Anda di halaman 1dari 16

JURNAL SAINS PEMASARAN INDONESIA

Volume IX, No. 1, Mei 2010, halaman 95 - 110

ANALISIS KEPUASAN PENGGUNA JASA TRANSPORTASI TAKSI


UNTUK MENINGKATKAN LOYALITAS
(STUDI PADA PT. BLUE BIRD PUSAKA DI SEMARANG)

Deddy Setyawan Wicaksono


Program Magister Manajemen Universitas Diponegoro

Abstraksi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penilaian konsumen atas pelayanan yang diberikan
dan mengetahui faktor pelayanan yang dianggap penting oleh konsumen taksi PT. Bluebird
Pusaka di Semarang, tetapi belum baik dalam pelaksanaanya. Penelitian ini dengan metode
survey yang melibatkan 100 responden pelanggan taksi Bluebird dengan teknik non probability
sampling dan diolah dengan Analisis Kuadran (Importance and Performance Analysis – IPA)
yang menyatakan kualitas pelayanan taksi PT. Bluebird pusaka cukup memuaskan.

Kata kunci : kualitas pelayanan, kepuasan konsumen, loyalitas konsumen

PENDAHULUAN Zeithmal, dkk (1985:49))

S
Perkembangan dunia usaha yang
ejalan dengan kemajuan dalam semakin pesat dewasa ini menyebabkan
pendidikan, perekonomian yang lebih perusahaan harus menghadapi persaingan
makmur, perubahan sosial budaya yang ketat. Perusahaan pada umumnya
masyarakat, serta perkembangan ilmu mengnginkan pelanggan yang dimilikinya
pengetahuan dan teknologi, maka kesadaran dapat dipertahankan selama-lamanya. Untuk
masyarakat terhadap unsur – unsur mewujudkan hal itu bukanlah sesuatu yang
pelayanan yang dapat diberikan oleh mudah diiklim persaingan usaha yang sangat
perusahaan semakin meningkat. Pada saat ketat saat ini mengingat adanya perubahan-
ini kesadaran konsumen akan pentingnya nilai perubahan yang cepat dapat terjadi setiap
kualitas pelayanan (Service Quality) yang saat seperti perubahan pada diri pelanggan,
diberikan oleh perusahaan, baik dalam bentuk pesaing maupun perubahan kondisi secara
jasa maupun dalam bentuk barang semakin luas yang selalu dinamis. Hal ini menuntut
meningkat. Dari beberapa pengalaman para pengambil kebijakan untuk
menunjukan bahwa atas pemberian suatu mengembangkan suatu strategi yang mampu
kualitas jasa/pelayanan tertentu akan mancapai sasaran pertumbuhan penjualan,
menimbulkan penilaian yang berbeda dari peningkatan porsi pasar perusahaan, serta
setiap konsumen, karena tergantung dari pencapaian kemampuan sebagai dasar
bagaimana konsumen mengharapkan pertumbuhan berkelanjutan (Ferdinand,
kualitas jasa/pelayanan tersebut. (Valerie A. 2000). Aspek-aspek yang mendukung

95 Jurnal Sains Pemasaran Indonesia


Deddy Setyawan Wicaksono

terjadinya terjadinya akselerasi perubahan itu kemudian memposisikan produk berdasarkan


antara lain; 1). Perusahaan yang semakin keunggulan dan perbadaan yang dimiliki oleh
bersifat global, 2). Perubahan selera produk tersebut. Semakin banyaknya
pelanggan, baik selera pelanggan akhir perusahaan transportasi khususnya taksi saat
maupun pelanggan bisnis, 3).Arena ini mendorong setiap perusahaan untuk
persaingan yang semakin luas baik domestik bersaing merebut pasar sehingga setiap
maupun internasional. 4). Teknologi yang perusahaan harus betul-betul mengetahui apa
semakin mengarah pada perubahan saja yang menjadi keinginan pelanggan dalam
(Swastha dan Irawan,1999). Tantangan bisnis operasionalnya menjalankan bisnisnya.
yang timbul biasanya mencakup aspek Konsumen adalah satu-satunya yang
custumer,competitor,dan change (Swastha dapat menilai baik tidaknya kualitas
dan Irawan,1999). pelayanan. Konsumen menilai pelayanan
Salah satu cara yang harus ditempuh tersebut dengan cara membandingkan
perusahaan dalam hal ini adalah dengan pelayanan yang mereka terima (perception)
menentukan strategi yang tepat supaya dapat dengan pelayanan yang mereka harapkan
bertahan ditengah persaingan serta dapat (expectation). Bila konsumen merasa sangat
meningkatkan profitabilitasnya. Namun dalam puas terhadap pelayanan yang diberikan oleh
melakukan strateginya perusahaan akan suatu perusahaan akan mengakibatkan
mengalami kegagalan tanpa didukung baik konsumen tersebut akan kembali lagi untuk
oleh pihak internal ataupun pihak luar mengadakan pembelian ulang (rebuying).
perusahaan dalam hal ini adalah para Dengan kata lain perusahaan yang dapat
pelanggan yang selalu menuntut kepuasan memuaskan konsumen akan memiliki
atas kinerja dari perusahaan. Untuk memilih konsumen yang loyal. Sejalan dengan
pasar sasaran dan melayaninya dengan baik, kegiatan rebuying, diharapkan pula konsumen
perusahaan harus menerapkan pasar sasaran yang loyal tersebut tanpa dipaksa bersedia
karena pembauran sasaran sangat membantu menjadi duta bagi perusahaan tersebut untuk
perusahaan dalam menentukan peluang melaksanakan word-of-mouth communi-
pemasaranya. Menurut Kotler (2002:292), cation (rekomendasi dari mulut ke mulut)
pemasaran sasaran mengharuskan pemasar kepada konsumen lain mengenai pelayanan
melakukan tiga langkah yaitu 1). Segmentasi yang pernah diterimanya (Gremler &Brown
pasar yaitu mengidentifikasi dan membentuk dalam Lu Ting Pong 2001).
kelompok pelanggan yang berbeda yang Kualitas jasa yang tinggi yang
mungkin meminta produk. 2). Penerapan diberikan oleh perusahaan akan membuat
pasar sasaran yaitu memilih satu ato lebih pelanggan puas terhadap produk atau jasa
segmen pasar untuk dimasuki dan 3). yang perusahaan sampaikan. Spreng (1997)
Penepatan posisi pasar yaitu membedakan, mengatakan bahwa kualitas jasa atau
mengkomunikasikan manfaat utama yang peroduk dan kepuasan merupakan dua
membedakan produk dalam pasar. Dengan konsep inti dalam praktek pemasaran. Seperti
pemasaran sasaran perusahaan dapat yang dikemukakan oleh Day (Sivadas dan
membagi pasar yang luas kedalam beberapa Prewitt, 2000) yang mengatakan bahwa
segmen, membidik satu atau lebih segmen, bagaimanapun juga pondasi dari konsep

