Anda di halaman 1dari 7

Hakim memiliki peran dan fungsi yang sangat penting dalam sistem hukum Indonesia, termasuk

menghadapi kekosongan hukum. Dalam situasi seperti ini, hakim dapat mengisi kekosongan hukum dan
melakukan penafsiran atau interpretasi hukum, yang sesuai dengan prinsip bahwa hakim bukan hanya
penegak hukum tetapi juga pembentuk hukum dengan keputusan mereka.

Hakim dapat menafsirkan hukum berdasarkan alasan dan dasar hukum, seperti:

1. Pasal 18B UUD 1945:


 Pasal 18B Undang-Undang Dasar 1945 menyatakan bahwa setiap orang berhak memperoleh
keadilan dan perlakuan yang sama di dalam hukum dan pemerintahan.
 Hakim memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa keadilan ditegakkan, bahkan dalam
situasi kekosongan hukum.

2. Pasal 1 ayat (3) UU No. 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman:


 Pasal 1 ayat (3) UU No. 48 Tahun 2009 menyebutkan bahwa kekuasaan kehakiman dilaksanakan
oleh Mahkamah Agung dan badan peradilan yang berada di bawahnya.
 Hakim sebagai bagian dari kekuasaan kehakiman memiliki peran untuk memberikan putusan
yang adil, termasuk dalam mengisi kekosongan hukum.

3. Doktrin Hukum Indonesia: Prinsip-prinsip umum hukum dan doktrin hukum dapat dijadikan
dasar untuk mengisi kekosongan hukum. Hakim dapat merujuk pada norma-norma hukum yang
berlaku dan prinsip-prinsip keadilan.

4. Peraturan Mahkamah Agung No. 2 Tahun 2002 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan
Peradilan: Peraturan Mahkamah Agung ini memberikan arahan bahwa hakim dalam memutus
perkara harus merujuk pada norma hukum yang berlaku dan menjunjung tinggi keadilan.

Namun, penting untuk diingat bahwa otoritas hakim untuk menafsirkan dan mengisi kekosongan hukum
tidak tanpa batas. Hakim harus terus memastikan bahwa keputusan yang mereka buat sesuai dengan
standar hukum saat ini dan tidak bertentangan dengan prinsip hukum yang berlaku. Berdasarkan
pertimbangan keadilan dan hukum, hakim diharapkan membuat keputusan yang seadil-adil jika terdapat
kekosongan hukum.
Meskipun abstrak tersebut menggunakan bahasa Inggris dengan baik, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan:

1. Struktur Struktural: Abstrak dimulai dengan menjelaskan tujuan dan metode penelitian. Ini juga
memberi pembaca pemahaman tentang fokus dan pendekatan penelitian.
2. Data Sampel dan Populasi: Sudah ada informasi yang cukup tentang populasi, yang terdiri dari 30
siswa, dan demografi sampel, yang terdiri dari 9 laki-laki dan 21 perempuan.
3. Metodologi Penelitian: Tujuan penelitian adalah untuk mengidentifikasi indikator kecerdasan
linguistik verbal, dan disebutkan bahwa metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif.
4. Data Pengumpulan dan Validitas: Peneliti memastikan validitas data dengan melakukan
wawancara dan uji kecerdasan verbal-linguistik.
5. Analisis Informasi: Analisis konten terdiri dari tiga tahap: reduksi data, presentasi data, dan
penarikan kesimpulan atau verifikasi. Ini memberikan kerangka kerja yang jelas untuk
pengolahan data.
6. Indikator Kecerdasan Verbal dalam Bahasa: Diberikan penjelasan mendalam tentang tujuh
indikator kecerdasan linguistik verbal, yang memberikan konteks dan pemahaman yang kuat
tentang temuan penelitian.
7. Kata-kata penting: Hasil utama penelitian didasarkan pada kata kunci yang diberikan, seperti
"indicator", "kepintaran bahasa lisan dan lisan," dan "periode transisi."

Jika kesimpulan disertakan, kesimpulan harus menggambarkan hasil utama penelitian. Kesimpulan juga
harus memberikan ringkasan singkat dari hasil penting dan dapat memberikan arahan untuk penelitian
berikutnya. Sebagai contoh: Studi ini menemukan tujuh indikator kecerdasan linguistik verbal siswa
dalam mata kuliah membaca. Hasil menunjukkan bahwa siswa dengan kecerdasan linguistik verbal
cenderung memiliki pengetahuan awal yang baik tentang menyebutkan kata-kata, menikmati permainan
kata Scrabble, dan dapat bermain teka-teki lidah untuk menghibur diri sendiri dan orang lain. Hasil ini
menunjukkan perkembangan pendidikan bahasa dan kecerdasan linguistik verbal selama masa transisi.

