0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
43 tayangan6 halaman
Dokumen tersebut merangkum analisis mutu beberapa jenis produk karet yaitu karet asap (RSS), karet krep, dan karet remah. Jenis-jenis tersebut diolah dari lateks karet dengan proses yang berbeda-beda seperti pembekuan, pengasapan, pembutiran, serta pengeringan. Analisis mutunya mencakup kadar kotoran, abu, zat menguap, plastisitas awal dan retention index yang mengacu pada standar SNI dan
Dokumen tersebut merangkum analisis mutu beberapa jenis produk karet yaitu karet asap (RSS), karet krep, dan karet remah. Jenis-jenis tersebut diolah dari lateks karet dengan proses yang berbeda-beda seperti pembekuan, pengasapan, pembutiran, serta pengeringan. Analisis mutunya mencakup kadar kotoran, abu, zat menguap, plastisitas awal dan retention index yang mengacu pada standar SNI dan
Dokumen tersebut merangkum analisis mutu beberapa jenis produk karet yaitu karet asap (RSS), karet krep, dan karet remah. Jenis-jenis tersebut diolah dari lateks karet dengan proses yang berbeda-beda seperti pembekuan, pengasapan, pembutiran, serta pengeringan. Analisis mutunya mencakup kadar kotoran, abu, zat menguap, plastisitas awal dan retention index yang mengacu pada standar SNI dan
NPM : 18722031 Prodi : Produksi dan Manajemen Industri Perkebunan
PRODUKSI DAN MANAJEMEN INDUSTRI PERKEBUNAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG TAHUN 2020 RANGKUMAN
A. Analisis Mutu Karet
Penilaian mutu secara spesifikasi teknis didasarkan pada hasil analisis dari beberapa syarat uji yang ditetapkan oleh SNI 06-1903-1990 , antara lain : kadar kotoran, kadar abu, kadar zat menguap, Platisitas awal (Po) dan Plasticity Retention Index (PRI) 1. Kadar Kotoran (Dirt Content) Pada analisis mutu pada syarat uji kadar kotoran yang harus di lakukan adalah sebagai berikut : a. 30 gram karet dihomogenkan dengan gilingan lab. b. 10 gram karet yang sudah homogen ditimbang dan dipotong kecil (12- 15 potongan). c. Ditempatkan dalam erlenmeyer yang sudah mengandung 250 ml terpenting dan 1 ml RPA No.3 (rubber peptiser). d. Dipanaskan dalam oven pada suhu 1400C selama 1,5-2 jam sampai melarut. e. Larutan disaring dengan saringan ukuran 325 mesh. f. Saringan yang menahan kotoran tersebut di oven pada suhu 90-1000C selama 1 jam. g. Didinginkan dalam desikator dan selanjutnya ditimbang. h. Perhitungan: Kadar Kotoran = Berat Kotoran/Berat Karet x 100
2. Kadar Abu (Ash Content)
Pada analisis kadar abu yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut : a. Timbang 5-10 gr karet dalam cawan porcelain. b. Panaskan dalam ruang “pre ashing cabinet” sampai tidak berasap. c. Panaskan kembali dalam muffle furnace pada suhu 5500C selama 2 jam sampai terbentuk serbuk putih dan dinginkan dalam desikator. d. Perhitungan: (%) Kadar Abu = {(A – B )/C } x 100 A = berat abu + cawan B = berat cawan kosong C = berat karet
3. Kadar Zat Penguap (Volatile Matter)
Pada analisis mutu pada syarat uji kadar zat penguap yang harus di lakukan adalah sebagai berikut : a. 30 g karet digiling homogen. b. Karet dioven selama 4 jam pada suhu 1000C. c. Didinginkan dalam desikator. d. Ditimbang. e. Perhitungan (%) Bahan Menguap = {(Berat Awal-Berat Akhir)/Berat Awal} x 100
4. Plastisitas awal (PO)
Plastisitas awal adalah plastisitas karet mentah yang langsung di uji tanpa perlakuan khusus sebelumnya.
