Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Riset

Pendidikan Kimia

ARTICLE DOI: https://doi.org/10.21009/JRPK.091.07

Analisis Kemampuan Multiple Representasi Siswa Kelas XI MAN 1 Pekanbaru


Pada Materi Titrasi Asam Basa
Mainur Hikmayanti dan Lisa Utami
Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Sultan
Syarif Kasim Riau, Jl. H.R Soebrantas No 155, Simpang Baru Panam 28293, Pekanbaru, Indonesia

Corresponding author: mainurhikmayanti8@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pemahaman kimia yang membutuhkan kemampuan berfikir menggunakan tiga
level representasi yang berbeda tetapi saling berhubungan yaitu makroskopik, submikroskopik, dan simbolik.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kemampuan multiple representasi siswa kelas XI MAN 1
Pekanbaru pada materi titrasi asam basa. Metode penelitian ini merupakan metode penelitian deskriptif
kuantitatif. Sampel dalam penelitian diambil dari kelas XI MIA 2 yang berjumlah 30 orang berdasarkan teknik
purposive sampling. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes multiple representasi berbentuk soal pilihan
ganda dan essay serta wawancara. Berdasarkan hasil analisis data ditemukan bahwa nilai rata-rata kemampuan
multiple representasi siswa pada level makroskopik sebesar 95.33%, level simbolik sebesar 64.58%, dan level
submikroskopik sebesar 41.11%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata ketercapaian kemampuan multiple
representasi siswa pada aspek pengetahuan kognitif sebesar 67.00%, kategori ketercapaian cenderung baik yang
mengindikasikan bahwa penguasaan aspek pengetahuan kemampuan multiple representasi siswa pada materi
titrasi asam basa tergolong baik.

Kata kunci
Multiple Representasi, Titrasi Asam Basa

Abstract
This research was instigated that the understanding of chemistry needed thinking ability using three different
interrelated representation levels—macroscopic, sub microscopic, and symbolic. This research aimed at knowing
how student multiple representation ability at the eleventh grade of State Islamic Senior High School 1 Pekanbaru
on Acid-Base Titration lesson was. Quantitative Descriptive method was used in this research. The samples were
the eleventh-grade students of MIA 2, and they were 30 persons selected by using Purposive sampling technique.
The instruments of collecting the data were multiple representation tests that were in the forms of multiple-choice
question and essay and interview. Based on the data analysis, it was obtained that mean score of student multiple
representation ability was 95.33% at macroscopic level, 64.58% at symbolic level, and 41.11% at sub microscopic
level. Research findings showed that the mean of student multiple representation ability achievement on the aspect
of cognitive knowledge was 67.00%, the achievement was on good category and it indicated that the knowledge
aspect mastery of student multiple representation ability on Acid-Base Titration was on good category.

