan jenis ionnya. Senyawa sulfat, kromat,
dan oksalat logam-logam alkali tanah makin sukar larut dengan bertambahnya
nomor atom logam tersebut. Sebaliknya, untuk senyawa hidroksida logam alkali
tanah makin mudah larut.

c. Golongan IIIA
1) Sifat Fisika Unsur-unsur Golongan IIIA
2) Sifat-sifat Kimia Unsur-unsur Golongan IIIA
a)Boron akan bereaksi dengan oksigen,hologen,asam,pengoksidasi, dan alkali
jika di panaskan. Senyawa boron bersifat racun.
b) Aluminium sebagai agen pereduksi yang baik. Aluminium bersifat
nontoksik.
c) Galium mudah mengorosi logam lain. Galium bersifat toksik ringan.
d) Indium bersifat toksik ringan.
e) Senyawa talium (III) mudah di reduksi menjadi talium (I) atau sebagai
pengoksidasi kuat. Talium dan Senyawanya bersifat sangat toksik.

d. Golongan IVA
1)sifat Fisika Unsur-unsur Golongan IVA
2) sifat Kimia Logam Golongan IVA
a) Karbon tidak bersifat toksik dan merupakan unsur yang sangat tidak reaktif.
Meskipun demikian, karbon dapat bereaksi dengan unsur halogen dan oksigen.
b) Silikon kurang reaktif dibandingkan karbon. Silikon bersifat nontoksik. Silikon
bereaksi dalam media alkali membentuk H2(g) dan SIO4-4 (aq). Silikon abu-abu
bereaksi dengan uap air pada suku tinggi menghasilkan silikon dioksida dan
hidrogen. Silikon akan terbakar dalam oksigen jika dipanaskan cukup kuat.
c) Germanium bersilat toksik ringan. Germanium bersifat lebih reaktif daripada
silikon dalam larutan H2SO4 dan HNO3 pekat.
d) Timah(II) merupakan agen pereduksi yang baik. Timah(IV) lebih stabil
dibanding timah(II). Ion timah(II) mereduksi ion besi(III) menjadi ion besi(II). Ion
timah(II) mudah dioksidasi oleh agen pengoksidasi yang sangat kuat seperti larutan
kalium permanganat dalam kondisi asam. Timah bersifat nontoksik.
e) Timbal(II) lebih stabil daripada timbal (IV). Timbal (IV) mempunyai
kecenderungan yang kuat untuk bereaksi dan menghasilkan senyawa tumbal(II).
Timbal bersifat toksik.
e. Golongan VA
1) Sifat Fisika Unsur-unsur Golongan VA
2) Sifat Kimia Unsur-unsur Golongan VA
a) Nitrogen merupakan unsur yang stabil dan sulit bereaksi dengan
unsur atau senyawa lainnya.
b) Fosfor putih bersifat racun dan dapat larut dalam CS, Fosfor merah
tidak bersifat racun dan tidak larut dalam CS, Fosfor tidak bereaksi
dengan air. Fosfor bereaksi dengan oksigen dan klor.
c) Arsenik bersifat racun. Ketika dipanaskan, arsenik akan cepat
teroksidasi menjadi oksida Arsenik.
d) Antimon yang berupa logam biru putih bersifat stabil, sedangkan
antimon kuning dan hitam merupakan logam yang tidak stabil.
e) Bismut akan membentuk nyala biru ketika dibakar dengan oksigen.

f. Golongan VIA
1) Sifat Fisika Unsur-unsur Golongan VIA
2) Sifat Kimia Unsur-unsur Golongan VIA
a) Oksigen mempunyai bilangan oksidasi -2, kecuali pada senyawa
peroksida -1 dan pada superoksida -1/2. Oksigen merupakan
oksidator yang dapat mengoksidasi logam maupun nonlogam. Jika
dipanaskan dengan logam alkali, oksigen dapat membentuk
superoksida. Oksigen bersifat nontoksik.
b) Belerang sukar bereaksi dengan unsur-unsur lain pada suhu biasa.
Pada suhu tinggi, reaksi dapat terjadi dengan berbagai logam seperti
Fe dan Cu serta nonlogam seperti Cl2, H2, atau 02. Belerang tidak
bereaksi dengan air. Belerang bersifat nontoksik.
c) Selenium dan telurium mempunyai sifat kimia sama dengan
belerang, tetapi lebih bersifat logam dibanding belerang. Sifat kimia
polonium mirip dengan telurium dan bismut.

g. Golongan VIIA (Halogen)


1) Sifat Fisika Unsur-unsur Halogen
2) Sifat kimia Unsur-unsur Halogen
a) Halogen bersifat reaktif. Halogen dapat bereaksi dengan logam,
nonlogam, metaloid tertentu, hidrogen, dan air.
b) Halogen merupakan oksidator kuat.
c) Kelarutan unsur halogen berbeda-beda. Fluorin jika dilarutkan dalam air
akan mengoksidasi air. Klorin dan bromin dapat larut dengan baik dalam
air. Iodin sukar larut dalam air.
d) Unsur halogen dapat bereaksi dengan hidrogen membentuk asam
halida. Unsur halogen (kecuali fluorin) dapat membentuk asam-
asam beroksigen (oksihalogen). Kekuatan asam oksihalogen yaitu
HCIO4 > HCIO3 > HCIO₂ > HCIO. Kekuatan asam halida yaitu HI >
HBr > HCl > HF.

h) Golongan VIIIA (Gas Mulia)


1) Sifat Fisika Unsur-unsur Gas Mulia
2) Sifat kimia Unsur-unsur Gas Mulia
a) Gas mulia sukar bereaksi (bersifat inert) karena konfigurasi elektronnya
stabil sehingga jarang ditemukan dalam bentuk senyawa.
b) Gas mulia sedikit larut dalam air, kecuali helium dan neon karena ukuran
atomnya terlalu kecil.

3. Pembuatan, Kegunaan, dan Dampak Penggunaan Unsur-unsur Golongan Utama


a. Golongan IA ( Logam Alkali)
Logam alkali diperoleh melalui proses elektrolisis lelehan garam kloridanya.
Natrium diperoleh dengan cara elektrolisis lelehan NaCl. Kalium dihasilkan dengan cara
mengalirkan uap natrium dalam lelehan KCl menggunakan prinsip Le Chatelier. Rubidium
dan cesium dibuat dengan prinsip yang sama menggunakan agen pereduksi berupa Ca.
Manfaat logam alkali sebagai berikut.
1) Litium digunakan sebagai paduan logam (aloi) untuk membuat komponen pesawat
terbang. Logam litium sendiri digunakan sebagai bahan baku baterai karena
mempunyai potensial elektrode sangat besar.
2) Natrium digunakan sebagai bahan pembuatan TEL (Tetra Ethyl Lead), sebagai cairan
pendingin pada rektor atom, penerangan jalan raya, dan agen pereduksi. Selain itu,
natrium juga digunakan untuk membuat senyawa NaOH, NaCL, NaHCO3, Na2CO3,
Na2SO4, dan Na2SO4. 10H2O (garam Glauber). Senyawa yang dikenal dengan
garam Glauber ini digunakan untuk membuat kaca dengan kualitas rendah.
3) Senyawa KCl dan K₂SO₄ digunakan sebagai pupuk. KO₂ digunakan dalam pembuatan
masker gas KNO3 digunakan untuk membuat mesiu.
4) Rubidium dan cesium digunakan sebagai katode pada lampu-lampu elektronik

