Anda di halaman 1dari 57

PENYERANGAN NUKLEOFILIK

Dipresentasikan oleh :
Rizqy Nursholihat Irma Rahmawati Arif Kholiluddien SPS UPI Pendidikan Kimia

Kuis
Gambarkanlah mekanisme penyerangan nukleofilik terhadap asetilklorida, sehingga bisa menghasilkan produk seperti dibawah ini !

Nukleofil
Nukleofil (Pencinta nukleus) sering diberi lambang :Nu(mempunyai pasangan elektron bebas). Umumnya, sebuah nukleofil adalah spesi yang tertarik ke suatu pusat positif.

Kebanyakan nukleofil adalah anion, namun molekul polar yang netral seperti H2O, CH3OH, dan CH3NH2 dapat bertindak sebagai nukleofil. Molekul-molekul ini memiliki pasangan elektron bebas.

Nukleofil
Nukleofil dan basa mempunyai struktur yang sama karena keduanya mempunyai pasangan elektron bebas. Namun keduanya berbeda terhadap apa yang mereka serang.

Reaksi Subtitusi akan terjadi ketika Nukleofil menyerang suatu pusat positif. Sedangkan Reaksi Eliminasi akan terjadi ketika Nukleofil menyerang proton (dalam hal ini nukleofil bertindak sebagai basa).

Jenis-jenis Nukleofil

Reaksi SN2 (Proses serempak)


Ciri-ciri: Metil halida, alkilhalida primer bereaksi dengan nukleofil kuat (misal: -OH, -CN). Alkil halida sekunder masih dapat bereaksi secara SN2 namun alkil halida tersier tidak. Hal ini disebakan karena rintangan sterik. Menghasilkan produk inversi

Rintangan sterik: Dengan bertambahnya gugus alkil yang terikat pada karbon, keadaan transisinya bertambah berjejal dengan atom. Jejalan inilah yang disebut dengan rintangan sterik.

Rintangan Sterik

Reaksi SN2

Keterangan: Nukleofil menyerang C (dipol positif). Ketika nukleofil menyerang dari arah belakang molekul, dalam keadaan transisi posisi gugus yang terikat pada karbon berubah (membalik kesisi lain), itu yang dinamakan dengan inversi.

Inversi Reaksi SN2

Reaksi SN1 (Reaksi Bertahap)


Ciri-ciri: Alkilhalida tersier bereaksi dengan nukleofil lemah (misal: -H2O, CH3OH). Menghasilkan produk rasemik 1. Tahap pembentukan karbokation
H 3C C H3 C H3 C H 3 C CH3 Br

slow , rate d etermining

CH3 C+

Br

A carbocation intermediate; carbon is trigonal p lanar

Reaksi SN1 (Reaksi Bertahap)


2. Tahap Penyerangan Nukleofil
CH3 CH3 O H H3 C CH3 O H C CH3 CH3 + H3 C C O H3 C H3 C H CH3

C+

OCH3 H

fast

H3 C CH3

Produk Rasemik

3. Tahap Lepasnya proton karena metanol yang berlebih

H3 C H3 C H3 C C + O

CH3 H

H + O CH3

H3 C fas t H3 C H3 C C O

CH3

+ + H O

CH3

Reaksi E1
1. Tahap pembentukan karbokation Reaki E1 identik dengan reaksi SN1, merupakan reaksi bertahap, dengan membentuk suatu karbokation. Alkilhalida tersier bereaksi cepat dengan nukleofil lemah. s low , rate CH3 CH3 determin ing CH2 -C-CH3 CH3 -C-CH3 + Br + Br (A carb ocation in termediate) 2. Nukleofil menyerang proton dari kabon beta

O H3 C

CH3 + H-CH2 -C-CH3 +

fas t

CH3 H + O H + CH2 =C-CH3 H3 C

Reaksi E2
Hampir sama dengan reaksi SN2, dimana bereaksi dengan nukleofil kuat, dan merupakan reaksi serempak. Sama halnya dengan Reaksi E1 alkil halida tersier akan bereaksi cepat. Rintangan sterik tidak berpengaruh karena hidrogen (proton) yang diserang adalah yang terikat pada karbon beta.

