Anda di halaman 1dari 9

Makalah

TEORI PROSES KELOMPOK


Disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Psikologi Sosial
Dosen Pengampu : Hj. Fatimah, M.Pd.

Disusun Oleh :

Ria Ulandari
Siti Khoerunnisa

PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING ISLAM (BKI)


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT UMMUL QURO AL-ISLAMI BOGOR
2022-2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur marilah kita panjatkan kepada kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Psikologi
Sosial ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-nya tentun nya kami tidak akan
sanggup menyelesaikan makalah ini dengan baik
Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi besar
Muhammad Shalallahu`allaihi Wasalam. Yang mana telah membawa banyak perubahan
salah satunya dengan merubah nya zaman dari zaman kegelapan hingga ke zaman terang
menderang, yang mana senantiasa kita harapkan syafaat-nya di yaumil akhir nanti. Amiin
Penyusunan makalah ini merupakan tugas mata kuliah Psikologi Sosial di
semester 3, dalam penulisan makalah ini, tentunya masih banyak sekali kekurangan dan
masih jauh dari kesempurnaan, maka saran dan kritik yang konstruktif dari semua pihak
sangat di harapkan demi penyempurnaan selanjutnya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembacanya. Baik itu dosen
pengampu selaku penilai makalah, mahasiswa/i ataupun bagi masyarakat umum.

Bogor, 03 November 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB Ⅰ PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB Ⅱ PEMBAHASAN
A. Sintalitas Kelompok
B. Prestasi Kelompok
C. Model Kontingensi Bagi Efektifitas Kepemimpinan
D. Model Deskriptif Dari Respons Sosial
BAB Ⅲ PENUTUP
A. KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA
BAB Ⅰ

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pada umumnya, manusia dilahirkan seorang diri ke dunia, akan tetapi itu tidak
berarti bahwa manusia secara alami merupakan makhluk individu semata. Pada
dasarnya, manusia adalah makhluk yang memiliki naluri untuk hidup bersama
dengan manusia-manusia lain. Ia juga memiliki hasrat menjadi satu dengan
lingkungan alam nya, mengapa manusia senantiasa ingin hidup bersama ? selain
karena nalurinya, hal itu juga di sebabkan oleh kenyataan bahwa manusia tidak
sempurna. Ia memiliki sejumlah kelemahan sehingga ia membutuhkan oranglain.
Didalam hubungan antara manusia dengan manusia, yang agak nya paling
penting adalah reaksi yang timbul sebagai akibat hubungan-hubungan timbal
balik. Reaksi tersebutlah yang menyebabkan tindakan seseorang menjadi
bertambah luas. Di dalam memberikan reaksi tersebut ada satu kecendrungan
manusia untuk memberikan keserasian dengan tindakan-tindakan oranglain.
BAB Ⅱ
PEMBAHASAN

A. SINTALITAS KELOMPOK

Sintalitas kelompok merupakan perwujudan dari proses komunikasi dari suatu


kelompok. Bahwa dalam suatu kelompok haruslah memiliki kepribadian yang
dapat di pelajari. Dengan ini dikatakan sebagai pengembang psikologi yang
dinamakan psikologi kepribadian kelompok.
Sintalitas dapat diartikan sebagai kepribadian suatu kelompok atau lebih tepat
sebagai efek yang dimiliki kelompok atau lebih tepat sebagai efek yang dimiliki
kelompok secara total, mencakup kebersamaan, dinamika, temperamen, dan
kemampuan kelompok.
 DIMENSI KELOMPOK
a) Sifat – sifat sintalitas → pengaruh adanya kelompok sebagai
keseluruhan,
b) Sifat – sifat struktur kelompok → hubungan antara anggota kelompok
c) Sifat – sifat populasi → sifat rata-rata anggota kelompok
 DINAMIKA SINTALITAS KELOMPOK
− Eksistensi kelompok tergantung pada kebutuhan individu anggota nya
− Kelompok-kelompok biasanya saling overlapping (tupang tindih)
Kita dapat menyimpulkan sintalitas kelompok dari perilaku yang tampak,
misalnya agresifitas suatukelompok terhadap kelompok lain. Sifat-sifat struktur
internal adalah hubungan antar anggota kelompok yangsifat strukturnya di
pantulkan dalam pola organisasi keleompok. Contoh ya seperti peran, klik, status,
dan jaringan komunikasi.

