Anda di halaman 1dari 15

Zudi Setiawan Pemikiran dan Kebijakan Nahdlatul Ulama dalam Menjaga

Kedaulatan Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia


pada Era Reformasi (1998-2009)

Pemikiran dan Kebijakan Nahdlatul Ulama dalam Menjaga Kedaulatan Wilayah


Negara Kesatuan Republik Indonesia pada Era Reformasi (1998-2009)
Oleh Zudi Setiawan
Staf Pengajar Program Studi Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Wahid Hasyim Semarang

Abstract
In the 1998-2009 period, Indonesia is in the multidimensional crisis conditions and the
threat of a split in the (disintegration) of the nation and also the threat appears to
come from outside such as claims or annexation of the small islands of Indonesia by
other countries. In the course of the history of thought and policy of NU in the reform
era (1998-2009) shows that NU plays an important role in maintaining the sovereignty
of the Unitary Republic of Indonesia territory. National ideology which is owned by
the NU was based on a religious basis in addition to all the objective conditions of the
nation and a pluralistic nation of Indonesia. National ideology is what makes NU
known as a nationalist Islamic organization. From the ideological basis of nationality
is also the NU at the forefront in safeguarding the sovereignty of the Republic of
Indonesia territory.

Key Words : Nahdlatul Ulama, Thought, Policy, Nationalism, the sovereignty of the
Republic of Indonesia territory

A. Pendahuluan moderat, toleran, sekaligus


Umat Islam di Indonesia mengutamakan keselarasan ini telah
tumbuh dan berkembang seiring menjadi salah satu warna dari umat
dengan pertumbuhan dan Islam Indonesia yang lebih majemuk.
perkembangan agama Islam di Tanah Tujuan utama NU adalah
Air. Demikian juga dengan Nahdlatul berlakunya ajaran Islam yang menganut
Ulama (NU) yang tumbuh dan faham ahlussunnah wal jamaah1 dan
berkembang dengan pesat di Indonesia menurut salah satu dari madzhab empat
sejak dilahirkan pada 1926 hingga
sekarang. NU adalah sebuah 1 Makna ahlussunah wal jama’ah menurut NU tidak
organisasi (jam’iyah) yang didirikan ubahnya seperti definisi yang dikemukakan oleh KH.
Siradjuddin Abbas bahwa ahlussunnah berarti
oleh para ulama dan mengumpulkan
penganut sunnah Nabi Muhammad; sedangkan wal
komunitas umat Islam (jamaah) dengan jama’ah adalah penganut i’tiqad sebagaimana i’tiqad
berbagai karakteristik khusus yang jamaah Sahabat-sahabat Nabi Muhammad. Menurut
dimiliki. Kekhasan yang dimiliki NU istilah, kaum ahlussunnah wal jama’ah adalah kaum
yang menganut i'tiqad seperti i'tiqad yang dianut oleh
menjadi modal utama dalam Nabi Muhammad dan para Sahabatnya. Dasar
mencirikan dirinya di tengah pluralitas gerakan keagamaan NU sudah jelas, yakni sebagai
bangsa. Corak NU yang dikenal penganut sunnah Nabi Muhammad dan pemegang
teguh sunnah Sahabat Nabi. Lihat KH. Siradjuddin
tradisional (menghargai tradisi), Abbas, I’itiqad Ahlussunnah Wal-Jama’ah, Pustaka
Tarbiyah, Jakarta, 2002, hal. 16.

SPEKTRUM 72 Vol. 7, No. 1, Januari 2010


Jurnal Ilmu Politik Hubungan Internasional
Zudi Setiawan Pemikiran dan Kebijakan Nahdlatul Ulama dalam Menjaga
Kedaulatan Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
pada Era Reformasi (1998-2009)

(Hanafi, Maliki, Syafii, dan Hambali) kebangsaan (nasionalisme) yang selalu


untuk terwujudnya tatanan dijadikan sebagai salah satu dasar
masyarakat yang demokratis dan perjuangannya selama ini. Wawasan
berkeadilan demi kesejahteraan umat kebangsaan (nasionalisme) yang
di tengah-tengah kehidupan dimiliki oleh NU tersebut dapat dilihat
masyarakat di dalam wadah Negara pada setiap langkah dan kebijakan NU
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). sejak dulu hingga sekarang yang selalu
Dalam kehidupan berbangsa dan mengutamakan kepentingan bangsa
bernegara, NU berdasarkan kepada dan negara.
Ketuhanan yang Maha Esa, Penelitian ini bermaksud untuk
Kemanusiaan yang adil dan beradab, mengkaji lebih jauh dan mendalam
Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang tentang pemikiran dan kebijakan NU
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam menjaga kedaulatan wilayah
dalam permusyawaratan/perwakilan NKRI selama kurun waktu 1998-2009.
dan Keadilan sosial bagi seluruh Arti penting dari kegiatan penelitian ini
rakyat Indonesia (Pancasila). terutama didasarkan pada tujuan untuk
Organisasi ini lahir dari semakin memperkaya khasanah
wawasan keagamaan dan wawasan keilmuan tentang NU yang dirasakan
kebangsaaan (nasionalisme) pada awal masih kurang hingga saat ini. Masih
abad XX. Dilihat dari wawasan jarang penelitian yang mengkaji tentang
keagamaan, kelahiran NU merupakan dasar-dasar pemikiran politik dan
reaksi atau respon dari kalangan pengambilan kebijakan oleh NU dalam
ulama terhadap adanya upaya menjaga kedaulatan wilayah NKRI
pembaruan yang dilakukan oleh selama kurun waktu 1998-2009. Apalagi,
kalangan modernis Islam baik dalam pada kurun waktu 1998-2009 inilah
skala nasional (Indonesia) maupun Indonesia berada dalam kondisi krisis
internasional2. multidimensi dan berada dalam
Arti penting lain pembentukan ancaman perpecahan (disintegrasi)
NU sebagai sebuah organisasi adalah bangsa serta muncul pula ancaman
berkaitan dengan wawasan yang datang dari luar seperti klaim atau
pencaplokan terhadap pulau-pulau
kecil Indonesia oleh negara lain. Pada
2 Raja Ibnu Sa’ud hendak menerapkan asas tunggal
yakni mazhab Wahabi di Mekah, serta hendak
awal digulirkannya reformasi, juga
menghancurkan semua peninggalan sejarah Islam mulai tumbuh gerakan-gerakan
maupun praIslam, yang selama ini banyak diziarahi separatisme di berbagai daerah. Di
karena dianggap bid’ah. Gagasan kaum Wahabi
samping itu, mulai berkembang pula
tersebut mendapat sambutan hangat dari kaum
modernis di Indonesia, baik kalangan wacana yang menginginkan adanya
Muhammadiyah di bawah Pimpinan KH. Ahmad perubahan bentuk negara Indonesia
Dahlan maupun Sarekat Islam (SI) di bahwah dari negara kesatuan menjadi negara
pimpinan HOS Tjokroaminoto. Sebaliknya
kalangan pesantren yang selama ini membela federasi.
keberagaman, menolak pembatasan bermazhab B. Masalah Penelitian
dan penghancuran warisan peradaban tersebut. Berdasarkan latar belakang
Lihat NU Online, “Sejarah NU”, dalam
http://www.nu.or.id, diakses pada 14 Maret 2006 penelitian yang telah dipaparkan di
pukul 18.30 WIB

