Anda di halaman 1dari 20

Kata Pengantar

Puji dan syukur kami kepada Tuhan Yang Maha Esa sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “ Komunikasi Antar Pribadi”. Dan Tidak lupa kami ucapkan terima
kasih kepada Dosen Mata Pelajaran Komunikasi Bisnis dan juga rekan – rekan yang terlibat
didalamnya, sehingga makalah ini bisa tersusun.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan dan
pengetahuan kita mengenai Komunikasi Antar Pribadi yang baik dan benar. Kami juga
menyadari bahwa, penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, serta masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu, kami mohon kritik dan saran dari rekan – rekan semua demi
perbaikan makalah yang kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada yang
sempurna tanpa saran yang membangun.
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih dan semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi
kami khususnya dan bagi para pembacapada umumnya.
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Seiring berjalannya waktu, setiap makhluk akan berubah. Sama halnya dengan kondisi
manusia sebagai lakon utama dalam kehidupan ini. Manusia sebagai pelaku komunikasi terbesar
di dunia ini. Berbicara manusia dan kehidupan sosial yang di dalamnya terjadi proses
komunikasi, maka seiring perubahan alam, komunikasi pun akan berubah. Berubah sesuai
perkembangan zaman atau lebih popular dengan istilah ke-kontemporer-an.
Perubahan-perubahan akan menuntut kita untuk mempelajari lebih intens mengenai perubahan
itu sendiri. Hal tersebut dilakukan adalah agar kita lebih memahami mengenai hidup ini. Sama
halnya dengan perubahan yng terjadi dalam komunikasi.
Sebagai insan komunikasi, penting kiranya kita mempelajari mengenai fenomena yang
terjadi proses perubahan komunikasi dari dulu hingga saat ini. Tujuannya adalah agar
terwujudnya komunikasi efektif. Maka dari itu komunikasi antar pribadi sangat penting untuk
dibahas dalam makalah yang kami susun karena dengan terciptanya komunikasi antar pribadi
maka akan terciptanya hubungan yang akrab antara komunikator dengan komunikan sehingga
tujuan yang ingin dicapai bersama akan terwujud.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan Komunikasi Antar Pribadi?
2. Bagaimanakah Jenis dan Proses Komunikasi Antar Pribadi?
3. Apa saja Tujuan dan Efektifitas dari Komunikasi Antar Pribadi?

C. Tujuan
Makalah ini dibuat dengan tujuan agar pembaca mengetahui dan memahami maksud dari
beberapa pengertian komunikasi antar pribadi,tujuan dan jenis dari komunikasi antar pribadi
yang kami sajikan dan juga mempermudah memahami efektifitas dari komunikasi antar pribadi
dan melihat komponen dasar yang perlu ada dalam suatu komunikasi.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Komunikasi Antar Pribadi


Komunikasi antar pribadi adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara dua
orang atau di antara sekelompok kecil orang, dengan beberapa efek dan beberapa umpan
balik seketika. Di dalam suatu masyarakat, Komunikasi antarpribadi adalah komunikasi yang
dilakukan antara seseorang dengan orang lain dalam suatu masyarakat maupun organisasi
(bisnis dan nonbisnis),dengan menggunakan media komunikasi tertentu dan bahasa yang
mudah dipahami (informal).
Komunikasi antar pribadi sesungguhnya baru akan tercipta kalau terdapat kesadaran dari dua
pihak untuk mengamati keadaan masing-masing pihak dan memberikan respon atas keadaan
tersebut sebagaimana sifat komunikasi, maka hubungan yang terjadi ditandai dengan adanya
sikap saling memperhatikan, saling memahami, penuh pengertian dan keakraban.
Pemahaman yang dimaksud tidak hanya terjadi pada materi komunikasi, tetapi juga pada
pemahaman terhadap keunikan pribadi masing-masing.
Selanjutnya, terdapat beberapa definisi komunikasi antarpribadi menurut beberapa ahli lain,
diantaranya adalah:
a. Jurgen Ruesch dan Gregory Beteson ( dalam Lawrence dan Salman, 1997:49) mengatakan
demikian “komunikasi antar pribadi ditandai oleh adanya tindakan pengungkapan oleh
seseorang pengamatan secara sadar ataupun tidak terhadap tindakan yang dilakukan oleh
pihak lain, dan kemudian melakukan kembali bahwa tindakan yang pertama sudah diamatai
oleh pihak lain. Kesadaran akan pengamatan merupakan kejadian yang mengisyaratkan
terciptanya jalinan antar-pribadi.
b. Menurut Joseph A.Devito dalam bukunya The Interpersonal Communication
Book (Devito, 1989:4), komunikasi antarpribadi adalah proses pengiriman dan penerimaan
pesan-pesan antara dua orang atau di antara sekelompok kecil orang-orang, dengan beberapa
efek dan beberapa umpan balik seketika (the process of sending and receiving messages
between two persons, or among a small group of persons, with some effect and some
immediate feedback).
c. Menurut Rogers dalam Depari, komunikasi antarpribadi merupakan komunikasi dari mulut
ke mulut yang terjadi dalam interaksi tatap muka antara beberapa pribadi.
Berdasarkan uraian di atas, maka komunikasi antar pribadi dapat didefinisikan sebagai proses
hubungan yang tercipta, tumbuh dan berkembang antara individu yang satu dengan individu
lain dengan gayanya sendiri menyampaikan pesan kepada yang lain sedangkan yang satu
dengan gayanya sendiri menerima pesan dari sumber.