Hasil menunjukkan temuan penting dan memberikan konteks untuk relevansinya dalam pendidikan dan
masa transisi siswa.
Of course! Let's talk about the queries:

1. What separates a CV from a cover letter:


a. Cover note:
 Goal: When you apply for a job, a cover letter is a document that goes with your CV
or resume. It acts as an introduction and a way to draw attention to important
credentials and work history that are pertinent to the role.
 Content: A standard cover letter consists of a succinct introduction, a justification of
your suitability for the position, and a statement indicating your interest in the
position and your preparedness for an interview.
 Length: Usually one page, it is shorter than a CV.
b. Resume or Curriculum Vitae:
 The purpose of a CV is to give a thorough overview of a person's professional and
educational background. It is a more thorough and organized summary of one's
credentials.
 Content: Personal information, education, work experience, talents, publications,
awards, and other pertinent information are all included in the parts of a CV. It is an
exhaustive list of accomplishments and encounters.
 Length: The length of a CV can vary, although it is often longer than a cover letter. It
also depends on the industry and the person's professional stage.

To sum up, a cover letter is a focused communication that presents and elucidates the
information contained in your curriculum vitae. It enables you to convey your interest in a
particular role and show how your qualifications match those needed for the role.

2. The Value of Resumes for Job Seekers and the Content to Include:
a. Relevance:
 First Impression: A prospective employer's initial impression of you is frequently based
on your resume. It highlights your skills and accomplishments, assisting employers in
determining whether you're a good fit for the position.
 Selection Criteria: CVs are frequently used by employers as a screening and shortlisting
technique. Your chances of being chosen for an interview are increased by a well-written
resume.
 Professional Branding: By emphasizing your accomplishments and strengths, a CV helps
you to professionally brand yourself.
b. Details to Provide:
 Full name and contact information are personal details.
 A succinct explanation of your professional aspirations and the value you can add to
the role is your objective or personal statement.
 Education: A summary of one's academic background.
 Work Experience: A chronological summary of prior positions held, together with
duties and accomplishments.
 Skills: Relevant soft and technical skills for the position.
 Publications, Honors, Certifications: Any other noteworthy achievements.
 References: You may provide references here at your discretion or indicate that they
are accessible upon request.

An organized and customized CV gives a thorough summary of your work history and assists
employers in determining whether you are a good fit for the role.
Ayat tentang Perintah untuk Mengamati Alam atau Eskplorasi Sains:

"Allah yang menciptakan langit dan bumi serta apa yang ada di antara keduanya dalam enam
masa, kemudian bersemayam di atas 'Arsy. Tidak ada bagi-Nya seorang penolongpun di
antara mereka dan tidak ada yang membela (dari siksa-Nya)." (Q.S. Al-Furqan: 59)

Tafsir: Ayat ini menekankan penciptaan langit, bumi, dan segala sesuatu yang terletak di
antaranya. Perintah untuk melihat dan mempelajari ciptaan Allah digambarkan sebagai
ajakan untuk penelitian ilmiah. Dengan menggunakan akal dan pengetahuan mereka,
ilmuwan beragama Islam diharapkan dapat memahami dan mengungkap rahasia alam
semesta yang mencerminkan kebesaran Allah.

Tanggung Jawab Ilmuwan Muslim: Dalam melaksanakan pekerjaannya, seorang ilmuwan


muslim memiliki tanggung jawab etika, moral, dan keagamaan, termasuk:

1. Pemahaman Keamanan Alam: Memahami bahwa alam semesta ini adalah ciptaan
Tuhan dan mengeksplorasi sains sebagai cara untuk mendekati kebesaran-Nya.
2. Integritas Ilmiah: Penelitian harus dilakukan dengan benar, jujur, dan tanpa bias, dan
menghormati nilai-nilai ilmiah dan etika.
3. Penggunaan Ilmu untuk Kebaikan: menggunakan pengetahuannya untuk
kemaslahatan lingkungan dan umat, dan memastikan bahwa inovasi dan penelitian
menguntungkan.
4. Pengembangan Kode Etik untuk Penelitian: menjalankan penelitian sesuai dengan
etika, yang mencakup perlindungan hak asasi manusia, perlakuan etis terhadap
subjek penelitian, dan transparansi dalam pelaporan hasil.
5. Kemampuan untuk Memahami Keterbatasan Manusia: Memahami bahwa manusia
tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang alam semesta untuk tetap rendah
hati terhadap kebesaran Allah.
6. Instruksi dan Pelatihan: berbagi informasi dan memberi tahu orang lain tentang hasil
penelitian dan bagaimana mereka berdampak pada kehidupan sehari-hari.
7. Penciptaan Karakter Islam: mempertahankan sifat-sifat keislaman saat melakukan
penelitian ilmiah, seperti kesabaran, ketekunan, dan rendah hati.