Dampak negatif logam alkali salah satunya saat terjadi reaksi eksotermis. Misal
natrium, kalium, rubidium, dan cesium yang bereaksi dengan cepat terhadap air
serta menimbulkan ledakan.

b. Golongan IIA (Logam Alkali Tanah)


Logam alkali tanah, kecuali Mg dibuat dengan mereduksi garam fluoridanya
menggunakan logam- logam yang lebih aktif. Mg dibuat dengan cara elektrolisis lelehan
magnesium klorida atau dinamakan proses Down.
Manfaat logam alkali tanah sebagai berikut.
1) Paduan logam berilium dengan tembaga digunakan untuk membuat pegas, klip, dan
sambungan listrik. Berilium juga digunakan untuk komponen reaktor atom dan
jendela sinar X.
2) Paduan logam magnesium dan aluminium digunakan sebagai bahan konstruksi
pesawat terbang, mobil, rudal, dan bak truk.
3) CaO digunakan dalam industri besi, baja, air minum, dan gula. CaSO4 2H2O (gips)
digunakan untuk membuat cetakan gigi dan pembalut patah tulang. Kalsium karbida
(CaC2) digunakan untuk membuat gas asetilen yang dimanfaatkan pada proses
pengelasan dan pematangan buah.
4) Stronsium digunakan untuk membuat nyala merah pada kembang api, nyala api
mercusuar, dan bahan cat.
5) Barium digunakan untuk membuat nyala hijau pada kembang api, bahan cat,
penyamakan kulit, dan racun tikus.

Ion Ca2+ dan ion Mg2+ merupakan penyebab air sadah yang merugikan. Pemaparan
jangka panjang berilium dapat meningkatkan risiko mengidap penyakit kanker paru-paru.

c. Golongan IIIA
Aluminium dibuat dengan proses Hall melalui dua tahap yaitu tahap pemurnian dan
tahap elektrolisis.
Manfaat unsur-unsur golongan IIIA sebagai berikut.
1) Boron dalam bentuk senyawa digunakan dalam produk bahan perekat, semen, pupuk,
desinfektan, pemadam api, industri kaca, dan pembuatan tekstil.
2) Serbuk aluminium digunakan untuk menjalankan roket. Campuran AI dan Fe2O3
digunakan dalam reaksi termit untuk mengelas logam. Tawas digunakan untuk
menjernihkan air.
3) Galium digunakan sebagai termometer suhu tinggi dan dalam industri elektronik.
4) Indium digunakan untuk membuat paduan logam, fotokonduktor, dan transistor.
5) Kalium digunakan sebagai superkonduktor pada suhu tinggi.

Senyawa yang mengandung unsur golongan IIIA dapat merugikan. Misalnya


boraks (Na2B4O7.10H2O) yang sering disalahgunakan untuk mengawetkan makanan,
seperti bakso. Boraks sebenarnya digunakan sebagai pengawet kayu dan bahan
solder. Aluminium dalam bentuk bubuk (powder) mudah terbakar dengan
mengeluarkan sinar sangat terang, meledak jika dipanaskan, serta merusak kulit jika
terkena panasnya. Talium bersifat toksik sehingga jarang digunakan dalam industri.
d. Golongan IVA
Senyawa karbon yang berupa grafit diperoleh dengan cara sintesis batu bara
antrasit melalui Pemanasan dengan suhu tinggi. Intan juga diperoleh dengan cara sintesis.
Silikon diperoleh dari reduksi Pasir silika atau kuarsa (SiO₂). Silikon murni diperoleh dari
reduksi Na2 SiF6, dengan logam natrium. Timbal diperoleh dari reduksi timbal (II) oksida
dengan coke batubara (C). Timbal (II) oksida merupakan Hasil timbal(II) sulfida yang
dipanaskan. Germanium diperoleh melalui proses reduksi Geo2, dengan H2 Atau C. Timah
dibuat melalui reduksi SnO2 dengan karbon.
Manfaat unsur-unsur golongan IVA sebagai berikut.
1) Karbon dalam alotrop grafit digunakan untuk isi pensil, elektrode baterai, proses
elektrolisis, fiber grafit, dan raket tenis. Karbon dalam alotrop intan digunakan
sebagai baru mutiara, pengasah, dan alat bor.
2) Silikon digunakan untuk solar sel.
3) Germanium digunakan sebagai bahan semikonduktor.
4) Timah digunakan untuk membuat kaleng makanan, solder, perunggu (campuran Cu
dan Sn), dan pawter ( campuran Sn, Cu, Bi, dan SB).
Timbal digunakan untuk baterai, aloi, amunisi, dan pelindung radiasi. PB (OH)2
digunakan dalam industri cat.

Karbon mempunyai dampak negatif mudah terbakar serta beracun jika terisap
dalam bentuk debu atau serbuk halus. Silikon mudah terbakar dalam bentuk bubuk.
Timbal mempunyai dampak negatif karena bersifat toksik Bahkan, timbal dapat
mengakibatkan kerusakan otak dan ginjal.

e. Golongan VA
Nitrogen dihasilkan dengan cara distilasi fraksinasi udara. Amonia (NH3) dibuat
menggunakan metode Haber-Bosch. Fosfor diperoleh dengan cara pemanasan batuan fosfat,
silika (SiO2), dan coke batubara di dalam pembakar listrik. P4 yang dihasilkan, didinginkan
dan disimpan dalam air sebagai fosfor putih. Pemanasan fosfor putih tanpa udara bebas
hingga suhu 300°C akan menghasilkan fosfor merah. Arsenik diperoleh dari pemanasan
logam sulfida yang mengandung arsenik atau dengan cara mereduksi arsenik(III) oksida
dengan gas CO. Antimoni diperoleh dari stibnit (Sb2S3). Bismut dihasilkan dari bijih
bismutinit (Bi2S3) dan bismit (Bi2O3).
Manfaat unsur-unsur golongan VA sebagai berikut.
1) Nitrogen digunakan untuk membuat pupuk urea dan ZA, bahan pembeku dalam
industri pengolahan makanan, dan pengisi ruang kosong dalam termometer untuk
mengurangi penguapan raksa.
2) Fosfor merah digunakan dalam pembuatan korek api. Asam fosfat digunakan untuk
pelapisan logam dan memberi rasa masam pada minuman ringan.
3) Senyawa arsenik digunakan dalam insektisida dan sebagai material semikonduktor.
4) Antimon digunakan sebagai bahan paduan logam pelat aki, baterai asam-timbal,
solder, dan pewter.
5) Bismut digunakan untuk membuat aloi pengecor dengan timah dan kadmium.
Asam nitrat (HNO3) yang digunakan sebagai bahan pembuatan peledak jika
disalahgunakan dapat membahayakan manusia. Nitrogen dapat mengakibatkan
hujan asam yang bersifat merusak. Fosfor putih mempunyai efek negatif karena
bersifat racun. Arsenik juga bersifat racun.