B. Karakteristik Komunikasi Antarpribadi


Judy C. Pearson (1983) menyebutkan enam karakteristik komunikasi antarpribadi yaitu :
1. Komunikasi antarpribadi dimulai dengan diri pribadi (self).
Berbagai persepsi komunikasi yang menyangkut pengamatan dan pemahaman berangkat dari
dalam diri kita, artinya dibatasi oleh siapa diri kita dan bagaimana pengalaman kita. Contoh :
ketika kita berbicara dengan orang lain, maka kita akan mengungkapkan apa yang kita
persepsikan
2. Komunikasi antarpribadi bersifat transaksional.
Anggapan ini mengacu pada tindakan pihak-pihak yang berkomunikasi secara serempak
menyampaikan dan menerima pesan. Contoh : ketika dua orang sedang berkomunikasi, tentu
adanya saling bertukar pikiran, perasaan dll.
3. Komunikasi antarpribadi mencakup aspek-aspek isi pesan dan hubungan antarpribadi.
Maksudnya komunikasi antarpribadi tidak hanya berkenaan dengan isi pesan yang
dipertukarkan, tetapi juga melibatkan siapa partner komunikasi kita dan bagaimana hubungan
kita dengan partner tersebut. Contoh : hubungan persahabatan, keluarga, rekan kerja, teman
bermain dll.
4. Komunikasi antar pribadi mensyaratkan adanya kedekatan fisik antara pihak-pihak yang
berkomunikasi. Contoh : A dan B ketika berdialog selalu berdekatan supaya bisa di dengar.
5. Komunikasi antarpribadi melibatkan pihak-pihak yang saling tergantung satu dengan
lainnya (interdependen) dalam proses komunikasi. Contoh : dialog antara A dan B satu sama
lain saling bergantungan
6. Komunikasi antarpribadi tidak dapat diubah maupun diulang.
Jika kita salah mengucapkan sesuatu kepada partner komunikasi kita, mungkin kita dapat
minta maaf dan diberi maaf, tetapi itu tidak berarti menghapus apa yang pernah kita ucapkan.
Demikian pula kita tidak dapat mengulang suatu pernyataan dengan harapan untuk
mendapatkan hasil yang sama, karena dalam proses komunikasi antar manusia, hal ini akan
sangat tergantung dari respons partner komunikasi kita.

