Dalam makalah ini, kita akan menyelidiki secara mendalam ketiga teori ini untuk
memahami bagaimana interaksi sosial dalam kelompok dipengaruhi oleh komunikasi,
pemikiran bersama, dan faktor psikologis individu. Dengan demikian, penelusuran ini akan
membuka pintu untuk pemahaman yang lebih dalam tentang esensi dan fungsi kelompok
dalam dinamika sosial kita.
PEMBAHASAN
Asumsi Dasar
Dikutip dari (Danar, et al., 2020) asumsi dasar dari teori ini adalah proses
terjadinya dimulai dari masukan ke keluaran melalui beragam variabel media.
Dalam teori ini terdapat umpan balik (feedback). Berikut adalah penjabaran
beberapa faktor yang mempengaruhi suatu kelompok, diantaranya yaitu:
a. Masukan Dari Anggota Merupakan Sumber Input
Stogdill menyatakan kelompok adalah suatu sistem interaksi terbuka. Dimana
struktur dan keberlangsungan sistem sangat bergantung pada tindakan dan
hubungan antar anggota. Terdapat tiga elemen penting dalam masukan
anggota, yaitu: 1) Interaksi sosial yang menyatakan suatu hubungan yang
dilakukan oleh dua orang atau lebih. Interaksi ini terdiri dari aksi dan reaksi
anggota kelompok yang melalukan interaksi; 2) Hasil perbuatan, merupakan
bagian dari suatu interaksi yang dapat diaplikasikan dalam bentuk kerja sama,
membuat rencana, menilai, berkomunikasi, dan membuat keputusan; 3)
Harapan atau ekspektasi, merupakan kesediaan untuk mendapatkan suatu
penguat, fungsi dari elemen ini adalah sebagai dorongan (drive), perkiraan
tentang menyenangkan atau tidaknya hasil dan perkiraan tentang kemungkinan
keberhasilan akan terjadi.
b. Variabel Media
Variabel media ini menjelaskan mengenai operasi dan fungsi suatu kelompok.
Elemen yang ada di dalamnya yaitu: 1) Struktur formal yang mencakup fungsi
dan status dimana suatu kelompok yang terdiri atas individu-individu yang
membawa harapan dan perbuatannya masing-masing; 2) Struktur peran
mencakup tanggung jawab dan otoritas dimana individu yang menduduki
suatu posisi tertentu hampir tidak terpengaruh pada status dan fungsi posisi
tersebut.
c. Prestasi Kelompok
Prestasi kelompok adalah output atau ujuan dari suatu kelompok. Ada tiga
unsur penentu prestasi kelompok, yaitu: 1) Produktivitas, yaitu derajat
perubahan harapan tentang nilai-nilai yang dihasilkan oleh perilaku kelompok;
2) Moral, merupakan derajat kebebasan dari berbagai hambatan dalam kerja
kelompok demi mencapai tujuannya; 3) Kesatuan, tingkat kemampuan suatu
kelompok dala mempertahankan struktur dan mekanisme operasinya dalam
kendisi dibawah tekanan penuh (stress).
Contoh dari teori ini adalah Dalam suatu kelompok terdapat anggota yang
berasal dari budaya yang berbeda. Yang satu berasal dari Jawa, sedangkan yang
satunya lagi berasal dari Batak. Gaya berbicara orang Jawa cenderung lembut dan
halus, sedangkan orang Batak cenderung kasar dan kencang sehingga timbul
konflik dalam kelompok tersebut karena kesalahpahaman antar individu.
Teori ini lahir dari penelitian Panjang yang dilakukan oleh Irvin L Janis. Janis
menggunakan istilah groupthink untuk menunjukan satu mode berpikir sekelompok
individu yang bersifat kohesif (terpadu) ketika usaha-usaha keras yang dilakukan oleh
para anggota kelompok untuk mencapai mufakat. Menurut (Mulyana, 1999) dalam
(Yasir, 2012) groupthink adalah suatu situasi dalam proses pengembalian keputusan
yang menunjukan timbulnya kemerosotan efisiensi mental, pengujian realitas, dan
penilaian moral yang disebabkan oleh tekanan-tekanan kelompok.
