Anda di halaman 1dari 17

PROPOSAL ILP 2021 :

“PENGOLAHAN LIMBAH MASKER DENGAN METODE


STERILISASI MENJADI BARANG ESTETIKA”

Disusun oleh:
Arya Wiraguna Dwiputra
Melia Stephanie Tan

SMA BUDI UTAMA


YOGYAKARTA
11 IPA 3
2021

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

COVID – 19 adalah jenis penyakit baru yang disebabkan oleh virus dari golongan

coronavirus, yaitu SARS-CoV-2 yang juga sering disebut virus Corona. Dimana sekarang

telah ditemukan adanya varian virus baru yaitu varian delta. Dilansir dari Kompas.com

"Tentu kami menyarankan agar masyarakat menggunakan double masking, di mana

masker medis di dalam dan masker kain di luar," kata Sonny saat dihubungi

Kompas.com, Senin (21/6/2021). Dimana dengan penggunaan double masking akan

menyebabkan menumpuknya limbah medis.

Berdasarkan data dari Worldometers, jumlah kasus positif Covid-19 yang

terkonfirmasi telah mencapai 159.490.374 kasus hingga Selasa (11/5/2021) pagi. Jumlah

kasus dan tingkat penularan yang masih tinggi menuntut orang-orang untuk mengenakan

masker tiap beraktivitas di luar rumah. Akibatnya, masker sekali pakai diproduksi

besar-besaran untuk melindungi manusia dari serangan virus. Akan tetapi, jika tidak

dibuang dengan benar, limbah masker dapat menjadi ancaman besar bagi kerusakan alam.

Dilansir dari The Independent, Sabtu (12/3/2021), studi terbaru memperkirakan,

manusia sekarang menggunakan 129 miliar masker wajah setiap bulan di seluruh dunia.

Jika satu bulan terdapat 31 hari, maka penggunaan rata-rata masker sekali pakai sekitar

2,8 juta masker per menit, menurut penelitian yang dipublikasikan di jurnal Frontiers of

Environmental Science and Engineering. Para peneliti memperingatkan besar volume

2
limbah masker dengan komposisi plastiknya, yang dapat menimbulkan ancaman

lingkungan. Mereka mendesak tindakan untuk mencegah hal ini menjadi masalah plastik

berikutnya. Tidak seperti botol plastik, yang sekitar 25 persennya didaur ulang, tidak ada

panduan resmi tentang daur ulang masker, sehingga kemungkinan besar akan dibuang

dengan cara yang tidak tepat. (Kompas.2021. “tiap semenit terdapat juta limbah masker

sekali pakai di bumi”,

Tidak adanya standarisasi tentang masker di lingkungan masyarakat juga

membuat semua orang kebingungan karena masih belum mengetahui cara untuk

menanggulanginya. Ditambah lagi dengan adanya limbah masker yang hanya dibuang

secara sembarangan dapat berpotensi menyebabkan virus menyebar di daerah sekitar

lingkungan masyarakat yang berada di dekat daerah pembuangan sampah tersebut, maka

dari itu sangat perlu untuk dilakukannya pengolahan limbah masker medis atau perlunya

mensterilkan masker medis sebelum dibuang.

Disisi lain, permasalahan menumpuknya limbah masker juga ditemui di

lingkungan kita sendiri. Khususnya lingkungan keluarga karena orang tua kami sering

sekali bepergian keluar karena memang harus melakukan pekerjaanya di luar rumah yang

membuat mereka harus menggunakan masker setiap waktu. Ditambah dengan arahan

baru dari pemerintah yang mengharuskan untuk menerapkan double masking. Sehingga

terjadi penumpukan limbah masker medis di rumah.

Dari permasalahan di atas, kami ingin melakukan penelitian dengan mengubah

masker medis menjadi barang estetika yang akan memiliki nilai ekonomi lebih dibanding

3
limbah masker. Dan memiliki dampak baik bagi kesehatan dan lingkungan.

B. Rumusan Masalah

1. Munculnya limbah medis baru yaitu limbah masker yang menumpuk karena

penggunaan double masking.

2. Belum adanya pengolahan limbah masker yang diubah menjadi barang estetika

yang memiliki nilai jual.

3. Pengolahan limbah masker yang kurang aman di masyarakat, karena belum ada

standarisasi pengolahan limbah yang benar.

C. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana cara mengolah limbah masker agar dapat meminimalisir

penumpukan?

2. Apakah limbah medis bisa diolah menjadi barang estetika yang bernilai jual?

3. Apakah limbah masker dapat diolah dan menjadi barang yang dapat digunakan

secara aman dalam kehidupan sehari hari (steril)?

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui metode pengolahan limbah masker agar meminimalisir

penumpukan.

4
2. Untuk mengurangi limbah masker medis dan menjadikan sebagai barang estetika

yang memiliki nilai jual.

3. Sebagai pencegahan pembuangan limbah masker medis yang hanya dibuang

sembarangan tanpa adanya standarisasi.

E. Makna Penelitian

1. Sebagai alternatif untuk pengolahan limbah masker medis.

2. Sebagai alternatif untuk meningkatkan nilai ekonomi dari limbah masker medis.

3. Sebagai sarana pengolahan limbah masker yang lebih aman dan terstandarisasi di

tengah masyarakat.

F. Hipotesis

1. Permasalahan limbah masker medis dapat diatasi dengan metode sterilisasi

dengan mengubah menjadi potongan masker dan diolah menjadi barang estetika.

2. Pengembangan metode untuk mendaur ulang limbah masker medis menjadi

barang estetika dapat meningkatkan nilai ekonomi.

3. Pengembangan metode untuk mendaur ulang limbah medis masker dengan

sterilisasi. Kemudian dilanjut dengan mengolah masker yang steril untuk

menghasilkan produk berupa barang estetika.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Sterilisasi

Sterilisasi adalah proses untuk menghilangkan semua jenis mikroorganisme yang

hidup dalam suatu benda yaitu protozoa, fungi, bakteri, mycoplasma, dan virus. Fungsi

dari sterilisasi adalah untuk menjaga kesehatan dari berbagai mikroorganisme yang dapat

mencemari berbagai benda yang digunakan.

B. Pencemaran Lingkungan oleh Limbah Masker Medis

Berdasarkan data LIPI, jumlah timbulan limbah bahan berbahaya dan beracun

(B3) di Indonesia, termasuk masker dan alat pelindung diri (APD), mencapai 1.662,75

ton selama masa pandemi, yakni selama bulan Maret hingga September 2020. Di ibukota

DKI Jakarta sendiri, terdapat lebih dari 1.500 kg limbah masker sekali pakai dari rumah

tangga sejak awal pandemi pada bulan April 2020 lalu. Padahal berat satuan masker

medis hanya sekitar 0,008 kg.

Masker medis atau masker sekali pakai utamanya terbuat dari polipropilen yang

merupakan salah satu jenis plastik. Dimana membutuhkan ratusan tahun untuk

menguraikan benda dari bahan plastik. Kandungan polipropilena atau kandungan bahan

plastik memiliki efek samping yang berbahaya bagi makhluk hidup dan lingkungan di

sekitar. Dampaknya juga bagi hewan yang mengira bahwa masker adalah makanan

6
sehingga akan menyebabkan hewan tersedak atau bahkan mengganggu pencernaan

hewan dan menyebabkan kematian. Disisi lain adanya sampah masker medis yang

menumpuk menyebabkan hewan mudah terserang penyakit akibat virus yang bermutasi.

Plastik yang terurai menjadi kepingan kecil atau sebagai mikroplastik dan
mengecil lagi menjadi nanoplastik. penguraian plastik menjadi mikroplastik ini
menyerap racun serta pencemar organik. Maka flora dan fauna laut juga bisa keracunan
saat menelan mikroplastik. Sementara itu, penelitian tentang mikroplastik tergolong
masih baru dan belum ada cukup data yang menyatakan seberapa berbahaya mikroplastik
terhadap kesehatan manusia secara signifikan. Namun, mikroplastik mungkin saja masuk
ke rantai makanan manusia secara tidak langsung yang tentunya sangat berbahaya.

C. Struktur Kimia Masker Medis

WHO menyarankan masker harus terdiri dari setidaknya tiga lapisan bahan yang

berbeda. Lapisan paling dalam bahan penyerap air seperti kapas dan bahan lembut karena

bersentuhan dengan kulit. Kemudian lapisan tengah berfungsi sebagai filter terbuat dari

polipropilena non-anyaman. Sedangkan lapisan luar terbuat dari bahan tahan air seperti

polyester.

