Di era modern, plastik menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan. Kemudahan
dan kepraktisannya mengantarkan plastik pada popularitas tinggi, mengalahkan material
alternatif lain. Diperkirakan produksi plastik global mencapai 450 juta ton pada tahun 2023.
Angka ini meningkat dari 368 juta ton dari tahun 2020, dan 13 juta ton sampah plastik bocor
ke lingkungan setiap tahun. Sampah plastik ini mencemari laut, tanah, dan udara. Namun, di
balik kepraktisannya, plastik menyimpan bahaya yang mengancam manusia dan lingkungan:
mikroplastik.
Mikroplastik, merupakan partikel plastik berukuran kurang dari 5 mm, telah menjadi
ancaman nyata bagi lingkungan dan kesehatan manusia. Keberadaannya di berbagai
ekosistem, mulai dari laut hingga udara, menjadi bukti nyata pencemaran plastik yang kian
parah.
Bahaya mikroplastik tidak terlihat kasat mata, namun dampaknya bisa sangat besar.
Pertama, mikroplastik dapat mencemari lingkungan laut. Plastik yang dibuang ke laut terurai
menjadi mikroplastik dan dimakan oleh plankton, ikan kecil, dan hewan laut lainnya. Ketika
hewan laut yang terkontaminasi mikroplastik dimakan oleh manusia, mikroplastik tersebut
dapat masuk ke dalam tubuh dan membahayakan kesehatan. Kedua, mikroplastik dapat
mengganggu rantai makanan. Hewan laut yang menelan mikroplastik merasa kenyang,
sehingga mereka tidak makan makanan yang bergizi. Hal ini dapat menyebabkan hewan laut
menjadi kurus dan mati. Ketiga, mikroplastik dapat membahayakan kesehatan manusia.
"Mikroplastik dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui berbagai cara, seperti makanan,
air, dan udara. Mikroplastik dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti
peradangan, kanker, dan gangguan reproduksi." Ujar Prof. Heather Stapleton, ahli kesehatan
lingkungan dari Duke University.
Foto gambaran mikroplastik, Sumber : Pinterest
Dampak mikroplastik tidak hanya terbatas pada lingkungan dan kesehatan manusia,
tetapi juga pada ekonomi. Industri perikanan dan pariwisata dapat mengalami kerugian besar
akibat pencemaran mikroplastik. Oleh karena itu, diperlukan upaya serius untuk mengatasi
masalah mikroplastik. Kita perlu mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, meningkatkan
daur ulang plastik, dan membersihkan lingkungan dari mikroplastik.
1. Produk plastik sekali pakai: Plastik sekali pakai seperti sedotan, kantong plastik, dan
botol plastik merupakan sumber utama mikroplastik.
2. Pakaian sintetis: Pakaian sintetis yang terbuat dari bahan seperti polyester dan nylon
dapat melepaskan mikroplastik saat dicuci.
3. Produk perawatan pribadi: Produk perawatan pribadi seperti pasta gigi dan sabun
muka sering mengandung mikroplastik.
Mengatasi masalah mikroplastik membutuhkan upaya bersama dari berbagai pihak. Berikut
beberapa langkah yang dapat kita lakukan:
1. Mengurangi penggunaan plastik sekali pakai: Gunakan alternatif plastik sekali pakai
seperti sedotan bambu, tas belanja kain, dan botol minum isi ulang.
2. Memilih pakaian yang terbuat dari bahan alami: Pilih pakaian yang terbuat dari bahan
alami seperti katun dan linen untuk mengurangi emisi mikroplastik.
3. Memilih produk perawatan pribadi yang bebas mikroplastik: Bacalah label produk
dengan seksama dan pilih produk yang bebas mikroplastik.
4. Mendukung kebijakan yang mengatur penggunaan plastik: Dukung kebijakan yang
melarang penggunaan plastik sekali pakai dan mendorong penggunaan plastik yang
berkelanjutan.
Memahami bahaya mikroplastik adalah langkah awal untuk mengubah kebiasaan. Kita
perlu beralih ke alternatif ramah lingkungan, seperti tas belanja kain, botol minum isi ulang,
dan sedotan bambu. Pemerintah perlu mengambil langkah tegas, seperti mengeluarkan
peraturan yang melarang penggunaan plastik sekali pakai dan meningkatkan edukasi kepada
masyarakat tentang bahaya mikroplastik.