Jurnal Sains Pemasaran Indonesia 96


Kepuasan Pengguna Jasa Transportasi

pemasaranadalah pemenuhan kepuasan pesawat terbang membeli jasa


pelanggan. transportasi, mereka sampai di tempat
tujuan tanpa sesuatu hal yang berwujud
Pengertian Jasa yang memperlihatkan pengeluaran
Produksi suatu jasa bisa berhubungan mereka. Namun perjalanan tersebut juga
dengan produk fisik maupun tidak. Sifat-sifat meliputi barang-barang berwujud yang
khusus jasa tersebut, erat kaitannya dengan digunakan sebagai pelengkap pelayanan
keempat karakteristik yang dimiliki oleh jasa yang diberikan, misalnya makanan dan
tersebut sebagai bahan pertimbangan dalam minuman sewaktu di dalam pesawat,
merancang suatu program pemasaran. 5. Jasa murni
Menurut Kotler (2000, p.429), dilihat Penawaran hanya terdiri atas jasa murni
dari sisi penawaran terdapat lima kategori seperti: jasa penjaga bayi, psikoterapi,
produk, yakni: jasa pijat, dan lain-lain.
1. Barang berwujud murni
Penawaran hanya berupa barang Karakteristik Jasa
berwujud murni dan tidak ada jasa yang Jasa memiliki empat karakteristik yang
menyertai produk tersebut, seperti: pasta harus dipertimbangkan dalam perancangan
gigi, sabun, deterjen, dan lain-lain. suatu program pemasaran. Menurut Kotler
2. Barang berwujud yang disertai jasa (2000), empat karakteristik tersebut yaitu:
Penawaran terdiri dari barang berwujud 1. Tidak berwujud (intangibility)
yang disertai dengan satu atau lebih jasa Produk jasa bersifat tidak berwujud (tidak
untuk mempertinggi daya tarik konsumen. dapat dilihat, diraba, dicium, atau didengar
Sebagai contoh produsen mobil tidak hanya sebelum dibeli) sehingga pelanggan tidak
menjual mobil saja, melainkan penjualan- dapat melihat hasil atau manfaat dari jasa
nya juga tergantung pada kualitas dan sebelum melakukan pembelian. Sebagai
pelayanan kepada pembelinya, baik contoh, seorang pasien operasi katarak
sebelum dan sesudah pembelian, seperti mata, tidak dapat membayangkan
ruang pameran, pengiriman, perbaikan dan sebelumnya seberapa jauh manfaat dari
pemeliharaan, petunjuk pemakaian, operasi tersebut bagi dirinya. Seseorang
jaminan/garansi. tidak dapat menilai hasil dari jasa sebelum
3. Campuran ia menikmatinya sendiri. Bila pelanggan
Penawaran terdiri dari barang berwujud membeli jasa, maka ia hanya meng-
dan jasa dengan komposisi yang sama, gunakan, memanfaatkan, atau menyewa
seperti: restoran yang harus didukung jasa tersebut. Oleh karena itu untuk
oleh pelayanan dan makanan yang sama mengurangi keraguan pembeli terhadap
baiknya. produk yang akan dikonsumsinya,
4. Jasa utama yang disertai barang dan jasa konsumen dapat mengamati tanda maupun
tambahan keterangan mengenai kualitas atas dasar
Penawaran terdiri atas jasa utama dan lokasi perusahaan, para penyedia jasa,
jasa tambahan disertai dengan barang peralatan serta mengenai harga dari produk
pelengkap. Sebagai contoh: penumpang tersebut. Dengan demikian tugas penyedia

