Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi rahmat dan karunia-
Nya sehingga bisa mengerjakan makalah ini sampai selesai. Makalah ini berjudul “Lingkungan
Kerja” yang berisi tentang lingkungan kerja yang baik beserta keselamatan dan kesehatan dalam
lingkungan kerja. Dengan adanya lingkungan kerja yang baik dan standar sesuai dengan peraturan
standar industri, pihak-pihak yang terlibat dalam industry dapat bekerja dengan nyaman dan
mengurangi rasa kekhawatirn akan kecelakaan kerja. Dalam pembuatan makalah ini, saya banyak
dibantu oleh berbagai pihak terutama dalam pengumpulan materi. Oleh karena itu saya
mengucapkan terimakasih kepada pihak yang telah membantu. Dengan selesainya makalah ini
bukan berarti telah menyempurnakan makalah ini. Saya menyadari bahwa makalah ini jauh dari
kesempurnaan. Hal ini dikarenakan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan saya. O;eh karena
itu saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk pengembangan makalah
selanjutnya. Semoga makalah dengan judul “Standar lingkungan Kerja” ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut Nitisemito (2001) ”Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar
para pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugastugas yang
diembankan.” Lingkungan kerja yang kondusif memberikan rasa aman dan memungkinkan
para pegawai untuk dapat berkerja optimal. Lingkungan kerja dapat mempengaruhi emosi
pegawai. Jika pegawai menyenangi lingkungan kerja dimana dia bekerja, maka pegawai
tersebut akan betah di tempat kerjanya untuk melakukan aktivitas sehingga waktu kerja
dipergunakan secara efektif dan optimis prestasi kerja pegawai juga tinggi. Lingkungan
kerja tersebut mencakup hubungan kerja yang terbentuk antara sesama pegawai dan
hubungan kerja antar bawahan dan atasan serta lingkungan fisik tempat pegawai bekerja.
Faktor lingkungan kerja sangat berpengaruh terhadap performansi kerja yang pada
akhirnya akan berpengaruh terhadap produktivitas pekerja. Menurut Alex S Nitisemito
(2000:183) mendefinisikan lingkungan kerja sebagai berikut : “Lingkungan kerja adalah
segala sesuatu yang ada disekitar para pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya dalam
menjalankan tugas-tugas yang diembankan”. Jenis lingkungan kerja terbagi menjadi dua:
(a) lingkungan kerja fisik, dan
(b) lingkungan kerja non fisik.
Dengan adanya standar lingkungan kerja yang sesuai, maka kebutuhan factor-faktor dalam
lingkungan kerja dapat dipenuhi oleh industry maupun perusahaan. Dengan terpenuhinya
factor tersebut, karyawan yang bekerja dapat lebih nyaman dalam melaksanakan
perjaannya. Industri di Indonesia masih banyak yang belum memperhatikan factor-faktor
tersebut. Sehingga belum memnuhi standar lingkungan kerja yang sudah ditentukan oleh
Standar Nasional Indonesia (SNI).

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu lingkungan kerja
2. Jenis-jenis lingkungan kerja
3. Apa saja faktor yang mempengaruhi lingkungan kerja
4. Mengetahui kesehatan dan keselamat kerja (K3) dalam lingkungan kerja.
5. Memahami manfaat lingkungan kerja.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Lingkungan Kerja

Lingkungan Kerja menurut Nitisemito (2002:183) adalah sebagai sesuatu yang ada
disekitar para pekerja dan yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-
tugas yang dibebankan. Menurut Robbins (2002) yang berpendapat bahwa lingkungan
kerja merupakan lingkungan dimana karyawan tersebut melakukan tuga-tugasnya dan
pekerjaan sehari-hari. Menurut Suwarto (dalam simon:2014) lingkungan kerja merupakan
tempat dimana pegawai melakukan aktifitas kerja setiap hari. Lingkungan kerja yang
kondusif memberikan rasa aman dan memungkinkan pegawai untuk bekerja secara
optimal. Sedarmayanti (2007:119) mendefinisikan bahwa lingkungan kerja adalah segala
sesuatu yang ada di sekitar para pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya dalam
menjalankan tugas-tugas yang yang diembankan. Menurut Ahyari (1999:124) lingkungan
kerja adalah tempat dimana karyawan tersebut melaksanakan tugas dan pekerjaan sehari-
hari.

