PEMBAHASAN
Lulusan Perguruan Tinggi Indonesia sedang mengalami dilema, sebab
gelar ijazah pendidikan tinggi yang mereka raih tak lagi jadi jaminan mudah untuk
mendapat pekerjaan. Kesulitan mereka terserap dunia kerja semakin bertambah
berat, karena mulai 1 Januari tahun ini mereka juga bersaing dengan tenaga
kerja asing dari negara-negara. (Jakarta, Kompas.com 2016). Menurut Rosmala
(2016) Masalah Utama adalah kualitas tenaga pengajar. Jumlah doktor dan
profesor perguruan tinggi masih minim. (edukasi.kompas.com 2016) Tiga
Masalah Utama Perguruan Tinggi Menuju 3 Besar ASEAN.
Selanjutnya Menurut Suprayitno (2016) Permasalahan Dalam Perguruan
Tinggi di indonesia
INDONESIA
Makin Tinggi Tingkat Pendidikan
Makin Rendah Tingkat Kewirausahaan
3,28
PT 6,14 83,18 3,93
3,12 0,35
Suprayitmo (2016.) Transformasi Pendidikan Tinggi: Membangun Institusi dan Mengembangkan Potensi
Insani. Jakarta.; Ristekdikti
Page 1
Permasalahan Pendidikan Tinggi di
Indonesia (Disparitas Kualitas)
Keterbatasan • Sebaran PT
Terbatasnya Sumberdaya
Kapasitas/ Daya • Biaya Kuliah +
Pendidikan Berkualitas
Tampung PT Akomodasi
Kesetaraan
Belum setara dalam
Belum dapat menjamin memberikan layanan
memenuhi semua permintaan pendidikan bermutu
pendidikan tinggi bermutu
Keterjaminan
4.4420 Perguruan Tinggi (Forlap DIKTI, Okt 2016), melaksanakan 24.336 program
studi, jumlah Mahasiswa ~ 7 juta, jumlah Dosen ~250.000 (S‐3: 26.688)
Page 2
Bentuk LPTK Indonesia
(422 LPTK)
Belum semua LPTK terstandar
• Disparitas Kualitas
Universitas 12 LPTK • Over supply lulusan Pendidikan
(eks IKIP Akademik/Sarjana Pendidikan
Negeri) • Sebagian besar LPTK belum memiliki
sekolah laboratorium dan sistem
kemitraan dengan sekolah
FKIP pada
STKIP Swasta Universitas
Negeri
29 LPTK BAN PT, 2016
Akreditasi Institusi LPTK
380 LPTKS LPTK A: 2%
B: 19%
C: 21%
FKIP Pada D: ~40% belum terakreditasi
FKIP UT
Univ Swasta
Page 3
6. Kebutuhan akan kualifikasi yang makin tinggi untuk memasuki lapangan kerja
modern meningkatnya kebutuhan akan pendidikan tinggi
7. Perubahan lapangan kerja yang sangat dinamis baik di dalam negeri terlebih
lintas negara kebutuhan retraining/continuous learning/life-long learning
(new skills, new technology, new business environment)
Tantangan nasional
1. Transformasi demokrasi dan reformasi di segala bidang
2. Desentralisasi dan otonomi daerah
3. Persatuan dan kesatuan bangsa
4. Pengikisan karakter, jati-diri, budaya bangsa akibat pengaruh global dan bias
informasi
5. Harapan publik pada perguruan tinggi sebagai kekuatan moral
6. Harapan publik pada perguruan tinggi sebagai kunci kemajuan dan mobilitas
sosial
7. Tuntutan masyarakat akan kualitas dan relevansi pendidikan tinggi, serta
ketersediaan, kesetaraan akses memperoleh pendidikan tinggi
8. Pendanaan publik (pemerintah) yang terbatas dan harus bersaing dengan
sektor lain maupun pendidikan dasar dan menengah
9. Posisi PT yang merupakan sektor quasi-public
10. Tingkat sarjana pengangguran yang tinggi
11. Peran PT bagi pembangunan daerah, pembanguan nasional, pembangunan
ekonomi dan sosial
12. Tantangan pembangunan manusia dan pencapaian MDGs
13. Perguruan tinggi sebagai ujung tombak daya saing bangsa dalam masyarakat
berbasis pengetahuan
14. Kesenjangan geografis, sosial, akses, mutu, kesempatan.
15. Pemanfaatan sumberdaya berwawasan ramah lingkungan
16. Pemanfaatan posisi geologis dan geografis yang unik.
Page 4
Peningkatan mutu itu pada dasarnya dapat dilakukan dengan strategi merubah
salah satu dari subsistem : manusia, struktur, teknologi, dan proses organisasi.