Polyester untuk kain atau tekstil dibuat dengan menggunakan benang atau serat

polyester. Serat atau kain polyester dibuat dari senyawa kimia, ethylene glycol, dan asam

tereftalat, yang dikombinasikan dengan polyethylene terephathalate (PET) yang berasal

dari minyak bumi (petroleum).

7
D. Pengukuran Potongan Masker Hasil dari Metode Sterilisasi untuk

Penggunaan Menjadi Barang Estetika

Perbandingan takaran dalam pembuatan Barang estetika dari takaran antara

potongan masker hasil dari metode sterilisasi dengan di campurkan air yang nantinya

akan dilelehkan sehingga menciptakan resin yang baik untuk dicetak dan diubah menjadi

barang estetika.

E. Barang Estetika

Estetika merupakan ilmu yang membahas keindahan bisa terbentuk dan dapat

merasakannya. Estetika adalah sebuah filosofi yang mempelajari nilai-nilai sensoris yang

kadang dianggap sebagai penilaian terhadap sentimen dan rasa. Unsur estetika atau

keindahan merupakan nilai-nilai estetis yang menyertai suatu karya seni. Keindahan juga

diartikan sebagai pengalaman estetis yang diperoleh ketika seseorang menyerap objek

seni atau dapat pula dipahami sebagai suatu obyek yang memiliki unsur keindahan.

Nilai-nilai keindahan (estetik) atau keunikan karya seni mempunyai prinsip:

kesatuan (unity), keselarasan (harmoni), keseimbangan (balance), dan kontras (contrast)

sehingga menimbulkan perasaan haru, nyaman, nikmat, bahagia, agung, ataupun rasa

senang. Penerapan unsur estetika terhadap produk kerajinan yang memiliki fungsi hias

sangat penting, karena produk kerajinan tersebut lebih mengutamakan keindahannya.

8
F. Metode yang Digunakan untuk Mensterilkan Limbah Masker Medis
1. Menggunakan Metode Dekontaminasi :

Suatu proses untuk menghilangkan/memusnahkan mikroorganisme dan

kotoran yang melekat pada peralatan medis/objek, sehingga aman untuk

penggunaan selanjutnya, meliputi pembersihan, disinfeksi, sterilisasi.

2. Menggunakan Metode Pembersihan :

Suatu proses untuk menghilangkan kotoran yang terlihat atau tidak terlihat

pada peralatan medis/objek setelah dilakukan perendaman, dengan menggunakan

air mengalir, sikat detergen sehingga kotoran/bahan organik hilang dari

permukaan

3. Menggunakan Metode Disinfeksi :

Suatu proses untuk menghilangkan / memusnahkan mikroorganisme virus,

bakteri, parasit, fungi dan sejumlah spora pada peralatan medis / objek dengan

menggunakan cairan disinfektan

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

9
1. Penelitian dilakukan di rumah masing-masing:

Jl. Sultan Agung no 37 Magelang

Jl. Nyi Retno Dumilah

2. Penelitian yang dilakukan dimulai dari tanggal 14 September 2021 - 15 April

2022

B. Sampel

1. Sampel

- Masker KN95

Masker KN95 adalah masker yang diklaim bisa menyaring partikel aerosol

sampai 95 persen. Masker ini dapat digunakan masyarakat umum, terutama saat berada di

lingkungan berisiko penularan rendah sampai sedang. Masker KN95 bentuknya

dirancang mirip tenda, sehingga ada sedikit kantong udara antara hidung dan masker.

Masker ini relatif lebih mudah untuk bernapas dan tidak terlalu menyesakkan saat

digunakan. Kendati diklaim memiliki kemampuan filtrasi sampai 95 persen, tapi

sejumlah otoritas kesehatan menganggap masker ini tidak seefektif masker N95. Tapi, di

luar penggunaan untuk tenaga kesehatan atau orang yang berisiko tinggi menghadapi

Covid-19, masyarakat tetap bisa mengambil manfaat dari penggunaan masker ini.

Bahkan, masker KN95 juga disebut lebih protektif dan praktis dibandingkan masker

bedah biasa atau masker kain tiga lapis.

- Masker KF94

10
Masker KF94 adalah masker yang diklaim mampu menyaring partikel aerosol

sampai 94 persen. Seperti masker KN95, masker KF94 juga dapat digunakan masyarakat

umum, terutama saat berada di lingkungan berisiko penularan rendah sampai sedang.