Maka dapat disimpulkan bahwa lingkungan kerja merupakan suatu lingkup atau ruang
yang terdapat pada seseorang yang bekerja pada suatu tempat atau perusahaan dan
mempengaruhi kondisi fisik serta mental secara langsung dalam menyelesaikan tugas
dalam pekerjaannya.

B. Jenis Lingkungan Kerja


1. Lingkungan kerja fisik
Menurut Sedarmayanti (2001:21), Lingkungan kerja fisik adalah semua keadaan
berbentuk fisik yang terdapat di sekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi
karyawan baik secara langsung maupun scara tidak langsung. Lingkungan kerja fisik
dapat dibagi dalam dua kategori, yakni :
a. Lingkungan yang langsung berhubungan dengan karyawan (Seperti: pusat kerja,
kursi, meja dan sebagainya)
b. Lingkungan perantara atau lingkungan umum dapat juga disebut lingkungan kerja
yang mempengaruhi kondisi manusia, misalnya :temperatur, kelembaban, sirkulasi
udara, pencahayaan, kebisingan, getaran mekanis, bau tidak sedap, warna, dan lain-
lain.
Untuk dapat memperkecil pengaruh lingkungan fisik terhadap karyawan, maka langkah
pertama adalah harus mempelajari manusia, baik mengenai fisik dan tingkah lakunya
maupun mengenai fisiknya, kemudian digunakan sebagai dasar memikirkan
lingkungan fisik yang sesuai.
2. Lingkungan kerja non-fisik
Menurut Sedarmayanti (2007) menyatakan bahwa lingkungan kerja non fisik adalah
semua keadaan yang terjadi yang berkaitan dengan hubungan kerja, baik dengan atasan
maupun dengan sesama rekan kerja ataupun hubungan dengan bawahan”. Lingkungan
kerja non fisik ini merupakan lingkungan kerja yang tidak bisa diabaikan. Menurut
Nitisemito (2001) perusahan hendaknya dapat mencerminkan kondisi yang mendukung
kerja sama antara tingkat atasan, bawahan maupun yang memiliki status jabatan yang
sama di perusahaan. Kondisi yang hendaknya diciptakan adalah suasana kekeluargaan,
komunikasi yang baik dan pengendalian diri. Membina hubungan yang baik antara
sesama rekan kerja, bawahan maupun atasan harus dilakukan karena kita saling
membutuhkan. Hubungan kerja yang terbentuk sangat mempengaruhi psikologis
karyawan. Menurut Mangkunegara (2009), untuk menciptakan hubungan hubungan
yang harmonis dan efektif, pimpinan perlu: 1) meluangkan waktu untuk mempelajari
aspirasi-aspirasi emosi pegawai dan bagaimana mereka berhubungan dengan tim kerja
dan 2) menciptakan suasana yang meningkatkatkan kreativitas. Pengelolaan hubungan
kerja dan pengendalian emosional di tempat kerja itu sangat perlu untuk diperhatikan
karena akan memberikan dampak terhadap prestasi kerja pegawai. Hal ini disebabkan
karena manusia itu bekerja bukan sebagai mesin. Manusia mempunyai perasaan untuk
dihargai dan bukan bekerja untuk uang saja.
C. Faktor Lingkungan Kerja
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Lingkungan Kerja
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi lingkungan kerja, seperti yang dikemukakan
Sedarmayanti (1996:5), yaitu:
1. Penerangan
Berjalannya suatu perusahaan tak luput dari adanya faktor penerangan, begitu pula untuk
menunjang kondisi kerja penerangan memberikan arti yang sangat penting.Salah satu
faktor yang penting dari lingkungan kerja yang dapat memberikan semangat dalam bekerja
adalah penerangan yang baik.Karyawan yang terlibat dalam pekerjaan sepanjang hari
rentan terhadap ketegangan mata yang disertai dengan keletiah mental, perasaan marah dan
gangguan fisik lainnya.Dalam hal penerangan di sini tidak hanya terbatas pada penerangan
listrik tetapi juga penerangan matahari. Penerangan yang baik dapat memberikan kepuasan
dalam bekerja dan tentunya akan meningkatkan produktivitas, selanjutnya penerangan
yang tidak baik dapat memberikan ketidak puasan dalam bekerja dan menurunkan
produktivitas. Hal ini disebabkan karena penerangan yang baik tentunya akan
memudahkan para karyawan dalam melakukan aktivitas.
Ciri-ciri penerangan yang baik menurut Sofyan Assauri (1993:31) adalah sebagai berikut:
a. Sinar cahaya yang cukup.
b. Sinarnya yang tidak berkilau dan menyilaukan.
c. Tidak terdapat kontras yang tajam.
d. Cahaya yang terang.
e. Distribusi cahaya yang merata.
f. Warna yang sesuai.

