Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN EVALUASI DIRI

ATEM SEMARANG

AKADEMI TEKNIK ELEKTROMEDIK

ATEM SEMARANG
JAWA TENGAH
TAHUN 2013
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
RANGKUMAN EKSEKUTIF
SUSUNAN TIM PENYUSUN DAN DESKRIPSI TUGASNYA

I. DESKRIPSI EVALUASI SETIAP KOMPONEN


1.1Pendahuluan
1.2Analisis Lingkungan Eksternal
1.3Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran, serta Strategi Pencapaiannya.
1.4Tata Pamong, Kepemimpinan, Sistem Pengelolaan, dan Penjaminan Mutu.
1.5Mahasiswa dan Lulusan.
1.6Sumber Daya Manusia.
1.7Kurikulum, Pembelajaran, dan Suasana Akademik.
1.8Pembiayaan, Sarana dan Prasarana, serta Sistem Informasi.
1.9Penelitian, Pelayanan/Pengabdian kepada Masyarakat, dan Kerjasama.

II. RINGKASAN HASIL ANALISIS SWOT


2.1. Analisis Antar Komponen
2.2. Strategi dan Pengembangan

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
I. DESKRIPSI EVALUASI SETIAP KOMPONEN
I.1 Pendahuluan
Dalam perjalanannya kurang lebih 15 tahun, Akademi Teknik Elektromedik
Semarang (ATEM SEMARANG ) yang dulunya bernama ATEM Kesdam IV Diponegoro
Semarang dengan SK Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
No.HK.01.01/I/II/IV/00748/2012 tertanggal 31 Januari 2012 Tentang Perpanjangan Ijin
Penyelenggaraan Pendidikan ATEM SEMARANG yang di selenggarakan oleh Yayasan Bina
Bangsa Semarang Propinsi Jawa Tengah. ATEM Semarang sesuai dengan SK Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia No. HK.06.01/III/3/02433/2011 tertanggal 30 Desember 2011
Tentang Strata Akreditasi Akademi Tehnik Elektro Medik Semarang. Hasil Penetapan
Akreditasi ATEM Semarang Mendapat Strata B dengan nilai 73,65 dan terbukti dari jumlah
lulusan ATEM Semarang telah terserap pada lembaga swasta maupun pemerintah.
ATEM Semarang terus berusaha untuk melakukan evaluasi diri dalam rangka
mengetahui kinerja melalui pengkajian dan analisis dengan melihat kekuatan, kelemahan,
peluang serta ancaman yang dihadapi dan perlu kami sampaikan Kegiatan evaluasi diri
dilakukan secara intensif dan mendalam oleh tim evaluasi diri dengan melibatkan semua
pihak yang terkait . Aspek-aspek yang dievaluasi meliputi Analisis Lingkungan Eksternal,
Evaluasi Sistem Tatakelola dan Organisasi, Evaluasi Kinerja dan Manajemen Program
Akademik, Evaluasi Ketersediaan dan Manajemen Sumber Daya, dan Evaluasi Sistem
Penjaminan Mutu di Tingkat Institusi.

I.2 Profil Lingkungan Eksternal


Keberlangsungan dan keberlanjutan program pendidikan di ATEM SEMARANG
tidak terlepas dari berbagai peluang dan kondisi dari lingkungan eksternal baik tingkat
daerah, nasional maupun internasional. Lingkungan eksternal yang dievaluasi dalam rangka
untuk mendorong arah pengembangan program meliputi peluang dan tantangan yang
dihadapi ATEM SEMARANG mencakup calon mahasiswa, dunia industri dan pemerintah.
Dengan demikian dapat diidentifikasi faktor-faktor eksternal yang dikelompokkan dalam
peluang (opportunity) dan ancaman (threats) sebagai berikut :

1. Peluang (Opportunity) :

1
1. Dukungan pemerintah terhadap pengembangan pendidikan vokasi saat ini
sangat baik. Kondisi ini menguntukan ATEM Semarang dalam meningkatkan
sumber daya pendukung pendidikan.

2. Peran serta Pendidikan Tinggi Swasta di Indonesia dalam mencerdaskan


kehidupan bangsa secara kwantitatif adalah sangat besar dibandingkan dengan PTN
mengingat jumlah PTS Di Indonesia mencapai 3200 PTS sedangkan jumlah PTN
nya sekitar 130 PTN. Salah satu dari banyak nya PTS tersebut adalah Akademi
Tehnik Elektro Medik Semarang (ATEM Semarang ) yang berkedudukan di Jl.
Karangbendo 4-5 Semarang Telp/Fax ( 024 ) 8508879 Semarang. Keberlangsungan
penyelenggaraan pendidikan di ATEM SEMARAANG sangat tergantung pada
kepercayaan masyarakat guna menempuh pendidikan di ATEM SEMARANG.
Sebagai perguruan tinggi swasta, proporsi sumber dana terbesar adalah dari
mahasiswa. Sehingga kepercayaan masyarakat adalah menjadi penentu
ketersediaan calon mahasiswa, meski tidak sedikit masyarakat yang masih
menomorduakan PTS tetapi pemerintah sudah mensetarakan PTS dengan PTN
dalam pengelolaan pendidikan lewat kemampuan manajemen dalam pengelolaan
pendidikan yaitu akreditasi. Secara geografis ATEM SEMARANG berada di
Propinsi Jawa Tengah yang memiliki pertumbuhan jumlah lulusan SMA yang terus
meningkat.

3. Jika ATEM SEMARANG setiap tahun menyerap rata-rata 100 lulusan


SMA/tahun dengan rata-rata mahasiwa yang berasal dari Jawa Tengah hanya
sebesar 26 %, maka rasio daya serap mahasiswa baru ATEM SEMARANG
dibanding dengan jumlah lulusan SMA di Jawa Tengah kurang lebih hanya sebesar
0.02% (kurang dari 1%). Dari rasio tersebut, maka peluang untuk mendapatkan
mahasiswa baru yang berasal dari lulusan SMA di Jawa Tengah terbuka lebar.
Bahkan peluang ini akan meningkat jika ATEM SEMARANG mampu
memperlebar peluang calon mahasiswa baru dari luar Jawa Tengah (lingkup
nasional). Proporsi jumlah mahasiswa baru dari luar Jawa Tengah dalam 5 tahun
terakhir mengalami kenaikan (4.5% persen pada tahun 2010 menjadi 7.2% tahun
2011). Hal ini menunjukkan ATEM SEMARANG mulai dikenal masyarakat di luar
Jawa Tengah. Sehingga peluang merekrut dari luar Jawa Tengah sangat besar.

2
4. Sesuai UU No 44 tahun 1999 Tentang Rumah Sakit. Menjelaskan bahwa
tenaga elektro medis sangat di butuhkan untuk pengoperasian, pemeliharaan dan
juga perbaikan. Data dari Ikatan Tenaga Elektro Medik Indonesia ( IKATEMI )
tahun 2010 tenaga elektro medik Indonesia berjumlah 5000 orang, sementara
kebutuhan untuk tahun 2010 sekitar 9000 orang sehingga masih ada kekurangan
4000 orang, sementara setiap tahunnya dari 10 institusi yang membuka Program
Studi Elektro Medik hanya meluluskan 350 – 400 tenaga elektro medik, sehingga
masih kekurangan tenaga tersebut.

5. Dengan diberlakukannya Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional memberikan peluang berupa keleluasan kepada perguruan
tinggi untuk mengembangkan lembaga pendidikan yang dikelolanya. Berbagai
dukungan pemerintah terhadap penyelenggaraan pendidikan baik dibidang
pengajaran, penelitian maupun pengabdian masyarakat cukup besar. Berbagai dana
hibah ditawarkan pemerintah guna pengembangan perguruan tinggi seperti DP2M,
PHK TIK (K1,K2, K3), PHK Institusi dan PHP-PTS. Pemerintah juga telah
membangun infrastruktur berupa jaringan pendidikan nasional (JARDIKNAS),
sehingga memungkinkan ATEM SEMARANG melakukan sharing sumberdaya dan
berbagai bentuk kerjasama dengan berbagai PTN. Keleluasaan mengembangkan
kurikulum institusional juga semakin terbuka. Penetapan syarat penggunaan
kurikulum inti minimal 40%, telah memberi peluang bagi ATEM SEMARANG
untuk mengembangkan kurikulum institusional guna mempertajam kompetensi
lulusan. Pemerintah juga memberikan keleluasaan untuk membangun model sistem
penjaminan mutu sendiri. Pemerintah melakukan bentuk pengawasan Sistem
pelaporan EBSBED dan Akreditasi oleh BAN-PT. Pemerintah juga memberi
kesempatan para dosen untuk melanjutkan studi ke jenjang S2 dan S3 melalui
berbagai bentuk beasiswa yang di fasilitasi Pemerintah, seperti BPPS. Mahasiswa
juga diberi beberapa fasilitas beasiswa seperti Supersemar, TPSDP, PPA, BBM dan
sebagainya.