Keywords
Multiple Representation, Acid-Base Titration

Jurnal Riset Pendidikan Kimia, 2019, Vol. 9, No. 1| 52


DOI: https://doi.org/10.21009/JRPK.091.07

1. Pendahuluan
Pemahaman kimia membutuhkan kemampuan mengalami kesulitan untuk memahami materi
berfikir menggunakan tiga level representasi yang titrasi asam-basa [4].
berbeda tapi saling berhubungan yaitu
makroskopik, submikroskopik, dan simbolik [1]. Kesulitan siswa dalam memahami materi asam-
Representasi makroskopik merupakan basa ditunjukkan dengan banyak terjadinya
representasi yang diperoleh melalui pengamatan kesalahan konsep pada materi ini, seperti
nyata terhadap suatu fenomena yang dapat dilihat penelitian yang dilakukan oleh Schmidt, ia
secara langsung oleh pancaindra atau dapat melaporkan bahwa siswa menganggap produk
berupa pengalaman yang dialami siswa sehari- dari reaksi netralisasi selalu memiliki pH 7 dan
hari. Contohnya perubahan warna dalam suatu siswa juga memiliki kesulitan dalam memahami
reaksi kimia. Representasi submikroskopik apa yang terjadi terhadap nilai pH selama proses
merupakan representasi yang memberikan titrasi berlangsung [5]. Sheppard juga
penjelasan pada tingkat partikel dimana materi menemukan bahwa enam dari enam belas siswa
digambarkan sebagai suatu atom, molekul dan menggambarkan proses netralisasi sebagai
ion. Adapun representasi simbolik merupakan pencampuran fisika dari asam dan basa yang tidak
representasi yang melibatkan penggunaan simbol, menghasilkan produk, tidak memiliki persamaan
rumus dan persamaan kimia [2]. reaksi karena yang terjadi adalah perubahan fisika
dan proses direpresentasikan menggunakan
Realitas di lapangan, umumnya pembelajaran diagram dengan tanpa bereaksinya spesies-spesies
kimia belum mengembangkan secara utuh ketiga kimia [6]. Kesalahan lain adalah siswa
level tersebut, sehingga menghambat kemampuan menanggap bahwa asam atau basa yang bersifat
siswa dalam memecahkan masalah. Umumnya lebih lemah akan menunjukkan titik ekuivalen
guru dalam pembelajaran membatasi pada level berada pada pH kurang dari 7. Ini menunjukkan
representasi makroskopik dan simbolik, bahwa siswa kesulitan dalam memahami materi
sedangkan kaitannya dengan level titrasi asam basa pada konsep menentukan
submikroskopik diabaikan. Masalah tersebut indikator titrasi asam basa [7].
diindikasikan akibat kemampuan guru belum
menggunakan dan menghubungkan tiga level Siswa lainnya menggambarkan netralisasi sebagai
representasi dalam pembelajaran [3]. proses dominasi asam terhadap basa dimana asam
lebih kuat daripada basa. Ketika siswa ditanya
Materi asam-basa merupakan salah satu materi kapan indikator akan berubah warna, jawaban
yang cenderung sulit dipahami siswa. Sheppard yang paling sering terjadi adalah pada pH 7.
mengungkapkan bahwa topik asam-basa Sebagian besar siswa menduga bahwa indikator
merupakan materi yang padat secara konseptual akan berubah warna ketika larutan menjadi netral.
dan membutuhkan pemahaman yang Beberapa siswa menjelaskan kurva titrasi pada
dintegrasikan pada banyak konsep pengantar waktu sebelum titik ekivalen, pada titik ekivalen
kimia seperti karakteristik partikel dalam materi, dan setelah titik ekivalen merupakan sifat
sifat dan komposisi larutan, struktur atom, ikatan berdasar waktu (time-dependent nature) untuk
ionik dan kovalen, simbol, formula dan interaksi antara asam dan basa. Berdasarkan hasil
persamaan reaksi, ionisasi serta kesetimbangan. laporan tersebut terlihat bahwa siswa memiliki
Disamping padat secara konseptual materi asam pemahaman yang relatif rendah terkait interaksi
basa juga bersifat abstrak sehingga menyebabkan kimia, netralisasi dan pH [6].
siswa cenderung sulit memahaminya. Konsep
asam basa merupakan konsep yang mendasari Berdasarkan uraian permasalahan sebelumnya,
materi titrasi asam-basa. Jika konsep asam-basa rumusan permasalahan penelitian ini adalah
yang mendasari materi titrasi asam-basa belum bagaimanakah kemampuan multiple representasi
dipahami siswa, maka siswa cenderung siswa kelas XI MAN 1 Pekanbaru pada materi
titrasi asam basa. Penelitian ini bertujuan untuk