SPEKTRUM 73 Vol. 7, No. 1, Januari 2010


Jurnal Ilmu Politik Hubungan Internasional
Zudi Setiawan Pemikiran dan Kebijakan Nahdlatul Ulama dalam Menjaga
Kedaulatan Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
pada Era Reformasi (1998-2009)

atas, maka terdapat pokok Indonesia di mata internasional. Dari


permasalahan yang muncul dalam kunjungan-kunjungan luar negeri ini
penelitian ini, yaitu bagaimanakah diharapkan agar investor asing
pemikiran dan kebijakan NU dalam menanamkan kembali modalnya secara
menjaga kedaulatan wilayah NKRI besar-besaran di Indonesia. Presiden
pada Era Reformasi (1998-2009). berulang kali juga menjelaskan bahwa
C. Pembahasan tujuannya ke manca negara adalah
NU Menjaga Kedaulatan Wilayah untuk menggalang dukungan
NKRI dari Asing masyarakat internasional terhadap
Di tengah era globalisasi yang kedaulatan dan keutuhan wilayah
melahirkan ideologi kapitalisme, NKRI, termasuk Aceh dan Papua
kedaulatan wilayah NKRI menghadapi sebagai bagian yang tidak terpisahkan
tantangan dari upaya-upaya dari kedaulatan Indonesia3.
pencaplokan pulau-pulau terpencil Budiarto Shambazy, wartawan
oleh negara lain. Hal ini dikarenakan harian Kompas, berpandangan bahwa
wilayah Indonesia baik darat maupun kegiatan lawatan keliling dunia yang
perairan memiliki kekayaan alam yang dilakukan oleh Presiden K.H.
melimpah sehingga menjadi sasaran Abdurrahman Wahid mencerminkan
negara lain. Salah satu contoh masalah bahwa K.H. Abdurrahman Wahid
yang masih terjadi hingga saat ini memiliki pemahaman terhadap
adalah masalah Blok Ambalat dan perkembangan dunia internasonal yang
Ambalat Timur yang diklaim cukup canggih dan berbobot.
Malaysia. Sebelumnya, pada masa Kunjungannya ke negara-negara Asia
kepemimpinan Presiden Megawati Pasifik, Timur Tengah, dan Amerika
Soekarnoputri, pulau Sipadan dan Serikat, membuktikan pula bahwa K.H.
Ligitan juga telah jatuh ke tangan Abdurrahman Wahid sesungguhnya
Malaysia. Hal ini tentu berbeda ketika adalah figur presiden yang visioner,
Indonesia dipimpin oleh Presiden K.H. memiliki sebuah visi dunia dan
Abdurrahman Wahid yang juga Ketua
3 Atas lawatan keliling dunia yang dilakukan oleh K.H. Abdurrahman
Umum PBNU 1984-1999.
Wahid ini, pada Minggu awal Mei 2000, Museum Rekor Dunia
Respon terhadap Ancaman Indonesia (MURI), Guines Book of World Record-nya Indonesia,
mencatat rekor baru: K.H. Abdurrahman Wahid adalah presiden
Disintegrasi yang melakukan kunjungan ke mancanegara terbanyak dan dalam
Dominasi Presiden K.H. waktu tersingkat.3 Dalam buku Rekor-rekor MURI, juga tercatat
bahwa K.H. Abdurrahman Wahid adalah presiden yang melakukan
Abdurrahman Wahid dalam kunjungan ke mancanegara tercepat. Presiden K.H. Abdurrahman
Wahid pernah melakukan kunjungan kenegaraan ke 3 (tiga) negara
pelaksanaan politik luar negeri sangat hanya dalam waktu 1 (satu) hari, yaitu Singapura, Malaysia dan
menonjol. K.H. Abdurrahman Wahid Thailand.3 Memang menjadi kenyataan bahwa Presiden K.H.
Abdurrahman Wahid telah mencapai prestasi "yang ter" dalam hal
sendiri telah bertekad akan lawatan ke luar negeri. Bahkan, Presiden K.H. Abdurrahman Wahid
tidak hanya mengalahkan Presiden Soekarno, Soeharto, maupun
mengadakan lawatan keliling dunia Habibie, namun termasuk juga presiden-presiden lain di seluruh
dunia, karena Presiden K.H. Abdurrahman Wahid dalam waktu
dalam tahun pertama masa singkat setelah dilantik sebagai Presiden RI langsung keliling dunia.
kepresidenannya. Tujuan K.H. Lihat Aylawati Sarwono, Rekor-rekor MURI, PT Elex Media
Komputindo, Jakarta, 2009, hal.283. Lihat pula Media Indonesia, 17
Abdurrahman Wahid sangat jelas, Februari 2000 dalam
http://www.mediaindo.co.id/detail_news.asp?id=2000021700093290
bahwa lawatan maraton ke luar negeri . Kemudian analisis tentang lawatan luar negeri Presiden K.H. juga
ini untuk mengembalikan nama baik terdapat dalam Budiarto Shambazy, Politik Luar Negeri “Tur Keliling
Dunia” Ala Gus Dur, dalam J.B. Kristanto (Ed.), 1000 Tahun
Nusantara, Kompas, Jakarta, 2000, hal. 163-164.

