Disusun oleh:
Samuel Taniel Mulyadi (XII IPA 2/26)
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas yang berjudul “Laporan Praktikum
Pengamatan Korosi” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk mengetahui penyebab korosi
dengan berbagai situasi/medium untuk banyak tujuan lainnya. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk memperdalam pengetahuan tentang korosi untuk menentukan alasan dibalik
terjadinya peristiwa dengan bantuan kimia bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada pak Bakti, selaku guru Kimia yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
pelajaran kimia yang saya tekuni ini.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan
semua, terima kasih atas bantuannya sehingga sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ini.
Saya menyadari, tugas yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun, saya butuhkan demi kesempurnaan makalah ini. Maafkan
saya jika terdapat kesalahan, terima kasih.
Cibinong, 11 November 2021
Samuel Taniel M
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL...................................................................................................................i
KATA PENGANTAR...................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................1
1.1. Latar Belakang..................................................................................................................1
2.2. Besi....................................................................................................................................9
3.5. Pembahasan.....................................................................................................................18
BAB IV PENUTUP......................................................................................................................22
4.1. Kesimpulan.....................................................................................................................22
iii
4.2. Saran................................................................................................................................22
4.3. Kritik...............................................................................................................................22
LAMPIRAN.................................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................25
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya korosi (karat) besi atau
paku.
2. Untuk mengetahui paku yang lebih cepat dan banyak perkaratannya.
Metode pengumpulan data dalam laporan ini berupa informasi kuantitatif dikarenakan
ketidaklengkapan alat dalam menentukan hasil praktikum, metode pengumpulan data kuantitatif
yang digunakan yaitu melalui observasi atau pengamatan - menggunakan instrumen penelitian
berupa lembar pengamatan, panduan pengamatan, panduan observasi (observation sheet atau
observation schedule), dan daftar cocok (checklist).
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini berisikan mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan praktikum,
manfaat praktikum, metode praktikum, metode pengumpulan data serta sistematika
praktikum.
BAB IV PENUTUP
Bab ini merupakan penutup yang meliputi tentang kesimpulan dari laporan praktikum
yang dilakukan dari tugas ini serta saran tentang bagaimana caranya untuk meningkatkan
presisi hasil praktikum dan kritik atas laporannya.
4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Korosi
Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi redoks antara suatu logam
dengan berbagai zat di lingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa yang tidak
dikehendaki. Dalam bahasa sehari-hari, korosi disebut perkaratan. Contoh korosi yang paling
lazim adalah perkaratan besi.
Sebagian orang mengartikan korosi sebagai karat, yakni sesuatu yang hampir dianggap
sebagai musuh umum masyarakat. Karat (rust) adalah sebutan yang belakangan ini hanya
dikhususkan bagi korosi pada besi, padahal korosi merupakan gejala destruktif yang
mempengaruhi hampir semua logam. Walaupun besi bukan logam pertama yang dimanfaatkan
oleh manusia, tidak perlu diingkari bahwa logam itu paling banyak digunakan, dan karena itu,
paling awal menimbulkan masalah korosi serius. Karena itu tidak mengherankan bila istilah
korosi dan karat hampir dianggap sinonim (Chamberlain, 1991).
Reaksi reduksi oksidasi merupakan reaksi yang disertai pertukaran elektron antara pereaksi,
yang menyebabkan keadaan oksidasi berubah. Dari sejarahnya, istilah oksidasi diterapkan untuk
proses-proses dimana oksigen diambil oleh suatu zat. Maka reduksi dianggap sebagai proses
dimana oksigen diambil dari dalam suatu zat. Kemudian pengangkapan hidrogen juga disebut
reduksi, sehingga kehilangan hidrogen harus disebut dengan oksidasi. Sekali lagi reaksi-reaksi
lain dimana baiik oksigen maupun hidrogen yang tidak ambil bagian belum bisa dikelompokkan
sebagai oksidasi atau reduksi sebelum definisi oksidasi dan reduksi yang paling umum, yang
didasarkan pada pelepasan dan pengambilan elektron, disusun orang (Svehla, 1990).
Korosi dapat digambarkan sebagai sel galvanik yang mempunyai hubungan pendek dimana
beberapa daerah permukaan logam bertindak sebagai katoda dan lainnya sebagai anoda, dan
rangkaian listrik dilengkapi oleh aliran electron menuju besi itu sendiri. Sel elektrokimia
terbentuk pada bagian logam dimana terdapat pengotor atau di daerah yang terkena tekanan
(Oxtoby, dkk., 1999).