Jurnal Riset Pendidikan Kimia, 2019, Vol. 9, No. 1 | 53


DOI: https://doi.org/10.21009/JRPK.091.07

mengetahui kemampuan multiple representasi pada Tabel 2 sehingga diketahuilah kategori


siswa kelas XI MAN 1 Pekanbaru pada materi tingkatan kemampuan multiple represenatsi siswa
titrasi asam basa. tersebut. Level makroskopik dengan persentase
rata-rata yang diperoleh siswa sebesar 95.33%
2. Metodologi Penelitian dengan kategori “sangat baik”. Pada level
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian simbolik dengan persentase rata-rata yang
deskriptif kunatitatif dengan subjek penelitian diperoleh siswa sebesar 64.58% dengan kategori
adalah siswa kelas XI MIA 2 MAN 1 Pekanbaru “baik”. Pada level submikroskopik dengan
yang berjumlah 30 orang. Teknik pengambilan persentase rata-rata yang diperoleh siswa sebesar
sampel yang digunakan dalam penelitian ini 41.11% dengan kategori “cukup”.
adalah teknik pengambilan sampel purposive
sampling atau dengan pertimbangan tertentu. Tabel 1 Rangkuman Data Nilai Kemampuan
Multiple Representasi
Jenis penelitian deskriptif digunakan untuk
mendeskripsikan pemahaman multiple Level Skor
representasi siswa pada level makroskopik, No. Nomor Soal
Representasi Siswa
submikroskopik, dan simbolik. 1 Makroskopik 1, 3, 8, 12, 13 95.33%
2 Simbolik 2, 4, 5, 6, 7, 9, 10, 11 64.58%
Sedangkan desain penelitian yang digunakan 3 Submikroskopik 14, 15, 16, 17, 18, 19 41.11%
yaitu The One-Shot Case Study menggunakan Jumlah Rata-rata 67.00%
satu kelompok subjek untuk mengetahui tingkat
kemampuan multiple representasi siswa level Grafik tes kemampuan multiple representasi siswa
makroskopik, submikroskopik, dan simbolik pada ini disajikan pada Gambar 1.
materi titrasi asam basa.

3. Hasil dan Pembahasan Level Multiple Representasi


Hasil penelitian yang telah dilakukan di MAN 1
Pekanbaru dengan membagikan soal tes berupa 95,33
soal pilihan ganda dan essay berjumlah 19 butir
64,58
soal yang mewakili masing-masing level 41,11
representasi bahwa tingkat kemampuan multiple
representasi siswa kelas XI MIA 2 dikategorikan
baik dengan persentase rata-rata sebesar 67,00%.
Makroskopik Simbolik Submikroskopik
Perolehan data hasil penelitian terkait kemampuan
multiple representasi siswa pada masing-masing
Gambar 1 Grafik Persentase Keseluruhan untuk
level representasi didapatkan dengan menghitung Level Multiple Representasi
persentase ketercapaian hasil tes per level
representasi. Persentase ini diperoleh dengan Hasil ini sesuai dengan penelitian Ratih Permana
membandingkan nilai siswa yang diperoleh Sari pada tahun 2018 bahwa sebagian besar siswa
masing-masing siswa dengan nilai maksimal dan untuk kemampuan multiple representasi siswa
mencari rata-rata ketercapaian kemampuan berada pada kategori pertama yaitu level
multiple representasi siswa untuk masing-masing makroskopik dan hanya sebagian kecil pada level
level representasi pada aspek pengetahuan sains. submikroskopik [6]. Hal ini juga didukung oleh
Presentase yang didapatkan untuk setiap level penelitian yang dilakukan oleh Putu Indrayani
kemampuan representasi dapat dilihat pada Tabel pada tahun 2013 bahwa tingkat pemahaman
1. makroskopik siswa adalah tinggi, sedangkan
tingkat pemahaman simbolik dan submikroskopik
Persentase skor siswa pada Tabel 1 kemudian siswa adalah sangat rendah [4].
diinterpretasikan dengan kriteria persentase
penilaian kemampuan multiple representasi siswa