SPEKTRUM 74 Vol. 7, No. 1, Januari 2010


Jurnal Ilmu Politik Hubungan Internasional
Zudi Setiawan Pemikiran dan Kebijakan Nahdlatul Ulama dalam Menjaga
Kedaulatan Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
pada Era Reformasi (1998-2009)

bagaimana Indonesia seharusnya Pebruari 2000: Brunei Darussalam; (8) 8-


memainkan peranan sebagai negara 17 April 2000: Afrika Selatan, Meksiko,
menengah di Asia Pasifik. Sehingga, Kuba, Hongkong, Jepang, Amerika
K.H. Abdurrahman Wahid telah Serikat, Perancis, Iran, Mesir; (9) 7 - 12
menjalankan salah satu tugas penting Juni 2000: Amerika Serikat, Iran,
seorang kepala negara secara baik, Pakistan; (10) 4-11 September 2000:
yakni melakukan kunjungan Amerika Serikat; (11) 25 September-5
kenegaraan yang bertujuan untuk Oktober 2000: Venezuela, Brasil, Cile,
memperjuangkan kepentingan Kanada; (12) 17-21 Oktober 2000:
nasional sesuai dengan garis-garis Malaysia, Hongkong, Korea Selatan;
besar politik luar negeri Indonesia. (13) 12-14 Nopember 2000: Qatar; (14)
Kunjungan kenegaraan juga 24-25 Nopember 2000: Singapura; (15)
merupakan simbol yang sangat 14-15 Desember 2000: Thailand.5
penting dari sebuah hubungan Apabila dianalisis lebih jauh,
bilateral yang erat dan harmonis rangkaian perjalanan luar negeri yang
antara kedua pemimpin dan bangsa, dijalankan Presiden K.H. Abdurrahman
baik yang mengunjungi maupun yang Wahid memiliki beberapa misi utama,
dikunjungi4. antara lain untuk mendapatkan
Tercatat bahwa hingga akhir dukungan internasional bagi keutuhan
tahun 2000, Presiden K.H. teritorial Indonesia. Dalam hal ini,
Abdurrahman Wahid telah melakukan Presiden K.H. Abdurrahman Wahid
perjalanan ke mancanegara sebanyak telah mengingatkan berbagai negara
15 kali dengan mengunjungi 39 negara. bahwa kunjungannya ke mancanegara,
Beberapa negara di antaranya— terutama ke negara-negara besar, adalah
Singapura, Malaysia, Thailand, dan dalam misi mempertahankan integrasi
Amerika Serikat—dikunjungi K.H. nasional Indonesia, yang merupakan
Abdurrahman Wahid dua atau tiga kepentingan seluruh dunia.
kali. Kunjungan K.H. Abdurrahman Sebagaimana dijelaskan oleh Menteri
Wahid ke luar negeri di antaranya: (1) Luar Negeri Alwi Shihab, Indonesia
6-9 Nopember 1999: Singapura, berusaha mengutamakan diplomasi
Malaysia, Myanmar, Thailand, untuk mendapatkan dukungan
Kamboja, Vietnam, Laos, Filipina; (2) internasional, terutama dari negara-
11-16 Nopember 1999: Amerika negara ASEAN, AS, Eropa, dan Asia
Serikat, Jepang; (3) 22-25 Nopember Pasifik, seperti Australia, RRC dan
1999: Kuwait, Qatar, Jordania; (4) 27-29 Jepang, terhadap kebijakan pemerintah
Nopember 1999: Filipina; (5) 1- 3 dalam merespons ancaman disintegrasi
Desember 1999: RRC; (6) 28 Januari-12 bangsa, yang dinilai merupakan salah
Februari 2000: Arab Saudi, Swiss,
Inggris, Perancis, Belanda, Jerman,
Italia, Vatikan, Ceko, Belgia, India,
Korea Selatan, Thailand; (7) 27

4 Budiarto Shambazy, Politik Luar Negeri “Tur Keliling Dunia” Ala


Gus Dur, dalam J.B. Kristanto (Ed.), 1000 Tahun Nusantara,
Kompas, Jakarta, 2000, hal. 168-169. 5 Kompas, 20 Desember 2000, Hal. 55.

SPEKTRUM 75 Vol. 7, No. 1, Januari 2010


Jurnal Ilmu Politik Hubungan Internasional
Zudi Setiawan Pemikiran dan Kebijakan Nahdlatul Ulama dalam Menjaga
Kedaulatan Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
pada Era Reformasi (1998-2009)

satu kepentingan nasional yang Penh (Kamboja), Hanoi (Vietnam), dan


bersifat mendesak dan perlu Manila (Philipina).
diprioritaskan.6 Sebagai bukti keseriusan Presiden
Dalam lawatannya ke Malaysia, K.H. Abdurrahman Wahid untuk
Presiden K.H. Abdurrahman Wahid memperoleh dukungan internasional
memperoleh kepastian dari Perdana atas kedaulatan Indonesia terhadap
Menteri Malaysia Mahathir Irian Jaya yang hendak memisahkan
Mohammad mengenai sikap resmi diri, dari tetangga terdekatnya yang
pemerintah Malaysia yang tidak berbatasan langsung dengan wilayah
membantu aktifitas para separatis itu, ia telah mengadakan kunjungan ke
GAM, yang selama ini dicurigai Papua Nuigini. Sementara, pemerintah
banyak dijalankan melalui para Papua Nuigini secara tegas telah
pekerja migran asal Aceh. Pasca- menyatakan dukungannya terhadap
kunjungan Presiden K.H. kedaulatan Indonesia atas wilayah Irian
Abdurrahman Wahid, kerja sama Jaya yang sedang bergolak. Sikap
lintas perbatasan antara aparat pemerintah Papua Nuigini cukup
keamanan Indonesia-Malaysia serius, karena ditindaklanjuti dengan
semakin ditingkatkan, dengan turut peningkatan patroli di sepanjang
memperhatikan aktifitas lintas batas wilayah perbatasan dengan Indonesia
para aktifis GAM di sekitar perbatasan yang menjadi wilayah pertikaian,
Malaysia, termasuk kawasan dengan tindakan akan memulangkan
perairannya, yang seringkali dijadikan penduduk Irian Jaya yang masuk atau
jalur penyelundupan senjata ke Aceh. mengungsi karena pemberontakan, ke
Sehingga, lawatan presiden ke luar wilayah Papua Nuigini. Walaupun
negeri pertama ke negara-negara memiliki hubungan geografis dan
ASEAN telah direspons dengan kultural dengan penduduk Irian Jaya,
kesamaan sikap mengenai masalah secara eksplisit Perdana Menteri Papua
keamanan domestik kedua negara, dan Nuigini, Sir Mekere Morautahe, telah
juga keamanan di kawasan.7 menyatakan bahwa pihaknya sangat
Dukungan terhadap pemerintahan menghormati kedaulatan dan integritas
baru Indonesia di bawah negara Indonesia. Karenanya, apa yang
kepemimpinan K.H. Abdurrahman sedang terjadi di Indonesia saat ini,
Wahid dan integritas teritorial baginya merupakan masalah dalam
Indonesia, juga diperoleh dalam negeri Indonesia.8
perjalanan selanjutnya beliau ke Pemerintah Australia walaupun
Bangkok (Thailand), Yangoon dicurigai turut memberi angin kepada
(Myanmar), Vientiane (Laos), Phnom para aktivis gerakan separatisme Irian
Jaya yang mulai gencar melakukan lobi
ke berbagai kalangan di Australia,
melalui Menlu Alexander Downer, telah
6 Poltak Partogi Nainggolan, Diplomasi Ofensif Pemerintahan
Wahid: Analisis dari Perspektif Politik, dalam Tim Peneliti mengkonfirmasi bahwa pihaknya tidak
Hubungan Internasional Pusat Pengkajian dan Pelayanan
Informasi DPR RI, Analisis Kebijakan Luar Negeri Pemerintahan
benar mendukung Papua Merdeka.
Abdurrahman Wahid (1999-2000), Sekretariat Jenderal DPR-RI,
Jakarta, 2001, Hal. 18-19.
7 Ibid., Hal. 19-20. 8 Ibid., Hal. 23-24.