2. Suhu Udara
Lingkungan kerja dapat dirasakan nyaman manakala ditunjang oleh beberapa faktor, salah
satu faktor yang memberikan andil adalah suhu udara.Suhu udara dalam ruangan kerja
merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan oleh manajemen perusahaan agar
karyawan dapat bekerja dengan menggunakan seluruh kemampuan sehinggan
menciptajkan hasil yang optimal.
Selain suhu udara, sirkulasi udara di tempat kerja perlu diperhatikan juga.Bila sirkulasi
udara baik maka udara kotor yang ada dalam ruangan bisa diganti dengan udara yang bersih
yang berasal dari luar ruangan.
Berbicara tentang kondisi udara maka ada tiga hal yang menjadi fokus perhatian yaitu
kelembaban, suhu udara dan sirkulasi udara.Ketiga hal tersebut sangat berpengaruh
terhadap aktivitas para pekerja.Bagaimana seorang staf administrasi dapat bekerja secara
optimal bila keadaan udaranya sangat gerah. Hal tersebut akhirnya dapat menurunkan
semangat kerja karena dipengaruhi oleh turunnya konsentrasi dan tingkat stress karyawan.
Mengenai kelembaban, suhu udara dan sirkulasi udara dijelaskan oleh Sritomo
Wignosubroto (1989:45) sebagai berikut:
a. Kelembaban
Kelembaban udara adalah banyaknya air yang terkandung di dalam udara. Kelembaban ini
sangat berhubungan atau dipengaruhi oleh temperatur udara. Suatu keadaan di mana
temperatur udara sangat panas dan kelembaban tinggi akan menimbulkan pengurangan
panas dari tubuh secara besar-besaran.
b. Suhu Udara
Tubuh manusia akan selalu berusaha untuk mempertahankan keadaan normal dengan suatu
sistem tubuh yang sempurna sehingga dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-
perubahan yang terjadi di luar tubuh tersebut. Produktivitas manusia akan mencapi tingkat
yang paling tinggi pada temperatur sekitar 24-27ºC.
c. Sirkulasi Udara
Udara disekitar kita dikatakan kotor apabila keadaam oksigen di dalam udara tersebut telah
berkurang dan bercampur gas-gas lainnya yang membahayakan kesehatan tubuh.Hal ini
diakibatkan oleh perputaran udara yang tidak normal.
Kotoran udara disekitar kita dapat dirasakan dengan sesaknya pernafasan. Ini tidak boleh
dibiarkan, karena akan mempengaruhi kesehatan tubuh dan akan cepat membut tubuh kita
lelah. Sirkulasi udara dengan memberikan ventilasi cukup akan membantu penggantian
udara kotor dengan udara bersih.
Seperti yang diungkapkan oleh Sritomo Wignjosoebroto (1989:50) pengaruh temperatur
udara terhadap manusia bisa dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 2.1 Pengaruh Temperatur Terhadap Aktivitas Manusia