3
2. Ancaman (Threats) :

1. Tantangan yang dihadapi adalah berkaitan dengan kualitas input yang masih belum
sesuai dengan standar yang diharapkan. Berdasarkan nilai rata-rata rapor mahasiswa
baru dalam 5 tahun rata-rata 6.95. Dari nilai seleksi masuk, rata-rata 7.04. Nilai
Standar untuk nilai rata-rata rapor ditetapkan di atas 7.5. Tantangan lain adalah daya
serap perguruan tinggi negeri semakin meningkat, akibatnya mengurangi keketatan
dan tingkat kualitas input mahasiswa di ATEM SEMARANG.

2. Beberapa tantangan eksternal yang dihadapi ATEM SEMARANG terutama berasal


dari tuntutan pengguna lulusan akan lulusan yang bermutu dan tuntutan masyarakat
akan mutu penyelenggaraan pendidikan. ATEM SEMARANG menghadapi tantangan
untuk memperkecil kesenjangan/gap antara kondisi lulusan freshgraduate dengan
kebutuhan pengguna. Pengguna lulusan biasanya selain membutuhkan lulusan yang
memiliki hardskill tinggi juga membutuhkan lulusan yang memiliki kemampuan
problem solving, kemampuan bekerjasama (teamwork), memiliki motivasi belajar
yang tinggi, berorientasi pada peningkatan terus-menerus dengan tidak dibatasi pada
target tertentu, membutuhkan pengetahuan terintegrasi antardisiplin ilmu untuk solusi
masalah industri yang kompleks, kemampuan menggunakan teknologi untuk solusi
masalah industri, dan kemampuan softskill (adaptasi, komunikasi, pengendalian emosi,
kemandirian, bahasa asing). Untuk menghadapi tantangan ini, ATEM SEMARANG
berupaya melakukan peningkatan kompetensi inti maupun pendukung melalui
perbaikan mutu proses pembelajaran yang berkelanjutan. Keterlibatan komunitas
bisnis, kerjasama dengan dunia industri menjadi tantangan untuk segera diwujudkan
guna meningkatkan link and macth dalam pengembangan kurikulum dan memberi
kesempatan mahasiswa menambah wawasan di dunia kerja. Tuntutan pengguna
lulusan akan kemampuan bahasa inggris bagi lulusan perguruan tinggi menjadi
tantangan besar bagi ATEM SEMARANG. Upaya dengan menambah beban sks pada
kurikulum belum secara signifikan meningkatkan kemampuan bahasa inggris lulusan.

3. Sedangkan tuntutan masyarakat akan mutu penyelenggaraan pendidikan antara lain


perolehan status akreditasi dan kepuasan stakeholder (mahasiswa, orangtua,
masyarakat, dunia industri dan pemerintah). Tantangan ini diantisipasi ATEM
SEMARANG dengan berupaya memperoleh status akreditasi yang baik, ATEM

4
SEMARANG juga berupaya untuk menerapkan sistem penjaminan mutu yang baru
mulai dirintis. Rintisan kerjasama peningkatan mutu pendidikan juga ditempuh
melalui kerjasama ATEM SEMARANG dengan PTN/PTS, Rumah Sakit, dunia
industri dll. Peningkatan mutu pendidikan juga merupakan jawaban atas tantangan
akan melemahnya daya beli masyarakat akibat meningkatnya biaya ekonomi yang
berdampak meningkatnya biaya pendidikan.

4. Persyaratan dosen minimal S2 merupakan tantangan bagi ATEM SEMARANG


mengingat dari 10 instansi yang membuka Program studi Elektromedik belum ada
yang membuka Program Strata 1, apalagi Program Strata II. Walaupun pemerintah
telah memberi kesempatan studi lanjut namun mensyaratkan telah memiliki jabatan
fungsional akademik, sebaliknya untuk mengajukan jabatan fungsional akademik
harus berpendidikan S2. Sehingga ATEM SEMARANG harus membiayai studi lanjut
dosen khususnya dosen baru yang masih berpendidikan D III atau S1. Tantangan berat
atas persyaratan ini adalah keterlibatan praktisi sebagai dosen tidak tetap, secara
kompetensi memenuhi tetapi persyaratan pendidikan tidak memenuhi, sedangkan
pihak ATEM SEMARANG belum memiliki kekuatan untuk mendanai untuk studi
lanjut bagi dosen tidak tetap.

I.3 Evaluasi Sistem Tata Pamong Perguruan Tingi


I.3.1 Kinerja Tata Pamong ATEM Semarang
Sistem tata pamong yang dikembangkan di ATEM SEMARANG adalah sistem yang
memperhatikan partisipasi sivitas akademika, kredibel, transparansi pengelolaan sumber daya,
kontribusi stakeholder, efektif dan efisien dalam pengelolaan dan pelaksanaan tata pamong
yang akuntabel, bertanggung jawab dan adil. Sistem dan struktur organisasi ATEM
SEMARANG berpedoman pada Statuta ATEM SEMARANG. Asas organisasi yang
digunakan adalah partisipasif, akuntabilitas dan kolegialitas (PAK) yang melibatkan sivitas
akademika, mulai dari mahasiswa, staf non edukatif, dosen, ketua program studi, kepala unit,
kepala biro dan dekan serta direktur. Asas PAK ini menjadi semangat tata pamong di ATEM
SEMARANG dengan mengedepankan: (a) partisipasi menyeluruh, sehingga keputusannya
tidak hanya bersifat top down tetapi juga bersifat bottom up (b) keberlanjutan, proses
organisasi ini sesuai dengan keputusan/ketentuan yang telah ditetapkan (c) akuntabilitas
dengan tanggung jawab penuh Direktur atas keputusan yang ditetapkan, (d) kolegialitas
dengan pengaturan formal dan informal hubungan interpersonal sivitas akademika.
5
Organisasi yang diterapkan di ATEM SEMARANG saat ini mengacu pada Statuta ATEM
SEMARANG dikelola oleh Yayasan Bina Bangsa Semarang dan dari aspek strukturnya,
organisasi di ATEM SEMARANG menganut struktur yang berjenjang, terdiri dari Direktur
dan dibantu oleh 3 (tiga) orang wakil direktur: (a) wakil direktur bidang akademik, (b) wakil
direktur bidang administrasi dan keuangan, dan (c) wakil direktur bidang kemahasiswaan.
Wakil direktur bidang akademik membantu direktur memimpin penyelenggaraan dan
pengembangan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Wakil direktur
bidang administrasi dan keuangan, membantu direktur dalam memimpin pelaksanaan dan
pengembangan di bidang keuangan dan administrasi umum, serta pengelolaan sarana dan
prasarana. Wakil direktur bidang kemahasiswaan, membantu direktur dalam memimpin
pelaksanaan kegiatan di bidang kemahasiswaan, termasuk pembinaan, pelayanan
kesejahteraan, minat dan bakat serta penalaran mahasiswa, serta hubungan institusi dengan
para alumni. Untuk mendukung dan melaksanakan administrasi serta layanan sivitas
akademika, ATEM SEMARANG memiliki: (a) Biro Administrasi Akademik &
Kemaahasiswaan (BAAK), (b) Biro Administrasi Umum dan Keuangan (BAUK), Jenis, tugas
dan fungsi satuan pelaksana administrasi ditetapkan sesuai aturan yang ada yang disyahkan
oleh pejabat yang berwenang Selain itu ATEM SEMARANG memiliki unit pelaksana teknis
yaitu UPT Laboratorium, UPT Perpustakaan. Dalam pelaksanaan kegiatan operasional
beberapa dokumen masing-masing unit/bagian belum seluruhnya ada, sehingga implementasi
kegiatan di tingkat unit/bagian belum sesuai dengan tujuan yang ada.