Epoksida
Epoksida adalah eter siklik dengan cincin beranggota tiga.

Pembukaan cincin epoksida akan menghasilkan produk yang lebih stabil (energi rendah). Reaksi ini disebut dengan reaksi pemaksa pisahan.

Reaksi Substitusi pada Epoksida


Reaksi pemaksapisahan berkatalis-basa Epoksida mengalami serangan SN2 oleh nukleofil kuat, seperti ion hidroksida.

Reaksi pemaksapisahan berkatalis-asam Dalam larutan asam epoksida terprotonkan, kemudian akan diserang oleh nukleofil lemah (air/alkohol).

Lanjutan Epoksida

Reaksi Eliminasi pada Alkohol


Alkohol seperti alkil halida, bereaksi eliminasi dan menghasilkan alkena. Karena air dilepaskan pada eliminasi ini, maka reaksi ini disebut reaksi dehidrasi

Reaksi E-1 pada Alkohol

Penyerangan Nukleofilik Pada Gugus Asil


Gugus asil , merupakan gugus yang ada pada setiap asam karboksilat dan derivatnya. Semua interkonversi antara asam karboksilat dan derivatnya terjadi dalam satu mekanisme umum yaitu Penyerangan Nukleofilik pada Gugus Asil. Mekanisme secara umum :
1) :O : slow R + 2) C Nu: Y R .. :O : C Nu Y

.. :O : R C Nu Y R

:O : C Nu + Y:

Penyerangan Nukleofilik Pada Gugus Asil


Pada mekanisme dapat dilihat bawa pada tahap 1, dihasilkan zat antara atau intermediate yang berbentuk tetrahedral.
O R C Nu Y

Penyerangan Nukleofilik Pada Asil Halida

Penyerangan Nukleofilik Pada Asam Anhidrid


Contoh :

Step 1, Dengan bantuan katalis asam, anhidrida asam diaktifkan untuk proses adisi nukleofilik dengan proses protonasi.

Penyerangan Nukleofilik Pada Asam Anhidrid


Step 2, Nukleofil CH3OH menyerang gugus karbonil yang telah diprotonasi,

Step 3, Asam juga mengkatalisis proses disosiasi zat antara tetrahedral.

Penyerangan Nukleofilik Pada Ester


Hidrolisis Ester dengan Katalis Asam

Step 1, Protonasi oksigen karbonil pada ester

Step 2, Adisi nukleofilik air untuk mencapai bentuk terprotonasi dari ester

Penyerangan Nukleofilik Pada Ester


Step 3, Deprotonasi ion oxonium untuk membentuk zat antara tetrahedral netral

Step 4, Protonasi oksigen karbonil pada ester

Penyerangan Nukleofilik Pada Ester


Step 5, Disosiasi bentuk terprotonasi dari zat antara tetrahedral ke alkohol dan bentuk terprotonasi asam karboksilat

Step 6, Deprotonasi dari bentuk asam karboksilat terprotonasi

Penyerangan Nukleofilik Pada Ester


Hidrolisis Ester dalam Basa

Step 1, Adisi nukleofilik ion hidroksida ke gugus karbonil pada ester

Step 2, Transfer proton bentuk an-ionik zat antara

Penyerangan Nukleofilik Pada Ester


Step 3, Disosiasi zat antara

Step 4, Transfer proton untuk menghasilkan alkohol dan ion karboksilat

Penyerangan Nukleofilik Pada Ester


Penyerangan nukleofilik dengan Ammonia

Step 1, Pembentukan zat antara tetrahedral

Step 2, Disosiasi zat antara tetrahedral

Penyerangan Nukleofilik Pada Ester


Penyerangan nukleofilik dengan Amina

Contoh :

Penyerangan Nukleofilik Pada Amida


Hidrolisis Amida

Reaksi Amida dengan asam

Reaksi Amida dengan basa

Penyerangan Nukleofilik Pada Amida


Mekanisme Hidrolisis Amida pada larutan Asam Step 1, Protonasi oksigen karbonil pada amida