f Golongan VIA
Oksigen dibuat secara industri dengan cara penyulingan bertingkat udara cair dan
elektrolisis air. Belerang dibuat dengan cara Sisilia dan Frasch. Asam sulfat (H₂SO₄) dibuat
melalui proses kontak atau proses bilik timbal. Selenium dan telurium diperoleh sebagai
hasil samping proses metalurgi.
Manfaat unsur-unsur golongan VIA sebagai berikut.
1) Oksigen terdapat dalam senyawa oksida unsur, garam karbonat, basa, asam nitrat,
dan asam karbonat. Oksigen digunakan untuk pernapasan makhluk hidup,
pembakaran, oksidator untuk membuat senyawa-senyawa kimia, bahan roket, serta
bahan bakar pesawat ruang angkasa bersama hidrogen.
2) Belerang terdapat dalam senyawa H2SO4. Belerang dimanfaatkan untuk membuat
asam sulfat, vulkanisasi karet, membasmi penyakit tanaman, dan senyawa CS2.
3) Selenium dan telurium untuk membuat aloi dan sebagai bahan fotokonduktor.
Senyawa selenium dan telurium digunakan sebagai aditif untuk mengontrol warna
kaca. Polonium jarang digunakan karena kelimpahannya sangat sedikit dan bersifat
radioaktif.

g. Golongan VIIA (halogen)


Manfaat dan pembuatan unsur golongan VIIA sebagai berikut.
1) Flourin digunakan untuk membuat freon (zat pendingin pada kulkas atau AC)
dan teflon. Flourin dibuat melalui elektrolisis garam kalium hidrogen frourida
yang dilarutkan dalam cairan hidrogen flourida. Elektrolisis menghasilkan gas
hidrogen pada katode dan gas flourin pada anode.
2) Klorin digunakan untuk rumah tangga (garam dapur atau NaCl), membuat
pestisida, seperti DDT, aldrin, dan dieldrin, dan PVC (industri plastik). NaCIO
(natrium hipoklorit) dan Ca(OCl), (kaporit) digunakan sebagai zat
pengelantang. Kloroform (CHCl3) digunakan sebagai pelarut dan obat bius.
Klorin dibuat melalui dua proses yaitu proses Deacon dan proses Weldon.
3) Bromin terdapat dalam senyawa etilen dibromida (C₂H₄Br₂) yaitu zat aditif
pada bensin. Bromin diperoleh melalui oksidasi ion bromin dalam larutan
dengan oksidator gas Cl₂ dan dengan cara elektrolisis.
4) Iodin terdapat dalam senyawa iodoform (CHI₃) untuk antiseptik. Iodin dibuat
dari air laut melalui oksidasi ion iodida (I-) dengan oksidator gas Cl₂.
h. Golongan VIIIA (Gas Mulia)
Unsur-unsur gas mulia diperoleh dengan cara penyulingan bertingkat udara
cair, kecuali radon. Radon diperoleh dari peluruhan radioaktif isotop radium-226.
Gas argon juga dapat diperoleh dengan pemanasan campuran udara dengan kalsium
karbida. Manfaat unsur-unsur gas mulia sebagai berikut.
1) Helium digunakan sebagai pengisi balon udara.
2) Neon dapat digunakan sebagai pengisi lampu berwarna, untuk tabung
televisi, dan indikator tegangan tinggi. Neon cair digunakan sebagai
pendingin pada reaktor nuklir.
3) Argon digunakan sebagai pengganti nitrogen untuk mengisi bola lampu pijar
serta membentuk atmosfer inert guna mencegah oksidasi pada penyepuhan
logam atau pembuatan kristal silikon dan germanium.
4) Kripton terdapat dalam garam kripton diflourida (KrF2) dan garam kompleks
(KrFSbF6) Kripton digunakan untuk lampu antikabut dan fotografi kecepatan
tinggi.
5) Xenon terdapat dalam senyawa garam seperti NaHXeO4, CsXeF7, dan
Cs₂XeF8. Xenon digunakan Untuk pembiusan pada pembedahan.
6) Radon yang bersifat radioaktif digunakan dalam terapi radiasi bagi penderita
kanker.

B. Unsur-unsur Periode Ketiga


Unsur periode ketiga meliputi natrium (Na), magnesium (Mg), aluminium (Al),
silikon (Si), fosfor (P), belerang (S), klor (CI), dan argon (Ar). Di alam unsur periode
ketiga ditemukan dalam bentuk mineral, kecuali belerang (S) (dalam bentuk unsur
bebas dan senyawa) serta argon (Ar) (dalam unsur bebas). Unsur-unsur tersebut
banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, baik sebagai unsur bebas maupun
dalam bentuk senyawanya. Misal senyawa silikon karbida (SiC) yang bersifat kuat dan
tahan panas sehingga digunakan pada tungku listrik.

1. Kelimpahan Unsur-unsur periode ketiga


Kelimpahan Unsur-unsur periode ketiga di alam dijumpai dalam bentuk
senyawa mineral.
2. Sifat-sifat unsur periode ketiga
Sifat-sifat unsur periode ketiga meliputi sifat logam dan nonlogam, sifat
keperiodikan, sifat reduktor dan oksidator, sifat konduktor listrik, dan sifat
asam basa.

a. Sifat Logam dan Nonlogam Unsur-unsur periode ketiga


Dalam satu periode dari kiri ke kanan sifat logam makin berkurang.
Oleh karena itu, unsur- unsur periode ketiga dikelompokkan menjadi
tiga sebagai berikut.
1) Kelompok unsur logam: Na, Mg, dan Al.
2) Kelompok unsur semilogam: Si.
3) Kelompok unsur nonlogam: P, S, Cl, dan Ar.

Berkurangnya sifat logam unsur-unsur periode ketiga dari kiri ke kanan disebabkan
olehHarga keelektronegatifannya makin besar sehingga makin sukar membentuk ion positif.
Pada kenyataannya, unsur logam cenderung membentuk ion positif. Itulah sebabnya, sifat
logamnya makin ke kanan makin berkurang.

b. Sifat Keperiodikan Unsur-unsur periode ketiga


Sifat keperiodikan unsur-unsur periode ketiga meliputi jari-jari
atom, energi ionisasi, keelektronegatifan, titik leleh, dan titik didih.

1) Jari-jari Atom
Unsur-unsur periode ketiga dari kiri ke kanan memiliki
jumlah proton dan elektron makin banyak. Hal ini
mengakibatkan gaya tarik-menarik antara inti atom dengan
elektron- elektronnya makin kuat. Oleh karena itu, jari-jari
atom unsur- unsur periode ketiga dari kiri ke kanan makin kecil,
meskipun kulit elektronnya sama-sama tiga.

2) Energi Ionisasi
Energi ionisasi berbanding terbalik dengan jari-jari atom.
Pada umumnya makin kecil jari-jari atom suatu unsur, energi
ionisasinya makin besar. Namun, energi ionisasi juga
dipengaruhi oleh struktur elektron dalam orbital-orbital
terluarnya. Oleh karena itu, ada sedikit penyimpangan energi
lonisasi unsur-unsur pada periode ketiga ini. Energi ionisasi Mg
lebih besar daripada Al, dan energi ionisasi P lebih besar
daripada S. Penyimpangan ini dikarenakan atom Mg memiliki
orbital 3s penuh dan atom P memiliki orbital-orbital 3p
setengah penuh. Konfigurasi elektron seperti ini relatif stabil
sehingga lebih sukar melepaskan elektron.