Istilah “KF” dalam masker KF94 singkatan dari “Korean filter" atau filter Korea.

Sedangkan angka 94 mengacu pada tingkat filtrasi atau penyaringan masker. Menurut

standar Korea Selatan atau di negara asalnya, masker ini bisa menyaring 94 persen

partikel hingga ukuran 0,3 mikron. Masker ini dilengkapi fitur pengait telinga, kawat di

atas tulang hidung yang bisa disesuaikan, dan bagian samping masker yang lebih rapat.

Seperti masker KN95, masker KF94 juga lebih protektif dan praktis dibandingkan masker

biasa atau masker kain.

- Masker bedah

Masker bedah utamanya digunakan oleh pasien karena dapat menyaring percikan

air liur atau dahak yang dikeluarkankan oleh pasien. Beda halnya bila orang sehat yang

memakai masker tersebut. Mikroorganisme yang berukuran sangat kecil dan

melayang-layang diudara dapat terjebak di dalam pori-pori masker tersebut. Tetapi perlu

diingat, masker ini tidak didesain untuk menyaring partikel dan mikroorganisme yang

berukuran sangat kecil, termasuk virus influenza dan bakteri tuberkulosis. Masker bedah

memiliki ukuran yang lebih longgar dan biasanya terbuat dari tiga lapisan, yaitu dua

lapisan luar dan satu lapisan di tengah yang berfungsi sebagai filter.Selain itu, masker ini

memiliki efisiensi penyaringan sebesar 80 persen atau lebih tinggi.

1. Teknik Sampling

11
- Simple Random Sampling

Mengambil sampel dengan memilih secara simple atau sederhana dengan

secara acak sehingga setiap sampel memiliki peluang yang sama untuk dibuat

dalam percobaan

C. Variabel penelitian

1. Variabel Bebas :

Perbandingan Masker Masker Medis, KF94, KN95

- A=1:1:2

- B=1:2:2

- C=1:1:4

2. Variabel Tergantung :

- Komposisi Lapisan Masker

- Kandungan Polipropilena

3. Variabel Kontrol :

- Metode Sterilisasi Masker

- Kualitas Produk Estetika

D. Alat dan Bahan

1. Alat

12
- Gelas ukur

- Cetakan

- Gunting/cutter

- Tang

- Pipet

- Wadah

- Pengaduk

2. Bahan

- Masker

- Resin

- Air

- Manik - Manik

- Bubuk Glitter

- Gantungan kunci

- Ring

E. Cara Kerja

- Cara Mengolah Potongan Masker dengan campuran Resin

- Cara Menguji Kesterilan Produk Estetika

- Cara Menguji Ketahanan Produk Estetika

F. Rencana analisis data

13
Tabel 1.0 Perbandingan Hasil Potongan Masker

Perbandingan Hasil Potongan Masker

Perulangan Masker Medis KF 94 KN 95

1 (1:1:2) … gram … gram … gram

2 (1:2:2) … gram … gram … gram

3 (1:1:4) … gram … gram … gram

Tabel 1.1 Perbandingan Takaran Resin dan Potongan Masker

Perbandingan Takaran Resin dan Potongan Masker

Jenis Resin (A+B) Potongan Tekstur Warna

1 … ml … gram … …

2 … ml … gram … …

3 … ml … gram … …

G. Data Hasil Penelitian

Tabel 1.1 Perbandingan Hasil Potongan Masker

Perbandingan Hasil Potongan Masker

Perulangan Masker Medis KF 94 KN 95

1 (1:1:2) 2 gram 2 gram 4 gram

2 (1:2:2) 2 gram 4 gram 4 gram

3 (1:1:4) 2 gram 2 gram 8 gram

Tabel 1.1 Perbandingan Takaran Resin dan Potongan Masker

14
Perbandingan Takaran Resin dan Potongan Masker

Jenis Resin (A+B) Potongan Tekstur Warna

1 45ml 0.7 gram Halus, Keras Keruh

2 45ml 0.6 gram Halus, Keras Sedikit keruh

3 45ml 0.5 gram Halus, Keras Transparan

H. Analisis Data atau Pembahasan

Data yang ada pada penelitian ini dilakukan secara kuantitatif dengan

membandingkan kualitas fisik (tekstur dan warna), ketahanan fisik dari produk, dan

manfaat yang dimiliki dari barang estetika berbahan dasar limbah masker.