(Surniati Chalid 2016). Semakin tinggi indek Entrepreneurial Activity maka
semakin tinggi level entrepreneurship suatu negara (Boulton dan Turner, 2005).
Menghadapi tuntutan adanya tenaga kerja yang terlatih dan siap kerja (ready for
use) adalah merupakan tantangan yang berat bagi bangsa kita (Jenny Ch.
Tambahani 2014 ).
Menurut Hidayat (2017) Ada Relevansi Program Studi Administrasi Bisnis
Terapan dengan penyerapan tenaga kerja yang ditunjukkan oleh persentase
88,06% berada pada kategori yang relevan dan 11,94% berada pada kategori
yang tidak relevan. Untuk itu, Perguruan Tinggi haruslah dapat membangun citra
atau kesan (image) dengan dimulai dari pengembangan kualitas atau reputasi
program pendidikan yang ditawar dari program studi S1, S2 maupun S3,
hubungan dengan industri dan dunia kerja, mendapatkan income generating
baru kemudian mendapatkan image atau reputasi perguruan tinggi (Corporate
Image), Shattock (2004:125-135). Dalam hal ini Jika dikaitkan dengan
kompetensi. Pengertian dan arti kompentensi oleh Spencer dalam Moeheriono,
(2014) dapat didefinisikan sebagai karakteristik yang mendasari seseorang
berkaitan dengan efektivitas kinerja individu dalam pekerjaannya atau
karakteristik dasar individu yang memiliki hubungan kausal atau sebagai sebab-
akibat dengan kriteria yang dijadikan acuan, efektif atau berkinerja prima atau
superior di tempat kerja atau situasi tertentu.
Dalam hubungan ini Robertson (1992:8) merumuskan globalization
sebagai "... the compression of the world and the intensification of consciousness
of the world as a whole". Dalam Era Globalisasi peningkatan mutu, relevansi dan
daya saing sudah merupakan keharusan. Hal ini disebabkan perubahan yang
terjadi dalam setiap aspek kehidupan telah mengglobal. Untuk itu, Perguruan
Tinggi sebagai suatu lembaga formal penghasil Sumber Daya Manusia haruslah
dapat mengantisipasi hal tersebut dengan memprioritaskan peningkatan mutu
dan daya saing agar dapat mengikuti perubahan (Biner Ambarita 2010).
Meminjam istilah Porter (1993) tentang konsep persaingan Industri, maka
dalam dunia pendidikan lima kekuatan dalam persaingan itu dapat diterjemahkan
sebagai: (a) Munculnya perguruan tinggi baru, termasuk perguruan tinggi asing
Page 5
yang membuka cabangnya di Indonesia; (b) Dibukanya jurusan/program studi
baru oleh perguruan tinggi lainnya lebih menarik; (c) Terjadi perubahan dan
peningkatan kebutuhan dari masyarakat pengguna lulusan perguruan tinggi; (d)
Terjadinya perubahan dan kebutuhan dari calon mahasiswa atas jenis dan
layanan pendidikan yang dikehendaki; (e) Ancaman dari perguruan tinggi yang
sudah ada. Mengutip Kotter (1995) menyatakan "The globalization of markets
and competition is creating enormous change. The new rule is: to succeed, one
must capitalize on the opportunities available in the faster-moving and more
competitive business environment while avoiding the many hazards inherent in
such an environment". Dengan demikian, tamatan pendidikan tinggi seyogyanya
dilengkapi agar mampu memanfaatkan peluang-peluang baru yang tersedia
dalam era yang baru tersebut; peluang-peluang mana berubah dan bergerak
sangat cepat, demikian pula dengan tantangantantangan yang ditimbulkannya.
Jadi, produk perguruan tinggi harus mampu untuk berkompetisi yang salah satu
syaratnya adalah memiliki keunggulan-keunggulan tertentu. Jadi kualitas
pendidikan memegang peranan yang sangat sentral.