Jurnal Riset Pendidikan Kimia, 2019, Vol. 9, No. 1 | 54


DOI: https://doi.org/10.21009/JRPK.091.07

Tabel 2 Kriteria Persentase Penilaian Kemampuan sebesar 96.67%. Siswa diuji pemahamannya
Multiple Representasi Siswa untuk menyebutkan tahap-tahap penyiapan
larutan mulai dari padatan NaOH hingga menjadi
Nilai (%) Kategori larutan NaOH. Larutan adalah campuran
81 – 100 Sangat Baik homogen antara dua zat atau lebih. Untuk
61 – 80 Baik mengetahui suatu larutan mana yang termasuk zat
41 – 60 Cukup perlarut dan zat terlarut, yaitu zat yang jumlahnya
21 – 40 Kurang sedikit disebut zat terlarut sedangkan zat yang
0 – 20 Sangat Kurang jumlahnya banyak disebut pelarut. Pada larutan
Sumber: Suharsimi Arikunto, 2009 NaOH, yang menjadi zat terlarut adalah padatan
NaOH dan zat pelarutnya adalah aquades. Ketika
Level Makroskopik padatan NaOH dicampurkan dengan aquades,
Berdasarkan hasil penelitian bahwa kemampuan maka akan terbentuk larutan NaOH yang tak
multiple representasi siswa di MAN 1 Pekanbaru berwarna. Siswa dapat melihat jelas pada soal
pada aspek pengetahuan kognitif terlihat bahwa yang diujikan bahwa terdapat tahap-tahap yang
siswa dapat mengenal konsep-konsep materi dilakukan mulai dari memasukkan padatan NaOH
titrasi asam basa dengan baik pada level yang sudah ditimbang kedalam labu takar,
makroskopik dengan persentase rata-rata yang kemudian memasukkan sedikit aquades lalu
diperoleh siswa sebesar 95.33% dengan kategori dihomogenkan setelah itu menambahkan lagi
“sangat baik”. aquades hingga tanda batas.

Menurut teori, level makroskopik bersifat nyata. Rata-rata siswa menjawab soal dengan tepat yaitu
Fenomena yang diamati dapat berupa timbulnya dapat menyebutkan tahap-tahap yang dilakukan
bau, terjadinya perubahan warna, pembentukan dalam penyiapan larutan. Namun, terdapat
gas dan terbentuknya endapan dalam reaksi kimia beberapa siswa menjawab memasukkan aquades
[8]. Selain itu, A. Wiyarsi mengatakan bahwa melewati dengan tanda batas. Pernyataan tersebut
representasi makroskopis menggambarkan tidak benar, karena jika melewati tanda batas
fenomena berdasarkan pengalaman hidup atau (miniskus) maka konsentrasi larutan akan
percobaan. Representasi makroskopis adalah berubah.
segala sesuatu yang dapat dilihat, disentuh, dan
dirasakan [9]. Level Simbolik
Berdasarkan hasil penelitian bahwa kemampuan
Berikut salah satu soal yang menandakan level multiple representasi siswa kelas XI MIA MAN 1
makroskopik, yaitu terdapat pada Gambar 2. Pekanbaru pada level simbolik dengan persentase
rata-rata yang diperoleh siswa sebesar 64.58%
dengan kategori “baik”. Representasi simbolik
digunakan untuk mempresentasikan fenomena
makroskopik dengan menggunakan persamaan
kimia, persamaan matematika, grafik, dan
mekanisme reaksi. Hal ini selaras menurut
Johnstone dalam penelitian Betul Demirdogen
tahun 2017, representasi simbolik memberikan
contoh-contoh sebagai simbol, rumus, persamaan,
stoikiometri molaritas, manipulasi matematika,
Gambar 2 Contoh Soal dan Jawaban Representasi dan grafik. Selain itu Gilbert dalam penelitian
Makroskopik
Demirdogen juga mendefinisikan level simbolik
Pada soal nomor 1, indikator pencapaiannya yaitu sebagai upaya untuk mendukung penjelasan
menyebutkan tahap-tahap yang dilakukan dalam kuantitatif dari fenomena makroskopik [10].
penyiapan larutan dengan persentase yang didapat

Jurnal Riset Pendidikan Kimia, 2019, Vol. 9, No. 1 | 55


DOI: https://doi.org/10.21009/JRPK.091.07

Berikut salah satu soal yang menandakan level mengacu pada tingkat pelarutan submikroskopis
makroskopik, yaitu terdapat pada Gambar 3. [14].