97 Jurnal Sains Pemasaran Indonesia


Deddy Setyawan Wicaksono

jasa adalah untuk: “mengelola bukti” atau Penyedia jasa dapat melakukan langkah-
“menyatakan yang tidak nyata”. Oleh sebab langkah yang diperlukan untuk
itu pemasaran jasa ditantang untuk mempertahankan kualitas jasa yang baik
menambah ide-ide abstrak serta dan tetap konsisten, yaitu dengan
memberikan bukti fisik dan citra pada melakukan seleksi dan pelatihan bagi
penawaran abstrak mereka. karyawan dengan baik, dan mengikuti
2. Tidak dapat dipisahkan (inseperability) perkembangan tingkat kepuasan
Jasa umumnya diproduksi secara khusus konsumen dengan memperhatikan saran
dan dikonsumsi pada waktu yang dan keluhan konsumen melalui survey
bersamaaan. Hal ini tidak berlaku pada pasar. Dengan demikian pelayanan yang
barang fisik yang diproduksi, ditempatkan kurang baik dapat diantisipasi dan
pada persediaan, didistribusikan melalui diperbaiki.
berbagai pengecer dan akhirnya 4. Tidak dapat disimpan (perishability)
dikonsumsi. Jika jasa diberikan oleh Jasa merupakan komoditas yang tidak
seseorang, maka orang tersebut adalah tahan lama dan tidak dapat disimpan.
merupakan bagian dari jasa tersebut. Hal Karakteristik jasa yang mudah rusak
ini dikarenakan penyedia jasa tersebut bukan merupakan masalah bila
juga hadir pada saat jasa tersebut permintaannya bersifat konstan (teratur),
diberikan. Interaksi penyedia jasa dengan karena dengan mudah penyedia jasa
penerima jasa merupakan ciri dari dapat mengatur pelayanan yang akan
pemasaran jasa tersebut. diberikan sebelum proses pemberian
3. Tidak tetap (variability) jasa berlangsung. Karakteristik jasa yang
Dalam bisnis jasa, sangatlah sulit untuk tidak dapat disimpan tidak menjadi
mencapai suatu hasil dengan kualitas masalah bila permintaan tetap karena
yang sesuai dengan standar yang dibuat. penyedia jasa dapat dengan mudah untuk
Jasa yang diberikan seringkali berubah- lebih dahulu mengatur staf untuk
ubah tentang dari siapa yang memberikan jasa tersebut.
menyediakan, kapan, serta dimana jasa
tersebut disediakan. Oleh karena itu Pemasaran Jasa
konsumen seyogyanya benar-benar yakin Berdasarkan karakteristik jasa yang
pada kualitas dari penyedia jasa apakah sudah dijelaskan diatas, memasarkan jasa
lebih baik dari penyedia jasa lainnya. Jika tidaklah semudah memasarkan produk. Ada
jasa diberikan oleh seseorang maka tiga jenis pemasaran jasa yang dikemukakan
keberhasilannya tergantung pada kondisi, oleh Kotler (2000), yaitu:
tenaga, dan mental dari penyedia jasa 1. Eksternal marketing
tersebut ketika usaha jasa tersebut Yaitu aktivitas perusahaan dalam menge-
berlangsung. Oleh karena itu pembeli lola bauran pemasaran ( Marketing Mix )
jasa harus lebih berhati-hati terhadap jasa kepada konsumen.
keragaman seperti ini dan seringkali 2. Internal Marketing
membicarakannya dengan orang lain Yaitu aktivitas perusahaan untuk lebih
sebelum memilih seorang penyedia jasa. melatih dan memotivasi karyawan yang