Pada peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen (udara) mengalami
reduksi. Karat logam umumnya adalah berupa oksida atau karbonat. Rumus kimia karat besi
adalah Fe2O3.nH2O, suatu zat padat yang berwarna coklat-merah.
5
Korosi merupakan proses elektrokimia. Pada korosi besi, bagian tertentu dari besi itu berlaku
sebagai anode, di mana besi mengalami oksidasi.
Elektron yang dibebaskan di anode mengalir ke bagian lain dari besi itu yang bertindak
sebagai katode, di mana oksigen tereduksi.
atau
Ion besi (II) yang terbentuk pada anode selanjutnya teroksidasi membentuk ion besi (III)
yang kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi, yaitu karat besi. Mengenai bagian mana
dari besi itu yang bertindak sebagai anode dan bagian mana yang bertindak sebagai katode,
bergantung pada berbagai faktor, misalnya zat pengotor, atau perbedaan rapatan logam itu.
Besi yang murni adalah logam yang berwarna putih perak yang kukuh dan liat. Ia melebur
pada suhu 1535 oC. Jarang terdapat besi komersial yang murni, biasanya besi mengandung
sejumlah kecil karbida, silsida, fosfida, dan sulfida dari besi, serta sedikit grafit. Zat-zat
pencemar ini memainkan peranan penting dalam kekuatan struktur besi. Berbeda dengan
tembaga, tembaga adalah logam merah muda, yang lunak, dapat ditempa, dan liat. Melebur pada
1038oC. Karena potensial elektroda standarnya positif, ia tidak larut dalam asam klorida dan
asam sulfat encer, meskipun dengan adanya oksigen ia bisa larut sedikit (Svehla, 1990).
Korosi dapat juga diartikan sebagai serangan yang merusak logam karena logam bereaksi
secara kimia atau elektrokimia dengan lingkungan. Ada definisi lain yang mengatakan bahwa
korosi adalah kebalikan dari proses ekstraksi logam dari bijih mineralnya. Contohnya, bijih
mineral logam besi di alam bebas ada dalam bentuk senyawabesi oksida atau besi sulfida, setelah
diekstraksi dan diolah, akan dihasilkan besi yang digunakan untuk pembuatan baja atau baja
paduan. Selama pemakaian, baja tersebut akan bereaksi dengan lingkungan yang menyebabkan
korosi (kembali menjadi senyawa besi oksida).
Deret Volta dan hukum Nernst akan membantu untuk dapat mengetahui kemungkinan
terjadinya korosi. Kecepatan korosi sangat tergantung pada banyak faktor, seperti ada atau
tidaknya lapisan oksida, karena lapisan oksida dapat menghalangi beda potensial terhadap
elektrode lainnya yang akan sangat berbeda bila masih bersih dari oksida.
6
1. Faktor Metalurgi
Faktor metalurgi adalah pada material itu sendiri. Apakah suatu logam dapat tahan
terhadap korosi, berapa kecepatan korosi yang dapat terjadi pada suatu kondisi, jenis
korosi apa yang paling mudah terjadi, dan lingkungan apa yang dapat menyebabkan
terkorosi, ditentukan dari faktor metalurgi tersebut.
Yang termasuk dalam faktor metalurgi antara lain:
c. Perlakuan Panas
Logam yang di-heat treatment akan mengalami perubahan struktur kristal atau
perubahan fasa. Sebagai contoh perlakuan panas pada temperatur 500-800 0C
terhadap baja tahan karat akan menyebabkan terbentuknya endapan krom karbida
pada batas butir. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya korosi intergranular pada
baja tersebut. Selain itu, beberapa proses heat treatment menghasilkan tegangan
7
sisa. Bila tegangan sisa tesebut tidak dihilangkan, maka dapat memicu terjadinya
korosi retak tegang.
2. Faktor Lingkungan
Faktor-faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi korosi antara lain:
a. Komposisi Kimia
Ion-ion tertentu yang terlarut di dalam lingkungan dapat mengakibakan jenis
korosi yang berbeda-beda. Misalkan antara air laut dan air tanah memiliki sifat
korosif yang berbeda dimana air laut mengandung ion klor yang sangat reaktif
mengakibatkan korosi.Gambar berikut menunjukkan pengaruh komposisi elemen
paduan terhadap ketahan korosi terhadap paduan tembaga.
b. Konsentrasi
Konsentrasi dari elektrolit atau kandungan oksigen akan mempengaruhi
kecepatan korosi yang terjadi. Pengaruh konsentrasi elektrolit terlihat pada laju
korosi yang berbeda dari besi yang tercelup dalam H2SO4 encer atau pekat,
dimana pada larutan encer, Fe akan mudah larut dibandingkan dalam H2SO4
pekat. Pengaruh konsentrasi terhadap laju korosi dapat dilihat pada gambar
berikut.