SPEKTRUM 76 Vol. 7, No. 1, Januari 2010


Jurnal Ilmu Politik Hubungan Internasional
Zudi Setiawan Pemikiran dan Kebijakan Nahdlatul Ulama dalam Menjaga
Kedaulatan Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
pada Era Reformasi (1998-2009)

Bahkan, dalam kesempatan mengikuti kesetaraan dan keadilan serta


pertemuan Pemimpin Ekonomi Asia membuang segala bentuk
Pasifik (AELM) ke-8 pada 15-16 eksploitasi dan penjajahan.
Karena itu segala bentuk
Nopember 2000, di Brunei Darussalam,
investasi dan bantuan asing
PM Australia John Howard dan PM
haruslah diletakkan sebagai
Selandia Baru Helen Clark telah upaya emansipasi rakyat
menyatakan secara eksplisit bahwa bukan sebaliknya untuk
wilayah Irian Jaya adalah bagian yang menciptakan ketergantungan
tidak terpisahkan dari Indonesia. dan mematikan kreativitas
Penegasan sikap yang disampaikan bangsa.
oleh PM Howard ini sudah merupakan NU Menolak liberalisme dan
bagian dari isi position paper imperialisme dalam segala
bentuk dan manifestasinya
mengenai sikap Canberra terhadap
yang sangat gencar menjajah
Indonesia, terutama dalam kaitannya
bangsa lain atas nama pasar
dengan integritasi teritorial Indonesia.9 bebas dan globalisasi, karena
Berdasarkan uraian di atas, prinsip ini telah digunakan
dapat dipahami bahwa lawatan ke luar untuk menguasai bangsa lain,
negeri yang dilakukan oleh Presiden sehingga merusak tatanan
K.H. Abdurrahman Wahid sosial bangsa lain. Selain itu
memberikan hasil konstruktif berupa kehidupan negara dan rakyat
diperolehnya dukungan internasional menjadi sangat tergantung
pada negara besar sehingga
terhadap integritas teritorial Indonesia.
mengakibatkan kehidupan
Sehingga, di bawah kepemimpinan
rakyat makin sengsara.
Presiden K.H. Abdurrahman Wahid NU Menolak segala bentuk
belum ada sebuah negara pun yang pengambilalihan aset strategis
mendukung gerakan separatisme di negara baik sektor ekonomi
Indonesia. atau sektor pendidikan dan
Respon NU dalam Keputusan kebudayaan oleh pihak asing,
Muktamar dengan alasan privatisasi,
Menanggapi bahaya divestasi atau pun
komersialisasi. Demikian juga
pencaplokan pulau-pulau terpencil
pengambilalihan aset
oleh negara lain, NU merespon dalam
strategis yang bersifat
salah satu keputusan Muktamar NU geografis seperti pencaplokan
ke-31 di Boyolali, Solo tahun 2004 pulau terpencil sampai soal
tentang Taushiyah Muktamar bidang penggeseran tapal batas
politik internasional, ditetapkan Negara Republik Indonesia
bahwa: yang marak belakangan ini
Hubungan antara bangsa adalah merupakan bentuk
baik di bidang politik, kolonialisme yang harus
ekonomi dan kebudayaan ditolak dan segera dihentikan
hendaklah dilakukan operasinya, karena tindakan
berdasarkan prinsip-prinsip tersebut benar-benar telah
melanggar kedaulatan Negara
dan menghina martabat rakyat
9 Ibid., Hal. 24-25.

SPEKTRUM 77 Vol. 7, No. 1, Januari 2010


Jurnal Ilmu Politik Hubungan Internasional
Zudi Setiawan Pemikiran dan Kebijakan Nahdlatul Ulama dalam Menjaga
Kedaulatan Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
pada Era Reformasi (1998-2009)

