Anda di halaman 1dari 22

ILMU BAHAN REKAYASA

IMPERFECTION PADA CRYSTALIN

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 3
1. MUH. LUTHFI AZIZ 21030114140192
2. INAYAH ADITYANA 21030116140142
3. MIFTAQUL HUDA 21030116120022
4. SONA FATHIYAH 21030116120023

JURUSAN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2017
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis sampaikan kehadirat Allah SWT, karena


dengan rahmat-Nya jualah penulisan makalah dengan judul IMPERFECTION
PADA KRISTALIN ini dapat penulis selesaikan untuk memenuhi tugas ilmu
bahan rekayasa.

Penulis menyadari bahwa selama melaksanakan dan menyusun makalah


ini menemui banyak kendala, namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya
semua ini bisa penulis atasi. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih
setulusnya kepada :

1. Ibu Dyah Hesti Wardhani, ST. MT. yang telah membimbing penulis dalam
menyusun makalah ini.
2. Orang tua penulis yang telah memberi petunjuk, saran, dan masukan besar
dalam penulisan makalah ini.

Semoga bantuan yang telah diberikan dibalas oleh Allah SWT dan menjadi
ibadah hendaknya. Amin.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, untuk itu
penulis mengharapkan saran dan kritikan yang bersifat membangun demi
terwujudnya kesempurnaan.

Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Semarang, 27 September 2017

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kristal adalah suatu padatan yang atom, molekul, atau ion penyusunnya
terkemas secara teratur dan polanya berulang melebar secara tiga dimensi. Secara
umum, zat cair membentuk kristal ketika mengalami proses pemadatan. Berbagai
bentuk kristal ditemukan di alam. Bentuk-bentuk kristal bergantung pada jenis
ikatan molecular antara atom atom untuk menentukan strukturnya, dan juga
keadaan kristal tersebut.

Indonesia merupakan negara yang memiliki berbagai jenis kristal.


Berbagai jenis tambang kristal tersebar di Indonesia. Karena kristal merupakan
material yang banyak dimanfaatkan terutama dalam industri dan Indonesia
memiliki potensi besar sebagai industri yang berpengaruh di dunia, maka
pengetahuan tentang kristal merupakan hal yang cukup penting untuk
mengoptimalkan dalam pembuatan dan penggunaan kristal.

Susunan yang sempurna ada di keseluruhan material kristal pada skala atom
tidaklah ada. Semua bahan padat mengandung sebagian besar cacat atau
ketidaksempurnaan. Beberapa material kristalin mungkin menunjukkan sifat sifat
elektrik khas, seperti efek feroelektrik atau efek piezoelektik. Kebanyakan
material kristalin memiliki cacat kristalografis. Jenis dan struktur cacat tersebut
dapat berefek besar pada sifat-sifat material tersebut.

1.2 Tujuan Makalah

1. Mengetahui jenis-jenis cacat kristal dan penyebabnya


2. Mengetahui manfaat cacat kristal dan aplikasinya
3. Mengetahui impuritas pada kristal
4. Mengetahui sifat-sifat cacat kristal
BAB II
DASAR TEORI

2.1. Kristal

Kristal terbetuk dari komposisi atom-atom, ion-ion atau molekul-molekul


zat padat yang memiliki susunan berulang dan jarak yang teratur dalam tiga
dimensi. Pada hubungan lokal yang teratur, suatu kristal harus memiliki rentang
yang panjang pada koordinasi atom-atom atau ion dalam pola tiga dimensi
sehingga menghasilkan rentang yang panjang sebagai karakteristik dari bentuk
kristal tersebut. Diperlukan berjuta-juta atom untuk membentuk satu kristal. Oleh
karena itu, tidak mengherankan bila terdapat cacat atau ketidakteraturan dalam
tubuh kristal. Cacat-cacat inilah yang ikut menentukan sifat bahan secara
keseluruhan.