C. Proses-proses komunikasi antarpribadi


Komunikasi Antar Pribadi adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan antara dua
orang, atau diantara sekelompok kecil orang-orang dengan beberapa efek dan beberapa
umpan balik seketika apabila kita perhatikan batasan Komunikasi Antar Pribadi dari Devito,
maka kita dapat melihat elemen-elemen apa saja yang terkandung di dalamnya. Dengan
menguraikan elemen-elemen yang ada itu, dapatlah diuraikan proses-proses Komunikasi
Antar Pribadi, yaitu :
1. Pesan
Yang dimaksud dengan pesan adalah semua bentuk komunikasi baik verbal maupun non
verbal. Bentuk pesan dapat bersifat, Informatif memberi keterangan dan komunikan
membuat persepsi sendiri. Persuasif atau bujukan untuk membangkitkan pengertian,
kesadaran, sehingga terjadi perubahan pada perdapat atau sikap. Koersif memaksa dengan
ancaman sanksi, biasanya berbentuk perintah. Adanya orang-orang atau sekelompok kecil
orang-orang yang dimaksud disini adalah bahwa apabila seseorang berkomunikasi, paling
sedikit akan melibatkan dua orang, tapi mungkin juga akan melibatkan sekelompok kecil
orang.
2. Penerimaan Pesan
Adanya penerimaan pesan (komunikan) ialah bahwa dalam suatu Komunikasi antar pribadi,
tentu pesan-pesan yang dikirimkan oleh seseorang harus dapat diterima oleh orang lain.
Misalnya kita berbicara dengan seseorang yang sedang memakai telepon dan mendengarkan
musik tertentu, sudah tentu komunikasi kita akan sukar atau tidak dapar diterima oleh orang
tersebut. Dengan demikian Komunikasi Antar Pribadi tidak akan terjadi.
3. Efek
Adanya Efek dalam suatu komunikasi tentu akan terjadi beberapa efek. Efek mungkin berupa
suatu persetujuan mutlak atau ketidak setujuan mutlak, atau mungkin berupa pengertian
mutlak atau ketidak-mengertian mutlak pula. Dengan demikian sipenerima tentu akan
terpengaruh pula oleh pengiriman pesan oleh komunikator.
4. Umpan Balik
Adanya umpan balik adalah pesan yang dikirim kembali oleh si penerima, baik secara
sengaja maupun tidak sengaja. Apabila komunikasi itu tatap muka, maka umpan balik bisa
berupa kata-kata, kalimat, gerakan mata, senyum, anggukan kepala atau gelengan kepala.
Konsep umpan balik ini dalam proses Komunikasi Antar Pribadi amat penting, karena
dengan terjadinya umpan balik, komunikator mengetahui apakah komunikasinya berhasil
atau gagal, dengan kata lain apakah umpan baliknya itu positif atau negatif. Bila positif, ia
patut gembira, sebaliknya jika negatif menjadi permasalahan, sehingga ia harus mengulangi
lagi dengan perbaikan gaya komunikasinya sampai menimbulkan umpan balik positif.

Hal diatas saling berhubungan dan bila salah satu diantaranya terlupakan, maka dapat
mengakibatkan komunikasi berjalan lambat. Dengan begitu, tujuan pesan terhambat atau
bahkan dapat mengakibatkan tidak tercapainya sasaran seperti yang diharapkan
komunikator.

D. Jenis-jenis Komunikasi AntarPribadi :


Secara teoritis komunikasi antarpribadi diklasifikasikan menjadi dua jenis menurut sifatnya
(Effendy, 2003) yaitu :
1. Komunikasi diadik (dyadic communication)
Komunikasi diadik adalah komunikasi antar pribadi yang berlangsung antara dua orang
yakni seorang adalah komunikator yang menyampaikan pesan dan seorang lagi komunikan
yang menerima pesan. Oleh karena perilaku komunikasinya dua orang, maka dialog yang
terjadiberlangsung secara intens. Komunikator memusatkan perhatiannya hanya kepada diri
komunikan.Situasi komunikasi seperti itu akan nampak dalam komunikasi triadik atau
komunikasi kelompok, baik kelompok dalam bentuk keluarga maupun dalam bentuk kelas
atau seminar.
Dalam suatu kelompok terdapat kecenderungan terjadinya pemilihan interaksi seseorang
dengan seseorang yang mengacu kepada apa yang disebut primasi diadik (dyadic primacy)
(Devito, 1979) yang dimaksudkan dengan primaci diadik ini ialah setiap dua orang dari
sekian banyak dalam kelompok itu yang terlihat dalam komunikasi berdasarkan kepentingan
masing-masing.
2. Komunikasi triadik (triadic communication)
Komunikasi triadik ini adalah komunikasi antarpribadi yang pelakunya terdiri dari tiga orang,
yakni seorang komunikator dan dua orang komunikan. Jika misalnya A yang menjadi
komunikator , maka ia pertama-tama menyampaikan kepada komunikan B, kemudian kalau
dijawab atau ditanggapi , beralih kepada komunikan C, juag secara berdialogis. Apabila
dibandingkan dengan komunikasi diadik, maka komunikasi diadik lebih efektif, karena
komunikator memusatkan perhatiannya kepada seorang komunikan, sehingga ia dapat
menguasai frame of reference komunikan sepenuhnya, juga umpan balik yang berlangsung
kedua faktor yang sangat berpengaruh terhadap efektif tidaknya proses komunikasi.
Walaupun demikian dibandingkan dengan bentuk-bentuk komunikasi lainnya, misalnya
komunikasi kelompok dan komunikasi massa, komunikasi triadik karena merupakan
komunikasi antarpribadi lebih efektif dalam kegiatan mengubah sikaf, opini, atau prilaku
komunikan (Effendy, 2003).

