Oleh:
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan makalah mengenai
PERILAKU SEHAT PASCA PANDEMI COVID-19 ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk mengetahui
bagaimana perkembangan perilaku hidup sehat pasca pandemi Covid-19 ini. Selain
itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang wabah penyakit
Coronavirus Disease 19 bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan dalam membuat tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan tentang wabah penyakit akibat Coronavirus Disease 19
ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga Penulis dapat menyelesaikan makalah
ini.
Penulis menyadari, makalah yang Penulis tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan Penulis nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
dr.HAMDA SAWITRI
i
DAFTAR ISI
ii
25 Karakteristik Resiliensi ...........................................................................18
26 Tips Respons Relaksasi ............................................................................18
27 Take Home Message ................................................................................19
BAB III KESIMPULAN ..................................................................................... 20
SUMBER RUJUKAN ......................................................................................... 21
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Awal tahun ini dunia digegerkan dengan pandemi COVID-19. Hiruk pikuk
dunia seketika senyap berfokus pada upaya menghindari makhluk nano tak kasat
Setidaknya hingga Mei 2020, ada lebih dari 3 juta kasus positif COVID-19 di
seluruh dunia. Di Indonesia bahkan diketahui bahwa fatality rate atau angka
negara tetangga. Setidaknya hingga saat ini tercatat sebanyak lebih dari 12.000
kasus positif (PDP) dan lebih dari 800 diantaranya meninggal dunia. Seolah tidak
cukup berdampak pada kesehatan umat manusia, kondisi pandemi ini memaksa
rakyat dan kondisi sosial budaya di dalam negeri, tidak terkecuali Indonesia. Segala
upaya dikerahkan mulai dari hulu ke hilir, dari sektor ekonomi hingga kesehatan.
Kebijakan work from home, physical distancing, hingga penerapan gaya hidup
bersih dan sehat digalakkan dari tingkat keluarga, RT/RW, kecamatan, kabupaten,
kota, provinsi hingga negara. Situasi yang berubah cepat ini menjadikan banyak
Apabila menilik dari status pandemi yang ditetapkan oleh WHO pada
COVID-19 ini, kita dapat membayangkan betapa pada kehidupan kita (sebelum) ini
adalah kondisi yang sangat ideal bagi penyebaran dan perkembangbiakan virus.
1
menggunakan masker menjadi hal yang tiba-tiba spesial di masa sekarang kalau
saja bukan karena keduanya sangat asing dilakukan di masa lalu? Seolah-olah
kebiasaan mencuci tangan adalah suatu terobosan mutakhir yang terasa mewah. Hal
ini menunjukkan betapa kita dahulu terbiasa dengan perilaku kita yang kurang
memperhatikan gaya hidup bersih dan gaya hidup sehat. Sebelumnya, normalnya
orang tidak akan ambil pusing ketika harus bepergian atau berinteraksi dengan
orang lain. Tidak pernah umum dilakukan budaya mencuci tangan selepas
menggunakan atau menyentuh fasilitas umum. Terasa asing melakukan etika batuk
dan bersin yang benar. Bahkan terkesan berlebihan apabila harus menggunakan
masker di tempat-tempat umum. Tapi bisa kita lihat sekarang, dari tukang sapu,
tukang becak, pedagang asongan, sampai para pejabat negara tanpa kecuali ramai-
Fenomena yang sama sekali baru bagi penduduk dunia abad ini ternyata
justru menciptakan suatu kondisi normal yang baru. Pepatah every clouds had its
silver lining sangat cocok menggambarkan situasi ini. Mengungkap sisi terang
pandemi COVID-19 tentu saja kita menemukan bahwa masyarakat secara paksa
terdidik untuk menerapkan gaya hidup sehat dan gaya hidup bersih tanpa terkecuali.
Mencuci tangan sebelum makan menjadi kebiasaan. Orang menjadi lebih sadar
untuk menjaga makanan dan memilah jenis makanan yang baik bagi kesehatan
tubuh. Mereka bahkan secara sukarela menerapkan gaya hidup sehat dengan rutin
alami. Seolah-olah dengan adanya pandemi ini masyarakat justru menjadi lebih
2
mawas dengan istilah-istilah kesehatan yang sebelumnya seringkali terabaikan,
Semua orang berharap pandemi ini akan berakhir. Orang sudah mulai jengah
meredefinisikan normal yang baru. Ketika pandemi berakhir, bukan berarti kita
dapat kembali ke pola kehidupan kita yang dulu. Apakah tidak mubadzir menyia-
nyiakan kebiasaan bagus yang sudah terlanjur terbentuk selama masa pandemi ini?
