Anda di halaman 1dari 4

A.

TOKOH DAN TEROI YANG MUNCUL DAN BERKEMBANG DALAM


DINAMIKA KELOMPOK

Sudjarwo membatasi teori dinamika kelompok sebagai berikut.

1. Teori Psikodinamika dari Fungsi Kelompok

Teori psikodinamika dari fungsi kelompok dikemukakan oleh Bion pada tahun
1948-1951. Teori psikodinamik fungsi kelompok berakar pada teori analitis baru. Teori
neo-analitis muncul dari aliran-aliran yang muncul dari teori Freud. Tokoh lain yang
mengembangkan teori ini adalah Sullivan, Adler, Fromm dan Hornay.

Asumsi dasar teori psikodinamik fungsi kelompok adalah bahwa kelompok bukan
sekedar kumpulan individu melainkan suatu kesatuan yang memiliki karakteristik
dinamis dan emosional tersendiri. Kelompok ini ditandai dengan beroperasi pada tingkat
bawah sadar berdasarkan kecemasan dan motivasi yang ada pada diri manusia. Menurut
Sigmund Freud, dalam teori ini terdapat tiga kepribadian dalam satu kelompok, yaitu:

a. Kebutuhan dan motif;


b. Tujuan dan mekanisme (fungsi ego)
c. Keterbatasan (fungsi super-ego).

Kelompok kerja juga dibahas dalam teori ini. Kelompok kerja adalah kelompok
yang tujuannya melaksanakan tugas. Aturan dan prosedur tertentu harus dihormati. Bion
cenderung menggambarkan kelompok kerja sebagai kelompok kerja tingkat tinggi
(sophisticated). Dia mengajukan tiga hipotesis dasar tentang mekanisme kerja tim yang
saling bergantung, termasuk:

a. Asumsi kebergantungan;
b. Asumsi pasangan;
a. Asumsi melawan-lari.

2. Teori Sintalitas Kelompok

Sintalitas adalah istilah yang pertama kali dikemukakan oleh Cattel (1948, 1951).
Sintalitas, yaitu kepribadian yang digunakan khusus untuk suatu kelompok. Teori
sintaksis kelompok (group syntality theory) merupakan representasi proses komunikasi
suatu kelompok. Menurut Cattel, untuk belajar kelompok, kita memerlukan cara untuk
menggambarkan dan mengukur karakteristik dan perilaku kelompok. Ia percaya bahwa
untuk membuat perkiraan ilmiah yang akurat, segala sesuatu harus dijelaskan, diukur,
dan diklasifikasikan secara akurat dan hati-hati. Cattell berpendapat bahwa keberadaan
suatu kelompok dapat memuaskan kebutuhan individu jika kelompok tersebut tidak
dapat memenuhi kebutuhan anggotanya. Oleh karena itu ia mengembangkan konsep
kepribadian kelompok atau solidaritas kelompok.

Sintalitas kelompok merupakan salah satu ciri kepribadian suatu kelompok yang
nampaknya juga mempengaruhi anggotanya. Kelompok yang mempengaruhi lingkungan
atau kelompok yang dipengaruhi oleh lingkungan menentukan tujuan. Adanya kelompok
merupakan munculnya tumpang tindih. Dengan kata lain, anggota suatu kelompok dapat
juga menjadi anggota kelompok lain. Selain itu, hubungan antar anggota kelompok,
perilaku kelompok dan model organisasi kelompok juga saling mempengaruhi.

Dasar pendapat Cattel ini adalah pandangan McDougall (1920) mengenai


kelompok. la menyatakan sebagai berikut:

a. Perilaku dan struktur yang khas dari suatu kelompok tetap ada walaupun anggotanya
berganti-ganti;
b. Pengalaman kelompok direkam dalam ingatan;
c. Kelompok mampu berespons secara keseluruhan terhadap rangsang yang tertuju pada
salah satu bagiannya;
d. Kelompok menunjukkan adanya dorongan;
e. Kelompok menunjukkan emosi yang bervariasi;
f. Kelompok menunjukkan pertimbangan kolektif (bersama).