E. Tujuan Komunikasi Antarpribadi


Tujuan komunikasi antarpribadi antara lain sebagai berikut :
1. Menyampaikan informasi
Ketika berkomunikasi dengan orang lain , tentu saja seseorang memiliki berbagai macam
tujuan dan harapan. Salah satu diantaranya adalah untuk menyampaikan informasi kepada
orang lain agar orang lain tersebut dapat mengetahui informasi tersebut. Contoh : seorang
mahasiwa yang sudah kuliah akan memberikan informasi perkuliahan dan beasiswa kepada
adik kelasnya.
2. Berbagi pengalaman
Dengan komunikasi antarpribadi juga memiliki fungsi atau tujuan untuk berbagi pengalaman
baik itu pengalaman yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan. Contoh : ketika
si A telah belajar di luar negeri, dia akan menceritakan dan berbagi pengalaman yang di
alaminya selama di luar negeri
3. Menumbuhkan simpati
Misalnya ketika seorang bercerita tentang permasalahan yang sedang dihadapi kepada
sahabatnya, maka akan tumbuh rasa simpati dari sahabatnya kepadanya sehingga akan timbul
rasa ingin membantu untuk menyelesaikan permasalahannya.
4. Melakukan kerja sama
Tujuan komunikasi antarprbadi yang lainnya adalah untuk melakukan kerjasama antara
seseorang dengan orang lain untuk mencapai tujuan tertentu atau untuk melakukan sesuatu
yang bermanfaat bagi kedua belah pihak. Contoh : dalam tugas mata kuliah biasanya ada
tugas kelompok yang terdiri dari dua, tiga orang atau lebih. Maka dengan komunikasi maka
akan timbul kerjasama supaya dapat menyelesaikan tugas kelompoknya dengan baik.
5. Menceritakan kekecewaan atau kekesalan
Komunikasi antarpribadi juga dapat digunakan seseorang untuk menceritakan rasa kecewa
atau kekesalan pada orang lain. Dengan pengungkapan rasa hati itu, sedikit banyak akan
mengurangi beban pikiran. Kadang disebut dengan plong ketika telah bercerita apa yang
selama ini dipendam. Contoh : seorang anak akan curhat kepada ibunya tentang apa yang
dirasakannya, baik itu rasa kekecewaan atau kekesalan terhadap temannya di sekolah.
6. Menumbuhkan motivasi
Melalui komunikasi antarpribadi, seseorang dapat memotivasi orang lain untuk melakukan
sesuatu yang baik dan positif. Motivasi adalah dorongan kuar dari dalam diri seseorang untuk
melakukan sesuatu. Pada dasarnya, seseorang cenderung untuk melakukan sesuatu karena
dimotivasi orang lain dengan cara-cara seperti pemberian insentif yang bersifat financial
maupun non financial, memberikan pengakuan atas kinerjanya ataupun memberikan
penghargaan kepada karyawan yang berprestasi. Contoh : ketika seorang sahabat
mendengarkan keluhan temannya, maka sahabat itu akan terus mensupport dan memberi
motivasi kepada temannya untuk tetap teguh, sabar dan kuat dalam menghadapi
permasalahannya.