Berikut salah satu soal yang menandakan level


makroskopik, yaitu terdapat pada Gambar 4.

Gambar 3 Contoh Soal dan Jawaban Representasi


Simbolik

Pada soal nomor 5, indikator pencapaiannya yaitu Gambar 4 Contoh Soal dan Jawaban Representasi
menghitung konsentrasi asam kuat jika diketahui Simbolik
konsentrasi basa kuat dengan persentase yang
didapat sebesar 73.33%. Sebagian siswa dapat Pada soal nomor 15, indikator pencapaiannya
menjawab dengan tepat. Namun, masih terdapat yaitu menggambarkan submikroskopik dari hasil
siswa yang merasa kesulitan cara menghitung reaksi pencampuran larutan HCl dengan NaOH
volume atau konsentrasi dengan menggunakan dengan persentase yang didapat sebesar 72.22%.
rumus pengenceran. Pengenceran adalah prosedur Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pemahaman
pembuatan larutan yang lebih encer dari larutan siswa dalam gambaran submikroskopik hasil
yang lebih pekat melalui penambahan sejumlah reaksi campuran tergolong cukup. Hal ini dapat
pelarut pada larutan dengan volume dan disebabkan karena siswa masing kesulitan dalam
konsentrasi tertentu. Kesulitan yang terjadi menuliskan hasil reaksi. Jika siswa tidak dapat
kemungkinan disebabkan siswa lupa rumus, dan menuliskan hasil reaksi campuran maka siswa
sebagian siswa kurang tertarik dalam akan sulit dalam menggambarkan pada level
menyelesaikan soal hitungan karena submikroskopik.
membutuhkan waktu yang cukup lama.
Setelah dijelaskan persentase yang mewakili level
Level Submikoskopik representasi, maka dapat dilihat besarnya
Kemampuan multiple representasi siswa kelas XI persentase rata-rata masing-masing representasi,
MIA MAN 1 Pekanbaru pada level simbolik pada level makroskopik memiliki persentase yang
terholong cukup baik dengan persentase rata-rata paling tinggi dibandingkan yang lain yaitu sebesar
yang diperoleh siswa sebesar 41.11% dengan 95.33%, level simbolik dengan persentase
kategori “cukup”. Representasi submikroskopik 64.58%, dan persentase terendah yaitu level
merupakan level dimana siswa menggunakan submikroskopik sebesar 41.11%. dari persentase
pengetahuan dari pengalaman belajarnya untuk tersebut terlihat bahwa pemahaman siswa pada
memahami konsep kimia yang bersifat abstrak. level submikroskopik rendah. Hal ini sejalan
Submikroskopik didefinisikan sebagai tingkat dengan penelitian yang dilakukan oleh Sunyono
representasi di mana perilaku zat ditafsirkan tahun 2015 yang menyatakan bahwa peserta
dalam hal yang tak terlihat dan molekuler. didik tidak mampu dalam memperesentasikan
Misalnya, menggunakan model ion natrium, ion level submikroskopik sehingga dapat
klorida, dan molekul air untuk menunjukkan menghambat peserta didik dalam memecahkan
bagaimana molekul air menghidrasi ion-ion ini masalah sains. Berdasarkan hal tersebut, dapat
dikatakan bahwa kemampuan untuk