Dalam pelaksanaannya masih banyak kendala yang dihadapi berkaitan dengan tata kelola
yang ada yakni diantaranya : 1) Pemahaman tentang management practices masih lemah, 2)
Belum tersedianya sistem tata nilai, 3) Kepatuhan pelaksanaan statuta atau AD-ART tentang
tata pamong masih lemah, 4) Belum memiliki pedoman analisis jabatan, 5) Belum
menerapkan standar mutu tata kelola, 6) Koordinasi dan kejelasan kewenangan berdasarkan
struktur organisasi yang ada masih lemah.

6
I.4 Evaluasi Kinerja dan Manajemen Program Akademik
Akademi Teknik Elektro Medik Semarang memiliki satu Program Studi DIII Teknik Elektro
Medik dengan Akreditasi B berdasarkan Keputusan Kepala Pusdiklatnakes Kemenkes R.I
Nomor : HK.06.01/III/3/02433/2011 Tanggal 30 Desember 2011 dan saat ini sudah
mendapatkan pengakuan dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan berdasarkan pada
Surat Keputusan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor : 07/E/O/2012
Tanggal 3 Januari 2012

I.4.1 Pendidikan

1. Aspek Input : Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) dan Mutu Masukan

Proses seleksi mahasiswa baru ATEM Semarang ditempuh melalui dua cara yaitu of-line
dan melalui media on-line.

Penerimaan mahasiswa baru dilaksanakan melalui jalur SPMB (Seleksi Penerimaan


Mahasiswa Baru). Jumlah mahasiswa baru yang diterima ditetapkan berdasarkan
kapasitas program studi dan hasil seleksi. ATEM SEMARANG menetapkan standar
seleksi jalur jalur SPMB nilai seleksi≥7.0 dan tingkat keketatan seleksi ≥ 50%. Apabila
terjadi ketidaktercapaian standar, maka mahasiswa baru yang diterima didasarkan atas
peringkat terbaik (merit) berdasarkan hasil seleksi disesuaikan kapasitas program studi
DIII. Berdasarkan data pada kinerja penerimaan mahasiswa baru. Jika dibandingkan
standar yang ditetapkan, nilai pencapaian indikator tersebut belum tercapai dan
mahasiswa baru yang diterima didasarkan atas peringkat terbaik hasil seleksi yang
disesuaikan dengan kapasitas program studi.

7
w

Gambar 2.1 Profil Penerimaan Mahasiswa Baru

Berdasarkan grafik di atas, dapat dilihat bahwa penerimaan mahasiswa baru terjadi
peningkatan jumlah pendaftar sebanyak 67 orang pada tahun 2011 menjadi 174 pada
tahun 2012 dan meningkat lagi menjadi 285 orang pada tahun 2013. Dapat dilihat juga
bahwa rata-rata keketatan dalam calon mahasiswa baru selama tiga tahun terakhir adalah
sebesar 2,0 atau setara dengan 50% calon yang diterima dibandingkan jumlah total
pendaftar (lampiran Tabel 1).

Dari segi sebaran minat masyarakat terhadap pendidikan ATEM Semarang, hingga tahun
2013 sudah terdapat di 15 provinsi di Indonesia. Dari data yang dikumpulkan, maka
disajikan dalam grafik berikut ini.

8
Gambar 2.2 Grafik Sebaran Animo Calon Mahasiswa ATEM di Indonesia 2013

Sedangkan untuk wilayah Jawa Tengah, sebarannya ada di 12 Kota dan Kabupaten
sebagaimana digambarkan dalam grafik di bawah ini.

Gambar 2.3 Grafik Sebaran Animo Calon Mahasiswa ATEM di Jawa Tengah 2013
9
2. Aspek Proses : Sistem dan Mutu Proses Pembelajaran

a. Keaktifan mahasiswa dalam mengikuti proses pembelajaran

Gambar 2.4 Profil Mahasiswa Aktif

Aspek keaktifan mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan dilakukan oleh dosen


melalui pemantauan daftar hadir kuliah mahasiswa. Tingkat kehadiran mahasiswa
saat ini rata-rata berkisar 14 pertemuan (83,44%) dari standar 16 pertemuan.
Selama kurun waktu 5 tahun, kondisi ini tidak banyak mengalami perubahan dan
dari hasil evaluasi masih dianggap dalam batas kewajaran (lebih dari 75%).
Mahasiswa yang tidak memenuhi jumlah pertemuan minimal 75% hadir
perkuliahan tidak diperbolehkan mengikuti ujian akhir semester. Pemantauan
kehadiran mahasiswa dilakukan langsung oleh dosen pengampu pada setiap
pertemuan kuliah.

Keaktifan mahasiswa dalam mengikuti proses pembelajaran dievaluasi berdasarkan


data satuan konsumsi waktu yang dibutuhkan mahasiswa untuk mengikuti proses
pembelajaran dengan indikator lama waktu studi mahasiswa (LS) dan lama waktu
penyelesaikan tugas akhir (TA). Lama waktu studi mahasiswa saat ini rata-rata
selama 6 semester dan lama penyelesaian tugas akhir tidak banyak mengalami
perubahan yaitu berkisar 4 – 6 bulan atau 1 semester.

10
b. Kinerja dosen dalam mengelola proses pembelajaran

Kinerja dosen dalam mengelola proses pembelajaran dievaluasi dari aspek kehadiran
dosen mengajar di kelas/laboratorium, kesesuaian materi yang disampaikan dengan
rencana pembelajaran, kemampuan dalam menyampaikan materi pembelajaran dan
kegiatan evaluasi dosen terhadap hasil belajar mahasiswa. Kinerja dosen dari aspek
kehadiran mengajar rata-rata mencapai 85% dari standar normal 16 pertemuan.
(lampiran tabel 4). Mekanisme pemantauan kehadiran mengajar dilakukan dengan
sistem absensi dosen pada bagian pengajaran dan tanda tangan mahasiswa pada
berita acara pengajaran. Kesesuaian materi kuliah dengan rencana pembelajaran,
kemampuan dosen menyampaikan materi dan cara evaluasi dosen terhadap hasil
belajar mahasiswa dilakukan oleh mahasiswa menggunakan kuesioner.

c. Evaluasi pelaksanaan proses pembelajaran

Sistem evaluasi pelaksanaan proses pembelajaran dilakukan dosen terhadap


mahasiswa untuk menilai hasil belajar mahasiswa melalui tugas-tugas kuliah, ujian
tengah semester dan ujian akhir semester. Pelaksanaan ujian dilakukan secara
periodik pada setiap semester mengikuti kalender akademik yang sudah ditetapkan.
Sistem dan komponen penilaian disampaikan secara transparan oleh dosen kepada
mahasiswa pada pertemuan awal perkuliahan. Untuk sistem administrasi penilaian,
telah tersedia sistem komputerisasi untuk memasukkan dan mencetak nilai.
Mahasiswa dapat mengakses nilai yang diperolehnya melalui komputer dan internet
yang disediakan oleh institusi. Mahasiswa juga mendapatkan hak untuk menanyakan
nilai apabila terdapat kekeliruan dalam penilaian yang dilakukan dosen.

d. Ketersediaan sarana pembelajaran

Sebanyak 4 ruang kelas dan 6 ruang laboratorium yang dimiliki saat ini, dilengkapi
dengan papan tulis, meja tulis, dan kursi dengan kondisi baik dan layak namun
belum dipasang AC (Air Conditioner). Sarana pendukung pembelajaran lain seperti
LCD juga masih terbatas jumlahnya yaitu hanya ada 4 unit yang dipakai bergantian
oleh setiap dosen.