F. Efektifitas Komunikasi Antar Pribadi


Komunikasi antarpribadi merupakan komunikasi paling efektif untuk mengubah sikap,
pendapat atau perilaku seseorang. Setelah kita memahami pengertian komunikasi
antarpribadi, dalam perjalanannya antara komunikasi antarpribadi kepada sebuah konsep diri
sebaiknya kita memberikan sedikit pemarapan tentang ciri komunikasi antarpribadi yang
efektif menurut Kumar (Wiryanto, 2005: 36) dan De vito (Sugiyo, 2005: 4) adalah sebagai
berikut :
1. Keterbukaan (Openes)
Sikap keterbukaan paling tidak menunjuk pada dua aspek dalam komunikasi antarpribadi.
Pertama, kita harus terbuka pada orang lain yang berinteraksi dengan kita, yang penting
adalah adanya kemauan untuk membuka diri pada masalah-masalah yang umum, agar orang
lain mampu mengetahui pendapat, gagasan, atau pikiran kita sehingga komunikasi akan
mudah dilakukan.
Keterbukaan atau sikap terbuka sangat berpengaruh dalam menumbuhkan komunikasi
antarpribadi yang efektif. Keterbukaan adalah pengungkapan reaksi atau tanggapan kita
terhadap situasi yang sedang dihadapi serta memberikan informasi tentang masa lalu yang
relevan untuk memberikan tanggapan kita di masa kini tersebut.
2. Positif (Positiveness)
Memiliki perilaku positif yakni berpikir positif terhadap diri sendiri dan orang lain.
Rasa positif merupakan kecenderungan seseorang untuk mampu bertindak berdasarkan
penilaian yang baik tanpa merasa bersalah yang berlebihan, menerima diri sebagai orang yang
penting dan bernilai bagi orang lain, memiliki keyakinan atas kemampuannya untuk
mengatasi persoalan, peka terhadap kebutuhan orang lain, pada kebiasaan sosial yang telah
diterima. Dapat memberi dan menerima pujian tanpa pura-pura memberi dan menerima
penghargaan tanpa merasa bersalah.
3. Kesamaan (Equality)
Keefektifan komunikasi antarpribadi juga ditentukan oleh kesamaan-kesamaan yang dimiliki
pelakunya. Seperti nilai, sikap, watak, perilaku, kebiasaan, pengalaman, dan sebagainya.
Contoh : seorang siswa SMP akan lebih bisa terbuka kepada teman sebayanya di bandingkan
kepada kakak atau adik kelasnya. Contoh lain seperti murid laki-laki dan murid perempuan
sama derajat dan kedudukannya di sekolah adalah sebagai siswa, maka tidak ada perbedaan
yang mengakibatkan salah satunya merasa terdiskriminasi.
Kesetaraan merupakan perasaan sama dengan orang lain, sebagai manusia tidak tinggi atau
rendah, walaupun terdapat perbedaan dalam kemampuan tertentu, latar belakang keluarga
atau sikap orang lain terhadapnya.
4. Empati (Empathy)
Empati adalah kemampuan seseorang untuk menempatkan dirinya pada posisi atau peranan
orang lain. dalam arti bahwa seseorang secara emosional maupun intelektual mampu
memahami apa yang dirasakan dan dialami orang lain.
5. Dukungan (Supportiveness)
Komunikasi antarpribadi akan efektif bila dalam diri seseorang ada perilaku supportif.
Maksudnya satu dengan yang lainnya saling memberikan dukungan terhadap pesan yang
disampaikan. Contoh : ketika dua orang sahabat mengikuti tes masuk perkuliahan, maka satu
sama lain akan memberikan dukungan supaya keduanya diterima di universitas yang
diinginkannya. Dalam komunikasi antarpribadi diperlukan sikap memberi dukungan dari
pihak komunikator agar komunikan mau berpartisipasi dalam komunikasi.

G. Hal-hal yang Mempengaruhi Komunikasi Antar Pribadi


Jalaludin Rakhmat (1994) meyakini bahwa komunikasi antarpribadi dipengaruhi oleh
persepsi interpersonal; konsep diri; atraksi interpersonal; dan hubungan interpersonal.

a. Persepsi interpersonal

Persepsi adalah memberikan makna pada stimuli inderawi, atau menafsirkan informasi
inderawi. Persepi interpersonal adalah memberikan makna terhadap stimuli inderawi yang
berasal dari seseorang(komunikan), yang berupa pesan verbal dan nonverbal.

b. Konsep diri

Konsep diri adalah pandangan dan perasaan kita tentang diri kita. Konsep diri yang positif,
ditandai dengan lima hal, yaitu:

a. Yakin akan kemampuan mengatasi masalah;

b. Merasa stara dengan orang lain;

c. Menerima pujian tanpa rasa malu;

d. Menyadari, bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan, keinginan dan perilaku
yang tidak seluruhnya disetujui oleh masyarakat;

e. Mampu memperbaiki dirinya karena ia sanggup mengungkapkan aspek-aspek kepribadian


yang tidak disenanginya dan berusaha mengubah.
c. Atraksi interpersonal

adalah kesukaan pada orang lain, sikap positif dan daya tarik seseorang. Komunkasi
antarpribadi dipengaruhi atraksi interpersonal dalam hal:

1. Penafsiran pesan dan penilaian. Pendapat dan penilaian kita terhadap orang lain tidak
semata-mata berdasarkan pertimbangan rasional, kita juga makhluk emosional. Karena itu,
ketika kita menyenangi seseorang, kita juga cenderung melihat segala hal yang berkaitan
dengan dia secara positif. Sebaliknya, jika membencinya, kita cenderung melihat
karakteristiknya secara negatif.