3) Keelektronegatifan
Keelektonegatifan unsur-unsur periode ketiga dari kiri ke
kanan makin besar. Oleh sebab itu, kemampuan atom untuk
menarik elektron dari atom lain untuk memenuhi kaidah oktet
makin bertambah. Unsur pada periode ketiga yang keelektro-
negatifannya terbesar yaitu klor, sedangkan argon tidak
mempunyai keelektronegatifan karena merupakan gas mulia
dan struktur elektronnya sudah stabil.
4) Titik Didih dan Titik Leleh
Unsur silikon mempunyai titik didih dan titik leleh paling
tinggi di antara unsur-unsur periode ketiga lainnya. Faktor
penyebabnya yaitu atom- atom dalam silikon mampu
membentuk jaringan tiga dimensi menggunakan empat buah
ikatan kovalen sehingga terbentuk struktur kovalen raksasa.
Oleh karena itu, untuk melelehkan silikon diperlukan banyak
energi guna memutuskan ikatan-Ikatan kovalen tersebut.

c. Sifat Reduktor dan Oksidator unsur-unsur Periode ketiga


Sifat reduktor dan oksidator juga dapat ditentukan dari besarnya
harga potensial reduksi standar (E°) tiap-tiap unsur dalam periode
ketiga. Harga potensial reduksi standar makin ke kanan makin
positif. Akibatnya, unsur-unsur tersebut makin ke kanan makin
mudah mengalami reaksi reduksi. Oleh karenanya, sifat oksidatornya
makin bertambah dan sifat reduktornya makin berkurang.

d. Sifat Konduktor Listrik


Unsur Na, Mg, dan Al dapat menghantarkan arus listrik, baik
dalam bentuk padat maupun lelehannya. Sementara itu, unsur P, S,
Cl, dan Ar tidak dapat menghantarkan arus listrik karena bersifat
nonlogam.

e. Sifat Asam-Basa Unsur-unsur Periode Ketiga


Unsur-unsur periode ketiga makin ke kanan memiliki harga energi
ionisasi yang cenderung bertambah. Hal ini berarti unsur-unsur
tersebut makin kuat menarik elektron. Makin kuat suatu unsur
menarik elektron, sifat basanya makin berkurang dan sifat asamnya
makin bertambah.

3. Pembuatan, Kegunaan, dan Dampak Penggunaan Unsur-unsur periode


ketiga
Selain memiliki sifat yang khas, setiap unsur periode ketiga dibuat dengan
cara yang berbeda-beda serta memiliki kegunaan dan dampak negatif yang
berbeda-beda pula.
a. Natrium(Na)
1) Pembuatan Logam Natrium
Garam natrium klorida merupakan sumber utama untuk
memperoleh logam natrium. Logam natrium yang berasal dari
garamnya ini dapat diperoleh dengan cara elektrolisis.
Elektrolisis garam NaCl dilakukan dalam bentuk lelehannya
dengan elektrode karbon. Sementara itu, NaCl sendiri dapat
dibuat dengan cara mereaksikan logam natrium dengan gas
klorin sesuai Persamaan reaksi:
2Na(s) + Cl2(g) → 2NaCl(s)
Selain dari garam NaCl, logam natrium juga dapat diperoleh
dari oksidanya seperti Na₂O atau dari mineralnya yaitu kriolit
(Na3,AIF6).

2) Kegunaan Natrium
Kegunaan Natrium sebagai berikut.
a) Berdasarkan sifat reduktornya, logam natrium digunakan
untuk mereduksi lelehan KCL. Proses reduksi ini bertujuan
untuk memperoleh logam kalium.
b) Logam natrium direaksikan dengan gas asetilena untuk
membentuk natrium karbida (Na2C2).

3) Dampak Penggunaan Logam Natrium


Meskipun natrium merupakan mineral yang penting bagi
tubuh, kebanyakan mengonsumsi natrium dapat merusak
ginjal dan meningkatkan kemungkinan tekanan darah tinggi.
Natrium hidroksida dapat mengiritasi kulit, mata, hidung, dan
tenggorokan. Akibat yang paling parah dari natrium hidroksida
yaitu sulit bernapas, batuk, bronkitis, kerusakan kulit, dan
kehilangan penglihatan.

b. Magnesium (Mg)
1) Pembuatan Logam Magnesium
Logam magnesium dapat diperoleh dengan cara
mengelektrolisis lelehan MgCl₂ dengan elektrode karbon.

2) Kegunaan Logam Magnesium


Logam magnesium digunakan untuk membuat paduan
logam atau aloi (lakur). Beberapa logam Yang banyak
digunakan untuk membuat lakur dengan magnesium adalah Al,
Zn, dan Mn. Logam Paduan magnesium bersifat ringan, tetapi
keras dan kuat serta tahan terhadap korosi.
3) Dampak Penggunaan Magnesium
Mengonsumsi suplemen magnesium secara berlebihan
dapat memicu kelemahan otot, lesu, dan Kebingungan.
Paparan uap magnesium oksida hasil pembakaran, pengelasan,
atau pencairan logam dapat mengakibatkan berbagai keluhan,
seperti demam, menggigil, mual, muntah, dan nyeri otot.
Serbuk magnesium yang tercampur udara juga dapat
mengakibatkan ledakan.

c. Aluminium (AI)
Pembuatan, kegunaan, dan dampak penggunaan sebagai berikut.
1) Pembuatan Aluminium
Pembuatan aluminium terdiri atas dua tahap sebagai berikut.
• Proses Bayer
Proses Bayer merupakan proses pemurnian biji bauksit untuk
memperoleh aluminium oksida (alumina)
• Proses Hall-heroult
Proses Hall-heroult merupakan proses peleburan aluminium
oksida untuk menghasilkan aluminium murni.

2) Kegunaan Logam Aluminium


Logam aluminium digunakan untuk beberapa kebutuhan
berikut.
a) Digunakan di industri pesawat terbang karena
aluminium bersifat ringan.
b) Sebagai katalis di industri plastik.
c) Digunakan untuk mereduksi oksida-oksida logam
seperti MnO2 dan CrO3.
d) Sebagai thermit yaitu campuran antara serbuk
aluminium dengan oksida besi, digunakan untuk
mengelas baja.
e) Garam sulfatnya (AI2(SO4)3•17H2O) digunakan dalam
proses pewarnaan di industri dan digunakan di industri
kertas.
f) Untuk membuat logam campuran agar menghasilkan
Paduan yang lebih keras, lebih kuat, dan lebih tahan
karat.
3) Dampak penggunaan Logam Aluminium
Paparan jangka panjang dan konsentrasi tinggi aluminium
dapat mengganggu kesehatan, seperti kerusakan sistem saraf
pusat, kelesuan, dan demensia. Bagi pekerja pabrik yang
berhubungan dengan aluminium dapat mengalami masalah
paru-paru ketika menghirup debu aluminium. Aluminium juga
mengakibatkan masalah bagi penderita gagal ginjal ketika
aluminium memasuki tubuh selama proses cuci darah.

d) Silikon (Si)
Pembuatan, kegunaan, dan dampak penggunaan silikon sebagai berikut.
1) Pembuatan Silikon
Secara komersial, silikon diperoleh dengan cara mereduksi SiO2.
Reaksi reduksi ini dilakukan dalam tungku listrik dengan batang karbon
atau kalsium karbida (CaC2). Dalam tungku ini, batang karbon dialiri arus
listrik dan berpijar sehingga kristal SiO₂ tereduksi.
Selain dengan mereduksi SiO2, silikon juga dapat diperoleh dengan
cara memanaskan silikon tetrahalida. Proses pemanasan ini dilakukan
pada suhu tinggi menggunakan pereduksi gas hidrogen.