COVID-19 tidak berarti lenyap dari muka bumi. Justru akan timbul
ketidakseimbangan alam semesta apabila virus dan bakteri lenyap dari muka bumi
karena toh setiap makhluk di muka bumi pasti memiliki perannya sendiri dalam
menjaga dinamisme harmoni kehidupan. Pada dasarnya bakteri dan virus, materi-
materi mikron dan nano tak kasat mata tersebut sudah ada dari sejak dulu kala, dan
akan terus ada sepanjang kehidupan alam semesta. Hanya karena ukurannya yang
super kecil dan tidak tampak oleh penglihatan manusia, bukan berarti ia lantas tidak
ada. Oleh karenanya kita perlu menyadari bahwa kita tidak pernah aman dari risiko
paparan infeksi virus maupun bakteri selama kita masih sama-sama hidup
Untuk menjaga kehidupan manusia agar tetap lestari, maka tentunya tidak
ada salahnya dan memang alangkah baiknya jika kondisi new normal yang sekarang
ini berlangsung tetap dijalankan dan dibentuk menjadi kebaisaan. Kondisi ini justru
3
memandang status negara dan kondisi geografi. Lebih ekstrem lagi, dari pandemi
ini manusia telah diinkubasi untuk menjalani revolusi kehidupan yang serentak dan
keberlangsungan kondisi normal yang baru ini secara istiqomah. Konsistensi adalah
lebih baik bersama-sama. Untuk itu maka semua unsur masyarakat yang kini juga
telah melakukan adaptasi hidup bersih dan sehat ini perlu terus mengembakannya
keberlanjutannya itu, tidak cukup kiranya kalau hanya diserahkan begitu saja
biotik (makhluk hidup) dan abiotik (kehidupan sosial ekonomi) yang saat ini sudah
kondisi paska covid-19 ini agar terjaga harmoni kehidupan yang sehat dan
produktif.
4
BAB II
PEMBAHASAN
mempertahankan kesejahteraannya.
masyarakat
COVID-19
belanja
5
f. Perubahan keputusan remaja dalam mengkonsumsi makanan yang sehat dan
tidak sehat
buying
desa
77.5%
b. Sadar sudah melakukan namun belum dengan cara yang tepat dan baik
4 Faktor Berpengaruh
6
b. Kesadaran diri sendiri sebagai hasil pembelajaran
kesehatan terkait
5 Kelompok Berisiko
h. Kantong kemiskinan kota (poor urban area) - status sosial ekonomi rendah
6 Simptoms Psikosomatis
7
b. Hipokortisolisme menjadi faktor risiko
h. Headache
j. Ketegangan otot
sebaya)
seimbang
8
k. Pelatihan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) pada anak dengan
olahraga teratur
COVID-19
daring
a. Kesadaran akan perilaku self harm (menyakiti diri) dan bunuh diri (suicide)
9
f. Penggunaan bahasa persuasi pada iklan layanan masyarakat
amarah
dan perilaku
tertentu
f. Jenis keyakinan dan sikap yang harus digunakan dalam memprediksi kelas
perilaku tertentu
dirasakan
10
11 Manajemen Psikososial
tekanan akademik
mengatasi kegalauan
tubuh
c. (a) keyakinan tentang hasil perilaku, dan (b) evaluasi hasil yang diharapkan
g. Kita dapat bertindak secara efektif dan melakukan kontrol atas peristiwa
11
13 Pengembangan Resiliensi
a. New normal adalah suatu aktivitas yang dilakukan karena adanya suatu
imunitas tubuh
14 Elemen Resiliensi
a. Keberanian
b. Mengelola perasaan
c. Rasa humor
g. Berpikir Optimis
12
i. Menghindari distorsi kognitif – negative thinking
b. Murung
d. Demoralisasi
e. Kehilangan harapan
13
k. Percaya bahwa kita dapat mencapai tujuan yang ditetapkan
j. Menyukai tantangan.
kendali stress
14
e. Menerima bahwa perubahan adalah bagian alami dan tak terhindarkan dari
kehidupan
miliki
sendiri
15
c. Memperkuat respons relaksasi – menenangkan tubuh dan pikiran
pengecapan)
konflik
perilakunya
a. Menghubungkan dengan kekuatan yang tinggi pada diri: relaksasi atau doa
16
c. Terhubung kembali dengan orang lain dan bantu membangun ketahanan
mereka
i. Saat kita mulai percaya untuk dapat bangkit kembali maka segalanya akan
a. Latihan olahraga
g. Memiliki harapan yang realistis untuk diri kita dan klien (pasien) yang
sedang ditangani
24 Karakteristik Resiliensi
b. Komitmen
17
e. Keterikatan yang erat dan aman dengan orang lain
g. Efikasi Diri
25 Karakteristik Resiliensi
c. Selera humor
e. Memiliki kesabaran
h. Optimisme
i. Keyakinan
18
h. Melakukan aktivitas fisik seperti meditasi, berdzikir, doa rosario, yoga, chi-
diantaranya: sikap dan belief, norma subyektif dan self esteem, dan persepsi
kontrol perilaku
dalam upaya bertahan atau bangkit dari hal yang membuat terpuruk atau
situasi sulit
19
BAB III
KESIMPULAN
2 Perlu adanya perubahan sikap dari setiap individu dalam menjaga kesehatan
tubuh masing-masing
diri sendiri
4 Pola hidup yang baik akan meningkatkan taraf kesehatan dan usia harapan
20
SUMBER RUJUKAN
21