Jurnal Sains Pemasaran Indonesia 98


Kepuasan Pengguna Jasa Transportasi

bertugas melayani konsumen sehingga individual. Hal ini dapat dilakukan dengan
dapat melayani konsumen dengan lebih adanya komunikasi yang lancar dan
baik, dan dapat mencapai kepuasan adanya keinginan untuk mengerti apa
pelanggan. yang diinginkan konsumen.
3. Interaktif Marketing
Yaitu keahlian dalam melayani konsumen. Strategi Kepuasan Konsumen
Dalam hal ini penilaian konsumen Strategi kepuasan konsumen
terhadap kualitas jasa tidak hanya dilihat menyebabkan para pesaing harus berusaha
dari kualitas secara teknis saja, tetapi juga keras dan memerlukan biaya tinggi dalam
dinilai dari segi fundamental. usahanya merebut konsumen suatu
perusahaan. Yang diperhatikan adalah bahwa
Kualitas Jasa dan Pelayanan strategi kepuasan konsumen merupakan
Dalam menilai persepsi dan tingkat strategi jangka panjang yang membutuhkan
kepentingan/harapan konsumen, Supranto komitmen, baik menyangkut dana maupun
(2001), mengemukakan bahwa ada 5 sumber daya manusia. Menurut Tjiptono
dimensi yang di tentukan dalam menentukan (2001) ada beberapa strategi yang dapat
kualitas pelayanan, yaitu: dipadukan untuk meraih dan meningkatkan
1. Wujud atau tangibles kepuasan konsumen:
Penampilan fasilitas dan alat yang di 1. Strategi perusahaan berupa Relationship
gunakan secara fisik mulai dari bangunan Marketing, yaitu strategi dimana transaksi
interior, seragam petugas, peralatan yang pertukaran antara pembeli dan penjual
dipakai atau alat komunikasi. berkelanjutan, tidak berakhir setelah
2. Keandalan atau reliability penjualan selesai.
Tingkat kemampuan perusahaan dalam 2. Strategi Superior Customer Service, yaitu
menampilkan jasa pelayanan yang dapat menawarkan pelayanan yang lebih baik
dipercaya dan yang akurat sesuai dengan daripada pesaing (bentuk-bentuk layanan
janji yang telah diterapkan. pelanggan yang meliputi garansi, jaminan,
3. Ketanggapan atau responsiveness pelatihan cara penggunaan produk,
Kesediaan perusahaan dalam membantu konsultasi teknikal, saran-saran untuk
konsumen serta memberikan usaha pemakaian produk alternatif, peluang
pelayanan yang cepat dan tanggap. untuk mengembalikan/ menukar produk
4. Kepastian atau assurance yang tidak memuaskan, reparasi
Tingkat pengetahuan atau kesopan komponen yang rusak atau cacat,
santunan yang harus dimiliki oleh penyediaan suku cadang pengganti,
karyawan disamping kemampuan mereka penindak lanjutan kontak dengan
mendapatkan kepercayaan dan memberi- pelanggan, informasi berkala dari
kan rasa percaya diri pada pihak perusahaan, klub/organisasi pemakai
konsumen. produk, pemantauan dan penyesuaian
5. Simpati atau empathy produk untuk memenuhi perubahan
Adanya perhatian khusus yang diberikan kebutuhan pelanggan , dan lain-lain).
kepada setiap konsumen secara

99 Jurnal Sains Pemasaran Indonesia


Deddy Setyawan Wicaksono

3. Strategi Unconditional guarantess atau 1. Konsumen harus mempunyai keinginan


extraordinary guarantess. Untuk yang kuat untuk membeli jasa dari salah
memberikan kepuasan pada konsumen penyedia layanan jasa secara terus
yang pada gilirannya akan menjadi menerus atau berkesinambungan.
sumber dinamisme penyempurnaan 2. Konsumen harus mempunyai kebebasan
mutu produk atau jasa dan kinerja untuk memilih salah satu penyedia
perusahaan. Fungsi utama garansi layanan jasa yang menjadi favorit mereka
adalah untuk mengurangi resiko 3. Harus ada lebih dari satu penyedia
konsumen sebelum dan sesudah layanan jasa (service provider) yang
pembelian barang atau jasa, sekaligus bergerak di bidang industri jasa yang
memaksa perusahaan yang sama
bersangkutan untuk memberikan yang
terbaik dan meraih loyalitas konsumen. Strategi Menjaga dan Mempertinggi
4. Strategi peningkatan kinerja perusahaan, Loyalitas Konsumen
meliputi berbagai upaya seperti melakukan Dalam berbagai situasi sangatlah
pemantauan dan pengukuran kepuasan sulit untuk mendapatkan konsumen agar
konsumen secara berkesinambungan, mereka dapat pindah dari pesaing, karena
memberikan pendidikan dan pelatihan dalam kasus tertentu memerlukan usaha
menyangkut komunikasi, salesmanship, khusus baik untuk produk tangible maupun
dan public relation kepada pihak produk intangible. Oleh karenanya akan lebih
manajemen dan karyawan, memasukkan mudah untuk menjaga konsumen kita yang
unsur kemampuan untuk memuaskan ada sekarang dengan cara-cara yang
konsumen ke dalam sistem penilaian dijelaskan dengan gambar berikut ini:
prestasi karyawan, dan memberikan 1. Treat the Customer Right
empowerment yang lebih besar kepada Perusahaan harus dapat memperlakukan
karyawan dalam melaksanakan tugasnya. para pelanggannya secara baik dimana
5. Menerapkan Quality Function Deploy- terjadi suatu interaktif yang positif antara
ment (QFD), yaitu untuk merancang keduanya. Misalnya customer service
suatu proses sebagai tanggapan suatu bank akan mempelajari sifat-sifat
terhadap kebutuhan konsumen. QFD nasabahnya sehingga bank tersebut akan
memungkinkan suatu perusahaan untuk mendapatkan interaksi yang positif
memprioritaskan kebutuhan konsumen, dengan nasabahnya.
menemukan tanggapan inovatif terhadap 2. Stay Close to the Customer
kebutuhan tersebut, dan memperbaiki Selayaknya bahwa para pemimpin di
proses hingga tercapai efektivitas perusahaan tetap mempunyai waktu
maksimum. untuk dekat dengan konsumennya
sehingga dengan jelas dapat mengetahui
Loyalitas Konsumen tanggapan konsumen. Bentuk riset yaitu
Burns dalam Lu Ting Pong (2001) focus group discussion dapat digunakan
menyatakan bahwa terbentuknya service loy- untuk melihat dan mendengar komentar
alty tersebut harus memilki 3 syarat, yaitu: para konsumen.

