Anda di halaman 1dari 2

Nama : Indryanni

NIM :119190116
Kelas : RTI-A

IEKI Social Care “Masker, Lingkungan, dan Kesehatan”

Materi disampaikan oleh Silvia Refina Dewi selaku presiden envisha FKM UI 2020.
Saat ini merupakan masa pandemic COVID-19. Penularan nya pun sangatlah mudah yaitu
berasal dari droplet orang-orang. Cairan droplet dari orang yang terinfeksi ini bisa jatuh
ke tanah, ke benda-benda di sekitarnya, sehingga cara untuk menghindari virus adalah
dengan rajin mencuci tangan dan hindari menyentuh wajah.Kondisi droplet yang lebih
besar dapat melakukan transmisi melalui kontak dekat sejauh satu meter. Sedangkan
droplet yang lebih kecil berada diudara selama berjam-jam.
Jenis-jenis masker ialah masker kain, masker bedah, masker KN95/N95. yang mana
masker kain sangatlah terjangkau harganya, dapat dicuci dan digunakan berulang-ulang
kali, serta bahan nya nyaman untuk digunakan. Sedangkan masker bedah sendiri juga sama
nyaman dan terjangkaunya dengan masker kain, dan memiliki nose wire sehingga dapat
fit in dan partikel dari luar susah masuk. Untuk masker KN95 atau N95 sendiri harganya
kurang terjangkau dan kenyamanannya kurang namun sangat efektif untuk memblokir
partikel dari luar.
Dari banyaknya masyarakat Indonesia yang khawatir akan pandemic sendiri
meningkatkan jumlah pemakai masker sehingga timbbullah masalah baru yaitu
peningkatan jumlah imbah medis terutama masker. Tercatat peningkatan jumlah Limbah
medis di Indonesia sejak pandemic dari bulan oktober 2020 sebanyak 1662.75 ke februari
2021 sebesar 6417.95. Kondisi sekarang ini dari mulainya terjadi COVID-19 sampah masker
mengalami peningkatan jumlahnya sebanyak 30%-50% untuk data November 2020. Kasus
dijakarta sendiri memiliki 12.875 ton sampah yang mana total limbah infeksius nya berasal
dari rumah tangga sebanyak 14%, RS COVID-19 dan non COVID-19 14%, serta fasilitas
kesehatan menyumbang sampah paling banyak yaitu sebanyak 72%.
Situasi pengolahan limbah medis oleh fasilitas pelayanan kesehatan diizinkan
pemerintah untuk mengolah limbah B# Eksisting sampai Desember 2019. Jenis alat
pengolahan yang digunakan ialah berupa incinerator yang tersebar di 20 provinsi di
Indonesia sebanyak 82 unit dan alat autoklaf sebanyak 3 unit tersebar di Riau, Sumatera
Utara, dan Sulawesi Utara.
Sedangkan situasi pengolahan limbah medis yang dilakukan oleh jasa swasta
diizinkan dan diberi kapasitas eksisting dan rencana kapasitas jasa sampai dengan 15
Desember 2019. Izin tersebut tersebar di 8 daerah diindonesia dengan rata-rata kapasitas
50.235 ton/hari dan rencana sebesar 193.6 ton/hari.
Kapasitas pengolahan limbah timbulan sampah yang berasal dari RS ialah sebanyak
383 ton/hari, kapasitas pengolah swasta sebanyak 384 ton/hari, kapasitas pengolah
fasilitas pelayanan kesehatan 74,5 ton/hari. Dimana 383 ton/hari tersebut belum
mencakup instansi lainnya seperti apotek, puskesmas, rumah tangga, dll.
Limbah medis ternyata sangat mendominasi 15 hingga 16 persen total sampah di
muara sungai Jakarta sebanyak lebih kurang 0.13 ton limbah medis yang dibuang di sungai-
sungai di Jakarta. Dampak adanya limbah medis yang mendominasi terhadap lingkungan
terutama di daerah perairan ialah mengganggu kehidupan hewan air, menghambat
perkembangak terumbu karan, terurainya mikroplastik di perairan.
Pembakaran sampah medis juga sangatlah berdampak buruk karena dapat
mencemari udara akibat pembakaran. Seperti halnya yang terjadi di Kabupaten Bogor
adanya pembakaran 17 karung sampah medis. Hal tersebut dapat menimbulkan karbon
monoksida yang jika dihirup oleh manusia akan mengalami gangguan kesehatan seperti
penyakit jantung hingga kematian. Dampak lainnya ialah terhadap kesehatan dimana para
pemulung sering kali tidak menggunakan APD saat kontak dengan limbah medis sehingga
rentan untuk terkena berbagai penyakit baik diluar maupun didalam tubuhnya.
Untuk menanggulangi limbah masker medis dapat dilakukan dari tingkat rumah
tangga yaitu mengumpulkan masker bekas, kemudian disinfeksi masker bekas, guntung
dan rubah bentuk masker, bungkus rapat dengan plastik, buang ketempat sampah
domestic, setelah itu cuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
Untuk menanggulangi masker kain pada tingkat rumah tangga ialah dengan
merendam masker dalam air hangat dan deterjen, setelah 10 menit kucek masker dengan
lembut, bilas masker dengan air mengalir hingga bersih, keringkan dibawah sinar matahari
langsung, setrika masker dengan panas sesuai tipe bahan, simpan ditempat bersih sekali
pakai.

Anda mungkin juga menyukai