e. Suasana akademik

11
Suasana akademik yang konduksif akan terjadi bila terjadi interaksi yang baik antara
dosen dengan dosen, dosen dengan mahasiswa dan mahasiswa dengan mahasiswa
serta didukung oleh pelayanan yang baik dari para karyawan. Agar hal ini terjadi
maka diperlukan sarana-sarana fisik maupun kegiatan-kegiatan yang dapat
menumbuhkan interaksi. Disamping itu perlu juga adanya perangkat peraturan atau
kebijaksanaan untuk menjamin kelancaran terjadinya interaksi tersebut. Untuk
memelihara interaksi dosen dengan dosen dan dosen dengan mahasiswa tersedia
sarana fisik cukup baik (ruang). Kegiatan-kegiatan yang menunjang suasana
akademik adalah perwalian, kegiatan-kegiatan ilmiah mahasiswa serta interaksi
antara dosen mahasiswa baik di dalam maupun diluar perkuliahan terjadwal.
Perwalian adalah pertemuan yang terjadwal sebagaimana tertera dalam Kalender
Akademik. Setiap semester sekurang-kurangnya mahasiswa terjadwalkan 3 (tiga)
kali untuk berkonsultasi menganai studi mereka dengan Dosen Pembimbing, yaitu
saat perwalian (pengisian, kartu rencana studi), perubahan Rencana Studi, dan
pembatalan Rencana Studi. Kegiatan ilmiah mahasiswa yang dimaksud adalah
seminar, KKL dan sebagainya. Kedisiplinan dosen dan mahasiswa dalam
melaksanakan proses belajar mengajar sudah baik : Dari sekitar 14 kali perkuliahan.
Yang terjadwal, minimal kehadiran dosen dan mahasiswa mencapai 12 kali. Diluar
perkuliahan dosen masih memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk
menanyakan materi perkuliahan yang belum mereka pahami. Suasana akademik
yang baik juga ditandai dengan adanya pengembangan kepribadian ilmiah. Para
dosen senantiasa dimotivasi untuk menulis Modul/ diktat dan menulis makalah-
makalah ilmiah.

f. Kurikulum

Kurikulum yang digunakan di ATEM SEMARANG merupakan kurikulum berbasis


kompetensi dengan mengacu Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No.
232/U/2000 (Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian
Hasil Belajar Mahasiswa) dan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No.
45/U/2002 (Kurikulum Inti dan Institusional). Program studi melakukan peninjauan
kurikulum rata-rata berkisar 2-3 tahun sekali untuk merespon perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi dan kebutuhan dunia kerja. Materi kurikulum selama ini
diadopsi dari berbagai sumber seperti kurikulum nasional dan dari asosiasi atau
12
konsorsium . Upaya melibatkan pengguna lulusan atau kalangan industri dalam
pengembangan kurikulum telah dilakukan namun peran aktif pengguna lulusan
masih rendah, sehingga perlu dibangun jaringan komunikasi antara ATEM
SEMARANG dengan kalangan industri sehingga kalangan industri secara aktif
memberi masukan terhadap pengembangan kurikulum. Melalui jaringan komunikasi
ini juga dapat dimanfaatkan sebagai bursa kerja (permintaan dan penawaran tenaga
lulusan) secara elektronis.

g. Angka Efisiensi Edukasi

Angka efisiensi edukasi adalah indikator yang mencerminkan tingkat efisiensi


pengelolaan pendidikan yang dihitung dengan rumus prosentase jumlah lulusan per
tahun dibanding jumlah seluruh mahasiswa terdaftar (aktif). Angka efisiensi edukasi
yang dicapai selama tahun 2007 – 2012 mencapai 85.5%

h. Akreditasi Program Studi

Akademi Tehnik Elektro Medik Semarang ( ATEM SEMARANG ) yang dulunya


bernama ATEM Kesdam IV Diponegoro Semarang dengan SK Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia No.HK.01.01/I/II/IV/00748/2012 tertanggal 31
Januari 2012 Tentang Perpanjangan Ijin Penyelenggaraan Pendidikan ATEM
SEMARANG yang di selenggarakan oleh Yayasan Bina Bangsa Semarang Propinsi
Jawa Tengah.

Sesuai dengan SK Kementerian Kesehatan Republik Indonesia No.


HK.06.01/III/3/02433/2011 tertanggal 30 Desember 2011 Tentang Strata Akreditasi
Akademi Tehnik Elektromedik Semarang, diperoleh Strata B dengan nilai 73,65 dan
terbukti dari jumlah lulusan ATEM Semarang telah terserap pada lembaga swasta
maupun pemerintah. ATEM Semarang juga telah berupaya untuk memperoleh status
akreditasi dari BAN-PT melalui pengiriman borang akreditasi pada bulan Agustus
2013. (bukti pengiriman terlampir)

3. Aspek Output : Mutu dan Relevansi Lulusan

a. Rata-rata lama studi lulusan


Selama kurun 5 tahun, lama studi lulusan ATEM Semarang adalah 3 tahun (6
semester) dan lama penyelesaian tugas akhir adalah 6 bulan (1 semester). Upaya

13
yang telah dilakukan untuk lebih meningkatkan kualitas lulusan agar lebih sesuai
dengan kompetensi program studi adalah dengan terus melakukan pembenahan
perkuliahan terutama untuk praktek kerja di bidang elektro medik. Perbaikan
terhadap proses pembimbingan tugas akhir mahasiswa juga merupakan upaya yang
telah dilakukan guna lebih memperpendek masa studi dan kualitas kompetensi
lulusan.
b. Waktu tunggu rata-rata lulusan untuk bekerja
Waktu tunggu lulusan dalam mendapatkan pekerjaan pertama dalam 3 tahun terkahir
ini adalah 0-3 bulan, salah satu faktor yang menentukan adalah regulasi pemerintah
terkait dengan tenaga elektro medis di bidang kesehatan.
c.Gaji pertama lulusan
Ditinjau dari aspek gaji pertama lulusan, dari hasil survei diperoleh data gaji rata-
rata berkisar Rp. 1.500.000,- s.d Rp. 2.500.000, per bulan. Sejauh ini belum dapat
disimpulkan secara mendalam apakah lulusan ATEM SEMARANG dianggap cukup
memiliki ”nilai jual” yang tinggi dari sisi gaji, sebab adanya kesulitan dalam
mencari pembanding atau ukuran baik dari sisi UMR maupun pembanding lulusan
dari perguruan tinggi lain.

I.4.2 Penelitian & Pengabdian Masyarakat


Penelitian dilaksanakan oleh dosen dengan sumber dana dari lembaga/ ATEM
SEMARANG, Instansi lain dan dana yang secara mandiri diupayakan oleh dosen sendiri.
Jenis penelitian yang dilakukan adalah sesuai dengan spesialisasi ilmu yang dimiliki masing-
masing dosen. Penelitian dilakukan mengikuti perkembangan ilmu terakhir dan disesuaikan
dengan kebutuhan masyarakat agar hasilnya dapat dimanfaatkan oleh khalayak luar.
Sehubungan dana untuk penelitian yang dialokasikan dari lembaga sangat terbatas, maka
sebagian besar penelitian menggunakan dana pribadi dari peneliti. Kegiatan penelitian
umumnya dilaksanakan pada tiap semester, dan beberapa hasil penelitian yang baik
dipublikasikan melalui jurnal /majalah atau seminar.
a. Kegiatan Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Bersama Dosen dan Mahasiswa.
Pada umumnya kegiatan penelitian dilakukan oleh dosen yang membimbing mahasiswa
tingkat akhir yang mengambil tugas akhir. Sedangkan kegiatan pengabdian masyarakat
yang dilakukan bersama-sama mahasiswa baru dapat dilakukan secara insidental dan

14
hanya baru dilakukan dilokasi yang masih terbatas. Kegiatan ini dikoordinir oleh
Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM).
b. Jumlah dan Kualitas Kegiatan Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat yang
dilakukan oleh mahasiswa.
Kegiatan penelitian mahasiswa berupa karya ilmiah atau tugas akhir berjumlah 59 judul
yang dihasilkan selama tahun ajaran 2008/2009 sampai dengan 2011/2012
c. Jumlah dan kualitas penelitian dan publikasi dosen.
Banyaknya penelitian yang dilakukan oleh dosen dalam 3 tahun terakir (2010- 2013)
masih sangat minim.