Jurnal Sains Pemasaran Indonesia 100


Kepuasan Pengguna Jasa Transportasi

3. Measure / Manage Customer penelitian Selnes (1993) pada perusahaan


Satisfaction asuransi, telepon, universitas dan supplier ikan
Survei untuk mengetahui kepuasan atau salmon dengan jumlah 1032 responden.
ketidakpuasan konsumen biasa dilakukan Penelitian McDougall dan Levesque(2000) pada
untuk mengetahui perasaan para konsumen 448 pelanggan layanan kesehatan gigi,reparasi
dan kemudian dilakukan penyesuaian ke mobil,restoran dan jasa pemotongan rambut
dalam produk atau layanan jasa. Survei ini membuktikan bahwa kepuasan berpengaruh
dilakukan dalam kala waktu tertentu, sensitif positif terhadap loyalitas pelanggan. Penelitian
dan harus dilakukan secara terpadu yang dilakukan oleh Bloemer et.al.,(1998),
sehingga perusahaan dapat mempelajari menggunakan dimensi-dimensi kualitas
mengapa ada perubahan dalam kepuasan layanan yang dikembangkan oleh
konsumen. Jika tidak terdeteksi adanya Parasuraman et.al.,(1988) untuk dihubungkan
perubahan dari waktu ke waktu mungkin dengan kepuasan nasabah dan loyalitas
disebabkan survei dilakukan terlalu sering nasabah. Penelitian ini menemukan bahwa
atau terlalu tidak sensitif. terdapat hubungan positif antara variabel-
4. Create Switching Costs variabel seperti kualitas layanan dan kepuasan
Salah satu cara untuk menciptakan nasabah serta kepuasan nasabah dengan
switching cost adalah dengan menciptakan loyalitas. Demikian juga dengan penelitian Eko
suatu pemecahan masalah yang dihadapi Sasono (2007) pada 120 nasabah bank syariah
oleh pelanggan, cara yang lain dapat yang terdapat diJawa Tengah dan DIY
dilakukan dengan memberikan peng- menunjukan adanya hubungan yang positis
hargaan langsung kepada konsumen. antara kepuasan pelanggan dengan loyalitas
5. Provide Extras pelanggan. Penelitian Andreassen dan
Merupakan suatu cara yang relatif lebih Lindestad (1998) pada 600 pelanggan jasa
mudah untuk mengubah perilaku perjalanan (tour operators). Penelitian empiris
konsumen dari sikap toleransi menjadi lain yang tercatat menunjukan adanya
antusias dengan cara memberikan hubungan positif antara kepuasan pelanggan
layanan jasa tambahan yang tidak diduga dengan loyalitas pelanggan antara lain Bolton
oleh konsumen, misalnya suatu salon dan Drew(1991) serta Bowen dan Chen (2000).
kecantikan memberikan service tambahan
makanan kecil dan semir sepatu. Pengembangan Model
Adapun secara empiris tercatat banyak Berdasarkan telaah pustaka yang
penelitian terdahulu yang membuktikan bahwa telah dilakukan diatas, maka model pemikiran
kepuasan pelanggan berpengaruh secara teoritis yang dikembangkan pada penelitian
posifif terhadap loyalitas pelanggan, misalnya ini terlihat pada gambar berikut ini :

101 Jurnal Sains Pemasaran Indonesia


Deddy Setyawan Wicaksono

Sesuai dengan rumus Slovin, pelaksanaannya mengece-


penelitian ini dilakukan dengan metode sur- wakan atau kurang baik
vey yang melibatkan 100 responden sehingga perlu pembenahan
pelanggan taksi PT. BlueBird Pusaka. Dari yang lebih baik (perlu di-
informasi yang di peroleh melalui survey, data prioritaskan).
diolah oleh penulis dengan Analisis Kuadran Kuadran B : Menunjukkan kualitas pelaya-
(Importance Performance Analysis – IPA). nan yang penting dan telah
Hasil Importance Performance Analysis dilaksanakan dengan baik
menunjukan (mempertahankan prestasi).

Keterangan: Kuadran C : Menunjukkan kualitas pelaya-


Titik P : Sebagai titik tengah dari skor nan yang kurang penting
tingkat harapan, diperoleh dengan dengan tingkat pelayanan yang
membagi total skor rata-rata biasa saja, sehingga perusa-
tingkat harapan per responden tiap haan tidak perlu memberikan
dimensi dengan jumlah dimensi perhatian khusus (prioritas
yang ada rendah).
Titik Q : Sebagai titik tengah dari skor Kuadran D : Menunjukan kualitas pelayanan
tingkat kinerja, diperoleh dengan yang dianggap tidak penting
membagi total skor rata-rata bagi konsumen tetapi peru-
tingkat kinerja per responden tiap sahaan melaksanakannya
dimensi dengan jumlah dimensi dengan sangat baik (ber-
yang ada lebihan).