Secara umum, zat cair membentuk kristal ketika mengalami proses


pemadatan. Pada kondisi ideal, hasilnya bisa berupa kristal tunggal, yang semua
atom-atom dalam padatannya "terpasang" pada kisi atau struktur kristal yang
sama, tapi secara umum kebanyakan kristal terbentuk secara simultan sehingga
menghasilkan padatan polikristalin. Misalnya, kebanyakan logam yang kita temui
sehari-hari merupakan polikristal. Kristal terbentuk karena proses kristalisasi.
Pengertian kristalisasi sendiri yaitu proses pembentukan kristal yang terjadi pada
saat pembekuan, perubahan dari fasa cair ke fasa padat.

2.2 Proses Terbentuknya Kristal

Dalam keadaaan cair, atom-atom tidak memiliki susunan yang teratur


(selalu mudah bergerak) dan mempunyai temperature yang relatip tinggi serta
atom-atomnya memiliki energi yang cukup banyak sehingga mudah bergerak dan
tidak ada pengaturan letak atom relatip terhadap atom lainnya. Dengan semakin
turunnya temperature maka energy atom akan semakin rendah dan semakin sulit
bergerak sehingga atom-atom ini mulai mencari atau mengatur kedudukan relatip
terhadap atom lainnya dan mulai membentuk lattice. Proses ini terjadi pada
temperature yang relatip lebih dingin dimana sekelompok atom menyusun diri
membentuk inti Kristal. Inti-inti ini akan menjadi pusat dari proses kristalisasi sel.
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Jenis-jenis Cacat Kristal

Cacat dapat terjadi karena adanya solidifikasi (pendinginan) ataupun


akibat dari luar. Cacat paling sederhana adalah kehilangan atom pada posisi
tertentu dalam kristal (vacancy) yang sering disebut cacat Schottky. Cacat kristal
yang terjadi dalam suatu bahan padat dapat mempengaruhi sifat fisis tertentu
seperti sifat mekanik atau sifat listrik. Cara memodelkan cacat ini adalah dengan
menganggap terjadi perpindahan suatu atom (atau molekul) dari suatu titik dalam
kristal ke permukaan.

Perubahan ini adalah endoterm (tidak disukai) tetap diimbangi oleh


penaikan entropi akibat peningkatan ketidakteraturan kristal. Kita gunakan
anggapan (1) energi yang diperlukan untuk memindahkan atom dari kisi ke
permukaan adalah v dan (2) kekosongan yang ada amatlah jarang sehingga
proses ini dianggap independen.

Adapun macam cacat Kristal ialah :

1. Cacat Titik

Cacat titik yaitu adanya atom yang hilang atau terdapat sisipan atom
asing dalam kisi. Cacat titik ini terdiri dari :

Kekosongan

Di alam ini tidak terdapat Kristal yang sempurna dengan susunan


atom yang teratur. Selalu terdapat cacat dalam suatu Kristal, dan yang
paling sering dijumpai adalah cacat titik. Hal ini terutama ketika
temperature Kristal cukup tinggi dimana atom-atom bergetar dengan
frekuensi tertentu dan secara acak dapat meninggalkan kisi, lokasi kisi
yang ditinggalkan disebut vacancy atau kekosongan. Dalam kebanyakan
kasus difusi atau transportasi massa oleh gerak atom juga dapat
disebabkan oleh kekosongan.

Semakin tinggi suhu, maka semakin banyak atom yang dapat


meninggalkan posisi kesetimbangannya dan jika semakin banyak atom
yang dapat meninggalkan posisi kesetimbanganya maka semakin banyak
pula kekosongan yang dapat dijumpai pada Kristal. Banyaknya
kekosongan yang terjadi Nv meningkat dengan meningkatnya suhu Kristal
dan banyaknya kekosongan ini dapat diperoleh dengan persamaan berikut
(distribusi Boltzman):

[ Rj=Ro exp(-Em/kT) ]

Pada Kristal, atom membutuhkan energy untuk bergerak ke posisi


kekosongan (misalnya energi termal) untuk lepas dari tetangga-
tetangganya. Energi tersebut disebut energy aktivasi kekosongan, Em.
Energi termal rata-rata atom biasanya lebih kecil dari energy aktivasi
Em dan fluktuasi energy yang besar dibutuhkan untuk loncat. Peluang
untuk fluktuasi atau frekuensi loncatan atom Rj, tergantung secara
eksponensial terhadap suhu dan dapat digambarkan oleh persamaan yang
ditemukan kimiawan Swedia Arrhenius:

Dimana R0 adalah frekuensi percobaan yang sebanding dengan


frekuensi getaran atom

Gambar 3.1 Imperfection Ceramic

Ini adalah gambar atom yang telah berpindah dari titik


kesetimbangan sehingga mengsasilkan kekosongan dalam suatu material.
Atau Skema representasi kekosongan pada Kristal dalam 2 dimensi.
Gambar 3.2 Skema Difusi Atom

Skema representasi difusi atom dari posisi asalnya ke posisi


kosong. Energy aktivasi Em telah diberikan pada atom sehingga atom
dapat memutuskan ikatan antar atom dan pindah ke posisi yang baru.

Subtitutional

Cacat ini terjadi karena adanya pergantian atom pada susunan


atom. subtitusi menyebabkan strain di sekitar tempat yang diduduki
dengan kata lain, cacat titik menyebabkan meningkatnya energi dalam
material secara thermodinamik. Jika atom asing mengganti atau
mensubtitusi matriks atom, maka disebut subtitusional impurity.

Interstitial

Interstitial yaitu Penekanan atau penumpukan antara tempat kisi


teratur. Jika atom interstitial adalah atom yang sejenis dengan atom-atom
pada kisi maka disebut self interstitial. Terciptanya self-interstitial
menyebabkan distorsi besar disekeliling kisi dan membutuhkan energy
lebih dibandingkan dengan energy yang dibutuhkan untuk membuat
vacancy atau kekosongan (Ei>Ev), dan dibawah kondisi kesetimbangan,
self-interstitial hadir dengan konsentrasi lebih rendah dari kekosongan.
Jika atom-atom interstitial adalah atom asing, biasanya lebih kecil
ukurannya (karbon, nitrogen, hydrogen, oksigen) disebut interstitial
impurities. Mereka memperkenalkan distorsi kecil pada kisi dan banyak
terdapat pada material nyata.
Gambar 3.3 Imperfection Ceramic

Gambar diatas menunjukan skema representasi macam-macam


cacat titik dalam Kristal (1) kekosongan, (2) self-interstitial, (3) Interstitial
impurity, (4) (5) subtitutional impurities. Tanda panah menunjukan
tekanan local yang dihasilkan oleh cacat titik.

Cacat Schottky dan Cacat Frenkel

Dalam Kristal ionic (misalnya garam dapur- Na+Cl), ikatannya


disebabkan oleh gaya Coulomb antara ion positif dan ion negatif. Cacat
titik dalam Kristal ion adalah muatan itu sendiri. Gaya Coulomb sangat
besar dan setiap muatan yang tidak seimbang memiliki kecenderungan
yang kuat untuk menyeimbangkan diri. Untuk membuat muatan netral,
beberapa cacat titik akan terbentuk. Cacat Frenkel adalah kekosongan
pasangan ion dan cation interstitial. Atau kekosongan pasangan ion dan
anion interstitial. Namun ukuran anion jauh lebih besar dari pada kation
maka sangat sulit untuk membentuk anion interstitial. Cacat Schottky
adalah kekosongan pasangan kation dan anion. Keduanya cacat Frenkel
dan Schottky, pasangan cacat titik tetap berdekatan satu sama lain karena
tarikan coulomb yang kuat antara muatan yang berlawanan.

Gambar 3.4 Imperfection Ceramic


Gambar diatas merupakan skema representasi dari (1) cacat
Frenkel (kekosongan dan pasangan interstitial) dan cacat schottky
(kekosongan pasangan kation dan anion) dalam Kristal ionic.