I.5 Evaluasi Ketersediaan dan Manajemen Sumber Daya


I.5.1 Sumber Daya Manusia (SDM)
1 Sistem Rekruitmen.
Untuk memperluas dan memperjelas proses rekruitmen/pengadaan pegawai baru di
lingkungan ATEM SEMARANG maka ditetapkan ketentuan pelaksanaan sebagai
berikut : Proses rekruitmen tenaga edukatif dan Proses rekruitmen tenaga administratif.
Kedua proses tersebut dilaksanakan apabila ada usulan kebutuhan tenaga dari program
studi untuk diusulkan kepada Direktur ATEM SEMARANG, kemudian Direktur ATEM
SEMARANG meminta pendapat Senat, baru hasilnya diajukan ke Yayasan. Bila
Yayasan menyetujui, Direktur ATEM SEMARANG memerintahkan ke bagian
kepegawaian untuk ditindaklanjuti. Bagian kepegawaian membuat pengumuman
kepada masyarakat tentang jumlah kebutuhan dan kualifikasi yang ditentukan. Setelah
menerima lamaran kemudian diadakan seleksi oleh tim, baik untuk tenaga edukatif
maupun tenaga administratif. Setelah dinyatakan memenuhi kualifikasi, yang
bersangkutan akan menjadi karyawan dengan masa percobaan tiga sampai enam bulan.
Setelah melewati masa percobaan, diadakan penilaian, dan apabila memenuhi kriteria,
maka institusi mengusulkan ke yayasan untuk diangkat menjadi karyawan tetap.

2 Profil Dosen dan Tenaga Pendukung


Untuk mendukung keberhasilan Program Studi, dibutuhkan jumlah dosen yang
mencukupi dengan kualifikasi dan kualitas sesuai dengan bidang studi dan keahliannya.
Adapun jumlah dosen dan kualifikasinya dapat dilihat pada grafik berikut.

15
Gambar 2.5 Profil Dosen ATEM Semarang
Hingga tahun 2013, jumlah dosen yang sedang melanjutkan studi berjumlah 5 orang di
UGM Yogyakarta dan UNISSULA Semarang.

I.5.2 Sumber Daya Keuangan

Sistem pengelolaan dan alokasi dana dikelola secara terpusat di tingkat Institusi. Setiap awal
tahun anggaran program studi/unit/biro/bagian diharuskan menyusun rencana anggaran dan
belanja tahunan untuk menentukan proyeksi alokasi dana yang mungkin berdasarkan
ketersediaan dana dalam satu tahun anggaran. Proyeksi anggaran dan belanja tahunan yang
sudah disepakati oleh semua unit/biro/bagian kemudian disahkan dalam bentuk Rencana
Anggaran Pendapatan dan Belanja Tahunan. Dalam 5 tahun terakhir, jumlah pendapatan dan
jumlah pengeluaran menunjukkan trend peningkatan dengan kenaikan pendapatan rata-rata
4.5% dan kenaikan pengeluaran rata-rata 4.1%. Ditinjau dari distribusinya, pendapatan
sebagian besar bersumberkan dari dana pendidikan mahasiswa (90.1%), sedangkan alokasi
pengeluaran sebagian besar digunakan untuk pendanaan program pendidikan (85.5%).
Penggalian sumber pendapatan di luar dana masyarakat masih rendah. ATEM SEMARANG
perlu menggali sumber-sumber pendapatan yang berasal luar atau dari pemanfaatan sumber
daya yang dimiliki. Hal ini juga untuk mengantisipasi kenaikan biaya pendidikan yang
semakin mahal, agar tidak menurunkan daya beli masyarakat.

I.5.3 Fasilitas Fisik


 Prasarana (Gedung/Bangunan)

16
Fasilitas fisik berupa gedung/bangunan 2 lantai dengan luas tanah 1500 m2 dengan luas
bangunan 750 m2, yang digunakan untuk ruang perkuliahan, ruang dosen, ruang
laboratorium, ruang perpustakaan, ruang administrasi, pusat kegiatan kemahasiswaan, parkir,
fasilitas ibadah, aula, pusat kegiatan mahasiswa, dengan pemanfaatan : ruang kuliah ( 192
m2), laboratorium ( 192 m2), perpustakaan (64 m2), ruang dosen (16 m2), ruang administasi
(16 m2), ruang kemahasiswaan (16 m2), ruang aula (200 m2), ruang pimpinan (60 m2), dan
ruang rapat (40 m2). Rasio ruang administrasi dibanding ruang akademik sebesar 1:7. Jumlah
ruang kuliah seluruhnya sebanyak 103 ruang dengan frekwensi penggunaan ruang kelas rata-
rata sebesar 7 shift/hari dan 5 hari/minggu. Perkuliahan dibuka untuk kelas pagi (07.00 –
17.00). Rata-rata kapasitas ruang kuliah adalah 50 mahasiswa/ruang.
 Laboratorium
Laboratorium yang dimiliki ATEM SEMARANG sebanyak 6 laboratorium dengan kapasitas
rata-rata 30-40 mahasiswa/mata kuliah praktikum serta luas rata-rata 64 m2/laboratorium.
Pengelolaan laboratorium dilakukan secara terpusat oleh UPT Laboratorium. Pemanfaatan
laboratorium terutama diperuntukkan untuk pelayanan perkuliahan praktikum, rata-rata 13.5
jam/hari. Salah satu laboratorium yang diharapkan dapat menopang komptetensi dan keahlian
mahasiswa dalam bidang elektromedik, sejauh ini masih jauh dari memadai. Hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya : 1) kurangnya memadainya peralatan-peralatan
praktikum elektromedik, 2) belum tersedianya modul/petunjuk praktikum dalam setiap mata
kuliah praktikum, dan 3) kurangnya anggaran/dana untuk menginvestasikan peralatan-
peralatan elektromedis yang harganya relatif mahal. Dengan demikian diupayakan sumber
dana dari luar untuk mengatasi masalah tersebut. Salah satunya adalah melalui pengajuan
PHP-PTS ini.

 Perpustakaan

ATEM Semarang memiliki 1 unit Perpustakaan, dimana manajemen perpustakaan mulai dari
perencanaan, pengadaan, pemanfaatan, pemeliharaan dan perbaikan dilakukan oleh UPT
Perpustakaan. Selain pengadaan bahan pustaka melalui anggaran dan belanja tahunan,
penambahan koleksi bahan pustaka juga dilakukan melalui sumbangan dari wisudawan.
Ditinjau dari sistem akses bahan pustaka, saat ini masih terbatas pada sistem konvensional
dimana sistem katalogisasi dan peminjaman dilakukan secara fisik. Perpustakaan belum

17
memiliki peralatan audio visual yang memadai untuk mengakses bahan-bahan pustaka digital
sehingga koleksi bahan pustaka dalam bentuk digital jarang diakses.

I.5.4 Data dan Informasi


Pemanfaatan teknologi dan sistem informasi pada saat ini masih terbatas pada sub-sub sistem
di tingkat unit/biro/bagian dan belum seluruhnya terintegrasi menjadi sebuah sistem informasi
terpadu. Beberapa sistem informasi yang sudah ada di ATEM SEMARANG meliputi :

a. Sistem Informasi
merupakan sistem
informasi berbasis web
yang memberikan
informasi secara umum berkaitan dengan kondisi dan profil ATEM Semarang.

b. Sistem Informasi Penerimaan mahasiswa


baru merupakan sarana online sangat
mendukung dalam proses penerimaan
mahasiswa baru mulai dari informasi
pendaftaran, prosedur pendaftaran,
prosedur registrasi, sampai pada hasil
seleksi mahasiswa baru. Meski demikian
masih terus disempurnakan berkaitan
dengan pendaftaran dan selesksi secara online, demikian pula dengan pembayaran online
yang berkaitan dengan penerimaan mahasiwa baru.

c. Sistem Informasi Akademik (SIA). Dimana saat ini sedang dikembangkan untuk
mempermudah proses pembelajaran dan memperlancar arus informasi akademik.

I.6 Evaluasi Sistem Penjaminan Mutu di Tingkat Institusi


I.6.1 Kinerja Sistem Penjaminan Mutu Internal
Segala aktivitas/kegiatan/program yang dilakukan perlu dibentuk berdasarkan pola rangkaian
R – K – C – A, yaitu Rencana (plan) - kerjakan (do) - Check (periksa) – Tindakan (Action).