Indonesia secara keseluruhan tertentu secara lebih awal atas


sebagai sebuah bangsa yang kepulauan yang
merdeka.10 disengketakan akan sangat
menguatkan status
Mantan Ketua PBNU yang juga kepemilikan wilayah tersebut.
Jadi tergantung bendera siapa
mantan Dubes RI untuk Syria Chalid
yang berkibar di sana, siapa
Mawardi berpendapat bahwa untuk
yang lebih dulu
menyelesaikan masalah Blok Ambalat mendiaminya? Dalam
dan Ambalat Timur yang diklaim penyelesaian ini tidak cukup
Malaysia, pemerintah Indonesia hanya dengan bukti bahwa
sebaiknya menempuh jalur diplomasi secara de facto, RI lebih dahulu
bilateral. Chalid Mawardi menyatakan: mengelola Blok Ambalat dan
Dengan menimbang situasi Ambalat Timur, pemilihan
nasional, dukungan ekonomi media penyelesaiannya juga
dan kekuatannya, Indonesia menentukan. Apakah memilih
perlu menghindari diplomasi bilateral ataukah
penggunaan kekuatan militer Mahkamah Internasional?
dan Mahkamah Internasional Kalau Indonesia memilih
dalam penyelesaian Blok Mahkamah Internasional,
Ambalat dan Ambalat Timur sangat kecil kemungkinan
yang diklaim Malaysia. Indonesia akan menang.
Dengan segala kelemahan Sebab, biayanya tidak kecil.
yang dimilikinya, Indonesia Bisa-bisa dana APBN tersedot
lebih tepat menggunakan ke sana semua. Lain halnya
cara-cara diplomasi. Dengan bagi Malaysia, melalui jalur
situasi yang sedang dihadapi Mahkamah Internasional, ia
Indonesia dan teknologi akan diuntungkan, dia punya
militer yang tidak imbang, uang dan kemungkinan besar
jangan pernah berpikir untuk juga akan dibantu negara-
perang dengan pihak negara persemakmuran yang
Malaysia, dengan diplomasi lain. Saya menganjurkan
bilateral, Indonesia harus kepada Pemerintah Indonesia
mempertahankan haknya untuk memilih jalan diplomasi
atas Ambalat yang sangat bilateral. Dengan jalan
ditentukan oleh kemampuan bilateral, maka lebih mungkin
Indonesia dalam diperoleh hasil penyelesaian
menunjukkan bukti-bukti yang adil. Indonesia harus
legitimasinya. Dalam logika menyiapkan diri dalam
hubungan antar bangsa, diplomasi bilateral, buktikan
pihak yang lebih dahulu bahwa memang Blok Ambalat
mengelola pulau yang masih dan Ambalat Timur itu
dianggap asing biasanya merupakan kelanjutan
disebut sebagai pemiliknya. alamiah dari daratan
Jadi pengelolaan negara Kalimantan Timur, dan bukan
kelanjutan alamiah daratan
Sabah. Jadi ambil jalan
10 PBNU, Taushiyah Muktamar Ke-31 Nahdlatul Ulama, dalam
PBNU, Hasil-hasil Muktamar XXXI Nahdlatul Ulama, Sekretariat
diplomasi, jangan jalan
Jenderal PBNU, Jakarta, tt, hal. 63.

SPEKTRUM 78 Vol. 7, No. 1, Januari 2010


Jurnal Ilmu Politik Hubungan Internasional
Zudi Setiawan Pemikiran dan Kebijakan Nahdlatul Ulama dalam Menjaga
Kedaulatan Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
pada Era Reformasi (1998-2009)

Perang, persenjataan Nahdhlatul Ulama (BMNU), Maksum


Malaysia lebih canggih Zuber yang menyatakan bahwa dirinya
dibanding Indonesia, apalagi siap mengerahkan massa untuk
dengan dukungan negara-
menggalang relawan guna menghadapi
negara persemakmuran
konfrontasi dengan Malaysia, termasuk
Inggris, kecuali Indonesia
bisa ajak Singapura untuk soal konflik Blok Ambalat demi
menghadapi Malaysia11 mempertahankan Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI).
Sementara itu, menurut Ketua Menurutnya, sikap Malaysia yang suka
PBNU yang mengurusi hubungan luar memancing-mancing konfrontasi dinilai
negeri yang juga mantan Menteri sudah keterlaluan. Bahkan bukan kali
BUMN HM Rozy Munir, bahwa ini saja Malaysia melanggar wilayah
kawasan Ambalat yang diklaim kedaulatan NKRI, mereka bahkan
Malaysia sebagai wilayahnya harus memprovokasi. Maksum menginginkan
dipertahankan sebagai bagian dari agar pemerintah dan DPR mengambil
NKRI. Namun demikian, PBNU langkah tegas dengan melayangkan
mengharapkan agar diutamakan sikap protes ke Kedubes Malaysia di
penyelesaian diplomasi atas masalah Jakarta.13
tersebut. NU telah terbukti sejak Dengan demikian, bagi NU,
dahulu berupaya mempertahankan pengambilalihan aset strategis yang
kedaulatan NKRI seperti yang bersifat geografis seperti pencaplokan
dilakukan oleh para sesepuh NU pulau terpencil sampai soal
seperti KH Munasir, KH Wahab penggeseran tapal batas Negara
Hasbullah, KH. Sullam, dan lainnya. Republik Indonesia yang marak
Dalam hal ini, Rozy Munir menjamin belakangan ini adalah merupakan
bahwa PBNU akan berusaha secara bentuk kolonialisme yang harus ditolak
maksimal berperan aktif dan segera dihentikan operasinya,
menyelesaikan permasalahan tersebut, karena tindakan tersebut benar-benar
terutama dengan menjalin komunikasi telah melanggar kedaulatan negara dan
antar ormas dan ulama, baik di menghina martabat rakyat Indonesia
Indonesia maupun dari Malaysia. Rozy secara keseluruhan sebagai sebuah
Munir juga mengingatkan bahwa bangsa yang merdeka. Dengan
konflik ini sudah melibatkan pihak penolakan ini NU ingin tetap mengawal
ketiga, yaitu para perusahaan minyak kedaulatan wilayah NKRI.
yang mengeksplorasi kawasan
tersebut, oleh karena itulah kedua NU Menolak Federalisme dan
belah pihak harus berhati-hati agar Separatisme
tidak dimanfaatkan pihak ketiga demi NU memiliki pandangan bahwa
kepentingan mereka sendiri.12 dalam membangun Indonesia baru
Hal senada juga disampaikan perlu diawali dengan mendorong
oleh Koordinator Barisan Muda terciptanya ishlah nasional berdasarkan
prinsip kebenaran untuk mewujudkan
11 NU Online, Warta, 11 Maret 2005
12 NU Online, Warta, 10 Maret 2005 13 NU Online, Warta, 6 Juni 2009

