Anda di halaman 1dari 5

Dibuat oleh :

AHMAD WAHYU NUGROHO ( X TKR 4)

Hari Kesaktian Pancasila

Hari Kesaktian Pancasila adalah hari peringatan kedudukan Pancasila sebagai satu-satunya
ideologi, pandangan hidup, dan dasar negara Indonesia yang sempat mendapat tentangan dari
kelompok tertentu, salah satunya Partai Komunis Indonesia (PKI).
Berikut rangkuman Hari Kesaktian Pancasila dari sejarah sampai aturan peringatannya di
Indonesia seperti dikutip dari berbagai sumber.

Apa itu Hari Kesaktian Pancasila?


Hari Kesaktian Pancasila adalah hari peringatan kedudukan Pancasila sebagai satu-satunya
pandangan hidup yang mempersatukan seluruh negara, bangsa, dan rakyat Indonesia.

Hal ini perlu diperingati karena Indonesia pernah memiliki catatan sejarah kelam di masa lalu
di mana ada kelompok tertentu yang ingin menggantikan Pancasila sebagai ideologi bangsa.

Salah satunya PKI yang dipimpin oleh Dipa Nusantara Aidit alias D.N Aidit. Kala itu, PKI
ingin mengganti ideologi bangsa Indonesia dari nasionalisme sesuai nilai Pancasila menjadi
komunisme.

Selain itu, Hari Kesaktian Pancasila juga menjadi peringatan atas gugurnya beberapa anggota
Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) dalam usaha mempertahankan
Pancasila.
Kala itu, mereka menjadi korban pemberontakan yang dilakukan PKI. Aksi itu dikenal
sebagai Gerakan 30 September PKI alias G30S PKI.

Sejarah Hari Kesaktian Pancasila


Untuk mengetahui rangkuman Hari Kesaktian Pancasila, berikut sejarah G30S PKI yang
menjadi cikal bakal lahirnya hari nasional tersebut.

Mulanya, muncul keinginan PKI untuk mengubah ideologi Indonesia dari nasionalisme
sesuai Pancasila menjadi komunisme sesuai paham yang dianut oleh partai di bawah
pimpinan D.N Aidit.

Oleh karenanya, PKI ingin menggulingkan pemerintahan Presiden ke-1 Indonesia Soekarno.
Sebab di sisi lain, muncul kabar kesehatan presiden menurun dan usianya tidak lama lagi.

Hal ini dikhawatirkan akan memunculkan peralihan kekuasaan. Padahal, PKI tidak harmonis
dengan TNI karena berseberangan politik, sehingga PKI berusaha menyingkirkan para
petinggi TNI AD agar dapat merebut kekuasaan.

Aksi ini pun dilakukan dengan menculik dan membunuh beberapa anggota TNI AD, yaitu
Jenderal TNI Ahmad Yani, Letnan Jenderal TNI R. Soeprapto, Letnan Jenderal TNI S.
Parman, Mayor Jenderal TNI M.T Haryono, Mayor Jenderal TNI D.I Pandjaitan, Mayor
Jenderal TNI Sutoyo Siswomiharjo, dan Jenderal TNI A.H. Nasution.

Kelompok PKI pun mendatangi kediaman masing-masing anggota TNI AD dengan mengaku
sebagai Cakrabirawa, pasukan pengamanan Istana. Mereka berdalih bahwa para korban
dipanggil oleh Presiden Soekarno.

R. Soeprapto, S. Parman, dan Sutoyo Siswomiharjo pun ikut dengan PKI ke sebuah markas di
kawasan Pondok Gede, Jakarta Timur. Begitu juga dengan Kapten Pierre Andreas Tendean
yang menjadi korban salah tangkap saat berada di kediaman A.H. Nasution.

Setelah tiba di markas tersebut, keempat korban langsung dibunuh dan mayatnya dimasukkan
ke sebuah sumur tua di markas tersebut yang kemudian dikenal sebagai Lubang Buaya.