18
Setiap tindakan mengacu pada sistem/ tata cara yang telah dibakukan, hal ini sesuai dengan
ketetapan. Ketetapan dan aturan yang telah ditetapkan, seperti :

 Ketentuan tentang evaluasi pencapaian target satu tahun yang lewat


 Ketentuan tentang kerjasama antar biro
 Panitia kurikulum
Dari pelaksanaan kegiatan berdasarkan acuan yang telah dibakukan dapat dihasilkan data-data
berupa; notulen rapat, kuesioner, surat keputusan, laporan rencana target satu tahun ke depan,
laporan evaluasi pencapaian target satu tahun yang telah lewat, MOU, dan lain-lain. kegiatan
secara bersama dilaksanakan dengan kerjasama tim di bawah koordinasi unit yang
bertanggungjawab. Program Studi senantiasa menerima masukan dari berbagai pihak di
antaranya alumni dan dunia usaha (industri), mengenai perkembangan ilmu pendidikan dan
perkembangan dunia usaha. Masukan baik ini ditindaklanjuti oleh Program Studi dengan
senantiasa mengevaluasi kurikulumnya agar sesuai dengan perkembangan yang terjadi,
sehingga mahasiswa akan mendapatkan materi pembelajaran yang senantiasa up to date.
Diharapkan pada saat lulus mereka telah siap dengan kondisi yang aktual. Upaya-upaya yang
dilakukan dalam peningkatan SDM (Sumber Daya Manusia) yang ada di BAUK (Biro
Administrasi Umum & Keuangan), Bidang Kepegawaian ATEM SEMARANG secara
periodik mengadakan training peningkatan SDM. Selain itu juga mengirim dosen sebagai
peserta atau pembicara pada berbagai seminar di tingkat regional maupun nasional sesuai
dengan bidang keahlian dosen guna menambah wawasan atau mengikuti perkembangan
keilmuan.
a. Kajian Kurikulum
Secara periodik dalam tiap semester, Program Studi mengadakan kajian kurikulum yang
melibatkan seluruh dosen tetap termasuk Ketua Program Studi dan Sekretaris Program
Studi. Adapun materi pokok yang dibahas antara lain : Perwalian studi, Sistem bimbingan
mahasiswa, Yudicium, Evaluasi kurikulum dan Kasus-kasus khusus

b. Monitoring dan mekanisme balikan bagi Mahasiswa


Kegiatan monitoring dari balikan bagi mahasiswa dilakukan pada masa wisuda bekerja
sama dengan instansi terkait untuk mengadakan ceramah tentang penjelasan detail
mengenai keadaan dunia kerja, khususnya pada bidang pendidikan, memberi wawasan
pada para lulusan. Dari kegiatan ini diperoleh masukan (umpan balik) dari berbagai
instansi bagi mahasiswa atau lulusan baru tentang kompetensi. Sekaligus umpan balik ini
19
sebagai bahan pertimbangan dalam tinjauan kurikulum. Mahasiswa juga dapat memperoleh
masukan balik dari acara seminar/ kuliah tamu.

c. Monitoring dan mekanisme Balikan bagi Dosen


Pada kuliah terakhir dalam satu semester kepada para peserta kuliah di anjurkan untuk
memberikan umpan balik tentang materi kuliah, cara pengajaran, kedisiplinan dosen
selama perkuliahan dalam satu semester.

Masukan dari mahasiswa ini diterima oleh dosen dan dipergunakan sebagai umpan balik
atas kinerja staf pengajar selama satu semester. Bagi dosen baru, hal ini merupakan
kewajiban, dan bahan pertimbangan Program Studi untuk memproses pengangkatan yang
bersangkutan menjadi dosen tetap.

1. Hubungan dengan Penjaminan Mutu pada Tingkat Lembaga


Pada tingkat lembaga, sistem penjaminan mutu yang telah dilaksanakan tentang :

 Ketentuan umum kepegawaian


 Sistem penilaian
 Ketentuan untuk dosen
 Ketentuan untuk pegawai administrasi
 Kenaikan pangkat umum
 Kenaikan jabatan
Setiap tahun dilakukan tentang kinerja dosen dan karyawan selama satu tahun yang telah
lewat yang dinyatakan dalam bentuk Daftar Nilai Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) yang saat
ini sedang dalam proses penyempurnaan menjadi Borang Penilaian Kinerja Tenaga
Edukatif (Dosen). Biro Administrasi Umum dan Keuangan mengkoordinir semua data
dosen yang berkenaan dengan pengurusan jenjang kepangkatan dan jabatan dosen
akademis dosen (Kum). Secara berkala staf biro di atas menggunakan berkas yang sudah
lengkap ke Kopertis. Dosen diminta bekerjasama dalam hal melaporkan seluruh aktivitas
yang berkenaan dengan hal ini. Biro Administrasi Umum dan Keuanagan bertugas
mendata dan mengumpulkan berkas yang diperlukan. Selain Biro Administrasi Umum dan

20
Keuangan juga memiliki program peningkatan SDM melalui berbagai training, baik untuk
dosen maupun karyawan.

2. Dampak penjaminan Mutu terhadap Pengalaman dan Mutu Hasil Belajar


Dijalankannya segala aturan secara konsisten dapat diharapkan adanya peningkatan
kualitas, misalnya :

a. Penerapan ketentuan sistem evaluasi keberhasilan dan batas studi mahasiswa


menghasilkan kondisi sebagai berikut :
 Mahasiswa semakin memperhatikan prestasi studinya
 Interaksi antara dosen dan mahasiswa semakin intents, terutama pada masa-masa
perwalian.
 Program Studi mendapatkan masukan mengenai proses pembelajaran yang telah
terjadi, sehingga berdasarkan hal ini dapat mengambil tindakan yang tepat serta
melakukan antisipasi/ perbaikan untuk semester berikutnya.
 Pada akhirnya proses ini menghasilkan peningkatan rata-rata Indeks Prestasi
Komulatif mahasiswa serta peningkatan kinerja Program Studinya.
b. Penerapan ketentuan nilai satuan kredit kegiatan kemahasiswaan menghasilkan
kondisi sebagai berikut :
 Mahasiswa menjadi lebih mengenal potensi dirinya melalui beberapa kegiatan ekstra
kurikuler yang diikutinya.
 Mahasiswa memiliki kesempatan untuk berinteraksi dengan masyarakat yang lebih
luas, sehingga secara tidak langsung membuka kesempatan dan wawasan bagi dirinya
yang kemungkinan besar dapat dipergunakan pada saat mereka lulus.
3. Metodologi Baku Mutu (Benchmarking)
Untuk mengevaluasi kurikulum lebih intensif, maka masih akan direncanakan menyusun
sistem kurikulum yang tepat dengan membentuk Tim Evaluasi Kurikulum Program Studi
secara periodik. Tim evaluasi tersebut diharapkan dapat memberikan masukan kepada
Program Studi tentang hasil kegiatannya. Masukan dari tim evaluasi tersebut dapat dipakai
bahan pertimbangan untuk evaluasi kurikulum. Adapun rencana lembaga Perguruan Tinggi
yang akan dijadikan benchmarking adalah sebagai berikut : Perguruan Tinggi Negeri,
Perguruan Tinggi Swasta sejenis dengan peringkat akreditasi terbaik.

4. Pengembangan dan Penilaian Pranata Kelembagaan

21
Penilaian terhadap Program Studi berpedoman pada Pedoman Akreditasi dari Dikti yang
terealisir dalam Surat Keputusan penetapan akreditasi Program Studi guna mempersiapkan
akreditasi. Program Studi bersama-sama dengan institut/lembaga membentuk Tim
Akreditasi untuk lingkup Program Studi. Tim akreditasi lingkup institut bertugas
menyiapkan dokumen Portofolio institut/lembaga. Sedangkan tim akreditasi lingkup
Program Studi bertugas menyiapkan dokumen Evaluasi Diri dan Borang. Secara rutin
kedua tim mengadakan pertemuan guna melakukan koordinasi dan saling memberikan
masukan, maka sudah menjadi komitmen
5. Evaluasi dan Pemanfaatan Hasil Evaluasi Internal dan Eksternal/ Akreditasi
dalam Perbaikan Pengembangan Program
Akreditasi dijadikan acuan Program Studi Elektro Medik untuk merencanakan
program dan target tahunan. Setelah dikonsultasikan dan dikoordinansikan dengan Institut,
rencana tersebut diajukan kepada Institut untuk dievaluasi kelengkapan dan diselaraskan
dengan Rencana Strategi Institut/Lembaga.