SPEKTRUM 79 Vol. 7, No. 1, Januari 2010


Jurnal Ilmu Politik Hubungan Internasional
Zudi Setiawan Pemikiran dan Kebijakan Nahdlatul Ulama dalam Menjaga
Kedaulatan Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
pada Era Reformasi (1998-2009)

keadilan bagi semua pihak. Hal ini separatisme yang mengancam


diperlukan untuk menghindari konflik kesatuan nasional RI. Tetapi
antar ras dan suku juga generasi yang juga menghancurkan tertib
dan struktur sosial yang sudah
akan datang yang akan mengakibatkan
mapan, sehingga merusak
perpecahan di negeri ini,
relasi sosial, yang kemudian
menimbulkan friksi (kelompok) di memunculkan rasa saling
negeri ini, yang telah menimbulkan curiga dan saling membenci
diskriminasi, represi sehingga yang berujung pada konflik
menghilangkan peluang yang sama sosial. Dalam situasi sekarang
bagi masyarakat dalam memperoleh penguatan komitmen
haknya sebagai warga negara.14 kebangsaan tidak bisa
Dengan demikian diharapkan dapat dijalankan dengan cara
paksaan apalagi kekerasan
mengurangi berkembangnya gerakan
tetapi perlu strategi
federalisme maupun separatisme yang
kebudayaan baru untuk
didasarkan pada paham kedaerahan menata hubungan sosial dan
maupun kesukuan. hubungan antar bangsa
Merespon berkembangnya berdasarkan kesetaraan dan
upaya menumbuhkan federalisme kesukarelaan, sehingga
yang bertujuan mengganti bentuk solidaritas sosial dan
negara kesatuan menjadi negara solidaritas kebangsaan bisa
federasi, NU merasa perlu untuk diwujudkan. Bagi Warga
Nandliyin Negara Kesatuan
meneguhkan kembali semangat
Republik Indonesia
kebangsaan Indonesia dengan
merupakan bentuk final dari
menyatakan bahwa Negara Kesatuan
sistem kebangsaan.15
Republik Indonesia (NKRI)
merupakan bentuk final dari sistem
Kedaulatan dan keutuhan NKRI
kebangsaan di negara ini. Hal ini
seringkali terancam dengan munculnya
sebagaimana telah ditetapkan dalam
berbagai gerakan separatisme di
keputusan Muktamar NU ke-31 di
berbagai tempat di Indonesia, misalnya
Boyolali, Solo tahun 2004 tentang
adalah yang terjadi di Aceh dan Papua.
Taushiyah Muktamar di bidang politik
Menanggapi hal ini, para kiai NU
nasional, yang berbunyi:
mengadakan Bahtsul Masa’il tentang
Mengukuhkan kembali
gerakan separatisme. Dari perspektif
komitmen kebangsaan yang
pudar yang diakibatkan oleh konsep bughat dalam fikih, para ulama
situasi krisis dan semangat NU menyimpulkan bahwa separatisme
reformasi yang berlebihan. itu memang tidak dibenarkan. Dalam
Lantaran semua itu tidak fikih, gerakan separatisme menurut
hanya mengakibatkan ulama NU, sering disebut dengan al-
hilangnya integritas bangsa khuruj ‘an al-imam (membangkang
dengan munculnya gerakan terhadap penguasa). Bahkan dalam
federalisme bahkan

14 PBNU, Taushiyah Muktamar Ke-31 Nahdlatul Ulama, dalam 15 PBNU, Taushiyah Muktamar Ke-31 Nahdlatul Ulama, dalam PBNU,
PBNU, Hasil-hasil Muktamar XXXI Nahdlatul Ulama, Sekretariat Hasil-hasil Muktamar XXXI Nahdlatul Ulama, Sekretariat Jenderal
Jenderal PBNU, Jakarta, tt, hal. 62. PBNU, Jakarta, tt, hal. 62-63.

SPEKTRUM 80 Vol. 7, No. 1, Januari 2010


Jurnal Ilmu Politik Hubungan Internasional
Zudi Setiawan Pemikiran dan Kebijakan Nahdlatul Ulama dalam Menjaga
Kedaulatan Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
pada Era Reformasi (1998-2009)

fikih, gerakan separatisme bisa negatif dan kecurigaan


dihadapi dengan kekuatan senjata, terhadap GAM karena mereka
meskipun ada syaratnya, yaitu pertama, telah melakukan
pengingkaran terhadap
bahwa gerakan separatisme itu telah
kedaulatan NKRI. Sebaliknya,
diajak berunding, namun ia tidak mau.
pihak GAM juga memiliki
Kedua, gerakan separatisme itu anggapan dan stigma bahwa
menggunakan senjata. Jadi kalau pemerintah Indonesia hanya
gerakan separatisme diajak berunding akan berusaha menjinakkan
tidak mau, mereka juga menggunakan keliaran mereka tanpa ada
kekuatan senjata dan mereka upaya perbaikan yang lebih
menyatakan penolakan terhadap kongkret terhadap
pemerintahan, maka gerakan separatis ketidakadilan ekonomi (al-
adalah al-iqtishadiyah) yang
itu bisa dihadapi dengan kekuatan
telah terjadi selama ini. Selain
bersenjata, tetapi tetap menjunjung
itu juga dibutuhkan tanggung
tinggi etika perang bahwa tidak boleh jawab secara adil antara
merusak properti maupun menyakiti masyarakat dan pemerintah.17
warga negara, khususnya yang sipil,
terutama perempuan dan anak-anak. Wakil Katib Syuriah PWNU Jawa
Itulah prinsip-prinsip yang diatur oleh Timur yang juga mantan anggota Fraksi
NU dalam mempertahankan NKRI16. Kebangkitan Bangsa DPRD Propinsi
Ketua Lajnah Bahtsul Masail Jawa Timur K.H. Syaifudin menyatakan
PBNU K.H. Yasri Marzuki bahwa mempertahankan kedaulatan
berpandangan bahwa semestinya dan keutuhan NKRI adalah tugas
pemerintah berusaha mengurangi penting umat Islam Indonesia pada saat
konfrontasi dan konflik dengan GAM. ini. Hal ini semakin penting karena
Ia lebih menyetujui penggunaan cara- Indonesia tengah menghadapi
cara yang damai dan musyawarah persoalan serius yaitu kemungkinan
antara GAM dengan pemerintah. K.H. terjadinya disintegrasi nasional. Muncul
Yasri Marzuki mengatakan: keinginan dari beberapa daerah untuk
Menurut saya, dengan selalu
memisahkan diri dari NKRI. K.H.
berunding antara pemerintah
Syaifudin juga berpendapat bahwa
NKRI dengan GAM, pada
saatnya akan menghasilkan perlu dilakukan upaya penyempurnaan
titik temu yang melahirkan Undang-Undang Otonomi Daerah
solusi konflik di sana. Akan sehingga aturan tersebut nantinya tidak
tetapi, untuk menuntaskan mengilhami suatu daerah untuk
konflik ini memang memisahkan diri dari negara nasional.
diperlukan waktu yang lama. Aturan tersebut dibuat harus dengan
Tentu saja karena persepsi didasari semangat menjaga kedaulatan
yang ada pada pencitraan
dan keutuhan NKRI dan memajukan
akal kedua pihak yang
kesejahteraan masyarakat. K.H.
berbeda. Pemerintah akan
tetap memiliki anggapan Syaifudin menolak upaya beberapa

16 K.H. Masdar F. Mas’udi dalam Jurnal Tashwirul Afkar, Edisi No. 17 Ali Maschan Moesa, Nasionalisme Kiai: Konstruksi Sosial Berbasis
17 Tahun 2004, hal. 136-138 Agama, LkiS, Yogyakarta, 2007, Hal. 178.