2) Kegunaan Silikon
Silikon digunakan untuk membuat lem, pelumas, katup jantung, dan
persendian buatan. Silikon cair dalam dunia kedokteran digunakan untuk
operasi retina yaitu sebagai perekat saat pemasangan retina yang
terlepas dari posisinya. Senyawa-senyawa silikon seperti silikon oksida
digunakan dalam pembuatan gelas, kaca, dan semen.

3) Dampak Penggunaan Silikon


Silikon dapat mengakibatkan efek pernapasan kronis, terutama dalam
bentuk kristal silika (silikon dioksida). Kristal silika yang terhirup
pernapasan dapat menyebabkan iritasi pada paru- paru dan selaput
lendir. Silikon dioksida umumnya ditemukan di daerah pertambangan
granit, industri tembikar, dan industri yang melibatkan tanah diatom.
Kristal silika juga mampu mengiritasi kulit dan mata.
e) Fosfor (P)
Proses pembuatan, kegunaan dan dampak penggunaan fosfor sebagai
berikut.
1) Pembuatan Fosfor
Proses pembuatan fosfor tergantung pada jenis fosfor yaitu fosfor
putih atau fosfor merah.
• pembuatan Fosfor putih
Wohler memperkenalkan cara modern untuk memperoleh fosfor
putih. Caranya dengan mereduksi Kalsium fosfat, pasir, dan batang
karbon pada suhu 1.300°C dalam tungku listrik. Fosfor yang diperoleh
didistilasi, lalu dikondensasikan di dalam air sebagai molekul P4.
Uap P4 dan CO selanjutnya dikondensasi ke dalam air hingga
diperoleh kristal fosfor putih murni. Fosfor putih sangat reaktif terhadap
oksigen sehingga terbakar dan menghasilkan gelembung- gelembung.
Oleh karena itu, fosfor disimpan di dalam air.
• pembuatan Fosfor Merah
Fosfor merah dibuat dengan cara memanaskan fosfor putih. Fosfor
merah dalam keadaan murni dapat diperoleh dengan cara kristalisasi
larutannya menggunakan bantuan Pb. Namun, fosfor merah sulit
diperoleh dalam keadaan murni.

2) Kegunaan Fosfor
Fosfor memiliki beberapa kegunaan sebagai berikut.
• Untuk membuat dinding kemasan dan kepala korek di industri
korek api kayu.
• Untuk membuat asam fosfor.
• Sebagai bahan dasar pada pembuatan pupuk fosfat dan
superfosfat, amohpos, atau NPK di industri pupuk, pestisida, dan
bom asap.
• Senyawa fosfat fosfor, digunakan untuk produksi gelas pada lampu
natrium.
• Sebagai bahan pembuatan baja, perunggu fosfor, dan merupakan
unsur penting bagi tulang dan gigi.

3) Dampak penggunaan Fosfor


Fosfor yang bersifat racun berupa fosfor putih. Fosfor putih bersifat
mematikan dengan dosis fatal 50 mg. Uap fosfor putih dapat
mengakibatkan kerusakan hati, jantung, atau ginjal.
f) Belerang (S)
Pembuatan, kegunaan, dan dampak penggunaan belerang sebagai berikut.
1) Pembuatan Belerang
Belerang dari alam dapat diolah secara industri melalui tiga cara yaitu
cara Sisilia, cara Frasch, dan cara Claus. Cara Sisilia digunakan untuk
mengambil belerang yang ada di permukaan tanah. Cara Frasch
digunakan untuk mengolah belerang yang ada di dalam tanah. Cara Claus
mengolah belerang dari H₂S.

2) Kegunaan Belerang
Belerang merupakan salah satu unsur periode ketiga yang mempunyai
banyak kegunaan. Beberapa kegunaan belerang sebagai berikut.
• Sebagai bahan baku pembuatan asam sulfat.
• Sebagai bahan baku pembuatan korek api.
• Sebagai bahan pada proses vulkanisasi karet.
• Seng sulfida digunakan sebagai bahan pelapis pada layar televisi.
• Digunakan di industri kimia seperti cat, plastik, kertas, aku, bahan
peledak, dan ban.
• Digunakan di industri pertenunan, film dan fotografi, serta
industri logam, besi dan baja.
Beberapa senyawa belerang yang penting sebagai berikut.
• Belerang dioksida (SO2)
• Belerang trioksida (SO3)
• Asam sulfat (H2SO4)

3) Dampak penggunaan Belerang


Adanya uap belerang di udara dapat mengakibatkan pencemaran. Jika
larut dalam air, belerang akan meningkatkan kadar senyawa asam dalam
air sehingga banyak organisme akan mati dan keseimbangan ekosistem
terganggu. Selain itu, belerang oksida yang bercampur air hujan akan
mengakibatkan hujan asam. Seseorang yang menghirup belerang dalam
jumlah banyak dapat mengalami kesulitan bernapas.
g) Klor (Cl)
Pembuatan, kegunaan, dan dampak penggunaan Klorin sebagai berikut.
1) Pembuatan Klorin
Klorin dapat dibuat dengan dua cara berikut.
• Elektrolisis Larutan Garam Dapur
Dalam dunia industri, Klorin diproduksi secara besar-besaran
dengan proses elektrolisis larutan garam dapur. Proses ini
menggunakan anode grafit dan katode raksa.
• Mereaksikan klorida dengan MnO2 dalam H2SO4 pelat
Pada proses ini, MnO2 berfungsi sebagai Oksidator.

2) Kegunaan Klorin
Dalam kehidupan sehari-hari senyawa klorin memegang peranan
penting dalam bidang industri, pertanian, obat-obatan dan rumah
tangga. Kegunaan Klorin di antaranya sebagai berikut.
• Senyawa natrium hipoklorit (NaClO) digunakan sebagai pemutih.
• Sebagai bahan baku pembuatan kapur klorin (CaOCl2) dan kaporit
(Ca(OCl)2). Kedua bahan ini merupakan bahan pengelantang
pakaian atau kain, sedangkan kaporit sendiri dapat digunakan
sebagai desinfektan.
• Kalium Klorat (KClO3) digunakan sebagai zat pengoksidasi, bahan-
bahan pembuatan petasan atau kembang api, dan bahan
pembuat kepala korek api.
• Cl2 dipakai pada desinfektan.
• KCl digunakan sebagai pupuk.
• ZnCl2 digunakan sebagai solder.
• NH4Cl digunakan sebagai pengisi baterai.
Senyawa-senyawa klorin dapat juga digunakan sebagai pelarut,
antiseptik, dan plastik.