I. Kesimpulan dan Saran

Penelitian ini terbukti dapat dilakukan dan sesuai dengan hipotesis yang telah

dibuat, dimana pengolahan limbah masker medis dengan metode sterilisasi dapat

dilakukan untuk membersihkan masker dengan baik. Dan pengolahan limbah masker

medis terbukti dapat dijadikan barang estetika berupa gantungan kunci dan barang

estetika lainnya. Produk yang dihasilkan juga memiliki nilai jual atau nilai ekonomis

yang lebih dibandingkan dengan membuang masker medis secara sembarangan yang

akan dapat merusak lingkungan dan berdampak buruk bagi lingkungan sekitar.

Untuk penelitian selanjutnya, dapat dilakukan dengan menggunakan metode

lanjutan yaitu dengan metode rekristalisasi yang dapat menghasilkan serbuk masker agar

15
dapat diolah dan lebih menyatu dengan resin dan agar dapat menghasilkan produk yang

lebih berkualitas dan memiliki nilai jual atau nilai ekonomi yang lebih tinggi lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Putri, Gloria Setyvani. 2021. “Masker Dobel Itu Bukan Pakai 2 Masker Bedah, Begini Cara
Pakainya”
https://www.kompas.com/sains/read/2021/06/27/130300223/masker-dobel-itu-
bukan-pakai-2-masker-bedah-begini-cara-pakainya?page=all
Saptoyo, Rosy Dewi Arianti. 2021. “Tiap Semenit Terdapat 2,8 Juta Limbah Masker Sekali
Pakai di Bumi”
https://www.kompas.com/tren/read/2021/05/11/120500265/tiap-semenit-
terdapat-2-8-juta-limbah-masker-sekali-pakai-di-bumi?page=all
Abdi, Husnul. 2021. “Sterilisasi adalah Proses Pemusnahan Mikroorganisme, Ini Perbedaannya
dengan Disinfeksi”
https://hot.liputan6.com/read/4592068/sterilisasi-adalah-proses-pemusnahan-mikroorgani
sme-ini-perbedaannya-dengan-disinfeksi

Nufus, Wilda Hayatun. 2021. “1,5 Ton Sampah Masker Bekas dari Rumah Tangga Terkumpul
selama Pandemi”
https://news.detik.com/berita/d-5350288/15-ton-sampah-masker-bekas-dari-rumah-tangg
a-terkumpul-selama-pandemi
Admamari. 2021. “Ancaman di Balik Limbah Masker”

https://amari.itb.ac.id/ancaman-di-balik-limbah-masker/

Hidayat, Khomarul dan Syamsul Ashar. 2020. “Yuk mengenal jenis masker rekomendasi terbaru

WHO untuk melawan virus corona” https://kesehatan.kontan.co.id/news/yuk-mengenal


-jenis-masker-rekomendasi-terbaru-who-untuk-melawan-virus-corona?page=all

Sakti, Zein. 2017. “Pengertian Unsur Estetika dan Unsur Ergonomis Produk Kerajinan”

16
https://www.awalilmu.com/2017/09/pengertian-unsur-estetika-dan-unsur-ergonomis-prod
uk-kerajinan.html

Raya, Fedelia. 2020. “Pemprosesan Peralatan Perawatan Pasien”

https://teknologielektromedismandalawaluya.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/PEMRO
SESAN-PERALATAN-PERAWATAN-PASIEN.ppt

Afifah, Mahardini Nur. 2021. “Perbedaan Masker N95, KN95, KF94”

https://health.kompas.com/read/2021/06/18/180100068/perbedaan-masker-n95-kn95-kf9
4?page=all

World Health Organization. 2020. “Penggunaan masker dalam konteks COVID-19”

https://www.who.int/docs/default-source/searo/indonesia/covid19/penggunaan-masker-da
lam-konteks-covid-19.pdf?sfvrsn=9cfbcc1f_5
Sebastian, Ivan. 2021. “Surgical Mask, Fungsi dan Fakta Penting Dibaliknya”
https://mhomecare.co.id/blog/surgical-mask/#:~:text=Disebut%20masker%20bedah%20

17

Anda mungkin juga menyukai