Kuadran A : Menunjukkan kualitas pelaya-


nan yang sangat penting tetapi

Jurnal Sains Pemasaran Indonesia 102


Kepuasan Pengguna Jasa Transportasi

ANALISIS DAN PEMBAHASAN Nilai 1.00 – 1.80 = Tidak Memuaskan


Penyebaran kuesioner untuk
mengetahui tingkat kinerja (performance) yang Berikut ini akan dibahas lebih rinci
diberikan taksi Blue Bird, tingkat harapan (ex- letak per elemen pada diagram kartesius
pectations) konsumen, dan tingkat loyalitas seperti yang sudah disajikan pada Gambar 1
konsumen terhadap taksi Blue Bird dilakukan dan Tabel 2.
pada bulan April-Mei 2010, dan melibatkan 100 1. Kuadran A (Konsentrasi disini)
orang responden pelanggan taksi Blue Bird a) Ketepatan waktu penyediaan taksi
diSemarang . Data yang didapat kemudian bila ada pemesanan melalui telepon
diolah oleh penulis dengan menggunakan pro- (Dimensi Reliability–5)
gram SPSS versi 17 for Windows b) Ketersediaan waktu untuk menang-
gapi keluhan penumpang (Dimensi
Validitas & Reliabilitas Reliability–6)
Uji validitas dan reliabilitas dilakukan c) Kemudahan bagi penumpang untuk
untuk menunjukkan sejauh mana alat ukur mendapatkan taksi di mana saja dan
dapat dipercaya atau diandalkan. Uji kapan saja (Dimensi Reliability–8)
reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan d) Kemampuan sopir / karyawan untuk
program SPSS Versi 17 For Windows. memberikan pelayanan secara cepat
dan tepat kepada penumpang
(Dimensi Responsiveness–10)
e) Kejujuran sopir / karyawan untuk
mengembalikan barang bawaan
penumpang yang tertinggal (Dimensi
Assurance–14)
Importance Performance Analysis 2. Kuadran B (Pertahankan)
Setelah melakukan perhitungan a) Mobil yang digunakan sebagai fasilitas
terhadap tingkat harapan dan tingkat kinerja pelayanan (Dimensi Tangibles–1)
perusahaan atas atribut yang diukur maka b) Kebersihan mobil (Dimensi
dapat ditentukan pula tingkat kesesuaian atau Tangibles–2)
kepuasan pelanggan atas atribut tersebut. c) Penampilan sopir / karyawan
Tingkat kepuasan pelanggan dapat dilihat dari (Dimensi Tangibles–3)
rata-rata nilai kinerja (X) yang dilaksanakan d) Fasilitas di dalam mobil sebagai
oleh PT. BlueBird Pusaka. Untuk keperluan pelengkap pelayanan (Dimensi
tersebut maka dilakukan pengkategorian Tangibles–4)
sebagai berikut : e) Ketepatan waktu untuk mengantarkan
penumpang ke tempat tujuan
Kategori : (Dimensi Reliability-7)
Nilai 4.60 - 5.00 = Sangat Memuaskan f) Argo untuk pembayaran harus sesuai
Nilai 3.70 - 4.50 = Memuaskan dengan jarak yang ditempuh dan tidak
Nilai 2.80 - 3.60 = Cukup Memuaskan merugikan penumpang (Dimensi
Nilai 1.90 – 2.70 = Kurang Memuaskan Assurance–13)

103 Jurnal Sains Pemasaran Indonesia


Deddy Setyawan Wicaksono

Jurnal Sains Pemasaran Indonesia 104


Kepuasan Pengguna Jasa Transportasi

105 Jurnal Sains Pemasaran Indonesia


Deddy Setyawan Wicaksono

g) Rasa aman yang didapat penumpang h) Kepedulian untuk memberikan saran


terhadap tindak kejahatan ( Dimensi kepada penumpang mengenai rute
Assurance–15) perjalanan yang terbaik bagi
h) Keramahan dan kesopanan sopir / penumpang (Dimensi Empathy–22)
karyawan ( Dimensi Assurance–16)
i) Kepedulian untuk selalu berusaha Tingkat Kepuasan Konsumen
mempunyai reputasi yang terbaik di Data yang diperoleh melalui penyeba-
mata penumpang (Dimensi ran kuesioner mengenai kepuasan konsumen
Empathy–20) secara umum adalah sebagai berikut :

3. Kuadran C (Prioritas Rendah) Dari Tabel di atas dapat dilihat dari


a) Kemampuan sopir / karyawan untuk jumlah total 100 responden, sebanyak 8
menepati janji kapan pelayanan akan responden (8%) menyatakan Sangat Puas,
diberikan (Dimensi Responsi- 51 responden (51%) menyatakan Puas, 37
veness–9) responden (37%) menyatakan Cukup Puas,
b) Kemauan sopir / karyawan untuk dan 4 responden (4%) menyatakan Tidak
menolong penumpang (Dimensi Puas terhadap pelayanan yang diberikan
Responsiveness–11) perusahaan taksi Blue Bird. Setelah dibobot
c) Kemauan sopir / karyawan untuk dan dirata-ratakan didapatkan tingkat
menanggapi permintaan penumpang kepuasan penumpang secara umum yaitu
(Dimensi Responsiveness–12) sebesar 3.63 yang masuk pada kategori
d) Pengetahuan yang dimiliki sopir / cukup memuaskan.
karyawan (Dimensi Assurance-17)
e) Perhatian secara khusus bila ada Tingkat Loyalitas Konsumen
keluhan dari penumpang (Dimensi Berdasarkan hasil kuesioner diatas,
Empathy–18) dapat dibuat Tabel Tingkat Loyalitas
f) Ketersediaan staff khusus untuk Konsumen untuk masing-masing dimensi
menangani keluhan penumpang sebagai berikut:
(Dimensi Empathy–19)
g) Kepedulian sopir/ karyawan untuk
memahami suasana hati penumpang
(Dimensi Empathy–21)