Sementara Ahmad Yani, M.T Haryono, dan D.I Pandjaitan ditembak di kediaman masing-
masing, lalu mayatnya dibawa dan dimasukkan ke sumur yang sama, sedangkan A.H
Nasution selamat dari G30S PKI.

Seluruh rangkaian pemberontakan ini terjadi pada 30 September menuju 1 Oktober 1965.
Begitu mengetahui aksi ini, TNI langsung memburu PKI di bawah pimpinan Mayor Jenderal
Soeharto.

Namun, mayat para korban baru ditemukan pada 4 Oktober 1965. Setelah itu, mayat para
korban langsung diangkat.

Kemudian, Presiden Soekarno memimpin upacara pemakaman para korban G30S PKI di
Taman Makam Pahlawan di Kalibata, Jakarta Selatan. Presiden Soekarno juga mengangkat
para korban G30S PKI sebagai Pahlawan Revolusi.
Aturan Peringatan Hari Kesaktian Pancasila
Usai aksi kejam itu, Soeharto yang naik jabatan sebagai Panglima Komando Cadangan
Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) menetapkan 1 Oktober sebagai peringatan Hari
Kesaktian Pancasila.

Hari Kesaktian Pancasila wajib diperingati oleh seluruh pasukan TNI AD di Indonesia untuk
mengenang para korban G30S PKI yang merupakan sesama anggota TNI AD.

Namun, begitu Soeharto naik menjadi Presiden ke-2 Indonesia, ia menerbitkan Keputusan
Presiden (Keppres) Nomor 153 Tahun 1967 tentang Hari Kesaktian Pancasila.

Dalam Keppres tersebut, Soeharto menjadikan Hari Kesaktian Pancasila sebagai hari nasional
yang wajib diperingati oleh seluruh masyarakat Indonesia.

Tujuannya untuk mempertebal dan meresapkan keyakinan akan kebenaran, keunggulan, serta
kesaktian Pancasila sebagai satu-satunya pandangan hidup yang dapat mempersatukan
seluruh negara, bangsa, dan rakyat Indonesia. Selain itu, juga untuk memperingati gugurnya
para korban G30S PKI.

Apa itu Hari Kesaktian Pancasila?


Hari Kesaktian Pancasila adalah hari peringatan kedudukan Pancasila sebagai satu-
satunya pandangan hidup yang mempersatukan seluruh negara, bangsa, dan rakyat
Indonesia.

Hal ini perlu diperingati karena Indonesia pernah memiliki catatan sejarah kelam di
masa lalu di mana ada kelompok tertentu yang ingin menggantikan Pancasila
sebagai ideologi bangsa.

Salah satunya PKI yang dipimpin oleh Dipa Nusantara Aidit alias D.N Aidit. Kala itu,
PKI ingin mengganti ideologi bangsa Indonesia dari nasionalisme sesuai nilai
Pancasila menjadi komunisme.

Selain itu, Hari Kesaktian Pancasila juga menjadi peringatan atas gugurnya
beberapa anggota Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) dalam
usaha mempertahankan Pancasila.

Kala itu, mereka menjadi korban pemberontakan yang dilakukan PKI. Aksi itu
dikenal sebagai Gerakan 30 September PKI alias G30S PKI.

Aturan Peringatan Hari Kesaktian Pancasila


Usai aksi kejam itu, Soeharto yang naik jabatan sebagai Panglima Komando
Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) menetapkan 1 Oktober sebagai
peringatan Hari Kesaktian Pancasila.
Hari Kesaktian Pancasila wajib diperingati oleh seluruh pasukan TNI AD di Indonesia
untuk mengenang para korban G30S PKI yang merupakan sesama anggota TNI AD.

Namun, begitu Soeharto naik menjadi Presiden ke-2 Indonesia, ia menerbitkan


Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 153 Tahun 1967 tentang Hari Kesaktian
Pancasila.