3) Dampak penggunaan Klor


Klorin berbahaya jika memasuki tubuh. Klorin dapat masuk ke dalam
tubuh bersama udara yang terhirup atau tertelan bersama makanan atau
minuman yang terkontaminasi. Uap klorin yang terhirup dapat
mengganggu pernapasan sehingga menimbulkan batuk, nyeri dada, serta
gangguan paru-paru.
h) Argon(Ar)
Argon tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa, dan sedikit larut dalam
air. Argon digunakan Sebagai bahan pengisi bola lampu pijar dan neon, serta
campuran gas lain. Adanya bahan ini membuat logam pijar pada lampu tidak
cepat rusak. Argon juga digunakan sebagai gas inert yang melindungi dari
bunga api listrik dalam proses pengelasan, produksi titanium dan unsur
reaktif lainnya, serta sebagai pelindung dalam pembuatan kristal silikon dan
germanium. Kelebihan unsur argon pada tanaman dapat mengakibatkan
keracunan akar. Keracunan akar oleh argon banyak dijumpai di tanah
persawahan.

C. Unsur-unsur Golongan Transisi Periode Empat


Unsur transisi merupakan unsur yang terletak pada blok d dalam sistem periodik
unsur. Unsur transisi periode empat meliputi unsur-unsur periode empat yang terdapat di
golongan B yaitu skandium (Sc), titanium (Ti), vanadium (V), kromium (Cr), mangan (Mn),
besi (Fe), kobalt (Co), nikel (Ni), tembaga (Cu), dan zink atau seng (Zn). Di alam, unsur-unsur
transisi periode empat terdapat dalam bentuk senyawa/mineral. Unsur dan senyawa transisi
banyak dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Misal logam besi yang digunakan sebagai
bahan pembuatan baja. Baja umumnya digunakan sebagai kerangka bangunan karena kuat
dan tidak mudah berkarat.

1. Kelimpahan Unsur-unsur Transisi Periode Empat


Unsur-unsur transisi periode empat di alam sebagian besar ditemukan
dalam bentuk senyawa oksida dan sulfida. Hal itu terjadi karena unsur-unsur
transisi periode empat sangat mudah teroksidasi dan mempunyai afinitas
yang cukup besar terhadap oksigen dan belerang. Selain itu, oksigen dan
belerang termasuk unsur yang sangat reaktif terhadap logam dan tersebar di
kerak bumi.
Kelimpahan skandium (Sc) di kulit bumi sekitar 0,0025%. Jumlah skandium
di alam sangat terbatas. Di alam skandium terdapat hanya sedikit bersama
dengan unsur-unsur lantanida. Kandungan unsur ini dalam mineral hanya
berkisar 5 sampai 30 ppm dan sangat sulit dipisahkan dari mineralnya.
Akibatnya, produksi skandium hanya dalam satuan gram atau kilogram (tidak
sampai ton). Oleh karena itu, harganya sangat mahal sehingga sangat jarang
ditemukan dan dimanfaatkan. Kelimpahan titanium di kulit bumi cukup
banyak sekitar 0,6%. Selain rutil dan ilmenit, mineral yang mengandung
titanium yaitu perovskite (CaTiO3) dan titanit (CaTOSiO4).
Vanadium (V) di kulit bumi terdapat sekitar 0,02%. Meskipun sedikit,
vanadium tersebar luas di alam. Krom dapat diperoleh dari mineral Cromite
(FeOCr₂O₃). Kelimpahan krom di kulit bumi hanya 0,0122%. Meskipun
demikian, krom banyak digunakan dalam industri logam karena menjadi
komponen paling penting. Mangan terdapat di alam dalam jumlah melimpah.
Selain dalam bentuk mineral pirolusit, mangan dapat dijumpai dalam bentuk
spat mangan (MnO3) dan manganit (Mn2O3• H2O). Kelimpahan besi di alam
menempati urutan keempat terbanyak di kulit bumi. Fe merupakan logam
yang kedua melimpah di alam setelah aluminium. Di alam besi tidak
didapatkan dalam keadaan bebas. Kobalt murni tidak ditemukan di alam.
Kobalt ditemukan dalam persenyawaannya dengan nikel. Kobalt juga
ditemukan dalam meteorit. Nikel menduduki urutan ke-24 dalam jumlah
kandungannya di kerak bumi.
Unsur tembaga (Cu) selain sebagai senyawa juga terdapat dalam bentuk
bebas. Hal ini karena tembaga relatif lebih sukar mengalami oksidasi. Di alam,
tembaga terdapat dalam bentuk bijih tembaga. Sekitar 80% tembaga
diperoleh sebagai sulfida. Seng di alam diperoleh dalam bentuk
persenyawaan.