2. Cacat Garis / Line deffect (DISLOCATION)

Dislokasi merupakan suatu pergeseran atau pegerakan atom atom


didalam sistem kristal logam akibat tegangan mekanik yang dapat
menciptakan deformasi plastis (perubahan dimensi secara permanen). Ikatan
interatomik secara signifkan terdistorsi hanya dalam daerah sekitar dislokasi
garis yang cepat. Dislokasi juga membentuk deformasi elastic kecil kisi pada
jarak yang jauh. Untuk menggambarkan ukuran dan arah distorsi kisi utama
disebabkan oleh dislokasi, kita seharusnya memperkenalkan vector Burger b.
Untuk menentukan vector burger , kita dapat membuat lintasan dari atom ke
atom dan menghitung masing-masing jarak antar atom dalam segala arah.
Jika lintasan melingkupi dislokasi, lintasan tidak akan ditutup. Vektor yang
menutup loop merupakan vector Burger b.

Dislokasi dengan arah vector Burger tegak lurus dengan dislokasi


disebut dislokasi tepi atau dislokasi edge. Ada tipe dislokasi kedua yang
disebut screw dislocation. Screw dislocation sejajar dengan arah Kristal yang
dipindahkan atau yang digeser (vector Burger sejajar dengan dislokasi garis).
Hampir seluruh dislokasi yang ditemukan pada Kristal bahan tidak terdiri daru
edge dislocation saja atau screw dislocation saja tetapi terdiri dari campuran
keduanya atau disebut mix dislocation.

Edge dislocation Screw dislocation


Gerak dislokasi mengikuti slip-deformasi plastis ketika ikatan
interatomik patah dan terbentuk kembali. Sebenarnya, slip selalu terjadi
melalui gerak dislokasi.

Lihatlah pada diagram diatas, kita akan mengerti mengapa dislokasi


mengijinkan slip pada tekanan yang kecil yang diberikan pada Kristal yang
sempurna. Jika setengah bagian atas Kristal di geser dan pada saat itu hanya
fraksi kecil dari ikatan yang patah dan hal ini membutuhkan gaya yang cukup
kecil. Pada proses pergeseran ini dislokasi terbentuk dan menyebar melalui
Kristal. Penyebaran satu dislokasi melalui bidang menyebabkan setengah
bidang atas tersebut bergerak terhadap bagian bawahnya tetapi kita tidak
memecah semua ikatan pada tengah bidang secara simultan (dimana akan
membutuhkan gaya yang sangat besar). Gerak dislokasi dapat dianalogikan
dengan perpindahan ulat bulu. Ulat bulu harus mengadakan gaya yang besar
untuk memindahkan seluruh tubuhnya pada waktu yang sama. Untuk itu
bagian belakang tubuh akan bergerak ke depan sedikit dan membentuk
punggung bukit. Punggung bukit lalu menyebar terus dan memindahkan ulat
bulu. Cara yang sama digunakan untuk memindahkan karpet yang besar.
Daripada memindahkan seluruhnya pada waktu yang bersamaan, kita dapat
membuat punggung bukit pada karpet dan mendorongnya menyebarangi
lantai.

Macam dislokasi:

1) Dislokasi Ulir

Terjadinya dislokasi ulir akibat gerakan garis dislokasi yang saling tegak
lurus dengan tegangan geser.
2) Dislokasi Tepi

Terjadinya dislokasi tepi ini akibat tegangan geser () searah dengan


garis dislokasi.

3) Dislokasi Campuran

Di dalam material biasanya ditemukan gabungan antara edge


dislocation dan screw diclocation yang biasa disebut dislokasi
campuran.Dislokasi dapat berpindah-pindah ataupun bergerak. Proses dimana
deformasi plastis di-karenakan gerakan gerakan dislokasi yang berpindah-
pindah tersebut biasanya dinamakan dengan SLIP.

3. Cacat Permukaan

Cacat permukaan akan memisahkan material tersebut atas beberapa


bagian yang mana tiap-tiap bagian akan memiliki struktur kristal yang sama
tetapi berbeda arah kristalnya.