2. Efektivitas komunikasi. Komunikasi antarpribadi dinyatakan efektif bila pertemuan


komunikasi merupakan hal yang menyenangkan bagi komunikan.

d. Hubungan interpersonal

Hubungan interpersonal dapat diartikan sebagai hubungan antara seseorang dengan orang
lain. Hubungan interpersonal yang baik akan menumbuhkan derajad keterbukaan orang
untuk mengungkapkan dirinya, makin cermat persepsinya tentang orang lain dan persepsi
dirinya, sehingga makin efektif komunikasi yang berlangsung di antara peserta komunikasi.

H. Teori Dua Faktor Frederick Herzberg


Menurut Frederick Herzberg yang dikutip oleh Hasibuan (2014:228),mengemukakan
Herzberg’s two factors motivation theory atau teori motivasi dua faktor atau teori motivasi
kesehatan atau faktor higienis. Menurut teori ini motivasi yang ideal yang dapat merangsang
usaha adalah peluang untuk mengembangkan kemampuan. Herzberg menyatakan bahwa
orang dalam melaksanakan pekerjaannya dipengaruhi oleh dua faktor yang merupakan
kebutuhan, yaitu:
1. Faktor Higienis ( Hygiene Factor/Maintenance Factors )
Maintenance factor adalah faktor pemeliharaan yang berhubungan denganhakikat manusia
yang ingin memperoleh ketentraman secara kesehatan. Kebutuhan kesehatan ini menurut
Herzberg merupakan kebutuhan yang berlangsung terus - menerus, karena kebutuhan ini
akan kembali pada titik nol setelah dipenuhi. Faktor pemeliharaan ini meliputi :
a) Kebijaksanaan dan administrasi perusahaan ( Company policy and administration )
Keterpaduan antara pimpinan dan bawahan sebgai suatu keutuhan dan totalitas
merupakan suatu faktor yang sangat penting untuk menjamin keberhasilan organisasi dalam
mencapai tujuan. Dengan komunikasi dua arah akan terjadi suatu komunikasi antar pribadi
sehingga berbagai kebijakan yang diambil oleh organisasi bukan hanya merupakan keinginan
dari pimpinan saja tetapi merupakan kesepakatan dari semua unsur organsasi. Melalui
partisipasi , para karyawan akan mampu mengumpulkan informasi, pengetahuan, dan
kreativitas untuk memecahkan masalah.
b) Hubungan dengan rekan kerja ( Interpersonal relations )
Untuk dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik , haruslah didukung oleh suasana kerja
atau hubungan kerja yang harmonis, yaitu terciptanya hubungan yang akrab, kekeluargaan
dan saling mendukung baik itu hubungan antara sesama pegawai atau antara pegawai
dengan atasan. Bahwa manusia sebagai mahluk sosial membutuhkan persahabatan dan
mereka tidak akan bahagia bila ditinggalkan sendirian, untuk itu mereka akan
melakukan hubungan dengan teman-temannya. Kebutuhan sosial secara teoritis adalah
kebutuhan akan cinta, persahabatan, perasaan memiliki dan diterima oleh kelompok ,
keluarga dan organisasi, bahwa kelompok yang memilki hubungan keeratan yang tinggi
cenderung menyebabkan para pekerja lebih puas berada dalam kelompok.
c) Kualitas Supervisi ( Supervision technical )
Supervisi yang efektif akan membantu meningkatkan produktifitas pekerja melalui
penyelenggaaan pekerjaan yang baik, pemberian mengenai petunjuk- petunjuk yang nyata
sesuai standar kerja, dan perlengkapan pembekalan yang memadai serta dukungan-dukungan
lainnya. Supervisor mengkoordinasikan sistem kerjanya itu dalam tiga hal penting yaitu:
melakukan dengan memberi petunjuk /pengarahan, memantau proses pelaksanaan pekerjaan,
dan menilai hasil dari sistem kerja yang diikuti dengan melakukan umpan balik. Supervisor
dalam melaksanakan penilaian kinerja. Pendekatan pengkajian dan pengembangan kinerja
lebih efektif dari sistem penilaian kinerja karena seorang pimpinan tidak hanya memusatkan
perhatian pada pengembangan kemampuan, potensi karir, dan keberhasilan profesional setiap
karyawan.
d) Kondisi Kerja ( Working conditions )
Kondisi kerja yang aman, nyaman dan tenang serta didukung oleh sarana dan prasarana yang
memadai tentu akan membuat pegawai betah untuk bekerja.
Dengan kondisi kerja yang nyaman karyawan akan merasa aman dan produktif dalam
bekerja. Kondisi kerja yang termasuk dalam kategori ini adalah kondisi fisik tempat kerja,
jumlah pekerjaan atau fasilitas yang tersedia untuk mengerjakan pekerjaan. Yaitu ventilasi,
lampu, peralatan, tempat dan lingkungan.
e) Gaji ( Salary )
Bagi pegawai gaji merupakan faktor penting untuk memenuhi kebutuhan diri sendiri dan
keluarganya. Gaji selain berfungsi memenuhi kebutuhan pokok bagai setiap pegawai juga
dimaksudkan untuk menjadi daya dorong bagi para pegawai agar dapat bekerja dengan penuh
semangat. Tidak ada satupun organisasi yang dapt memberikan kekuatan baru bagi tenaga
kerjanya atau meningkatkan produktifitas, jika tidak memilki sistem kompensasi yang
realistis dan gaji bila digunakan dengan benar akan memberikan kepuasan bagi pegawai
itu sendiri. Termasuk dalam kategori ini adalah seluruh kompensasi yang diterima, juga
termasuk seluruh hal yang melibatkan kenaikan gaji atau upah atau harapan yang tak
terpenuhi dari kenaikan gaji.
f) Kehidupan Pribadi ( Factor in personal life )
Kehidupan pribadi setiap orang tidaklah sama. Ada individu yang tidak mengerjakan
pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya karena dipengaruhi perasaannya. Sebaliknya ada
individu yang dapat menerima situasi yang berubah sehingga tidak mempengaruhi
pekerjaannya.
g) Status
Status ini dapat mudah diketahui dibandingkan dari faktor yang lain. Sebagai contoh, ini
dapat dipertimbangkan dimana kemajuan dapat dimasukkan sebagai perubahan dalam
status. Status dapat ditandai ketika responden menyebutkan beberapa tanda atau tambahan
pelengkap dari status. Misalnya seseorang mengatakan dia mempunyai sekretaris,
mengendarai kendaraan ke kantor atau perusahaan menyediakan beberapa fasilitas.
h) Keamanan Kerja ( Job security )
Disini tidak saja berhungan dengan perasaan aman, tetapi juga berhubungan dengan tujuan
dari ketidakhadiran dari keamanan kerja. Jadi termasuk masa jabatan dan kestabilan
perusahaan.