5. Plasticity Retention Index (PRI)
Pada analisis mutu pada syarat uji pengukuran Plasticity Retention Index (PRI) yang harus di lakukan adalah sebagai berikut : a. 30 gr karet digiling tipis 1,6-1,8 mm. b. Dibentuk 6 keping bundar dengan alat “Wallace punch”. c. Dengan cara menyilang diambil 3 keping untuk penentuan Plastisitas Awal (Po) dengan menggunakan alat “Plastimeter Wallace”. d. Tiga keeping bundar yang lain dipanaskan dalam oven selama 30 menit pada suhu 1400C untuk penentuan nilai plastisitas akhir (Pa). e. Perhitungan PRI = Pa/Po x 100 B. Karet Asap (Ribbed Smoked Sheet (RSS)) Karet asap atau Ribbed Smoked Sheet (RSS) adalah salah satu jenis produk olahan yang berasal dari lateks/getah tanaman karet Hevea brasiliensis yang diolah secara teknik mekanis dan kimiawi dengan pengeringan menggunakan rumah asap serta mutunya memenuhi standard The Green Book dan konsisten. Prinsip pengolahan jenis karet ini adalah mengubah lateks kebun menjadi lembaran-lembaran (sheet) melalui proses penyaringan, pengenceran, pembekuan, penggilingan serta pengasapan. Beberapa faktor penting yang memengaruhi mutu akhir pada pengolahan RSS diantaranya adalah pembekuan atau koagulasi lateks, pengasapan dan pengeringan. Karet lembaran asap bergaris digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan ban kendaraan bermotor. Tujuan pengasapan adalah untuk mengeringkan lembaran, memberi warna khas cokelat dan menghambat pertumbuhan jamur pada permukaan, asap yang dihasilkan dapat menghambat pertumbuhan jamur pada permukaan lembaran karet. Hal ini disebabkan asap mengandung zat antiseptik yang dapat mencegah pertumbuhan mikroorganisme , suhu yang digunakan di dalam kamar asap adalah sebagai berikut: a. Hari I : Suhu awal 380C selama 3 jam, suhu 430 –460 C, ventilasi dan asap cukup. b. Hari II : Suhu 490 – 530 C , ventilasi dan jumlah setengah (1/2) hari pertama. c. Hari III: Suhu 500 – 550 C, ventilasi dan jumlah asap seperempat (1/4) hari pertama. d. Hari IV : dan seterusnya, suhu 500 – 550C, ventilasi dan jumlah asap sekecil mungkin. C. Karet Krep (Crepe) Karet crepe merupakan salah satu produk yang dibuat dari lateks atau dari hasil mangkuk karet yang diambil dari pohon karet. Pada pengolahannya, pembuatan crepe ini dibagi ke dalam dua tahapan. Tahapan pertama yang dilakukan adalah dengan proses koagulasi untuk menghasilkan komponen produk karet yang bagus dan stabil. Sementara untuk tahap selanjutnya adalah tahap fraksi. Fraksi ini merupakan sebuah proses pembuatan bahan baku lateks kuning menjadi crepe dengan warna yang lebih pucat. Setelah proses koagulasi dan pembentukan gumpalan karet alam sudah terbentuk, gumpalan tersebut diproses dengan melakukan pencucian kemudian dimasukkan ke dalam mesin rol yang diputar dengan kecepatan tertentu. Setelah diputar, crepe pun akan dibentuk menjadi sebuah lembaran yang agak tebal. Crepes yang sudah dihasilkan pun kemudian dikeringkan menggunakan mesin pengeringan atau secara konvensional di area terbuka. Pada dasarnya, crepe merupakan produk karet yang berbentuk seperti lembaran namun agar tebal. Beberapa jenis Kobe crepe adalah sebagai berikut: 1. White crepe atau pale crepe. 2. Estate brown crepe. 3. Compo crepe. 4. Thin brown crepe.
D. Karet Remah (Crumb Rubber)
Crumb rubber / serbuk karet adalah karet yang dihancurkan dari limbah produk karet yang dapat digunakan untuk campuran produk karet lain seperti karpet karet, karet kompon, sol sepatu karet, campuran pada konstruksi bangunan, campuran aspal, dipakai di lapangan futsal, arena pacuan kuda dan lain-lain. Prinsip pengolahan karet jenis ini adalah mengolah bahan baku karet padatan menjadi butiran melalui proses pembutiran/granulasi dan pengeringan. Bahan baku karet remah sebagai berikut : 1. Cup lump (Lump Mangkok) Bekuan lateks yang menggumpal secara alami, waktu kurang lebih 3 jam dengan KKK sebesar 60% - 90%. 2. Slab Bekuan lateks yang menggumpal secara sengaja dengan tambahan asam semut (Formic acid) dengan KKK sebesar 30% - 60%.
Standar Mutu Karet Remah
Standar Mutu SIR 3L SIR 5 SIR 10 SIR 20 Kadar Kotoran (maks) % 0.05 0.05 0,10 0.20 Kadar Abu (maks) % 0,50 0,50 0,75 1,00 Kadar Bahan Menguap (maks) % 1,00 1,00 1,00 1,00 Po min 40 30 30 30 PRI min 60 60 50 40 Indeks Warna (Skala Lovibond) 6 - - -