2. Sifat-sifat Unsur Golongan Transisi Periode Empat


Unsur-unsur transisi di dalam sistem periodik unsur dinyatakan sebagai
unsur golongan B. Golongan ini dimulai dari IB, IIB, IIIB, IVB, VB, VIB, VIIB, dan
VIIIB. Berdasarkan konfigurasi elektronnya, unsur-unsur transisi dalam sistem
periodik unsur terletak pada blok d. Keberadaan unsur-unsur transisi dalam
sistem periodik unsur dimulai dari periode 4 sehingga unsur transisi terdapat
pada periode 4, periode 5, periode 6, dan periode 7. Pada bab ini hanya akan
diuraikan unsur-unsur transisi periode 4 saja yaitu skandium (Sc), titanium
(Ti), vanadium (V), krom (Cr), mangan (Mn), besi (Fe), kobalt (Co), nikel (Ni),
tembaga (Cu), dan seng (Zn).
Secara terinci, sifat-sifat unsur-unsur transisi periode empat dijelaskan
sebagai berikut.
a. Sifat Logam
Semua unsur transisi mempunyai sifat logam. Adanya ikatan
logam ini mengakibatkan titik leleh, titik didih, dan densitas unsur
transisi cukup besar sehingga bersifat keras dan kuat.
b. Bilangan Oksidasi
Unsur transisi mempunyai beberapa bilangan oksidasi. Unsur-
unsur transisi periode empat bersifat elektropositif (mudah
melepaskan elektron) sehingga bilangan oksidasinya bertanda
positif. Bilangan oksidasi maksimum yang dicapai suatu unsur
transisi menyatakan jumlah elektron pada subkulit 3d dan 4s.
c. Senyawa Berwarna
Senyawa yang dibentuk dari ion-ion logam transisi sebagian
besar berwarna. Warna in disebabkan oleh tingkat energi elektron
pada unsur-unsur transisi hampir sama. Oleh karena itu, elektron-
elektron dapat bergerak ke tingkat yang lebih tinggi dengan
mengabsorpsi sinar tampak.
d. Sifat Magnetik
Berdasarkan sifat magnetiknya, unsur-unsur transisi pada
periode empat dikelompokkan menjadi diamagnetik, paramagnetik,
dan feromagnetik.
• Diamagnetik yaitu unsur transisi yang menolak medan
magnet. Sifat ini dimiliki oleh unsur transisi yang seluruh
elektron pada orbitalnya telah berpasangan.
• Paramagnetik yaitu unsur transisi yang sedikit dapat ditarik
medan magnet. Sifat ini dimiliki oleh unsur transisi yang
memiliki elektron tidak berpasangan pada orbital d-nya.
Sebagian besar unsur transisi periode empat bersifat
paramagnetik.
• Feromagnetik yaitu unsur transisi yang dapat ditarik dengan
sangat kuat oleh medan magnet. Makin banyak elektron
dari unsur transisi yang tidak berpasangan pada orbitalnya
mengakibatkan unsur tersebut bersifat feromagnetik. Unsur
Fe, Co, dan Ni termasuk unsur yang bersifat feromagnetik.
Empat elektron Fe yang tidak berpasangan pada orbital d
mengakibatkan Fe bersifat feromagnetik. Sifat unik logam
feromagnetik yaitu induksi magnet tetap terkandung dalam
logam (tidak menghilang) meskipun logam telah dijauhkan
dari medan magnet. Oleh karena itu, logam feromagnetik
dapat dijadikan magnet permanen.
e. Ion Kompleks
Unsur transisi dapat membentuk ion kompleks karena memiliki
orbital-orbital yang masih kosong. Ion kompleks merupakan
gabungan antara atom pusat dengan molekul atau ion-ion lain yang
disebut ligan. Ion logam transisi bertindak sebagai atom pusat. Ion
logam transisi menyediakan orbital-orbital kosong, sedangkan
molekul netral atau ligan akan menyediakan pasangan elektron
untuk mengisi orbital-orbital kosong yang tersedia. Ligan-ligan
tersebut akan berikatan dengan atom pusat melalui ikatan kovalen
koordinasi.
f. Tata Nama Senyawa Kompleks
Senyawa kompleks adalah senyawa yang mengandung ion
kompleks. Ion kompleks tersebut dapat bertindak sebagai kation
maupun anion. Tata nama senyawa atau ion kompleks menurut
IUPAC (International Union Of Pure Applied Chemistry) sebagai
berikut.
1) Nama kation disebutkan terlebih dahulu diikuti nama anion.
Contoh:

2) Jumlah ligan yang sama diberi awalan sebagai berikut.


1= mono 4= tetra
2=d 5= penta
3=tri 6= heksa
Khusus untuk ligan tertentu seperti etilendiamina diberi
awalan sebagai berikut.
2= bis
3= tris
4= tetrakis

3) Apabila dalam ion kompleks terdapat lebih dari satu ligan,


penamaan ligan diurutkan abjad.
4) Dalam ion kompleks, ligan disebutkan terlebih dahulu diikuti
nama logam atom pusat.
5) Nama ligan anion diakhiri dengan huruf “O”.
6) Ligan molekul netral diberi nama sesuai nama molekulnya,
kecuali H2O, NH3, NO, dan CO.
7) Nama ion kompleks bermuatan positif diawali dengan nama
ligan diikuti dengan nama atom pusatnya. Bilangan oksidasi
atom pusat ditulis dengan bilangan Romawi dalam tanda
kurung.
8) Nama ion kompleks bermuatan negatif diawali dengan nama
ligan diikuti dengan nama atom pusat (nama Latin) yang diberi
akhiran “at”. Bilangan oksidasi atom pusat ditulis dengan
bilangan Romawi dalam tanda kurung.
9) Bilangan koordinasi merupakan jumlah ligan yang diikat oleh
atom pusat.
10) Muatan ion kompleks merupakan jumlah dari muatan ion
pusat dan muatan ligan-ligan yang diikatnya.
g. Sifat Kimia
Selain sifat-sifat fisik, unsur-unsur transisi juga memiliki sifat
kimia yaitu kereaktifan dan kelarutan. Unsur-unsur transisi bereaksi
lambat dengan air, oksigen, dan halogen. Unsur-unsur transisi
periode empat kurang reaktif dibanding alkali dan alkali tanah.
Kereaktifan yang lemah mengakibatkan unsur transisi tahan
terhadap korosi. Korosi terjadi apabila suatu unsur bereaksi cepat
dengan oksigen dan air. Sementara itu, sebagian besar unsur
transisi bersifat larut dalam asam mineral encer.

3. Pembuatan, kegunaan, dan Dampak Unsur Golongan Transisi Periode Empat


Pembuatan, kegunaan dan dampak penggunaan unsur-unsur golongan
transisi periode empat sebagai berikut.
a. Skandium (SC)
Logam skandium dibuat dengan elektrolisis cairan ScCl3, yang
dicampurkan dengan klorida- klorida lain. Skandium digunakan
sebagai komponen pada lampu berintensitas tinggi. Selain itu,
skandium dapat menghasilkan larutan asam pada proses hidrolisis
[Sc(H₂O)6]3+ dan membentuk senyawa Na3, ScF6, yang mirip kriolit
(Na3AlF,6). Skandium juga dimanfaatkan sebagai bahan
pembentukan gelatin hidroksida (Sc(OH)3) yang bersifat amfoter.
Uap skandium yang terhirup dalam jangka panjang dapat
mengakibatkan emboli paru-paru. Skandium juga dapat memicu
penyakit organ hati. Pada hewan air, skandium mengakibatkan
kerusakan membran sel serta memiliki pengaruh negatif pada sistem
reproduksi dan sistem saraf.

b. Titanium (Ti)
Titanium banyak digunakan dalam industri pesawat terbang,
mesin turbin, dan peralatan kelautan. Logam titanium (Ti) diperoleh
dengan jalan mengalirkan gas klorin pada TiO₂ sehingga terbentuk
TiCI4.
Paparan titanium berlebihan pada tubuh manusia dapat
mengakibatkan perubahan di paru-paru sehingga memicu keluhan-
keluhan seperti sesak napas, nyeri dada, dan batuk. Kontak
langsung dengan kulit dan mata dapat mengakibatkan iritasi. Dalam
bentuk serbuk logam, titanium dapat menimbulkan bahaya
kebakaran. Jika terpapar panas di udara, titanium dapat meledak.
c. Vanadium (V)
Ferovanadium dihasilkan dari reduksi V2O5 dengan campuran
silikon (Si) dan besi (Fe). Ferovanadium banyak digunakan dalam
pembuatan peralatan teknik yang tahan getaran, misal pegas, per
mobil, pesawat terbang, dan kereta api.
Vanadium dapat memengaruhi kesehatan jika diserap tubuh
dalam jumlah banyak. Efek akut vanadium yaitu memicu iritasi paru-
paru, tenggorokan, mata, dan rongga hidung. Pada hewan,
vanadium menghambat enzim tertentu sehingga berdampak secara
neurologis. Vanadium dapat pula memicu gangguan pernapasan,
kelumpuhan, dan gangguan hati serta ginjal.