Esensi Teori
Dikutip dari (Yasir, 2012) groupthink merupakan teori yang diasosiasikan
dengan kelompok kecil. Melalui penelitiannya, Raimond Cattel dalam
(Santoso & Setiansyah, 2010: 66) memfokuskan pada kepribadian kelompok
sebagai tahap awal. Berikut adalah pola-pola perilaku kelompok yang dapat
diprediksi, yaitu: 1) Sifat-sifat dari kepribadian kelompok; 2) Struktur internal
hubungan antar anggota; 3) Sifat keanggotaan kelompok.
Asumsi penting teori groupthink seperti yang dikemukakan Turner dan West
(2008: 276) adalah:
1) Terdapat kondisi-kondisi di dalam kelompok yang mempromosikan
kohesivitas tinggi.
2) Pemecahan masalah kelompok pada intinya merupakan proses yang
menyatu.
3) Pengambilan keputusan oleh kelompok seringkali bersifat kompleks.
Kajian dari teori ini menemukan fakta menarik dimana banyak peristiwa penting yang
berdampak luas disebabkan oleh keputusan sekelompok kecil orang, yang mengabaikan
informasi dari luar mereka. Contoh dari teori ini salah satunya adalah peristiwa Pearl Harbour
pada tahun 1941 dimana keputusan fatal diambil karena mengabaikan informasi penting dari
intelejen sebelumnya. Minggu-minggu menjelang penyerangan Pearl Harbour di bulan
Desember 1941 yang menyebabkan Amerika Serikat terlibat Perang Dunia II, komandan-
komandan militer di Hawaii sebetulnya telah menerima laporan intelejen tentang persiapan
Jepang untuk menyerang Amerika Serikat di suatu tempat di Pasifik. Akan tetapi para
komandan justru memutuskan untuk mengabaikan informasi itu. Akibatnya, Pearl Harbour
sama sekali tidak siap untuk diserang. Tanda bahaya tidak dibunyikan sebelum bom-bom
mulai meledak. Alhasil, perang mengakibatkan 18 kapal tenggelam, 170 pesawat udara
hancur dan 3700 orang meninggal dunia.
Asumsi Dasar
Asumsi dasar dari teori ini yaitu kelompok bukanlah sekedar kumpulan
individu, melainkan merupakan suatu satuan dengan ciri dinamika dan emosi
tersendiri. Kelompok-kelompok ini memiliki ciri, yaitu berfungsi pada taraf
tidak sadar yang berdasarkan atas suatu kecemasan dan motivasi yang ada
dalam diri manusia (Mukarom, 2020).
Diluar dari tiga asumsi diatas, Bion mengatakan bahwa tidak menutup kemungkinan
adanya asumsi lainnya, dalam observasinya, Bion menyatakan ketiga asumsi inilah yang
sering terjadi. Mekanisme suatu kelompok bisa saja berubah dari satu asumsi ke asumsi
lainnya, namun ketiga asumsi ini masing-masing berdiri sendiri. Pada saat tertentu, hanya
satu asumsi yang berlaku, tidak bias atau tiga sekaligus.
KESIMPULAN
Dalam memahami esensi dan dinamika fungsi kelompok, tiga teori yang telah kita
telusuri membuka jendela pada kompleksitas interaksi sosial di dalam kelompok. Teori
percakapan kelompok menggarisbawahi pentingnya komunikasi yang efektif dalam
membentuk pemahaman bersama dan pengambilan keputusan kelompok. Pertukaran ide dan
pendapat di dalam kelompok dapat memengaruhi arah serta hasil dari diskusi dan keputusan
bersama.
Danar, A. S., Ilham, A., Oktarina, E., Juniasmar, E., Hadita, F. N., & Ghazali, M. A. (2020).
Komunikasi Kelompok. Palembang: Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Bina
Darma.
Mahyuddin. (2019). Sosiologi Komunikasi Dinamika Relasi Sosial di dalam Era Virtualitas.
Makasar: Penerbit Shofia.
Mukarom, Z. (2020). Teori-Teori Komunikasi. Bandung: Fakultas Dakwah dan Komunikasi
UIN Sunan Gunung Djati.
Prima, A., & Fardiyan, A. R. (2017). Pemikiran Kelompok Dalam Komunitas Untuk
Pengembangan Skill Anggota. Lampung: Jurnal Metakom Universitas Lampung.
Yasir. (2012). Teori Pemikiran Kelompok (Groupthink Theory). Riau: FISIP Universitas
Riau.