Temperature Pengaruh Terhadap Manusia

Kurang lebih Temperatur yang dapat ditahan


49ºC sekitar 1 jam, tetapi jauh di atas
tingkat kemampuan fisik dan
mental. Lebih kurang 30ºC
aktiviatas mental dan daya tanggap
cenderung membuat kesalahan
dalam pekerjaan. Timbul kelelahan
fisik dan sebagainya

Kurang dari Aktivitas mental dan daya tanggap


30ºC mulai menurun dan cenderung
untuk membuat kesalahan dalam
pekerjaan dan menimbulkan
kelelahan fisik

Kurang lebih Yaitu kondisi optimum (normal)


24ºC bagi manusia

Kurang dari Kelakuan ekstrim mulai muncul


24ºC

3. Bising
Untuk meningkatkan produktivitas kerja suara yang mengganggu perlu dikurangi. Di
lingkungan Call Center Telkomsel suasana tenang sangat diperlukan karena pada saat
officer online melayani pelanggan harus terbebas dari suara lain yang bisa terdengar oleh
pelanggan. Suara bising ditimbulkan dari suara para officer yang online pada saat
bersamaan dalam satu ruangan bisa mengganggu konsentrasi officer itu sendiri pada saat
bekerja.
Bunyi bising dapat mengganggu konsentrasi dalam bekerja, untuk itu suara-suara ribut
harus diusahakan berkurang.Turunya konsentrasi karena ditimbulkan oleh suara bising
dapat berdampak pada meningkatnya stres karyawan.
Menurut Sedarmayanti (1996:26) ada tiga aspek yang menentukan kualitas suara bunyi
yang bisa menimbulkan tingkat gangguan terhadap manusia, yaitu:
a. Lama bunyi
Lama waktu bunyi terdengar. Semakin lama telinga kita mendengar kebisingan maka
semakin buruk akibatnya bagi pendengaran (tuli).
b. Intensitas kebisingan
Intensitas biasanya diukur dengan satuan desibel (dB), yang menunjukan besarnya arus
energi persatuan luas dan batas pendengaran manusia mencapai 70 desibel.
c. Frekuensi
Frekuensi suara menunjukan jumlah dari gelombang-gelombang suara yang sampai de
telinga kita setiap detik yang dinyatakan dalam jumlah getaran perdetik atau Hertz (HZ).
Dari pendapat di atas dapat dikatakan bahwa telinga manusia memiliki batasan dalam
pendengaran. Batas pendengaran manusia mencapai 70 desibel, jika suara yang didengar
manusia melebihi batas tersebut maka konsentasi manusia akan mudah kabur. Gangguan-
gangguan seperti ini hendaknya dihindari agar semangat kerja tetap stabil dan produktivitas
kerja menjadi optimal.