Seorang ilmuwan muslim diharapkan dapat berkontribusi positif pada kemajuan ilmu
pengetahuan dan kesejahteraan manusia dengan memadukan keilmuan dengan nilai-nilai
keislaman.
Tata cara pembebasan lahan untuk kepentingan umum di Indonesia diatur oleh beberapa
peraturan, di antaranya adalah:

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk
Kepentingan Umum:

Menjelaskan prosedur dan prinsip pengadaan tanah untuk kepentingan umum.

Memberikan dasar hukum bagi pemerintah untuk melakukan pembebasan lahan.

Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Pengadaan Tanah Bagi
Pembangunan Untuk Kepentingan Umum:

Merinci lebih lanjut prosedur pelaksanaan pengadaan tanah, termasuk penilaian tanah dan
penentuan ganti rugi.

Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 2
Tahun 2012 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk
Kepentingan Umum:

Memberikan petunjuk teknis untuk pelaksanaan pengadaan tanah, termasuk tata cara
penilaian dan penentuan ganti rugi.

Keputusan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 52
Tahun 2015 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pembayaran Ganti Rugi:

Mengatur persyaratan dan tata cara pembayaran ganti rugi kepada pemilik lahan.

Pedoman Pelaksanaan Evaluasi Dampak Lingkungan dan Sosial (Evaluasi Amdal/S)


Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR):

Mewajibkan penyusunan Evaluasi Dampak Lingkungan dan Sosial (Evaluasi Amdal/S) sebagai
bagian dari persiapan proyek, termasuk proyek infrastruktur.
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Untuk Pembangunan untuk
Kepentingan Umum mengatur bagaimana lahan diberikan untuk kepentingan umum. Tata cara
pembebasan lahan yang tepat adalah sebagai berikut:

1. Proses Identifikasi dan Persiapan:


 Pemerintah mengidentifikasi lahan untuk proyek umum seperti pembangunan jalan tol.
 Rencana pembangunan dan kebutuhan lahan mempertimbangkan dampak sosial dan
lingkungan.
2. Sosialisasi:
 Masyarakat yang terkena dampak menerima informasi tentang rencana pembangunan.
 Untuk mendapatkan dukungan dan pemahaman, tujuan, keuntungan, dan dampak proyek
dijelaskan secara transparan.
3. Evaluasi Tanah dan Perbaikan Rugi:
 Berdasarkan hasil penilaian yang dilakukan oleh kelompok penilai yang berpengalaman,
proposal ganti rugi diberikan kepada pemilik lahan.
4. Konsultasi dan Perundingan:
 Untuk mencapai kesepakatan mengenai nilai ganti rugi, pemerintah berkonsultasi dan
bernegosiasi dengan pemilik lahan.
 Beri kesempatan untuk berunding dan bertukar pendapat.
5. Penetapan untuk Pengganti Rugi:
 Jika kesepakatan tidak tercapai, pemerintah dapat menetapkan jumlah ganti rugi melalui
lembaga penyelesaian sengketa tanah atau proses hukum.
6. Pembebasan Lingkungan:
 Setelah ada kesepakatan atau penetapan ganti rugi, pemerintah dapat melakukan
pembebasan lahan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.
7. Pembayaran untuk Ganti Rugi:
 Sesuai dengan kesepakatan atau penetapan, pembayaran ganti rugi dilakukan kepada
pemilik lahan.
8. Proses Pelaksanaan Proyek:
 Proyek dilanjutkan sesuai rencana setelah pembebasan lahan dan pembayaran ganti
rugi.
9. Observasi dan Evaluasi:
 Diawasi pelaksanaan proyek dan dampak pada masyarakat setempat. Evaluasi dilakukan
untuk memperbaiki prosedur pembebasan lahan di masa mendatang.

Dalam proses pembebasan lahan untuk kepentingan umum, transparansi, partisipasi masyarakat, dan
keadilan adalah prinsip penting. Hal ini menciptakan landasan yang kuat untuk menghormati hak-hak
masyarakat yang terdampak dan mendukung pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan.

Anda mungkin juga menyukai