Jurnal Sains Pemasaran Indonesia 106


Kepuasan Pengguna Jasa Transportasi

PENUTUP a. Menyeleksi secara ketat para


Berdasarkan hasil perhitungan tingkat karyawan yang akan bekerja khusus-
kesesuaian / tingkat kepuasan konsumen nya para sopir. Karena para sopir inilah
untuk masing-masing variabel yang diteliti yang akan berhubungan dengan
maka dapat diambil beberapa imlikasi penumpang untuk memberikan
kebijakan, yaitu : pelayanan, sopir diwajibkan mengu-
1. Dimensi kualitas pelayanan yang dianggap asai wilayah Semarang, dan diwajib-
penting oleh konsumen namun belum kan menyerahkan surat keterangan
sesuai dengan harapan konsumen, catatan kepolisian (SKCK) dari
sebaiknya lebih diberikan perhatian secara kepolisian setempat pada saat akan
khusus, yaitu dengan cara: melamar.

107 Jurnal Sains Pemasaran Indonesia


Deddy Setyawan Wicaksono

b. Memberikan motivasi dan pelatihan memiliki kualitas serta dilengkapi


(training) pada karyawan khususnya dengan fasilitas keamanan, dan
para sopir untuk melatih mereka agar kenyamanan penumpang.
lebih cepat dan tanggap terhadap c. Melakukan pengecekan rutin terhadap
keinginan dan permintaan penumpang penampilan sopir, kebersihan mobil,
sehingga dapat memberikan pelayanan kelengkapan fasilitas serta pengece-
secara tepat dan akurat sesuai dengan kan terhadap argo meter yang harus
yang dijanjikan, hal ini sesuai dengan sesuai dengan standart perhitungan
konsep Internal Marketing Dinas Perhubungan Kota Semarang.
c. Menambah jumlah depot dan outlet 3. Dimensi kualitas pelayanan yang terletak
penyedia taksi di tempat-tempat yang pada Kuadaran C yaitu yang dianggap
dirasakan strategis agar konsumen kurang penting oleh penumpang namun
dapat lebih mudah mendapatkan pelaksanaannya cukup baik, tidak perlu
taksi. mendapatkan perhatian secara khusus
d. Melengkapi mobil-mobil yang belum akan tetapi sebaiknya terus dipertahan-
terpasang GPS (Global Positioning kan pelaksanaannya. Dan sebisanya
System), agar setiap mobil dapat diusahakan peningkatan kualitas untuk
memenuhi pesanan taksi melalui dimensi-dimensi ini agar kepuasan
telepon sehingga waktu penyediaan penumpang dapat terus terjaga karena
taksi pada penumpang dapat lebih harapan penumpang dapat berubah
cepat. setiap saat antara lain:
e. Memberikan sangsi yang berat a. Selalu memberikan briefing setiap
kepada sopir taksi Blue Bird yang tidak pagi kepada sopir dengan pesan
mengembalikan barang bawaan milik “Penumpang adalah Raja, jadi
penumpang yang tertinggal. perlakukanlah penumpang dengan
2. Dimensi kualitas pelayanan yang terletak sebaik mungkin sesuai dengan yang
pada Kuadaran B yaitu yang dianggap mereka inginkan”.
penting oleh penumpang dan pelaksana- b. Menyediakan bahan-bahan bacaan
annya juga memuaskan, juga harus yang dapat dibaca oleh penumpang,
dipertahankan. Hal ini bertujuan agar ataupun sopir pada saat istirahat
keberadaannya pada diagram kartesius ataupun pada saat menunggu
tidak bergeser pada Kuadran A antara lain penumpang dipool.
dengan cara: c. Adanya staff khusus yang memiliki
a. Mengadakan survey yang sifatnya kewajiban menerima dan menanggapi
kontinyu agar perusahaan selalu keluhan ataupun saran yang melalui
mengetahui turun atau naiknya tingkat telepon, langsung maupun surat
kepuasan yang dirasakan konsumen pembaca. Tanggapan dapat berupa
terhadap pelayanan taksi Bluebird. penjelasan melalui telepon, ataupun
b. Mengadakan regenerasi armada kunjungan tergantung tingkat kekom-
setiap 5 tahun sekali dengan mobil pleksitasan permasalahan keluhan.
yang sudah dikenal handal dan Dengan meningkatkan kualitas