1) Permukaan Material

Salah satu batas yang selalu ada adalah permukaan luar atau
permukaan eksternal, dimana permukaan ada disetiap ujung Kristal. Di
permukaan, atom tidak memiliki jumlah tetangga maksimum sehingga jumlah
ikatanya lebih kecil dan memiliki keadaan energy yang lebih besar dari atom
atom yang berada dibagian dalam. Ikatan atom pada permukaan Kristal yang
tidak terikat memberikan energy permukaan yang diekspresikan dalam satuan
energy persatuan luas permukaan (J/m2 atau org/cm2). Untuk mengurangi
energy tersebut, suatu bahan cenderung untuk memperkecil permukaannya.
Namun untuk zat padat hal ini sulit karena memiliki sifat yang kaku.

Ketidak-sempurnaan kristal dalam dua dimensi merupakan suatu


batas, dimana batas yang nyata adalah permukaan luar. Permukaan dapat
diilustrasikan sebagai batas struktur kristal sehingga kita dapat melihat bahwa
koordinasi atom pada permukaan tidak sama dengan koordinasi atom dalam
kristal. Dengan kata lain : Atom permukaan hanya mempunyai tetangga pada
satu sisi saja, sehingga memiliki energi yang lebih tinggi dimana ikatannya
menjadi kurang kuat. Karena atom-atom ini tidak seluruhnya dikekelingi oleh
atom lainnya, maka energinya jadi lebih banyak dibandingkan dengan atom di
dalamnya.

2) Grain Boundaries

Jenis lain dari cacat interfacial adalah grain boundaries yaitu batas
yang memisahkan dua grain kecil atau Kristal yang memiliki struktur Kristal
yang berbeda dalam bahan polikristalin. Didalam daerah batas, dimana
terdapat jarak cukup lebar diantara atom, terdapat beberapa atom yang hilang
dalam transisi dari orientasi Kristal dalam satu grain ke grain yang
berdekatan.
Bermacam-macam ketidak sejajaran kristalografi diantara grain yang
berdekatan merupakan hal yang mungkin. Ketika orientasi yang tidak cocok
ini diabaikan atau derajatnya kecil maka bentuk sudut kecil grain
boundaries digunakan.Batas ini dapat digambarkan dalam bentuk susunan
dislokasi. Salah satu contoh sederhana dari sudut kecil grain boundaries
dibentuk ketika dislokasi tepi disejajarkan seperti pada gambar 1. Jenis ini
disebut tilt boundaries atau batas kemiringan. Jika sudut kecil dibentuk dari
susunan dislokasi screw maka disebut twist boundaries.

Atom-atom disekitar batas diikat dengan jumlah kurang dari yang


diperlukan dan konsekuensinya terdapat energy grain boundary yang serupa
dengan energy permukaan eksternal. Besarnya energy ini merupakan fungsi
dari derajat misorientasi dan menjadi besar jika sudut batasnya besar. Grain
boundaries sifat kimianya lebih reaktif dari grain-grain itu sendiri sebagai
akibat dari kehadiran energy tersebut. Lebih jauh lagi atom-atom yang tidak
murni terpisahkan secara khusus karena tingkat energinya yang lebih besar.
Energi interfacial total material bergrain kasar lebih kecil daripada material
bergrain halus karena pada grain kasar memiliki area batas grain total yang
kecil. Jumlah grain meningkat dengan meningkatnya suhu untuk mengurangi
energy total batas.

Kita dapat membedakan antara sudut batas grain kecil dan sudut batas
grain besar. Hal ini mungkin untuk menjelaskan sudut batas kecil grain
sebagai kesatuan dislokasi. Gambar disamping merupakan transmisi
mikroskop electron dari kemiringan sudut batas grain kecil silicon. Garis
merah menandakan dislokasi tepi atau edge dislocation dab garis biru
mengindikasikan kemiringan sudut. Jenis lain dari cacat permukaan dalam
kisi adalah stacking fault dimana rentetan bidang atom memiliki kesalahan.