4. Penggunaan Warna
Warna ruangan mempunyai pengaruh terhadap gairah kerja dan semangat para
karyawan.Warna ini berpengaruh terhadap kemampuan mata melihat objek dan memberi
efek psikologis kepada para karyawan karena warna mempuyai pengaruh besar terhadap
perasaan seseorang.Sifat dan pengaruh warna kadang-kadang menimbulkan rasa senang,
ceria atau sumpek dan lain-lain.
Berdasarkan hal yang dikemukakan di atas maka perusahaan harus memperhatikan
penggunaan warna agar dapat mempengaruhi semangat dan gairah kerja para
karyawannya.Untuk ruang kerja hendaknya dipilih warna-warna yang dingin atau lembut,
misalnya coklat, krem, putih, hijau muda dan sebagainya.Sebagai contoh adalah warna
putih, warna putih dapat memberikan kesan ruangan yang sempit menjadi tampak leluasa
dan bersih.
Sebenarnya bukan warna saja yang harus diperhatikan tapi komposisinya juga harus
diperhatikan.Hal ini disebabkan komposisi warna yang salah dapat mengganggu
pemadangan sehingga menimbulkan rasa kurang menyenangkan atau bosan bagi yang
melihat.Rasa menyenangkan atau bosan dapat mempengaruhi semangat kerja karyawan.
Komposisi warna yang ideal menurut Alex S Nitisemito (1996:1120), terdiri dari:
a. Warna primer (merah, biru, kuning).
Kalau dijajarkan tanpa antara akan tampak keras dan tidak harmonis serta tidak bisa
dijajarkan dengan yang lain sehingga tidak sedap dipandang.
b. Warna sekunder (oranye, hijau, violet).
Kalau dijajarkan akan menimbulkan kesan yang harmonis, sedap dipandang mata.
c. Warna-warna primer jika dijajarkan dengan warna sekunder yang berada dihadapannya
akan menimbulkan warna-warna komplementer yang sifatnya kontras dan baik sekali
dipandang mata.
d. Warna-warna primer jika dijajarkan dengan warna sekunder yang terdapat disampingnya
akan merusak salah satu dari warna tersebut dan akan terkesan suram.
Komposisi warna sangat berpengaruh terhadap kenyamanan kerja. Bila komposisi warna
kurang pas bisa menimbulkan rasa jenuh dan sumpek sehingga mengurangi kenyamanan
dalam bekerja sehingga semangat kerja akan menurun yang dapat mengganggu
produktivitas kerja.
Menurut Sedarmayanti (1996:29), membagi warna berdasarkan pengaruhnya terhadap
perasaan manusia, yaitu:
a. Warna merah
Bersifat dinamis dan merangsang, berpengaruh menimbulkan semangat kerja.
b. Warna kuning
Bersifat keanggunan, terang dan leluasa.Berpengaruh menimbulkan rasa gembira dan
merangsang urat syaraf mata.
c. Warna biru
Bersifat tenang, tentram dan sejuk.Berpengaruh mengurangi tekanan dan keteganggan.
5. Ruang Gerak
Tata ruang kerja yang baik adalah tata ruang kerja yang dapat mencegah timbulnya
gangguan keamanan dan keselamatan kerja bagi semua karyawan yang bekerja di
dalamnya.Barang-barang yang diperlukan dalam ruang kerja harus ditempatkan
sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan gangguan terhadap para karyawan.
Jalan-jalan yang dipergunakan untuk lalu-lalang para karyawan hendaknya tidak
dipergunakan untuk meletakkan barang-barang yang tidak pada tempatnya.Dalam ruangan
kerja hedaknya ditempatkan tempat sampah sehingga kebersihan lingkungan kerja tetap
terjaga.
Ruang kerja hendaknya di desain sedemikian rupa sehingga memberikan kesan nyaman
bagi para karyawan.Untuk itu ruangan kerja harus ditata mengacu kepada aliran kerja
sehingga meningkatkan efesiensi dan memudahkan koordinasi antar para karyawan.
Perusahaan yang baik akan selalu menyediakan berbagai sarana yang memadai, hal ini
dimaksudkan agar para karyawan merasa senang dan betah di ruangan kerja.
Menurut Sofyan Assauri mengemukakan bahwa: “Agar para karyawan dapat leluasa
bergerak dengan baik, maka ruangan gerak para karyawan perlu diberikan ruangan yang
memadai. Terlalu sempit ruang gerak akan menghambat proses kerja para karyawan.
Sebaliknya ruangan kerja yang besar merupakan pemborosan ruangan” (Assauri, 1993:33).
Dari pendapat di atas mengenai ruang gerak yang ideal adalah ruang yang leluasa sehingga
dapat membantu kelancaran kerja para karyawan. Ruangan yang sempit akan
mengakibatkan lalu-lintas di tempat kerja menjadi semrawut, sehingga karyawan akan
kehilangan semangat dalam bekerja. Perusahaan yang memiliki ruang kerja belum tentu
mampu meningkatkan gairah para karyawannya, karena tanpa tata ruang yang baik akan
menghambat proses kerja.

D. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dalam lingkungan kerja

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dalam lingkungan kerja Keselamatan dan
Kesehatan Kerja adalah suatu kondisi dalam pekerjaan yang sehat dan aman baik itu bagi
pekerjaannya, perusahaan maupun bagi masyarakat dan lingkungan sekitar pabrik atau
tempat kerja tersebut. Keselamatan dan kesehatan kerja juga merupakan suatu usaha untuk
mencegah setiap perbuatan atau kondisi tidak selamat, yang dapat mengakibatkan
kecelakaan.

Keselamatan dan kesehatan kerja menunjuk kepada tradisi – tradisi fisiologis – Fisikal dan
psikologis tenaga kerja yang diakibatkan oleh lingkungan kerja yang disediakan oleh
perusahaan. Adapun tujuan dan pentingnya keselamatan kerja adalah sebagai berikut. :

a. Manfaat Lingkungan Yang Aman Dan Sehat


Jika perusahaan dapat menurunkan tingkat dan beratnya kecelakaan – kecelakaan kerja,
penyakit, dan hal – hal yang berkaitan dengan stress, serta mampu meningkatkan
kulitas kehidupan kerja para pekerja, perusahan akan semakin efektif. Peningkatan –
peningkatan terhadap hal ini akan mengasilkan :
 Mengingkatkan produktivitas karena menurunnya jumlah hari kerja yang hilang
 Menginkatnya efisensi dan kualitas kerja yang lebih berkomitmen
 Menurunnya biaya – biaya kesehatan dan asuransi
 Tingkat Kompensasi pekerja dan pembayaran langsung yang lebih rendah karena
menurunnya pengajuan klaim
 Felksibilitas dan adaptabilitas yang lebih besar sebagai akibat dari meningkatnya
partisipasi dan rasa kepemilikan
 Rasio seleski tenaga kerja yang lebih baik karena meningkatnya citra perusahaan.
b. Kerugian Lingkungan Kerja Yang Tidak Aman dan Tidak Sehat
Jumlah biaya yang besar sering muncul karena ada kerugian – kerugian akibat kematian
dan kecelakaan di tempat kerja dan kerugian menderita penyakit – penyakit yang
berkaitan dengan kondisi pekerjaan.