I.7 Ringkasan Hasil Analisis Dengan Menggunakan Metode Yang Sesuai


Ringkasan hasil analisis meliputi evaluasi faktor-faktor internal dan eksternal adalah

merupakan dasar dalam menentukan posisi dan strategi ATEM Semarang. Hasil analisis

disajikan dalam bentuk Matrix analisis SWOT sebagai berikut :

FAKTOR KEKUATAN (S-Strenght) KELEMAHAN (W-Weakness)


INTERNAL 1. Kepatuhan pelaksanaan AD-ART
1. Struktur organisasi yang tentang tata pamong masih lemah
dibangun sudah sesuai dengan 2. Belum memiliki pedoman analisis
STATUTA ATEM Semarang dan jabatan
Peraturan Perundang-undangan 3. Belum menerapkan standar mutu tata
2. Adanya komitmen kuat untuk kelola secara utuh
mengembangkan manajemen 4. Koordinasi dan kejelasan
sistem mutu internal terpadu kewenangan berdasarkan struktur
berbasis management practices organisasi yang ada masih lemah
dan budaya organisasi 5. Hambatan birokrasi kadang-kadang
3. Civitas akademika yang memiliki menhambat beberapa aktivitas dan
komitmen tinggi terhadap pengambilan keputusan.
kualitas. 6. Kebijakan lembaga kadang-kadang
4. Sistem rekrutmen dan seleksi tidak bisa menampung semua
yang baik. aspirasi.
5. Perangkat Aturan Akademis yang 7. Jumlah dosen yang berkualifikasi
cukup baik pendididkan S2, S3 kurang
6. Keseuaian strategi, metoda dan 8. Produktivitas untuk melaksanakan
materi pembelajaran dengan penelitian yang dilakukan sebagian
tujuan mata kuliah terjamin. dosen tergolong rendah.
22
7. Tersedianya sistem penilaian 9. Dana yang tersedia untuk studi lanjut
keberhasilan belajar yang cukup bagi dosen sangat terbatas.
baik. 10. Tenaga operator kurang.
8. Komunikasi dan interaksi antar 11. Tenaga pustakawan belum ada.
mahasiswa berlangsung secara 12. Koleksi bahan ajar di perpustakaan
demokratis pusat belum sebanding dengan jumlah
9. Rasio dosen terhadap mahasiswa mahasiswa,
= 1 : 20 tergolong baik 13. sarana prasarana pendukung belum
10. Tenaga pengajar professional, memadai,
berpengalaman dan menguasai 14. minimnya fasilitas langganan jurnal
bidangnya nasional maupun internasional,
11. Sitem informasi akademis 15. Jaringan internet nirkabel (wifi)
terpusat pada biro administrasi kurang optimal dan sering terjadi
akademik kemahasiswaan trouble
(BAAK) 16. Sumber dana masih bergantung pada
12. Penjaminan mutu pada mahasiswa
pelaksanaan proses pembelajaran 17. Sistem alokasi dan realisasi anggaran
secara maksimal. yang belum efisien dan efektif
13. Sudah memiliki unit yang 18. Gedung kuliah yang digunakan masih
mengelola SPMI sewa dan kurang memadai
19. Peralatan laboratorium elektro medis
FAKTOR kurang memadai
EKSTERNAL 20. Perubahan tuntutan pengguna output
lebih cepat dibandingkan dengan
penyesuaian kurikulum
21. Sistem evaluasi yang berlaku belum
optimal
PELUANG (O- EKSPANSI KONSOLIDASI
Oppurtunity)
 Meningkatkan mutu tata
 Mengembangkan kerjasama dengan
1. Dukungan pemerintah pamong untuk mendapatkan
Perguruan Tinggi Negeri agar
terhadap pengembangan akreditasi yang baik.
memperbesar peluang untuk
pendidikan vokasi cukup  Mempertahankan komposisi
mendapatkan Akreditasi yang baik.
baik dosen yang berkualitas.
 Kerjasana dengan sekolah-sekolah
2. Kepercayaan masayarakat  Meningkatkan kualifikasi
SMU / SMK.
mulai meningkat. dosen sampai program Doktoral
(S3) yang memiliki reputasi  Memacu dosen untuk studi lanjut S2
3. Citra alumni di masyarakat dan S3
baik nasional
 Membangun citra alumnus  Meningkatkan dana penelitian dari
4. Kemudahan mendapat lembaga dan bekerjasama dengan
pekerjaan dan lulusan ATEM Semarang selalu dibutuhkan
masyarakat instansi lain.
mampu berkompetisi dalam
 Meninjau isi kurikulum  Memacu dosen untuk studi lanjut S2
pasar kerja
secara berkala agar sesuai dengan dan S3
5. Lulusan memiliki peluang
pasar kerja  Meningkatkan kualifikasi tenaga teknisi
bekerja di luar bidang
 Mengoptimalkan operatur agar dapat mengembangkan
Program Studi
pemanfaatan teknologi informasi sistem informasi global
6. Sistem alokasi dan realisasi
dalam proses pembelajaran  Berusaha untuk mengembangkan sistem
anggaran didukung oleh
 Mengembangkan interaksi pelaporan keuangan yang efektif
Yayasan.
dosen dan mahasiswa dalam
7. Adanya kesinambungan
meningkatkan kualitas akademis
aturan hukum yang
sehingga mahasiswa menjadi
mendukung
pembelajar mandiri
terselenggarakannya
 Meningkatkan kerjasama
program akademik
dengan instansi lain dalam
8. Peluang untuk mendapatkan
mengoptimalkan kualitas dan
jumlah mahasiswa
jumlah penelitian/ publikasi ilmiah
khususnya di Jawa Tengah
melalui jurnal/ majalah dan media
23
masih sangat tinggi ilmiah lainnya.
9. kesempatan untuk  Mempertahankan komposisi
mendapatkan dana hibah dosen yang berkualitas.
dari DIKTI untuk  Meningkatkan kualifikasi
pengembangan PTS dosen sampai program Doktoral
10. kemajuan teknologi (S3) yang memiliki reputasi
informasi dapat nasional.
mendukung sarana dan  Mengefektifkan penggunaan
pasarana untuk mendukung sarana prasarana disertai dengan
aktivitas organisasi dan peningkatan kualitas.
akademik  Tenaga operatornya dan
11. Kebutuhan akan pustakawan
lulusan ATEM masih cukup  Mengoptimalkan fasalitas
tinggi, mencapai 5000 orang internet untuk mengakses informasi
12. kesempatan kerjasama global
dan dukungan yang baik dari Meningkatkan jumlah
DIKTI dan Pemerintah mahasiswa
Daerah untuk  Mengoptimalkan
pengembangan fasilitas dan penggunaan teknologi informasi
infrastruktur guna yang dimiliki pada saat ini untuk
peningkatan mutu lebih efektif mening-katkan
pendidikan program pembelajaran dan
interaktif komunikasi / informasi
civitas akademika
 Memonitor, mengkaji ulang,
sistem jaminan mutu yang telah
ada dengan mengacu pada
perkembangan Program Studi di
Perguruan Tinggi lain yang sejenis,
agar Program Studi tetap konsisten
memiliki mutu yang baik.
ANCAMAN (T-Threats)  Mengembangkan dan  Berupaya mengatasi kekurangan dan
meningkatkan akreditasi untuk kendala teknis yang selalu ada dalam
1. Persaingan antar PT untuk dapat bersaing dengan Perguruan pemanfaatan teknologi informasi agar
menarik mahasiswa semakin Tinggi baik negeri maupun PTS pertukaran informasi, komunikasi tetap
ketat. dengan program studi sejenis. optimal
2. Ketersediaan SDM/dosen  Meningkatkan kualitas kegiatan  Mensosialisasikan dan mengupayakan
dengan kualifikasi S2 akademik maupun citra lulusan secara konsisten pentingnya
bidang ilmu biomedik dan yang berkualitas untuk menarik penggunaan acuan sistem jaminan mutu
instrumenstasi medis masih minat calon mahasiswa. yang dimiliki agar mutu akademis tetap
terbatas  Memperbaiki kesejahteraan dosen baik
3. Meningkatnya tuntutan dan karyawan dengan  Mengupayakan naiknya peringkat
sistem manajemen menyesuaikan gaji dosen dengan Akreditasi agar dapat bersaing dengan
pembelajaran elektronik (e- gaji tenaga professional lainnya Perguruan Tinggi baik negeri maupun
learning)
 Meningkatkan intensitas evaluasi PTS dengan Program Studi sejenis.
4. Tuntutan akan kualitasi
isi kurikulum lokal yang  Membangun kerjasama dengan
lulusan semakin meningkat
tekanannya membekali mahasiswa Depdiknas/Pusdinakes/Instansi
tentang life skill agar lulusan cepat Pemerintah dalam membangun citra
terserap pasar kerja karier lulusan.
 Memperbaiki kesejahteraan dosen  Meningkatkan kualitas tenaga
dan karyawan dengan pendukung, melalui pelatih, kursus
menyesuaikan gaji dosen dengan maupun penataran
gaji tenaga professional lainnya  Penambahan frekuensi praktek
 Melakukan banyak upaya yang mahasiswa, untuk mata kuliah yang
berkesinambungan dalam berorientasi pada life skill
pengelolaan mutu proses  Meningkatkan kualitas tenaga
pembelajaran agar dapat bersaing pendukung, melalui pelatih, kursus