Page 6
Dunia Digital dan Revolusi
Industri
1
5 Menguatnya
kapasitas inovasi Meningkatnya
Kualitas
Pembelajaran dan
Kemahasiswaan
Pendidikan
4 Meningkatnya Tinggi
relevansi, kuantitas
dan kualitas sumber
Meningkatnya daya manusia
relevansi
dan
berpendidikan
tinggi, serta 2
pengeproduktivitas
Riset dan kemampuan Iptek dan Meningkatnya
Pengembangan inovasi untuk kualitas
keunggulan daya kelembagaan
Dikti
Meningkatnya relevansi,
3
kualitas, dan kuantitas
sumber daya Iptek dan
Dikti
Page 7
Skill di Industri Masa Depan
Tantangan-Tantangan
Scale of Skill
Skills Demand in Complex Problem Solving
2020 Kemampuan untuk memecahkan masalah yang asing dan
belum diketahui solusinyadi dalam dunia nyata.
Social Skill
Kemampuan untuk melakukan koordinasi, negosiasi, persuasi,
mentoring, kepekaan dalam memberikan bantuan hingga
emotional intelligence
Process Skill
Kemampuan terdiri dari: active listening, logical thinking, dan
monitoring self and the others
System Skill
Kemampuan untuk dapat melakukan judgement dan
keputusan dengan pertimbangan cost-benefit serta
kemampuan untuk mengetahui bagaimana sebuah sistem
dibuatdan dijalankan
Cognitive Abilities
Skill yang terdiri dari antara lain: Cognitive Flexibility,
Creativity, Logical Reasoning, Problem Sensitivity,
Mathematical Reasoning, dan Visualization .
(Share of jobs requiring skills family as part of their core skill set, %)
Sumber: The Future of Jobs Report, World Economic Forum, definisiskill berdasarkan O*NET Content Model, US
Department of Labor & Bureau of Labor Statistics
Page 8
DAFTAR PUSTAKA
Ambarita, B. (2010) Medan: Mahasiswa S3 Pascasarjana Unimed, Dosen FBS
Unimed, dan Pembantu Rektor III Unimed.
Chalid, S. (2016) Peran LPTK Dalam Pengembangan Pendidikan Vokasi di
Indonesia. Peningkatan Mutu Pendidikan Di Perguruan Tinggi . Medan:
Seminar Internasional Universitas Negeri Medan.
Kompas.com (2016) Kenapa Lulusan Perguruan Tinggi Makin Susah Mendapat
Pekerjaan SEAN sebagai dampak berlakunya Masyarakat Ekonomi Asean
(MEA). Jakarta: edukasi.kompas.com.
Kotter, P. (1995) The New Rules How to Succeed in Today's Post-Corporate
World. New York: : The Free Press.
Moeheriono (2014) “Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi Edisi Revisi”.
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Nurwan (2014) Tracer Study: Kajian Profil Lulusan dan Relevansi Kurikulum
Program Studi Pendidikan Matematika Tahun 2010-2014 Jurusan
Matematika FMIPA Universitas Negeri Gorontalo : Jurnal Nurwan.
Porter, E. M. (1980) Competitive Strategy: Techniques for Analyzing Industries
and Competitors. New York: Macmillan.
Rahmat. (2015) Profil lulusan program studi administrasi bisnis terapan tahun
2015 dan relevansinya dengan penyerapan dunia kerja. Relevansinya
dengan penyerapan dunia Kerja. Batam: Jurnal Rahmat Akuntansi,
Ekonomi dan Manajemen Bisnis.
Robertson, R. (1992) Globalization Social Theory and Global Culture. London:
Sage Publ.
Rosmala. (2016). Tiga Masalah Utama Perguruan Tinggi Menuju 3 Besar ASEA.
Malang: edukasi.kompas.com.
Santoso (2011) Tantangan Global Perguruan Tinggi dalam Menghadapi
Dinamika Global. Malang: Persentasi Kuliah Umum Universitas
Muhammadiyah Malang.
Shattock (2004:125-135) Managing Succusful Universities. Open University
Press, USA: McGraw Hill.: Shattock (2004:125-135). Managing Succusful
Universities, Open University Press, USA: McGraw Hill.
Page 9
Suprayitno (2018) Transformasi Pendidikan Tinggi: Membangun Institusi dan
Mengembangkan Potensi Insani . Malang: Risetdikti .
Tambahani, J. C. (2014) Peran LPTK Dalam Pengembangan Pendidikan Vokasi
di Indonesia Relevansi Kurikulum Jurusan Pkk Dalam Meningkatkan
Kualitas Lulusan Menghadapi Dunia Kerja. Unima: Seminar Internasional
PKK FT Unima.
Page 10