Suatu logam yang berada pada lingkungan dengan kandungan O2 yang berbeda
akan terbagi menjadi dua bagian yaitu katodik dan anodik. Daerah anodik
terbentuk pada media dengan konsentrasi O2 yang rendah dan katodik terbentuk
pada media dengan konsentrasi O2 yang tinggi.
c. Temperatur
8
Pada lingkungan temperatur tinggi, laju korosi yang terjadi lebih tinggi
dibandingkan dengan temperatur rendah, karena pada temperatur tinggi kinetika
reaksi kimia akan meningkat.
Gambar berikut menunjukkan pengaruh temperatur terhadap laju korosi pada
Fe. Semakin tinggi temperatur, maka laju korosi akan semakin meningkat, namun
menurunkan kelarutan oksigen. Sehingga pada suatu sistem terbuka, diatas suhu
800C, laju korosi akan mengalami penurunan karena oksigen akan keluar
sedangkan pada suatu sistem tertutup, laju korosi akan terus menigkat karena
adanya oksigen yang terlarut.
e. Kondisi Biologis
Mikroorganisme seperti bakteri dan jamur dapat menyebabkan terjadinya
korosi mikrobial terutama sekali pada material yang terletak di tanah. Keberadaan
mikroorganisme sangat mempengaruhi konsentrasi oksigen yang mempengaruhi
kecepatan korosi pada suatu material.
Peristiwa terurainya suatu elektrolit menjadi ion-ionnya disebut proses ionisasi. Ion-
ion zat elektrolit tersebut selalu bergerak bebas dan ion-ion inilah yang sebenarnya
menghantarkan arus listrik melalui larutannya.Sedangkan zat nonelektrolit ketika dilarutkan
dalam air tidak terurai menjadi ion-ion, tetapi tetap dalam bentuk molekul yang tidak
bermuatan listrik.
Hal inilah yang menyebabkan larutan nonelektrolit tidak dapat menghantarkan listrik.
Dari penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan:
Larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik karena zat elektrolit dalam
larutannya terurai menjadi ion-ion bermuatan listrik dan ion-ion tersebut selalu bergerak
bebas.
Larutan nonelektrolit tidak dapat menghantarkan arus listrik karena zat nonelektrolit
dalam larutannya tidak terurai menjadi ion-ion, tetapi tetap dalam bentuk molekul yang tidak
bermuatan listrik. Zat elektrolit adalah zat yang dalam bentuk larutannya dapat
menghantarkan arus listrik karena telah terionisasi menjadi ion-ion bermuatan listrik. Zat
nonelektrolit adalah zat yang dalam bentuk larutannya tidak dapat menghantarkan arus
listrik karena tidak terionisasi menjadi ion-ion, tetapi tetap dalam bentuk molekul
2.2. Besi
Besi adalah logam yang berasal dari bijih besi (tambang) yang banyak digunakan untuk
kehidupan manusia sehari-hari dari yang bermanfaat sampai dengan yang merusakkan. Dalam
tabel periodik, besi mempunyai simbol Fe dan nomor atom 26.
Salah satu kelemahan besi adalah mudah mengalami korosi. Korosi besi memerlukan
oksigen dan air. Berbagai jenis logam contohnya Zinc dan Magnesium dapat melindungi besi
dari korosi.
.
10
BAB III
PERIHAL PRAKTIKUM
11
4. harus dilakukan pengamatan dalam 7 hari sesuai yang diperintahkan;
5. mengikuti langkah-langkah praktikum serta perintah pembina dengan cermat dan
waspada;
6. memastikan variabel kontrol tidak terubah; dan
7. pengumpulan data harus orisinil.
Kapas secukupnya (sejumlah setengah botol YOU C1000 140 ml/4 botol kaca)
Minyak goreng (sejumlah setengah botol YOU C1000 140 ml/4 botol kaca)
Air / larutan aquades (sejumlah setengah botol YOU C1000 140 ml/4 botol
kaca)
Air garam / larutan NaCl (sejumlah setengah botol YOU C1000 140 ml/4 botol
kaca)
Gambar 3. Kapas, minyak goreng, air, dan air garam
4 Buah paku
1
2
4
5
Data diatas merupakan data dalam bentuk foto, jika diuraikan dalam bentuk pendeskripsian
dan poin maka akan menjadi seperti tabel di bawah ini:
P.1
P.2
P.3
P.4
Dari pengamatan tersebut kita bisa mengambil beberapa poin penting dalam praktikum ini,
poin-poin tersebut akan dibahas di subbab pembahasan.