Walaupun susunan atom tidak teratur dan ikatan yang seharusnya


sangat kurang, material polikristalin sangat kuat. Gaya kohesif didalam dan
sepanjang batas terbentuk. Lebih jauh, densitas polikristalin sebenarnya
serupa dengan Kristal tunggal pada bahan yang sama

3) Twin Boundaries

Twin boundaries atau batas kembar merupakan jenis khusus dari grain
boundaries dimana terdapat cermin kisi yang simetri. Atom dalam satu sisi
batas ditempatkan sebagai cermin atom pada sisi yang lainnya. Daerah
diantara dua sisi tersebut terbentuk bidang twin. Batas kembar dihasilkan dari
perpindahan atom yang diproduksi oleh gaya mekanik yang dikerjakan pada
bahan (mechanic twin) dan juga terbentuk selama proses annealing panas yang
mengikuti deformasi (annealing twins). Perkembaran terjadi pada bidang
Kristal tertentu dan arah tertentu juga dan keduannya tergantung pada struktur
Kristal. Annealing twin adalah tipe yang ditemukan dalam metal yang
berstruktur FCC dan mechanic twin dapat di observasi pada logam berstruktur
BCC dan HCP.

4. Cacat Ruang

Cacat ruang adalah ketidaksempurnaan kristal pada seruang atom yaitu


timbulnya rongga antara batas butir karena orientasi butir dan dapat dilihat
secara langsung. Kehadiran volume defect di dalam materiaal biasanya
memberikan suatu implikasi (misalnya terhadap sifat material) yang akan
menyebabkan perubahan densitas material (terutama dengan adanya pori-pori
ataupun fasa kedua pada material). Cacat ruang pada material dapat berupa :
crack (retak)/pori-pori, inklusi, presipitat, fasa kedua, porositas , retak dan
rongga.

3.2 Manfaat dan aplikasi Cacat Kristal

Cacat pada Kristal dapat mengubah sifat listrik dan mekanik bahan.
Kekosongan pada Kristal dapat mengubah sifat listrik bahan. Sebagai contoh, kita
memanfaatkan kekosongan pada Kristal silicon untuk pendopingan oleh phospor
sehingga terbentuk semikonduktor tipe n. Selain itu cacat Kristal seperti
kekosongan, dislokasi, dan boundaries dapat meingubah sifat mekanik bahan.
Grain Boundaries dapat menghambat difusi atom dan gerak dislokasi sehingga
deformasi bahan sulit terjadi. Semakin kecil grain, semakin kuat bahan tersebut.

Ukuran grain dapat diatur dengan laju pendinginan. Laju pendinginan


yang cepat menghasilkan grain-grain yang kecil sedangkan proses-proses
pendinginan yang lambat menghasilkan grain-gran yang besar.

Terdapat beberapa jenis cacat Kristal pada susunan atom dalam Kristal.
Kita perlu ketahui bahwa kehadiran cacat Kristal yang sedikit memiliki pengaruh
yang sangat besar dalam menentukan sifat suatu bahan dan pengaturan cacat
sangat penting dalam pemrosesan bahan.

Contoh relevansi cacat Kristal dalam kehidupan pada umumnya dan dalam
bahan pada khususnya yaitu, ketika kita membeli cincin berlian, sebenarnya kita
membayar banyak dan tipe cacat pada Kristal pada cincin berlian tersebut.
Pembuatan device semikonduktor tidak hanya membutuhkan Silikon murni tetapi
juga meliputi cacat Kristal tertentu pada sample. Menempa suatu logam akan
menghasilkan cacat pada logam tersebut dan meningkatkan kekuatan dan
kelenturan logam. Catatan, sifat-sifat tersebut dicapai tanpa mengubah komposisi
penyusun bahan tetapi hanya manipulasi cacat Kristal. (Fitra, Wahyu dkk)

3.3 Impuritas pada Kristal

Kotoran atau atom asing akan selalu ada dan beberapa akan ada sebagai
titik cacat kristal. Atom impuritas bisa membentuk solid solution pada keramik
sama halnya seperti pada logam. Impuritas bisa berbentuk substistusi atau
interstisi.

Paduan substitusi, paduan ini terjadi bila atom lain menggantikan atom
penyusun bahan dengan syarat ukuran atomnya sama supaya struktur kristalnya
tidak berubah.