E. Manfaat lingkungan kerja

Menurut Ishak dan Tanjung (2003), manfaat lingkungan kerja adalah menciptakan gairah
kerja, sehingga produktivitas dan prestasi kerja meningkat. Sementara itu, manfaat yang
diperoleh karena bekerja dengan orang-orang yang termotivasi adalah pekerjaan dapat
diselesaikan dengan tepat. Yang artinya pekerjaan diselesaikan sesuai standard yang benar
dan dalam skala waktu yang ditentukan. Prestasi kerjanya akan dipantau oleh individu yang
bersangkutan, dan tidak akan menimbulkan terlalu banyak pengawasan serta semangat
juangnya akan tinggi. Lingkungan kerja yang baik yaitu lingkungan kerja yang kondusif.
Lingkungan kerja yang kondusif di tempat kerja adalah salah satu syarat untuk
menciptakan kinerja perusahaan yang lebih baik. Lingkungan kerja yang kondusif sendiri
bisa tercipta jika adanya komunikasi yang baik antara atasan dan bawahan maupun antar
para bawahan sendiri. Perusahaan juga harus bisa menciptakan rasa kepercayaan yang
tinggi terhadap bawahan ataupun antar karyawan dalam arti para karyawan merasa tidak
ada rasa saling curiga justru saling menjaga. Jika sudah tercipta seperti ini maka lingkungan
kerja yang kondusif akan lebih mudah tercipta. Hal di atas inilah yang nantinya akan
menimbulkan motivasi kerja yang tinggi bagi setiap karyawannya, dan akhirnya kontribusi
dari setiap karyawan semakin mudah didapatkan. Ada banyak hal untuk menciptakan
lingkungan kerja yang kondusif, namun yang pasti antara atasan atau pimpinan dan
bawahan memiliki visi yang sama bagaimana lingkungan kerja tersebut memberikan rasa
aman dan nyaman bagi setiap orang yang berada di dalamnya . Perusahaan perduli dan
memperhatikan para karyawannya, demikian juga sebaliknya. Yang akhirnya bisa
menimbulkan motivasi kerja karyawan dan kinerja perusahaan.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari makalah isi makalah ini dapat disimpulkan bahwa lingkungan kerja merupakan
hal – hal yang termasuk dalam sarana dan prasarana yang mendukung berjalannya
sistem kerja dalam perusahaan. Lingkungan kerja memiliki dua jenis yang berbeda,
yaitu lingkungan kerja fisik yang merupakan faktor yang mempengaruhi lingkungan
kerja berupa fisik dan lingkungan kerja non-fisik yang mempengaruhi lingkungan kerja
berupahubungan antar rekan kerja. Dalam lingkungan kerja ada faktor-faktor yang
sangat penting untuk menjadikan lingkungan kerja yang kondusif. Faktor tersebut
antara lain suhu, kebisingan, pencahayaan, dan mutu udara. Hal itu harus diperhatikan
dan disesuaikan dengan standar yang semestinya untuk menjaga serta mengantisipasi
kecelakaan kerja dan menjaga kesehatan komponen yang ada dalam lingkungan kerja
tersebut.

B. Saran
Adapun saran yang dapat kami berikan sebagai beikut : Perusahaan yang baik harus
mengetahui tentang lingkungan kerja dan standar lingkungan kerja yang sesuai standar
yang telah ada, dalam hal ini sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI). Untuk
mencapainya dengan memperhaitakan faktorfaktor yang mempengaruhi lingkungan
kerja yang ada. Perusahaan juga harus memperhatikan keselamatan dan kesehatan kerja
untuk semua komponen terutama untuk karyawan, karena pekerjaan berat ada pada
karyawan. Dengan itu, komponen perusahaan akan merasa nyaman dalam bekerja yang
akan membuat lingkungan kerja menjadi lingkungan kerja yang kondusif.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.gajimu.com/main/pekerjaan-yanglayak/keselamatan-dan-kesehatankerja

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20494/4/Chapter%20II.pdf

http://www.majalahpendidikan.com/2011/10/pengertian-lingkungan-kerja.html

http://www.medanbisnisdaily.com/news/read/2012/12/09/893/menciptakan_lingku
ngan_kerja_yang_kondusif/#.UXR6Vkp5Kas

http://askepitha.blogspot.co.id/2012/11/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html
DAFTAR ISI

Daftar Isi ................................................................................................................. 1

Kata Pengantar ...................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 3

A. Latar Belakang ................................................................................................................. 3


B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 4

A. Pengertian Lingkungan Kerja ........................................................................................ 4


B. Jenis Lingkungan Kerja ...................................................................................................4
C. Faktor Lingkungan Kerja ................................................................................................6
D. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dalam lingkungan kerja ........................... 11
E. Manfaat Lingkungan Kerja ...........................................................................................12

BAB III PENUTUP .............................................................................................. 14

A. Kesimpulan ..................................................................................................................... 14
B. Saran ............................................................................................................................... 14

Daftar Pustaka ...................................................................................................... 15


MAKALAH
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA II
Lingkungan Kerja
DISUSUN OLEH :

MARTIN PANGESTU ( 163304020523 )

KELVIN ( 163304020545 )

SHELLY ( 1633040205 )

MICHAEL JAN ( 1633040205 )

Dosen Pembimbing

Emma Novirsari, S.S., M.SP.

FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN F

T.A 2017/2018

UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA

Anda mungkin juga menyukai