Step 2, Adisi nukloefilik air

Step 3, Deprotonasi ion oxonium untuk membentuk zat antara

Penyerangan Nukleofilik Pada Amida


Step 4, Protonasi zat antara tetrahedral

Step 5, Disosiasi N-terprotonasi

Penyerangan Nukleofilik Pada Amida


Step 6, Proses transfer proton untuk membentuk ion ammonium dan asam karboksilat

Penyerangan Nukleofilik Pada Amida


Mekanisme Hidrolisis Amida pada larutan Basa Step 1, Adisi nukleofilik ion hidroksida pada gugus karbonil

Step 2, Transfer proton untuk membentuk zat antara

Step 3, Protonasi nitrogen amino pada zat antara

Penyerangan Nukleofilik Pada Amida


Step 4, Disosiasi N-terprotonasi pada zat antara

Step 5, Formasi irreversible dari ion karboksilat

Penyerangan Nukleofilik Pada Nitril


Reaksi hidrolisis nitril dalam larutan asam

Reaksi hidrolisis nitril dalam larutan basa

Reaksi hidrolisis nitril dalam air

Penyerangan Nukleofilik Pada Kondensasi Claissen


Reaksi keseluruhan :

Step 1, Penyerangan proton pada karbon :

Step 2, Adisi nukleofilik ester enolat

Penyerangan Nukleofilik Pada Kondensasi Claissen


Step 3, Disosiasi zat antara tetrahedral :

Step 4, Deprotonasi -keto produk ester

Pengasaman basa konjugat

Penyerangan Nukleofilik Pada Gugus Aldehid dan Keton


Reaksi Aldehid atau Keton dengan air (Hidration) :

Mekanisme Hidrasi dalam larutan basa, Step 1 : Adisi nukleofilik OH-

Step 2 : Transfer proton dari zat antara

Penyerangan Nukleofilik Pada Gugus Aldehid dan Keton


Mekanisme Hidrasi dalam larutan asam, Step 1: Protonasi oksigen karbonil

Step 2 : Adisi nukleofilik ke aldehid atau keton yang terprotonasi

Step 3 : Transfer proton dari asam konjugat geminal ke molekul air

Aldehid dan Keton : Adisi Hidrogen Sianida


Reaksi keseluruhan :

Step 1 : Adisi nukleofilik ke aldehid atau keton

Step 2 : Transfer proton dari hidrogen sianida ke basa konjugat sianohidrin

Aldehid dan Keton : Adisi Alkohol


Reaksi keseluruhan :

Step 1 : Hidrasi aldehid atau keton dengan katalis asam

Step 2 : Protonasi hemiasetal

Aldehid dan Keton : Adisi oleh Alkohol


Step 3, Stabilisasi elektron

Step 4 : Penyerangan nukleofilik alkohol

Aldehid dan Keton : Reaksi Wittig


Reaksi Wittig, untuk mengubah aldehid atau keton menjadi alkena

Step 1 : Penyerangan ylida pada aldehid atau keton

Step 2 : Disosiasi oksapospetana menjadi alkena

Penyerangan nukleofil pada karbonil tak jenuh dan

47
1/9/2014

Adisi Nukleofilik Konyugasi pada Aldehida/keton takjenuh ,


Adisi langsung (adisi 1,2) terjadi jika suatu nukleofil menyerang karbon karbonil secara langsung. Adisi konyugasi (adisi 1,4) terjadi bila nukleofil menyerang karbonil

secara tidak langsung pada karbon kedua (karbon beta) dalam


aldehida/keton takjenuh. Adisi konyugasi membentuk produk awal yang disebut enolat, yang terprotonkan pada karbon alfa untuk memberikan produk akhir aldehida/keton jenuh. Adisi konyugasi dapat dilakukan dengan nukleofil seperti amina primer, skunder, atau gugus alkil.