Dalam Keppres tersebut, Soeharto menjadikan Hari Kesaktian Pancasila sebagai


hari nasional yang wajib diperingati oleh seluruh masyarakat Indonesia.

Tujuannya untuk mempertebal dan meresapkan keyakinan akan kebenaran,


keunggulan, serta kesaktian Pancasila sebagai satu-satunya pandangan hidup yang
dapat mempersatukan seluruh negara, bangsa, dan rakyat Indonesia. Selain itu,
juga untuk memperingati gugurnya para korban G30S PKI.

Sejarah Pemberontakan PKI

Awalnya, telah muncul keinginan PKI untuk mengubah ideologi bangsa Indonesia dari Pancasila
menjadi komunisme sesuai paham yang dianut oleh partai komunis yang saat itu dipimpin oleh D.N
Aidit.

Oleh karena itu, PKI mempunyai keinginan untuk melengserkan pemerintahan presiden pertama
Indonesia Soekarno. Sebab di sisi lain, telah muncul kabar bahwa kesehatan presiden yang menurun.

Hal tersebut dikhawatirkan peralihan kekuasaan. Selain itu, hubungan PKI dan TNI tidak harmonis
dan berseberangan politik sehingga PKI ingin menyingkirkan para petinggi TNI AD untuk merebut
kekuasaan.

Menurut sejarah, pada 30 September 1965 terjadi peristiwa pembunuhan


terhadap sejumlah jenderal dan seorang letnan oleh kelompok komunis
PKI. Mereka adalah Jenderal TNI (Anumerta) Achmad Yani, Letjen
(Anumerta) Suprapto, Mayjen (Anumerta) MT Haryono, dan Letjen
(Anumerta) Siswondo Parman, Mayjen (Anumerta) DI Pandjaitan, Mayjen
(Anumerta) Sutoyo Siswomihardjo, serta Letnan Satu Corps Zeni
(Anumerta) Pierre Andreas Tendean.

Kala itu, PKI menuduh para jenderal hendak melakukan makar terhadap
Soekarno melalui Dewan Jenderal.

Seluruh rangkaian pemberontakan dilakukan PKI pada 30 September


menuju 1 Oktober 1965. Namun, jenazah para korban baru ditemukan
pada 3 Oktober 1965 di sebuah sumur di Lubang Buaya. Sedangkan
pemberontakan berhasil diredam setelah lima hari.

Para korban G30S-PKI kemudian dimakamkan di Taman Makam


Pahlawan, Kalibata, Jakarta Selatan, yang upacaranya dipimpin oleh
Presiden Soekarno. Mereka yang gugur pun diberi penghargaan sebagai
pahlawan revolusi.

Makna Hari Kesaktian Pancasila

Hari Kesaktian Pancasila diperingati setiap tahunnya agar masyarakat dapat memahami sejarah
bangsa Indonesia. Dan begitu pula pentingnya peran pancasila sebagai ideologi utama negara.

Melansir dari Radio Republik Indonesia, Pancasila pada hakekatnya adalah jalan pikiran dan falsafah
hidup bangsa Indonesia. Nilai-nilai pancasila telah menjadi kepribadian bangsa Indonesia sejak dulu
hingga kini.

Maka alasan di balik kesaktian tersebut memiliki makna penting bahwa Pancasila adalah dasar
negara yang tidak boleh diubah oleh siapapun. Hari Kesaktian Pancasila pada tanggal 1 oktober
diperingati karena ideologi Pancasila kembali dikuatkan oleh pemerintah pasca peristiwa G30S/PKI.

Peringatan Hari Kesaktian Pancasila dapat dijadikan momentum untuk menumbuhkan rasa
nasionalisme dan patriotisme yang cenderung mulai luntur. Nilai-nilai utama dalam butir-butir
pancasila bisa dimaknai sebagai semangat untuk membangun kembali jati diri bangsa.

Anda mungkin juga menyukai