3.5. Pembahasan
Dari pengumpulan data yang sudah dilampirkan diatas secara kuantitatif maka kita dapat
menguraikan beberapa poin yaitu factor-faktor yang mempengaruhi korosi pada paku:
1. Medium
Jenis medium yang berbeda dalam setiap botol menunjukkan adanya perbedaan yang
jelas pada setiap paku. Kita tahu bahwa yang membuat perbedaan mediumnya banyak
sekali. Mari kita uraikan medium yang kita gunakan:
a. Air (H2O)
Air yang kaya akan oksigen dapat menurunkan suhu sehingga dapat menurunkan
energi elektron yang saling bertukar energi dengan air terutama dengan gerakan menarik
dari molekul air. Karena paku yang kita gunakan bersifat logam yaitu besi, yang memiliki
energi yang cukup rendah sehingga elektron dapat dengan mudah melompat ke dalamnya.
Tetapi air memiliki energi yang sangat tinggi sehingga susah untuk elektron terisi, tetapi
walaupun elektron sudah ditermal oleh air dan dielektrik oleh air, elektron masih dapat
menempati air sehingga bergerak sepanjang air. molekul air di sekitar elektron yang baru
terperangkap mulai bereaksi terhadap medan listriknya. Ketika ini terjadi, energi elektron
berkurang. Pada tahap akhir, elektron bergabung dengan ion bermuatan positif. Ion dan
oksigen inilah yang dapat memecah ikatan kimia pada paku dan mengakibatkan korosi
(oksidasi besi terhidrasi).
Di dekat titik pertemuan air, besi, dan udara, reaksi elektrokimia menarik oksigen dari
udara, membentuk ion hidroksida di dalam air. Dimana logam tertutup air, atom besi
kehilangan elektron, yang menyebabkan logam perlahan-lahan hancur; besi terionisasi
larut ke dalam air. Di dalam air, besi terlarut bereaksi dengan ion hidroksida untuk
membentuk karat. Sehingga paku dalam air mengalami korosi dalam waktu 7 hari.
b. Minyak (CH3(CH2)14COOH)
Kita tahu bahwa korosi adalah oksidasi besi yang terhidrasi. Kita juga tahu bahwa
minyak tidak dapat bercampur dengan udara yang dapat mencegah korosi karena tidak
adanya hidrasi dan oksidasi yang terjadi. Minyak juga memiliki titik panas yang lebih
tinggi sehingga terjadi proses ditermal yang lebih tinggi daripada udara yang dapat
mengakibatkan elektron untuk memasuki minyak yang mengakibatkan ionisasi sulit
terjadi. Selain itu juga artinya minyak tidak membiarkan oksigen menembus
permukaannya. Sehingga paku dalam minyak tidak mengalami korosi dalam waktu 7
hari, mungkin dalam waktu lebih lama.
c. Kapas
Pada kapas paku tidak terjadi korosi tetapi hanya pada bagian atas yang mengalami
sedikit korosi. Ini mungkin terjadi karena kapas menghambat oksigen untuk masuk ke
dalam bagian bawah paku yang menyebabkan susahnya terjadi oksidasi pada paku
sehingga mencegah terjadinya korosi. Kapas juga menyerap air atau moisture dari udara.
Sehingga paku dalam kapas tidak mengalami korosi dalam waktu 7 hari, mungkin dalam
waktu lebih lama. Sementara itu, bagian atas paku dalam kapas mengalami korosi bukan
karena kapasnya tetapi karena oksigen dari udara terbuka.
d. Air Garam
Arus lebih mudah mengalir di air garam daripada di air tawar. Ini karena air garam,
larutan elektrolit, mengandung lebih banyak ion terlarut daripada air tawar, yang berarti
elektron dapat bergerak lebih mudah. Karena karat adalah tentang pergerakan elektron,
besi berkarat lebih cepat di air garam daripada di air tawar. Benda logam tertentu yang
menghabiskan banyak waktu terendam air garam, seperti mesin perahu, cepat berkarat.
Namun, benda tidak harus sepenuhnya terendam dalam air garam untuk hal ini terjadi
karena peningkatan kelembaban di udara dan semprotan garam dapat memberikan
elektrolit kation (ion positif) dan anion (ion negatif).