Cattel mengemukakan tiga panel dalam suatu kelompok, yang terdiri atas:

a. Sifat sintalitas, yaitu pengaruh dari adanya kelompok sebagai keseluruhan, baik
terhadap kelompok lain maupun terhadap lingkungan;
b. Sifat struktur kelompok, yaitu hubungan yang tercipta antara anggota kelompok,
perilaku di dalam kelompok, dan pola organisasi kelompok:
c. Sifat populasi, yaitu sifat rata-rata dari anggota kelompok.

Selain ketiga panel tersebut, Cattel juga menekankan dua aspek penting dari
kelompok, yaitu keberadaan kelompok bergantung pada kebutuhan individu anggotanya
dan bahwa kelompok mempunyai tumpang tindih.
Sebagai contoh teori sintalitas kelompok misalnya, kita mengetahui sekelompok
siswa yang pandai matematika. Kita dapat memperkirakan bahwa sintalitas kelompok
cenderung tidak bersifat agresif secara fisik (misalnya berkelahi), namun lebih cenderung
bersifat positif (misalnya melakukan penelitian atau berpartisipasi dalam olimpiade
matematika).

Sebaliknya jika kita mengetahui suatu kelompok yang mempunyai ciri-ciri


kepribadian impulsif dan agresif, kita dapat memperkirakan bahwa ciri-ciri penduduk
kelompok tersebut adalah kelompok muda, pendidikan rendah, kondisi sosial yang buruk,
dan mendapat perhatian dari orang tua.

3. Teori Prestasi Kelompok

Teori ini diperkenalkan oleh Stogdill pada tahun 1959. Ia percaya bahwa teori
kelompok umumnya didasarkan pada konsep interaksi dan memiliki kelemahan teoritis
tertentu. Oleh karena itu, Stogdill mengajukan teori prestasi kelompok.

Teori yang dikemukakan Stogdill meliputi input, variabel media, dan output.
Teori ini merupakan hasil pengembangan teori-teori sebelumnya dalam tiga arah yang
berbeda, yaitu orientasi penguatan (teori pembelajaran), orientasi lapangan (teori
interaksi), dan orientasi kognitif (teori pembelajaran). Asumsi dasar teori ini adalah
proses terjadi secara berkelompok, mulai dari input hingga output melalui variabel media.
Dalam teori ini, ada umpan balik.Beberapa faktor yang memengaruhi suatu kelompok
adalah sebagai berikut.

a. Masukan dari Anggota merupakan Sumber Input

Menurut Stogdill, kelompok adalah sistem interaksi yang terbuka. Struktur dan
kelangsungan sistem sangat bergantung pada tindakan anggota dan hubungan
antaranggota. Ada tiga elemen penting yang termasuk dalam masukan anggota, vaitu:

1. Interaksi sosial (menyatakan hubungan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.
Interaksi ini terdiri atas aksi dan reaksi antaranggota kelompok yang berinteraksi);
2. Hasil perbuatan (bagian dari interaksi yang dapat diaplikasikan dalam bentuk kerja
sama, berencana, menilai, berkomunikasi, membuat keputusan);
3. Harapan (kesediaan untuk mendapatkan suatu penguat. Harapan ini sebagai dorongan
(drive), perkiraan tentang menyenangkan atau tidaknya hasil, dan perkiraan tentang
kemungkinan hasil itu akan terjadi.

b. Variabel Media

Variabel berarti menjelaskan kinerja suatu kelompok. Unsur-unsur yang


dikandungnya yaitu struktur formal (struktur formal mencakup fungsi dan status suatu
kelompok yang terdiri dari individu-individu yang masing-masing menjalankan
harapan dan tindakannya sendiri) dan struktur peran (struktur peran mencakup
tanggung jawab dan otoritas yang masing-masing individunya menduduki posisi
tertentu hampir tidak berpengaruh pada status dan fungsi posisi tersebut).

c. Variabel Prestasi Kelompok

Prestasi Kelompok adalah hasil atau tujuan tim. Ada tiga faktor yang
menentukan kinerja tim, yaitu produktivitas (derajat perubahan harapan terkait nilai-
nilai yang diciptakan oleh perilaku kelompok), moral (derajat kebebasan dari
hambatan dalam kerja kelompok untuk mencapai tujuan) dan solidaritas (tingkat
kemampuan kelompok untuk mempertahankan struktur dan fungsinya dalam kondisi
stres).

REFERENSI

Arifin, B. A. (2015). Dinamika Kelompok. Bandung: CV Pustaka Setia.

Anda mungkin juga menyukai