Paduan Interstisi, paduan ini terjadi bila ukuran atom asing dengan atom
penyusun bahan berbeda, ukuran atom asing lebih kecil dari atom penyusun bahan
sehingga akan terjadi penyisipan atom asing kedalam kisi bahan.

Untuk mencapai kelarutan padat yang kuat untuk menggantikan atom


pengotor, ukuran dan muatan ion harus hampir sama dengan ion pengotor. Untuk
ion pengotor yang memiliki muatan berbeda dari ion penyusun aslinya, kristal
harus mengkompensasi perbedaan ini sehingga elektroneutralitasnya dapat di
pertahankan.

1. Mekanisme Penguatan Material


Penguatan Larut Padat

Penguatan dengan cara menambahkan sejumlah atom lain (atom


asing) ke dalam sebuah gugusan atom induk. Pemaduan dalam jumlah
tertentu dimana semua unsur pemadu terlarut padat dalam logam induk.
Atom atom asing tersebut dapat larut padat intertisi atau substitusi
tergantung pada ukurannya. Bila atom asing berukuran besar (d > 0.15D),
maka larut padat substitusi. Kalau berukuran kecil (d < 0.15D) akan larut
padat interstisi (d = diameter atom terlarut, D = diameter atom pelarut
(atom induk).

Penguatan dengan Fasa Kedua

Penguatan fasa kedua terjadi ketika penambahan unsur paduan


menghasilkan fasa kedua (second phase) atau fasa sekunder. Fasa kedua
bersifat keras (kuat) dan getas. Kekerasan (kekuatan) material meningkat
dengan bertambahnya jumlah (fraksi berat) fasa kedua. Contoh paduan
yang menghasilkan (memiliki) fasa kedua: Besi (Fe) yang dipadu dengan
karbon (C) menghasilkan fasa kedua senyawa Fe3C (sementit) disamping
fasa utama ferrit () larut padat dalam (Fe) . Fasa ferrit bersifat lebih lunak
dan ulet sedangkan sementit sangat keras tapi rapuh.

Penguatan Presipitat

Merupakan penambahan atom asing ke material utama.


Keberadaan persipitat akan menghambat pergerakan dari dislokasi

Penguatan Dispersi

Logam paduan bisa ditingkatkan kekerasannya dengan


penambahan partikel oksida yang akan menghalangi pergerakan dari
dislokasi. Partikel oksida tidak larut dalam matriknya pada suhu tinggi.
Penambahan partikel Al2O3 pada produk SAP (sintered aluminium
product) akan memberikan kekuatan yang lebih tinggi dibandingkan
padual Al biasa pada suhu tinggi.

Penguatan dengan Penghalusan Butir/Sub-butir

Batas butir adalah penghalang dislokasi atau disebut juga


penghalang terjadinya slip. Kemampuan menghalangi bertambah dengan
peningkatan sudut mis-orientasi butir (angle of misorientation). Butir halus
mempunyai batas butir lebih banyak sehingga penghalang dislokasi lebih
banyak dan lebih susah terjadinya slip akhirnya material menjadi lebih
kuat. Makin halus ukuran butir maka bidang slip akan semakin pendek
sehingga dislokasi akan cepat sampai ke batas butir. Semakin halus ukuran
butir maka material akan semakin kuat.

Pengerasan Regangan

Untuk masing masing kenaikan regangan plastis, dibutuhkan


tegangan yang lebih besar untuk menggerakkan dislokasi dibandingkan
sebelumya karena dislokasi telah banyak yang sampai kebatas butir. Ini
berarti logam bertambah kekerasan dan kekuatan.

Penguatan dengan Tekstur

Proses defornasi akan menyebabkan butir-butir dari logam


mengarah pada orientasi tertentu. Logam yang orientasi kristalnya
mengarah pada orientasi tertentu dikatakan memiliki tekstur kristalografis.
Dengan adanya orientasi yang tertentu tersebut, maka logam tidak lagi
bersifat isotrop melainkan justru bersifat anisotrop khususnya dalam hal
kekuatannya

Pengerasan Martensit

Martensit memiliki susunan atom BCT sehingga dislokasi menjadi


susah untuk bergerak. Baja dipanaskan sampai fasa austenit lalu dilakukan
pendinginan cepat sehingga atom-atom karbon pada austenit tidak sempat
berdifusi keluar, akibatnya austenit akan bertransformasi menjadi
martensit yang memiliki sel satuan BCT. Kekerasan martensit akan
semakin tinggi dengan semakin banyaknya atom karbon yang larut
didalamnya.