2. Faktor Motivasi ( Motivation factors)


Motivation factors adalah menyangkut kebutuhan psikologis. Kebutuhan ini meliputi
serangkaian kondisi intrinsik, Kepuasaan pekerjaan ( job content ) yang apabila terdapat
dalam pekerjaan akan menggerakan tingkat motivasi yang kuat, yang dapat menghasilkan
prestasi pekerjaan yang baik. Faktor motivasi ini berhubungan dengan penghargaan terhadap
pribadi yang secara langsung berkaitan dengan pekerjaan. Faktor ini dinamakan satisfiers
yang meliputi :

a. Prestasi ( Achievement )
Setiap orang tentu menginginkan keberhasilan dalam tugas yang dilaksanakan.
Pencapaian prestasi atau keberhasilan dalam melakukan suatu pekerjaan akan menggerakkan
yang bersangkutan untuk melakukan tugas tugas berikutnya. Dengan demikian kesuskesan
dalam pekerjaan yang akan selalu ingin melakukan dengan penuh tantangan. Yang termasuk
dalam hal prestasi seperti hasil kerja, jangka waktu penyelesaian, kebebasan
mengembangkan cara kerja
b. Pengakuan ( Recognition )
Pengakuan terhadap prestasi merupakan alat motivasi yang ampuh, bahkan bisa melebihi
kepuasan yang bersumber dari pemberian kompensasi. Sumber pengakuan dapat berasal dari
atasan, manajemen, klien, kolega profesional atau publik. Oleh karena itu seseorang yang
memperoleh pengakuan akan dapat meningkatkan semangat karyawan itu dalam bekerja.
Pengakuan dapat berupa pujian, tanggapan pada tugas yang dilakukan dengan baik atau
kenaikan gaji khusus.
c. Pekerjaan itu sendiri ( The work it self )
Pekerjaan atau tugas yang telah memberikan perasaan kepuasan telah mencapai sesuatu,
tugas itu cukup menarik, tugas yang memberikan tantangan bagi pegawai
merupakan faktor motivasi. Suatu tugas akan disenangi oleh seseorang bila pekerjaan itu
sesuai dengan keterampilan dan kemampuannya, sehingga dia merasa bangga untuk
melakukannya. Pekerjaan yang tidak senangi kurang dan menantang, biasanya tidak dapat
menimbukan kepuasan yang mampu menjadi daya dorong, bahkan pekerjaan itu cenderung
menjadi rutinitas dan membosankan dan tidak menjadi kebanggaan. Karyawan cenderung
menyukai pekerjaan-pekerjaan yang sifatnya menarik dan bukan rutin.
d. Tanggung Jawab ( Responsibility )
Setiap orang yang bekerja pada suatu perusahaan/organisasi ingin dipercaya memegang
jabatan dan tanggung jawab, serta wewenang yang lebih besar dari apa sekedar yang telah
diperolehnya. Tanggung jawab bukan saja atas pekerjaan yang baik, tetapi juga tanggung
jawab berupa kepercayaan yang diberikan orang sebagi suatu potensi. Setiap orang ingin
diikutsertakan dan ingin diakui sebagai orang yang mempunyai potensi, dan pengakuan ini
akan menimbulkan rasa percaya diri dan siap memikul tanggung jawab yang lebih besar.
e. Kesempatan untuk Berkembang ( The possibility of growth )
Kemungkinan pertumbuhan ini bukan saja peningkatan seseorang di dalam organisasi tetapi
juga situasi dimana seseorang itu dapat meningkatkan keterampilan dan keahliannya. Selain
itu termasuk dalam kategori ini adalah terdapat elemen baru dalam situasi membuat
responden mempelajari keahlian baru atau memperoleh wawasan yang baru, misalnya melaui
pelatihan- pelatihan, kursus dan juga melanjutkan jenjang pendidikannya.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Komunikasi antar pribadi dapat didefinisikan sebagai proses hubungan yang tercipta, tumbuh
dan berkembang antara individu yang satu (sebagai komunikator) dengan individu lain
(sebagai komunikan) dengan gayanya sendiri menyampaikan pesan kepada yang lain
(komunikan), sedangkan yang satu (komunikan) dengan gayanya sendiri menerima pesan