Jurnal Riset Pendidikan Kimia, 2019, Vol. 9, No. 1 | 56


DOI: https://doi.org/10.21009/JRPK.091.07

mempresentasikan tiga level representasi sangat bahwa rata-rata ketercapaian kemampuan multiple
penting dimiliki oleh siswa. Menurut Indrayani representasi siswa pada aspek pengetahuan
dalam penelitiannya juga menyebutkan kognitif sebesar 67.00%, kategori ketercapaian
kemampuan mengaitkan tiga level representasi cenderung baik yang mengindikasikan bahwa
kimia sangat penting. penguasaan aspek pengetahuan kemampuan
multiple representasi siswapada materi titrasi
4. Kesimpulan asam basa tergolong baik. Dari ketiga level
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan representasi kimia, level submikroskopik
terhadap kemampuan multiple representasi siswa memiliki persentase lebih rendah dibandingkan
kelas XI MIA MAN 1 Pekanbaru, diperoleh dengan level representasi lainnya, hal ini
kesimpulan bahwa nilai rata-rata kemampuan disebabkan karena siswa sulit menerangkan
multiple representasi siswa pada level fenomena yang tidak dapat diamati oleh mata
makroskopik sebesar 95.33%, level simbolik seperti reaksi kimia dari suatu larutan dengan
sebesar 64.58%, dan level submikroskopik menggunakan gambar molekul atau ion.
sebesar 41.11%. Hasil penelitian menunjukkan

Daftar Pustaka
[1] Langitasari I. Analisis Kemampuan Awal Pembelajaran Inkuiri (Cognitive Skils of
Multi Level Representasi Mahasiswa Student XI IPA 1 SMA Negeri 18
Tingkat I pada Konsep Reaksi Redoks. Surabaya In Level Analy. Unesa J Chem
EduChemia (Jurnal Kim dan Pendidikan) Educ; 2.
2016; 1: 14–24. [6] Sari RP, Seprianto S. Analisis
[2] Utari D, Fadiawati N, Tania L. Kemampuan Multipel Representasi
Kemampuan Representasi Siswa pada Mahasiswa FKIP Kimia Universitas
Materi Kesetimbangan Kimia Samudra Semester II Pada Materi Asam
Menggunakan Animasi Berbasis Basa dan Titrasi Asam Basa. J Pendidik
Representasi Kimia. J Pendidik dan Sains Indones 2018; 6: 55–62.
Pembelajaran Kim 2017; 6: 414–426. [7] Marzuki H, Astuti RT. Analisis Kesulitan
[3] Farida I, Sopandi W. Pembelajaran Pemahaman Konsep Pada Materi Titrasi
Berbasis Web untuk Meningkatkan Asam Basa Siswa SMA.
Kemampuan Interkoneksi Multiplelevel [8] Saputra DA. Pengembangan modul
Representasi Mahasiswa Calon Guru pada pembelajaran kimia berbasis keterampilan
Topik Kesetimbangan Larutan Asam- proses sains melalui representasi
Basa. CHEMICA 2013; 12: 14–24. makroskopik-mikroskopik-simbolik.
[4] Indrayani P. Analisis Pemahaman [9] Wiyarsi A, Sutrisno H, Rohaeti E. The
Makroskopik, Mikroskopik dan Simbolik effect of multiple representation approach
Titrasi Asam-Basa Siswa Kelas XI IPA on students’ creative thinking skills: A
SMA serta Upaya Perbaikannya Dengan case of ‘Rate of Reaction’topic. In:
Pendekatan Mikroskopik.(Tesis). Journal of Physics: Conference Series.
DISERTASI dan TESIS Progr Pascasarj IOP Publishing, 2018, p. 12054.
UM. [10] Demirdöğen B. EXAMINATION OF
[5] Rahayu T, Yonata B. Kemampuan CHEMICAL REPRESENTATIONS IN
Kognitif Siswa Kelas XI IPA 1 SMA TURKISH HIGH SCHOOL
Negeri 18 Surabaya pada tingkat Analisis, CHEMISTRY TEXTBOOKS. J Balt Sci
Evaluasi, dan Kreasi pada Materi Titrasi Educ; 16.
Asam Basa dengan Penerapan Model

Jurnal Riset Pendidikan Kimia, 2019, Vol. 9, No. 1 | 57

Anda mungkin juga menyukai