Jurnal Sains Pemasaran Indonesia 108


Kepuasan Pengguna Jasa Transportasi

pelayanan untuk dimensi-dimensi ini Burns, Alvin C. & Bush, Ronald F., Marketing
maka pihak perusahaan sudah Research, Prentice Hall, New Jersey,
melakukan tindakan antisipatif dini jika 2000
nanti suatu saat dimensi-dimensi ini
Cronin, JJ. Jr. and Taylor, S.A. (1992).
dianggap penting oleh penumpang,
“Measuring Service Quality : A
maka keberadaan dimensi-dimensi ini
tidak akan bergeser pada Kuadran A. Reexamination and Extension”,
Journal of Marketing, July, Vol 56,
4. Dimensi kualitas pelayanan yang terletak
pp. 55-68.
pada Kuadaran D yaitu yang dianggap
berlebihan oleh penumpang namun Ferdinand, Augusty, (2002), Structrual Equa-
pelaksanaannya sangat baik, tidak perlu tion Modeling Dalam Penelitian
mendapatkan perhatian secara khusus Manajemen : Aplikasi Model-Model
akan tetapi sebaiknya terus dipertahankan Rumit Dalam Penelitian Untuk Tesis
pelaksanaannya untuk antisipasi dari magister dan Disertasi Doktor,
harapan kepuasan konsumen yang BP.Undip.
semakin tinggi. Dimensi pelayanan yang
terletak dalam kuadran D sebaiknya Gould, Graham, “Why it is customer loyalty
senantiyasa pelaksanaanya dalam that counts (and how to measure
pengawasan agar tidak menjadi sesuatu it)”.Managing Service Quality, Vol.5,
yang merugikan dan menjadi beban yang No.1,1995
akan merugikan perusahaan.
Gremler, Dwayne D. & Brown, Stephen W.,
“Service loyalty: Its nature, impor-
tance, and implications”. In
Edvardsson, B., Brown, S. W.,
DAFTAR PUSTAKA
Johnston, R. and Scheuing, E. E.,
eds., Proceedings American Market-
Aaker, David A., Strategic Market Manage- ing Association, 1996
ment, John Wiley & Sons, Singapore,
Fernell, C. and Wernerfelt, B. (1987), “De-
1992
fensive Marketing Strategy by Cos-
______________, Building Strong Brand, tumer Complain Management : A
The Free Press, New York, 1996 theoretical analysis”. Journal of mar-
keting research, vol 24 no 4, p.337-
______________, Kumar, Day, George S., 346"
Marketing Research, John Wiley & Kotler, Philip., Marketing Management:
Sons, Inc, New York, 2001
Analysis. Planning. Implementation.
and Control, Eight Edition, Prentice
Aritonang, Lerbin, Penelitian Pemasaran, UPT Hall. Inc, New Jersey, 1994
Penerbitan Universitas Taruma-
nagara, Jakarta, 1998

109 Jurnal Sains Pemasaran Indonesia


Deddy Setyawan Wicaksono

____________, Marketing Management: Solomon, Michael R.,Consumer Behavior.


Analysis. Planning. Implementation. Allyn & Bacon. Boston,1994
and Control, Eight Edition, Prentice-
Sekaran, Uma, Research Method for
Hall. Inc, New Jersey, 1995
Bussiness, John Wiley & Sons, Inc,
Kotler, Philip ,Marketing Management: Analy- New York, 2000
sis. Planning. Implementation. and
Selnes, Fred (1993), “A Examination of the
Control, Ninth Edition, Prentice-Hall
Effect of Produck Performance on
.Inc, New Jersey, 1997
Brand Reputation, Satisfaction and
_____________, Marketing Management, Loyalty” , European Journal of Mar-
The Millennium Edition, New Jersey: keting, Vol. 27 No. 9, pp 19-35.
Prentice- Hall International, Inc, 2000.
Stanton, William J., Terjemahan ; Sadu
Lourdon David L, Della Bitta, Albert Sundaru Prinsip Pemasaran, Edisi 7,
J.,Consumer Behavior. Fourth Edition. Jilid II, Erlangga, 1986
Mc. Graw Hill. New York,1993
Supranto, J., Statistik : Teori dan Aplikasi,
Laroche, M. and Taylor, T (1988), “ An Em- Erlangga, 1994
pirical Study of Major Segmentation
_________, Pengukuran Tingkat Kepuasan
Issues in Retail Banking”, Interna-
Pelanggan Untuk Menaikkan Pangsa
tional Journal of Bank Markrting,
Pasar, Rineka Cipta, 2001
Vol. 6 No.1,pp. 31-48
Tjiptono, Fandy, Manajemen Jasa, Edisi 2,
Lu Ting Pong, Dr. Tang Pui Yee, An Integrated
cetakan ke-2 , Yogyakarta, Andy Off-
Model of Service Loyalty, Department
set, 2001
of Business Studies, The Hongkong
Polytechnic University, Hung Hom, Umar. H., Metode Penelitian Untuk Skripsi
Kowloon, Hongkong, 2001 dan Tesis Bisnis, Edisi baru-Cetakan
ke-4, PT Raja Grafindo Persada,
Malhotra, Naresh K, Marketing Research: An
Jakarta, 2001
Applied Orientation, 2nd Edition, New
Jersey: Prentice Hall, Inc, 1996 Wirasasmita, Rivai H., Sitorus, Roland,
Manurung, Brenggan, Kamus
Parasuraman, A, Berry L.L. and Zeithaml, V.A
Lengkap Ekonomi, Pionir Jaya,
(1985), “Conceptual Model of Service
Bandung, 1999
Quality and its Implications for Future
Research”, Journal of Marketing, Zeithaml, Valarie A., A Parasuraman, Berry,
Vol 49, Autumm, pp.41-50. Leonard L., Service Quality : Balanc-
ing Customer Perception an Expec-
Rust, Rolland T & L Oliver. Richard, SerQual
tation, Free Press, New York, 1990
: New Direction Theory and Practice.
Sage Publication.Inc. USA, 1994 Zikmund, William G., Exploring Marketing
Research, The Dryden Press, Forh
Worth, 2000

Jurnal Sains Pemasaran Indonesia 110

Anda mungkin juga menyukai