B. PRESTASI KELOMPOK
Prestasi kelompok pertama kali di temukan oleh Stogdil pada tahun 1959.
Raph Stogdill adalah professor emeritus ilmu manajemen dan psikologi di Ohio
State University dan di kenal secara internasional untuk penelitian dan publikasi
tentang kepemimpinan dan organisasi. Menurutnya, kelompok adalah suatu
system intraksi yang terbuka.
Stogdil menganggap bahwa teori-teori tentag kelompok pada umumnya di
dasarkan pada konsep tentang intraksi yang memiliki kelemahan teoritis tertentu.
Maka dari itu, ia mengajuan teori prestasi kelompok.
Teori prestasi di kembangkan oleh 3 teori dengan proses yang berbeda :
- Orientasi penguat → teori-teori tentang belajar, bagaimana mereka belajar
- Orientasi lapangan → teori-teori tentang interaksi, bagaimana cara mereka
membina hubungan relasi yang baik, menjaga hubungan baik dan
menyelesaikan konflik secara baik
- Orientasi kognitif → tentang harapan, apa saja tujuan mereka, bagaimana
mereka mencapai tujuan mereka, dan lain-lain.
Asumsi dasar dari teori ini adalah proses terjadi nya dalam kelompok dimana
dimulai dari masukan ke keluaran variable-variable media. Di dalm teori ini
terdapat input atau data masukan. Variable atau media dan output atau hasil dari
kelompok berupa prestasi. Dimana pengertian nya adalah sebagai berikut :
1) Input (data)
Masukan dari anggota merupakan sumber input. Menurut Stogdill,
kelompok adalah suatu system intraksi yang terbuka. Sedangkan yang
dimaksud system terbuka adalah keadaan dimana individu-individu
anggota kelompok bebas untuk memasuki atau keluar dari kelompk tanpa
menggangu identitas kelompok. Ada 3 elemen penting yang masuk dalam
masukan anggota yaitu intraksi sosial, performace, dan harapan.
2) Variable (media)
Yaitu menjelaskan mengenai beroprasi dan berfungsinya suatu kelompok.
Dan elemen-elemen yang ada di dalamnya yaitu :
a. Struktur formal
Waktu kelompok sudah terorganisir, sebuah posisi yang dimana akan
menjadi sebuah kelompok tidak lagi individu. Dalam posisi terdapat :
− Status
Status ini hanya bisa dinilai dengan menghubungkan satu posisi
dengan posisi lain sehingga terlihat berbedaan diantara statuslain
− Fungsi
Bagaimana peran sumbangan seseorang di dalam tujuan kelompok itu’
b. Struktur peran
Stogdill menyatakan bahwa orang-orang dalam posisi yang sama
memiliki peran yang berbeda. Ini dikarenakan 2 hal yang termasuk
dalam peran nya yaitu :
- Tanggung jawab ( responsibility )
- Otoritas
3) Output
Prestasi kelompok diartikan sebagai efektifitas kelompok dalam mencapai
tujuan. Terdapat 3 unsur dalam prestasi kelompok yaitu, produktifitas,
moral, dan kesatuan.

C. MODEL KONTINGENSI BAGI EFEKTIFITAS KEPEMIMPINAN

Teori Kontingensi, teori Ini adalah penyempurnaan dari sudut pandang


situasional yang terfokus pada identifikasi variabel-variabel situasional yang
paling memprediksi gaya kepemimpinan yang paling tepat atau efektif agar
sesuai dengan keadaan tertentu. Penekanan para pemimpin situasional
berkaitan  dengan  kinerja dan variabel pengikut.  Pergeseran dari sifat-sifat
dan keterampilan untuk perilaku (misalnya, tingkat energi dan keterampilan
komunikasi, klarifikasi peran dan motivasi staf). Era ini banyak dipengaruhi
oleh munculnya Teori Hubungan Manusia, dan Ilmu Perilaku.
Premis teori kontingensi bahwa kepemimpinan optimal dicapai hanya dengan
sintesis persyaratan situasi dengan pemimpin, baik oleh pemimpin yang cocok
dengan situasi, atau dengan pencocokan perilaku pemimpin dengan situasi.
Pendekatan ini berasumsi bahwa perilaku pemimpin dapat disesuaikan dengan
situasi, dan oleh karena itu, teori ini memiliki potensi yang kuat untuk
mengembangkan dan meningkatkan kepemimpinan (Pinto, Jeffrey K. Et all,
1998). Interaksi antara berbagai jenis perilaku kepemimpinan (misalnya
berorientasi tugas dan sosio-emosional kepemimpinan) mungkin lebih
berkaitan dengan bagaimana mereka digabungkan dibandingkan dengan
frekuensi atau intensitasnya. Sebuah alternatif konsepsional dari interaksi,
pendekatan interaksi dalam jangka panjang menghadirkan “efek
kepemimpinan berorientasi tugas dan sosio-emosional kepemimpinan,
tergantung pada bagaimana hal tersebut digabungkan". Mengkombinasikan
aspek faktor-faktor gaya kepemimpinan secara sekuensi  dan  temporal dari
perilaku kepemimpinan, cara ini dapat mempengaruhi taktik kepemimpinan
dalam mencapai efektivitasnya, Menurut House, tingkah laku pemimpin dapat
dikelompokkan dalam 4 kelompok:
a. supportive leadership : menunjukkan perhatian terhadap kesejahteraan
bawahan dan menciptakan iklim kerja yang bersahabat,
b. directive leadership : mengarahkan bawahan untuk bekerja sesuai dengan
peraturan, prosedur dan petunjuk yang ada,
c. participative leadership : konsultasi dengan bawahan dalam pengambilan
keputusan
d. achievement-oriented leadership : menentukan tujuan organisasi yang
menantang dan menekankan perlunya kinerja yang memuaskan..