3.4. Sifat-sifat Kristal

Cacat kristal yang terjadi pada suatu bahan padat dapat mempengaruhi
sifat fisis tertentu. Cara memodelkan cacat ini adalah dengan menganggap terjadi
perpindahan suatu atom. Cara memodelkan cacat ini adalah dengan menganggap
terjadi perubahan suatu atom atau molekul dari suatu titik dalam kristal ke
permukaan.

1. Sifat Sifat Mekanik

Sifat mekanik lebih terbatas dibandingkan logam. Kekurangan utama


adalah patah yang terjadi getas dengan sedikit penyerapan energi. Retak yang
terjadi pada keramik adalah melewati butir (trans granular) dan pada bidang
yang kerapatan atomnya paling tinggi.

2. Deformasi Plastis
Walaupun keramik pada temperatur ruang akan patah sebelum
terjadinya diformasi, penelitian yang mendalam melihat masih adanya
mekanisme deformasi plastik. Deformasi plastik berbeda antara kristal dan
non kristal. keramik kristal deformasi plastis terjadi karena gerakan dislokasi
seperti halnya logam. keramik non kristal deformasi plastis terjadi karena
aliran viskous sama halnya apabila cairan berdeformasi.

3. Pengaruh Porositas / Rongga


Mengurangai sifat elastis dan kekuatan
Mengurangi kekuatan patah (modulus patah)

4. Kekerasan

Kekerasan adalah salah satu keunggulan keramik

Keramik juga bisa mengalami creep jika bekerja pada temperatur


tinggi, sama halnya seperti logam . (Ulfa, Yusstyah dkk)
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Jenis-jenis cacat kristal meliputi cacat titik (kekosongan, subtitutional,


interstitial, cacat schottky dan cacat frenkel), cacat garis / line
deffect (dislocation) meliputi (dislokasi ulir, dislokasi tepi, dislokasi campuran),
cacat permukaan (permukaan material, grain boundaries, twin boundaries), cacat
ruang.

Cacat pada Kristal dapat mengubah sifat listrik dan mekanik bahan.
Kekosongan pada Kristal dapat mengubah sifat listrik bahan. Sebagai contoh, kita
memanfaatkan kekosongan pada Kristal silicon untuk pendopingan oleh phospor
sehingga terbentuk semikonduktor tipe n.

Kotoran atau atom asing akan selalu ada dan beberapa akan ada sebagai
titik cacat kristal. Atom impuritas bisa membentuk solid solution pada keramik
sama halnya seperti pada logam. Impuritas bisa berbentuk substistusi atau
interstisi.

Cacat kristal yang terjadi pada suatu bahan padat dapat mempengaruhi
sifat fisis antara lain Sifat Sifat Mekanik, Deformasi Plastis, Pengaruh Porositas
/ Rongga, Kekerasan dan Creep
DAFTAR PUSTAKA

Carter, C. Barry and Norton, M. Grant. 2007. Ceramic material science and
engineering

Wahyu Fitra, dkk (2011) Makalah Ilmu Logam Cacar Kristal dan Manfaatnya

Yusstyah Ulfa, dkk. 2010. Makalah Fisika Bahan Imperfection ( Cacat


Kristal).Surabaya

https://www.academia.edu/8358295/BAB_II_Cacat_Kristal_DOC

http://ft.unsada.ac.id/wp-content/uploads/2010/02/bab10-mt.

http://www.virginia.edu/bohr/mse209/chapter4.htm

http://aziscahyono.blogspot.co.id/2015/12/macam-macam-cacat-struktur-pada-
material.html

http://yayanteknikelektro.blogspot.co.id/2013/02/semikonduktor.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Deformasi_(teknik)

Anda mungkin juga menyukai