Salah satu bentuk korosi yang terjadi ketika logam dan air garam bersatu disebut
korosi elektrokimia. Ion logam larut dalam air dan air garam menghantarkan listrik dan
mengandung ion, yang menarik ion dari senyawa lain. Selama korosi elektrokimia,
elektron dari senyawa lain tertarik ke ion logam. Air garam menyerang logam dan terjadi
korosi.
Sebagai jenis korosi kedua yang terjadi ketika logam terkena air garam untuk waktu
yang lama, korosi anaerobik meninggalkan endapan yang mengandung sulfat dan
mengelilingi logam saat berada di air asin; Hidrogen sulfida diproduksi yang kemudian
menimbulkan korosi pada logam. Pada saat yang sama, bakteri tumbuh di air asin yang
menggunakan hidrogen untuk menimbulkan korosi pada logam juga. Di antara ion, sulfat,
dan bakteri, logam diserang dari semua sudut saat berada di air garam. Sehingga paku
dalam air garam atau larutan NaCl mengalami korosi dalam waktu 7 hari.
2. Tutup Botol
Tutup botol yang memberikan opsi pada tiap botol untuk ditutup dapat mengakibatkan
beberapa hal sepeti kelembaban udara yang dapat mempengaruhi paku, jumlah oksigen dan
banyak lagi. Contohnya pada botol pertama dan botol ketiga, pada botol ketiga tutupnya
terbuka membiarkan oksigen dan kelembaban udara untuk membantu proses korosi pada
paku.
2. Larutan yang dapat mengakibatkan korosi pada paku tercepat adalah larutan aquades atau
air dan sebaliknya.
Untuk pengujian hipotesis tersebut larutan yang dapat mengakibatkan korosi pada paku
tercepat adalah air garam atau larutan NaCl (penjelasan alasannya terdapat pada subbab
pembahasan).
3. Paku yang berada di tempat terbuka dan kaya akan oksigen akan mengakibatkan lebih
banyak korosi pada paku dan sebaliknya.
Untuk pengujian hipotesis tersebut terdapat jelas bahwa oksigen tidak lebih berpengaruh
dibandingkan medium sehingga paku yang berada di tempat terbuka dan kaya akan
oksigen tidak akan mengakibatkan lebih banyak korosi pada paku karena tidak bisa diuji
dengan percobaan yang dilakukan.
4.1. Kesimpulan
Korosi adalah proses suatu logam mengalami reaksi oksidasi dan hidrasi. Korosi juga
merupakan reaksi redoks antara logam dengan zat yang ada di sekitarnya dan menghasilkan
senyawa yang tidak dikehendaki. Senyawa tersebut biasanya berupa oksida logam atau logam
karbonat. Faktor yang menyebabkan terjadinya korosi diurutkan dari yang megalami lebih
banyak korosi yaitu:
- Wujud material (komposisi kimia, konsentrasi zat, dan keelektrolitan material)
- Oksigen dan hydrogen serta kelembapan udara
- Temperatur (bervariasi sehingga posisinya leluasa)
- Waktu
- Mikroorganisme (kecuali mikroorganisme lab yang dapat mengakibatkan korosi lebih)
4.2. Saran
Dalam pembuatan laporan ini, ada saran yang dapat saya berikan, yakni:
Adapun saran yang dapat saya berikan, yakni:
- Alat dan bahan yang dipakai kurang lengkap.
- Logam yang digunakan seharusnya berbeda-beda karena paku yang digunakan tidak
mewakili logam lainnya.
- Metode pengumpulan data yang tradisional menunjukan kurangnya keakuratan data yang
dapat menghasilkan kesimpulan yang salah.
- Jangan lalai dengan kewajibannya untuk mengamati dan mencatat perubahan yang terjadi
pada gelas setiap hari
- Ikuti petunjuk dan ketentuan yang berlaku.
4.3. Kritik
Pengamatan yang dilakukan kurang presisi dan tidak sampai 7 hari sehingga menghasilkan
data yang tidak akurat. Pembahasan yang dilakukan juga kurang jelas asal pemikirannya dari
apa. Paku yang digunakan tidak bervariasi sehingga hanya terjadi pada satu jenis logam dan
23
tidak bisa mewakili logam lainnya. Selain itu juga, laporan ini terlalu formal seperti skripsi untuk
laporan kimia Sekolah Menengah Atas.
LAMPIRAN
25
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Hartajo, Budi. Chemistry Is Fun. Jakarta: Salemba. 2010.
Gillespie, Claire. “How Does Salt Water Rust Metals?”. What Chemicals Rust Metal Rapidly?
(April, 2018)
John, Christ. “Can oil really be used to prevent rust creation? And is there a difference between
types?”. Can oiling keep tools from rusting? (Juni, 2016)
26