D. MODEL DESKRIPTIF DAN RESPON SOSIAL

Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk


mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun
fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas,
karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena
yang satu dengan fenomena lainnya. Penelitian deskriptif merupakan penelitian
yang berusaha mendeskripsikan dan menginterpretasikan sesuatu,
misalnyakondisi atau hubungan yang ada, pendapat yang berkembang, proses
yang sedang berlangsung, akibat atau efek yang terjadi, atau tentang
kecendrungan yang tengah berlangsung.[1]
Furchan menjelaskan bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian yang
dirancang untuk memperoleh informasi tentang status suatu gejala saat penelitian
dilakukan. Lebih lanjut dijelaskan, dalam penelitian deskriptif tidak ada perlakuan
yang diberikan atau dikendalikan serta tidak ada uji hipotesis sebagaimana yang
terdapat pada penelitian eksperimen.
Penelitian lebih jauh mengenai apa dan bagaimana yang disebut dangan metode
penelitian deskriptif ini akan menjadi lebih jelas bilamana kita melihat berbagai
pandangan para pakar mengenai metode tersebut, diantaranya:
1. Menurut Whitney metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan
interprefasi yang tepat.
2. Menurut Moh.Nazir menerangkan bahwa penelitian deskriptif mempelajari
masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku di masyarakat
serta situasi-situasi tertentu termasuk tentang hubungan kegiatan-kegiatan, skiap-
sikap, pandangan-pandangan serta proses-proses yang sedang berlangsung dan
pengaruh dari suatu fenomena.
3. Menurut Mely. G. Tan yang mengemukakan bahwa penelitian yang bersifat
deskriptif, bertujuan menggambarkan secara tepat suatu sifat-sifat individu,
keadan, gejala atau kelompok-kelompok tertentudalam suatau masyrakat.[2]

Pengertian Respon Menurut Djalaludin Rakhmat, respon adalah suatu kegiatan


(activity) dari organisme itu bukanlah semata-mata suatu gerakan yang positif,
setiap jenis kegiatan yang ditimbulkan oleh suatu perangsang dapat juga disebut
respon. Secara umum respon atau tanggapan dapat diartikan sebagai hasil atau
kesan yang didapat (ditinggal) dari pengamatan tentang subjek, peristiwa atau
hubunganhubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan
menafsirkan pesan-pesan (Jalaludin Rahmat,, 1999: 51). Menurut Soenarjo, istilah
respon dalam komunikasi adalah kegiatan komunikasi yang diharapkan
memunyai hasil atau setelah komunikasi dinamakan efek. Suatu kegiatan
komunikasi itu memberikan efek berupa respon dari komunikasi terhadap suatu
pesan yang dilancarkan oleh komunikator (Soenarjo dan Djoenarsih S. Soenajo,
1983: 25). Ahmad Subandi mengemukakan respon dengan istlah balik (feedback)
yang memiliki peranan atau pengaruh ynag besar dalam menentukan baik atau
tidaknya suatu komunikasi (Ahmad Subandi, 1982:50). Dengan adanya respon
yang disampaikan dari komunikan kepada komunikator maka akan menetralisir
kesalahan penafsiran dalam sebuah proses komunikasi.

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN

sintalitas kelompok dari perilaku yang tampak, misalnya agresivitas suatu


kelompok terhadap kelompok lain. Sifat-sifat struktur internal adalah hubungan
antaranggota kelompok yang sifat strukturnya dipantulkan dalam pola organisasi
kelompok. Contoh struktur internal seperti peran, klik, status dan jaringan
komunikasi. Peranan seorang pemimpin didalam organisasi sangat menentukan
karena dia merupakan motor penggeraknya organisasi untuk mencapai sasaran .
Di dalam menjalankan perannya itu tidaklah setiap pemimpin itu efektif di dalam
menjalankan tugasnya, hal ini mungkin karena dia tidak mempunyai bakat atau
tidak terdidik khusus untuk menjadi pemimpin.

DAFTAR PUSTAKA

Morissan,Metode Penelitian Survei, Jakarta: Kencana, 2012


Hadjar, Ibnu, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kwantitatif Dalam Pendidikan,
Jakarta: PT Raja Grafimdo Persada 1999.
Zuriah, Nurul, Metodologi Penelitian Sosial Dan Pendidikan, Jakarta: PT Bumi Aksara
2006
            Margono,S, Metodology penelitian pendidikan,Jakarta: rineka cipta,2010
Sarwono. Sarlito Wirawan. 2002. Teori Psikologi Sosial
Venus.Antar, M.A. 2004. Manajemen Kampanye
http://psikologikelompok-ryano.blogspot.com/2010/10/teori-prestasi-produktivitas-
kelompok_09.html

Anda mungkin juga menyukai