SPEKTRUM 81 Vol. 7, No. 1, Januari 2010


Jurnal Ilmu Politik Hubungan Internasional
Zudi Setiawan Pemikiran dan Kebijakan Nahdlatul Ulama dalam Menjaga
Kedaulatan Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
pada Era Reformasi (1998-2009)

pihak yang ingin mengganti bentuk yaitu pertama, pelaku


negara kesatuan menjadi negara beragama Islam. Kedua,
federasi. Dalam pandangannya, sistem mempunyai kekuatan massa
yang terorganisir. Ketiga,
federasi justru sangat longgar dan
menentang kepada
dapat memicu semangat separatisme
pemerintahan yang sah. Dan
dari daerah.18 keempat, mempunyai
Dalam pandangan Sekretaris tuntutan politik tertentu,
Lajnah Bahtsul Masail PWNU Jawa seperti pemisahan dari negara
Timur yang juga Ketua Dewan Syuro pusat. Akan tetapi, jika GAM
Pengurus Anak Cabang (PAC) Partai tidak memenuhi keempat
Kebangkitan Bangsa Kecamatan syarat itu, maka perbuatan
Benowo Surabaya K.H. Syahid, GAM tersebut tergolong sebagai
teror (ifsad) dan pelakunya
adalah sisi buruk dari bangsa
termasuk perampok (quttha’
Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah
ath-thariq)20
harus berusaha semaksimal mungkin
untuk menyelesaikan masalah GAM
Sementara itu Plh. Ketua
itu. Hal ini sangat penting untuk
Tanfidziyah Pengurus Cabang
dilakukan demi menjaga kedaulatan
Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota
dan keutuhan NKRI. Menurut K.H.
Semarang Drs. H. Anasom, M.Hum.
Syahid, jika pemerintah tidak mampu
memiliki pandangan bahwa dalam
menyelesaikan masalah GAM dan
konteks negara nasional, keberadaan
aktivitasnya yang ingin memisahkan
GAM (Gerakan Aceh Merdeka) dan
diri dari NKRI, maka hal itu
gerakan separatis lainnya itu adalah
menunjukkan bahwa rasa
bentuk pemberontakan. Namun
nasionalisme di Indonesia belum
demikian, dalam penyelesaiannya perlu
mantap dan mengalami masalah yang
dicari cara-cara yang damai bukan
serius. Atau, dalam perkataan lain,
selalu dengan cara-cara yang
nasionalisme di Indonesia masih
militeristik. Salah satu caranya adalah
berhenti pada tahapan nasionalisme
dengan meningkatkan kesejahteraan
sempit dan juga menunjukkan bahwa
seluruh daerah di Indonesia, khususnya
yang menguat adalah etno-
daerah yang sedang bergolak seperti
nasionalisme.19
Aceh dan Papua.21
Wakil Rais Syuriah PWNU Jawa
Sedangkan, Ketua Tanfidziyah
Timur K.H. Syarief Djamhari
Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama
menyatakan bahwa Aceh adalah
(MWC NU) Kecamatan Sayung
bagian yang tidak terpisahkan dari
Kabupaten Demak Drs. M. Djamil
wilayah NKRI. Selanjutnya, ia
Mudassir berpendapat bahwa GAM itu
menyatakan:
misinya adalah politik bukan misi
Menurut saya, GAM bisa
dikategorikan sebagai agama. Drs. M. Djamil Mudassir
pemberontak (bughat) jika mengatakan:
memenuhi empat syarat,
20 Ibid., Hal. 208.
21 Wawancara dengan Plh. Ketua Tanfidziyah Pengurus Cabang
18 Ibid., Hal. 188. Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Semarang Drs. H. Anasom, M.Hum.
19 Ibid., Hal. 193. pada 27 Juni 2009.

SPEKTRUM 82 Vol. 7, No. 1, Januari 2010


Jurnal Ilmu Politik Hubungan Internasional
Zudi Setiawan Pemikiran dan Kebijakan Nahdlatul Ulama dalam Menjaga
Kedaulatan Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
pada Era Reformasi (1998-2009)

GAM itu kan misinya kan NU dan umat Islam di Maluku. Mereka
politik bukan misi agama. tetap teguh memperjuangkan tegaknya
Walaupun sering dikatakan NKRI. Upaya yang dilakukan oleh
bahwa GAM ingin
PWNU Ambon dalam mengatasi
memperjuangkan Islam.
ancaman gerakan separatis RMS yaitu
Kalau menurut saya, untuk
menangani masalah GAM bersama dengan ormas dan pemuka
sebagaimana pernah agama Islam lainnya, PWNU Ambon
disampaikan Gus Dur yaitu melakukan kunjungan ke sejumlah
bukan dengan pendekatan fihak untuk menyatakan dukungan
kekerasan dan cara-cara terhadap tegaknya NKRI dan posisi
militeristik. NKRI termasuk RMS dimata umat Islam.23
di dalamnya ada Aceh, harus Dari sinilah kemudian dapat
tetap utuh tanpa melalui
dipahami bahwa NU telah mengambil
pertumpahan darah. Harus
kebijakan untuk meneguhkan kembali
diingat bahwa Indonesia itu
bukan negara agama, bukan semangat kebangsaan Indonesia dengan
negara Islam, walaupun menyatakan bahwa Negara Kesatuan
mayoritas muslim. NKRI Republik Indonesia (NKRI) merupakan
yang berdasarkan Pancasila bentuk final dari sistem kebangsaan di
dan UUD 1945 itu bagi NU negara ini. Kebijakan tersebut diambil
sudah final. Dan, NU adalah untuk merespon berkembangnya upaya
ormas Islam yang pertama menumbuhkan federalisme yang
kali menyatakan menerima
bertujuan mengganti bentuk negara
asas tunggal Pancasila.
kesatuan menjadi negara federasi di
Walaupun NU dikritik habis-
habisan oleh karena itu. Indonesia. Pemikiran para tokoh dan
Karena NU memang ingin pengurus NU juga sejalan dengan
NKRI utuh. NU tidak setuju kebijakan yang telah diambil oleh NU
dengan gerakan separatisme secara organisatoris yang tetap menjaga
yang ingin melepaskan diri kedaulatan dan keutuhan wilayah
dari NKRI.22 NKRI.