Adisi Konjugat pada Gugus Karbonil ,-Takjenuh


O C C C O C C pusat elektrofilik C O C C C

Adisi langsung (adisi 1,2):


O C 1 2 Nu O C Nu H3O
+

OH C Nu

Adisi konjugat (adisi 1,4):


4 O 3C C C 1 2 Nu O C C C Nu O C C C Nu H3O
+

O C C H C Nu

intermediat ion enolat

, senyawa karbonil tak jenuh nukleofil dapat menyerang pada gugus karbonil dengan cara biasa seperti yang kita lihat dalam bagian 5.5 dan 5.6 atau sebaliknya dapat menyerang

jika mengikuti cara yang terakhir langkah berikutnya dalam reaksi protonasi adalah untuk memberikan enol diikuti dengan penataan ulang (tautomerisation) membentuk keto

apakah serangan nukleofilik karbonil atau beta-karbon tergantung pada reaktan kadang-kadang satu produk mendominasi kadang-kadang yang lain

contoh, serangan pada kelompok karbonil lebih disukai dengan , aldehida tak jenuh, sedangkan serangan pada karbon terjadi dengan ,, keton tak jenuh. untuk keton, produk yang diamati mungkin lebih disukai karena alasan sterik

Penyerangan nukleofil pada senyawa aromatic


Aril halida jauh lebih reaktif daripada alkil halida. yang mengandung atom halogen pasangan mandiri orbital Elektron dapat tumpang tindih sampai batas tertentu dengan terdelokalisasi orbital Elektron phi dari cincin benzena. Hasilnya adalah bahwa C halogen ikatan dalam halida aril lebih pendek dan lebih kuat dari pada alkil halida. Akibatnya, senyawa seperti bromobenzene tidak akan mengalami reaksi yang melibatkan baik SN1 atau mekanisme SN2. misalnya, proses berikut (a) dan (b) tidak terjadi Misalnya seperti, (CH3)3CBr atau PhCH2Br yang memang menunjukkan SN1 reaktivitas Beberapa halida aril, bagaimanapun, adalah reaktif. Contoh klasik adalah Pikril klorida (2,4.6-trinitrochlorobenzene) yang mudah dihidrolisis oleh air

Mekanisme ini masih tidak SN 1 atau SN2. Bahkan melibatkan serangan nukleofilik untuk memberikan perantara yang kemudian mengusir meninggalkan (Cl)

Pembuatan Amina
1. Alkilasi ammonia dan amina Reaksinya adalah substitusi nukleofilik (SN2)

H NH3 + CH3Cl
NH3 + CH3Cl

CH3

CH3

H Cl

H Cl -

H H metilammonium klorida metilammonium klorida


CH NH + NH3 + 3 3 CH3NH3 + NH3
+

CH3NH2 + NH4+ + CH3NH + NH4 2 amin metil

metil amin

2. Reduksi gugus nitro


Amina aromatis dibuat dari reduksi nitro aromatis. Biasanya digunakan Fe/uap, Zn/HCl atau gas H2/Pt atau Ni.
NO2 NH2 + 3 Zn + 6HCl Cl NO2 Pt/Ni + 2 H2O CO2H asam p-aminobenzoat NH2

+ 3 ZnCl2 + 2 H2O Cl

+ 3 H2

CO2H

3. Reduksi Amida
Amina 1, 2, dan 3 (alifatis) dibuat dengan cara mereduksi senyawa amida dengan katalis logam atau LiAlH4.
O CH3CH2 C NH 2 LiAlH 4 H2O CH3CH2CH2NH2 propilamin

O O NH2 C (CH2)4 C NH 2 + 4H2 NH2CH2 (CH2)4 CH2NH 2 1, 6 heksadiamin

TUGAS
1. Gambarkan mekanisme penyerangan nukleofilik amina primer terhadap aldehid sehingga bisa menghasilkan produk seperti reaksi dibawah ini!

2.Gambarkan mekanisme penyerangan nukleofilik amina sekunder terhadap aldehid sehingga bisa menghasilkan produk seperti reaksi dibawah ini!

Anda mungkin juga menyukai