dari sumber (komunikator). Dengan gaya, kedinamisan, kesadaran dan hubungan yang akrab
dari masing-masing pihak maka komunikasi itu terus tumbuh dan berkembang hingga
dicapai persepsi dan tujuan bersama. Dalam hal ini komunikasi antar pribadi lebih
menekankan hubungan antar pribadi sehingga komunikasi antar pribadi yang terjadi menjadi
lebih efektif. Dengan dua factor yang dikemukakan oleh Frederick Herzberg kita bias tahu
bahwa dengan factor hygien dan factor motivasi dapat mempengaruhi karyawan baik dari
pekerjaan maupun komunikasi diantara karyawan maupun karyawan dengan atasan.
Daftar Pustaka

Djoko Purwanto, Komunikasi Bisnis, Penerbit Erlangga, 2010

Sri Astuti Pratminingsih, Komunikasi Bisnis, Graha Ilmu, 2006

http://pustakateori.blogspot.com/2016/01/teori-kepuasan-kerja-herzberg.html

https://pakarkomunikasi.com/komunikasi-antar-pribadi
Daftar Isi

Kata Pengantar ........................................................................................................ 1

Daftar Isi ................................................................................................................... 2

Bab I Pendahuluan ................................................................................................... 3

A. Latar Belakang ...................................................................................................................3


B. Rumusan Masalah .............................................................................................................3
C. Tujuan .................................................................................................................................3

Bab II Pembahasan .................................................................................................. 4

A. Pengertian Komunikasi Antar Pribadi ............................................................................4


B. Karakteristik Komunikasi Antarpribadi ........................................................................5
C. Proses-proses komunikasi antarpribadi ..........................................................................6
D. Jenis-jenis Komunikasi AntarPribadi ..............................................................................7
E. Tujuan Komunikasi Antarpribadi ...................................................................................8
F. Efektifitas Komunikasi Antar Pribadi .............................................................................9
G. Hal-hal yang Mempengaruhi Komunikasi Antar Pribadi ............................................11
H. Teori Dua Faktor Frederick Herzberg ...........................................................................12

Bab III Penutup ....................................................................................................... 17


A. Kesimpulan ........................................................................................................................18
MAKALAH KOMUNIKASI BISNIS
KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI
Teori Dua Faktor Frederick Herzberg

DISUSUN OLEH :

Winda Yani ( 163304020431 )

Martin Pangestu ( 163304020523 )

Widyawati ( 163304020674 )

Sehtembe ate Munthe (163304020622 )

Gilbert ( 163304020481 )

Dosen Pembimbing

Made Adhiguna Samvara, S.Ag., S.Sos., M.Si.


FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN

T.A 2018/2019

UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA

Anda mungkin juga menyukai