Terkait dengan ancaman Kesimpulan


gerakan separatis Republik Maluku Hasil penelitian ini menunjukkan
Selatan (RMS), Ketua PWNU Ambon bahwa bergulirnya gerakan reformasi
H. Kilwo menyatakan bahwa seluruh yang dimulai pada tahun 1998 telah
warga NU di Maluku tak ada yang membawa perubahan besar bagi
terlibat RMS. Warga NU di Maluku perkembangan politik di Indonesia.
tetap memperjuangkan tegaknya Pada kurun waktu 1998-2009 inilah
NKRI. Keberadaan kelompok Indonesia berada dalam kondisi krisis
pemberontak Republik Maluku Selatan multidimensi dan berada dalam
(RMS) di daerah Maluku ternyata ancaman perpecahan (disintegrasi)
tidak mendapat simpati dari warga bangsa serta muncul pula ancaman
yang datang dari luar seperti klaim atau
22 Wawancara dengan Ketua Tanfidziyah Majelis Wakil Cabang
Nahdlatul Ulama (MWC NU) Kecamatan Sayung Kabupaten
Demak Drs. M. Djamil Mudassir, 24 Juli 2009. 23 NU Online, Warta, 6 Juli 2007

SPEKTRUM 83 Vol. 7, No. 1, Januari 2010


Jurnal Ilmu Politik Hubungan Internasional
Zudi Setiawan Pemikiran dan Kebijakan Nahdlatul Ulama dalam Menjaga
Kedaulatan Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
pada Era Reformasi (1998-2009)

pencaplokan terhadap pulau-pulau _____________,dkk. 2003. Kebangkitan


kecil Indonesia oleh negara lain. Pada Agama Menantang Politik Dunia.
awal digulirkannya reformasi, juga Yogyakarta: Ar-Ruzz
mulai tumbuh gerakan-gerakan Hartono. 2003. Bagaimana Menulis Tesis?:
separatisme di berbagai daerah. Di Petunjuk Komprehensif tentang Isi dan
samping itu, mulai berkembang pula Proses. Malang: UMM Press
wacana yang menginginkan adanya Kristanto, J.B. (Ed.). 2000. 1000 Tahun
perubahan bentuk negara Indonesia Nusantara. Jakarta: Kompas
dari negara kesatuan menjadi negara Lajnah Bahtsul Masail PBNU. 2004.
federasi. Ahkamul Fuqaha, Solusi Problematika
Dalam perjalanan sejarah Aktual Hukum Islam: Keputusan
pemikiran dan kebijakan NU pada era Muktamar, Munas, dan Konbes
Reformasi (1998-2009) menunjukkan Nahdlatul Ulama (1926-1999 M).
bahwa NU memainkan peran yang Surabaya: LTN NU Jawa Timur dan
sangat penting dalam menjaga Diantama
kedaulatan wilayah NKRI. Ideologi _____________________. 2007. Ahkamul
kebangsaan yang dimiliki oleh NU ini Fuqaha, Solusi Problematika Aktual
berpijak pada dasar keagamaan di Hukum Islam: Keputusan
samping pula pada kondisi objektif Muktamar, Munas, dan Konbes
bangsa dan negara Indonesia yang Nahdlatul Ulama (1926-1999 M).
plural. Ideologi kebangsaan inilah Surabaya: LTN NU Jawa Timur dan
yang menjadikan NU dikenal sebagai Khalista
organisasi Islam yang nasionalis. Dari ______________________. tt. Hasil-hasil
dasar ideologi kebangsaan ini pula Muktamar XXXI Nahdlatul Ulama.
maka NU berada di garis terdepan Jakarta: Sekretariat Jenderal PBNU
dalam menjaga kedaulatan wilayah Moesa, Ali Maschan. 2007. Nasionalisme
NKRI. Kiai: Konstruksi Sosial Berbasis
Agama. Yogyakarta: LkiS
Daftar Pustaka Sarwono, Aylawati. 2009. Rekor-rekor
Abbas, Siradjuddin. 2002. I’itiqad MURI. Jakarta: PT Elex Media
Ahlussunnah Wal-Jama’ah. Jakarta: Komputindo
Pustaka Tarbiyah Setiawan, Zudi . 2007. Nasionalisme NU.
Budiardjo, Miriam. 2001. Dasar-dasar Semarang: Aneka Ilmu
Ilmu Politik. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama Sumber data dari Majalah, Koran dan
Hakim, Lukman. 2004. Perlawanan Website
Islam Kultural: Relasi Asosiatif Jurnal Tashwirul Afkar, Edisi No. 17
Pertumbuhan Civil Society dan Tahun 2004
Doktrin Aswaja NU. Surabaya: Media Indonesia, 17 Februari 2000
Pustaka Eureka NU Online dalam http://www.nu.or.id
Berger, Peter L. 1991. Langit Suci.
Jakarta: LP3ES

SPEKTRUM 84 Vol. 7, No. 1, Januari 2010


Jurnal Ilmu Politik Hubungan Internasional
Zudi Setiawan Pemikiran dan Kebijakan Nahdlatul Ulama dalam Menjaga
Kedaulatan Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
pada Era Reformasi (1998-2009)

Wawancara
Wawancara dengan Plh. Ketua
Tanfidziyah Pengurus Cabang
Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota
Semarang Drs. H. Anasom, M.Hum.
pada 27 Juni 2009.

Wawancara dengan Ketua Tanfidziyah


Majelis Wakil Cabang Nahdlatul
Ulama (MWC NU) Kecamatan Sayung
Kabupaten Demak Drs. M. Djamil
Mudassir, 24 Juli 2009.

SPEKTRUM 85 Vol. 7, No. 1, Januari 2010


Jurnal Ilmu Politik Hubungan Internasional

Anda mungkin juga menyukai