d. Krom (Cr)
Logam krom reaktif terhadap oksigen dan membentuk oksida
yang berupa lapisan tipis di permukaan logam. Lapisan tersebut
melindungi logam dari oksidasi lebih lanjut. Oleh karena itu, logam
krom banyak digunakan untuk melapisi logam lain agar tahan karat
secara elektroplating, misal nikrom pada alat pemanas (stainless
steel) mengandung 18% krom. Selain itu, krom digunakan sebagai
bahan dasar dalam industri baja sehingga dihasilkan baja yang lebih
kuat dan mengilap.
Kromium(VI) mengakibatkan efek kesehatan, seperti alergi,
iritasi hidung, mimisan, ruam kulit, serta gangguan paru-paru dan
perut. Bahkan, kromium (VI) bersifat racun bagi organisme dan
mengubah materi genetik yang memicu kanker. Konsentrasi tinggi
kromium dalam pembuangan Limbah dapat merusak insang ikan.

e. Mangan (Mn)
Mangan banyak digunakan pada industri baja sebagai campuran
(aloi) mangan dengan besi yang disebut feromangan. Feromangan
digunakan sebagai bahan pembuat mesin dan alat berat karena
sifatnya yang sangat keras, kuat, dan tahan gesekan. Selain itu,
mangan dalam bentuk senyawa MnO₂ digunakan pada baterai
kering.
Dampak negatif kelebihan mangan terjadi terutama di saluran
pernapasan dan otak. Mangan juga mengakibatkan Parkinson,
emboli paru, dan bronkitis. Pria yang terpapar mangan dalam jangka
waktu lama berpotensi mengalami impoten.
f. Besi (Fe)
Proses pengolahan bijih besi menjadi logam besi dilakukan dalam
tanur tinggi. Prinsip kerjanya dengan mereduksi oksida besi
menggunakan gas karbon monoksida.
Besi bersifat feromagnetik. Oleh karena itu, banyak oksida besi
digunakan sebagai bahan pembuatan perangkat elektronik, memori
komputer, dan pita rekaman. Kompleks besi juga berperan penting
dalam proses biologis, di antaranya untuk membentuk hemoglobin
dalam darah dan klorofil pada tanaman. Besi murni bersifat lunak,
liat, dan cukup reaktif. Oleh karena itu, besi selalu dipadukan dengan
logam lain membentuk aloi, misal baja atau stainless steel agar lebih
keras.
Asap atau debu oksida besi yang terhirup dalam jumlah banyak
dapat mengakibatkan timbulnya Pneumoconiosis jinak atau
siderosis. Jika konsentrasi oksida besi yang terhirup berlebihan,
risiko timbulnya kanker paru-paru akan meningkat.

g. Kabolt (Co)
Kobalt digunakan untuk membuat paduan logam. Campuran
besi-kobalt mempunyai sifat tahan karat. Alnico merupakan paduan
aluminium, nikel, kobalt, dan tembaga yang bersifat feromagnetik.
Kobalt juga banyak dimanfaatkan dalam pembuatan mesin jet,
mesin turbin, dan peralatan tahan panas. Isotop radioaktif kobalt
(Co-60) digunakan dalam pengobatan kanker.
Ion Co²+ dalam bentuk larutan digunakan sebagai bahan tinta
yang tidak berwarna. Sementara itu, kertas yang mengandung ion
Co2+ digunakan untuk mendeteksi perubahan cuaca. Jika cuaca
lembap (akan turun hujan), kertas berwarna merah karena
mengandung ion Co²+. Jika cuaca cerah, kertas berwarna biru karena
mengandung ion Co³+.
Kobalt yang terhirup dalam konsentrasi tinggi dapat
mengakibatkan asma dan pneumonia. Radiasi isotop radioaktif
kobalt dapat memicu kemandulan, rambut rontok, muntah,
perdarahan, diare, koma, bahkan kematian.
h. Nikel (Ni)
Nikel merupakan logam putih mengilap seperti perak dan dapat
digunakan sebagai penghantar panas atau listrik yang baik. Selain
dalam bentuk senyawa mineral, nikel juga dijumpai sebagai senyawa
kompleks, misal [Ni(NH3)6]Cl₂ dan [Ni(NH3)6]SO4, yang digunakan
dalam elektroplating. Nikel juga berfungsi melapisi logam agar tahan
karat dan sebagai campuran logam, misal monel (paduan 60% Ni,
40% Cu, dan sedikit Fe, Mn, Si, C) dan alnico. Serbuk nikel biasa
digunakan sebagai katalis dalam reaksi reduksi senyawa
hidrokarbon, contohnya proses hidrogenasi lemak pada pembuatan
margarin. Nikel(III) oksida (Ni₂O₃) digunakan dalam sel Edison.
Paparan nikel dalam jumlah besar dapat mengakibatkan kanker
paru-paru, kanker hidung, kanker laring, kanker prostat, sakit kepala,
emboli paru, janin lahir cacat, asma, bronkitis, ruam kulit, dan
gangguan jantung. Konsentrasi nikel yang tinggi pada tanah berpasir
dapat merusak tanaman. Pada permukaan air, konsentrasi nikel yang
tinggi dapat mengurangi tingkat pertumbuhan alga.

i. Tembaga (Cu)
Proses pengolahan tembaga diawali dengan pemanggangan
kalkopirit (CuFeS₂) atau bijih tembaga lain. Hasil pemanggangan
dioksidasi dalam oksigen. Tembaga yang dihasilkan dimurnikan
secara elektrolisis dan flotasi. Pemurnian tembaga dengan
elektrolisis dilakukan dengan menempatkan tembaga kotor di anode
menggunakan larutan elektrolit CuSO4, sehingga tembaga murni
akan diperoleh di katode.
Tembaga banyak digunakan sebagai kabel listrik. Tembaga mudah
ditempa dan bercampur dengan emas sehingga digunakan pada
pembuatan kerajinan. Tembaga juga banyak digunakan untuk
membuat paduan logam seperti kuningan (tembaga dan seng),
perunggu (tembaga dan timah), monel, dan alnico.
Paparan jangka panjang tembaga dapat mengakibatkan iritasi
hidung, mulut, mata, serta mengakibatkan sakit kepala, sakit perut,
pusing, muntah, diare, kerusakan hati, dan kerusakan ginjal.
Tembaga dalam tanah akan mengganggu aktivitas mikroorganisme
dan cacing tanah, serta mengganggu kelangsungan hidup hewan dan
tumbuhan di atas tanah.
j. Seng ( Zn)
Seng merupakan unsur terakhir pada deret logam transisi
periode empat. Pembuatan Logam seng dilakukan dengan
pemanggangan seng mulia (ZnS), lalu oksida seng di reduksi dengan
karbon pijar.
Seng digunakan sebagai logam pelapis besi agar tahan karat.
Seng juga digunakan untuk membuat paduan logam (misal
kuningan), zat antioksidan pada pembuatan ban mobil, bahan
pembuat cat putih, dan bahan untuk melapisi tabung gambar
televisi karena dapat berfluoresensi (mengubah berkas elektron
menjadi cahaya tampak). Lembaran seng dapat dimanfaatkan
sebagai atap bangunan.
Asupan seng yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan masalah
kesehatan, berupa kram perut, iritasi kulit, mual, muntah, anemia,
kerusakan pankreas, mengganggu metabolisme protein, serta
mengakibatkan arteriosklerosis.

Anda mungkin juga menyukai