24
dengan universitas dan PTS maupun penataran
dengan Program Studi sejenis  Meningkatkan kesesuaian kurikulum
dengan dunia kerja agar kualitasnya
dapat tetap bersaing untuk
meningkatkan minat calon mahasiswa
di Program Studi
RENCANA STRATEGIS
1. Meningkatkan mutu tata pamong melalui penerapan management practices serta mengembangkan kerjasama
dengan Perguruan Tinggi Negeri,Rumah Sakit,dunia industri agar dapat bersaing di era bebas.
2. Membangun citra yang lebih baik kepada masyarakat khususnya lulusan SMA/SMK dengan cara meningkatkan
kerjasama dengan SMU/SMK dan Depdiknas.
3. Meningkatkan komposisi dan meningkatkan kualifikasi serta kinerja dosen dengan menjalin kerjasama dengan
Perguruan Tinggi lain dan mengoptimalkan sarana prasarana yang dapat menunjang peningkatan kesejahteraan
dosen.
4. Mengoptimalkan penggunaan sarana prasarana yang ada guna meningkatkan kualitas proses pembelajaran dengan
meningkatkan kualifikasi tenaga operator,perekrutan pustakawan dan penjadwalan peremajaan yang teratur dalam
upaya mengembangkan sistem informasi global
5. Mengoptimalkan penggunaan sistem dan teknologi informasi untuk meningkatkan kualitas informasi dan
komunikasi antar civitas akademika serta masyarakat luas
6. Menerapkan sistem jaminan mutu Program Studi secara konsisten dan berkesinambungan sebagai pedoman kerja
bagi semua pihak yang terlibat dalam pembelajaran untuk menjadikan Program Studi berkualitas sehingga dapat
bersaing dengan PTN / PTS lain yang sejenis.

25
II. RINGKASAN HASIL ANALISIS SWOT
II.1 Analisis Antar Komponen

Strategi dan solusi untuk menyelesaikan masalah dan akar permasalahan yang ada adalah

program pengembangan sebagai berikut: (1) program peningkatan tata pamong ATEM

Semarang; (2) program peningkatan manajemen program akademik; (3) program peningkatan

sumber daya; (4) program peningkatan sistem penjaminan mutu internal. Berikut ini adalah tabel

untuk menjelas ringkasan strategi atau solusi alternatif dalam menyelesaikan beberapa persoalan

yang teridentifikasi.

Tabel 2.1.Analisis Akar Permasalahan dan Alternatif Penyelesaian Persoalan

Gejala/Fenomena Masalah Akar Permasalahan Solusi Rencana Tindak Lanjut


No Uraian Uraian Hal. Alternatif
1 Sistem Tata Pamong Lemahnya Program Meningkatkan komptensi
1.1 Pemahaman tentang Sistem Tata Peningkatan manajerial bagi para
management practices masih Pamong dan Tatakelola pemangku jabatan melalui :
lemah Organisasi Institusi 1. Pengembangan
1.2 Kepatuhan pelaksanaan statuta Management Practices
atau AD-ART tentang tata 2. Pengembangan SOP tata
pamong masih lemah pamong
1.3 Belum memiliki pedoman 3. Pengembangan pedoman
analisis jabatan kebijakan perguruan tinggi
1.4 Belum menerapkan standar 4. Pengembangan Analisis
mutu tata kelola Jabatan dan metode
1.5 Koordinasi dan kejelasan penilaian kinerja
kewenangan berdasarkan
struktur organisasi yang ada
masih lemah
1.6 Hambatan birokrasi kadang-
kadang menhambat beberapa
aktivitas dan pengambilan
keputusan.
1.7 Kebijakan lembaga kadang-
kadang tidak bisa menampung
semua aspirasi
2 Manajemen Program Rendahnya Program 1. Pengembangan standar
Akademik kualitas Peningkatan mutu pembelajaran
2.1 Jabatan akademik dosen manajemen Manajemen 2. Pengembangan metode
belum ada. program Program evaluasi sistem
2.2 Jumlah dosen yang akademik Akademik pembelajaran
berkualifikasi pendididkan S2,
S3 kurang
2.3 Jumlah tenaga pendukung
relatif kurang
2.4 Motivasi mahasiswa untuk

LED Prodi D-3 Teknik Elektromedik – ATEM Semarang


26
Gejala/Fenomena Masalah Akar Permasalahan Solusi Rencana Tindak Lanjut
No Uraian Uraian Hal. Alternatif
belajar mandiri masih relatif
rendah.
2.5 Kemampuan out put tidak
sama (heterogen)
2.6 Belum ada survey lulusan
terhadap pelayanan Program
Studi
2.7 Produktivitas untuk
melaksanakan penelitian yang
dilakukan sebagian dosen
relatif rendah.
3 Ketersediaan Sumber Daya Rendahnya Program 1. Pengembangan SOP sistem
3.1 Jabatan akademik dosen kinerja Peningkatan kepegawaian
belum ada. manajemen Kualitas dan 2. Pengembangan staf dosen
Dana yang tersedia untuk studi Sumber Daya Kapasitas dalam penulisan jurnal
3.2
lanjut bagi dosen sangat Sumber Daya 3. Pengembangan staf non
terbatas. kademik
Jumlah tenaga pendukung 4. Pengembangan pedoman
3.3
relatif kurang. penilaian kinerja
5. Pengembangan manual
3.4 Tenaga operator kurang.
sistem dan prosedur
3.5 Tenaga pustakawan belum pengelolaan keuangan
ada. 6. Peningkatan kualitas
3.6 Sumber dana masih layanan sarana prasarana
bergantung pada mahasiswa Laboratorium
3.7 Sistem alokasi dan realisasi 7. Peningkatan kualitas
anggaran yang belum efisien layanan sarana prasarana
dan efektif Ruang Kelas
3.8 Gedung kuliah yang 8. Peningkatan kualitas
digunakan masih sewa dan layanan Bahan Pustaka
kurang memadai 9. Peningkatan kualitas
3.9 Peralatan laboratorium elektro layanan furniture
medis kurang memadai
4. Sistem Penjaminan Mutu Lemahnya Program 1. Pengembangan Sistem
Internal Sistem Peningkatan Audit Mutu Internal
4.1 Perubahan tuntutan pengguna Pemjaminan Sistem 2. Pelatihan evaluasi diri
output lebih cepat dibanding Mutu Internal Penjaminan dosen dan staf manajemen
dengan penyesuaian Mutu Internal 3. Peningkatan kapasitas
kurikulum auditor mutu internal
4.2 Sistem evaluasi yang berlaku
belum optimal

II.2 Strategi dan Pengembangan

Berdasarkan hasil analisis SWOT di atas, maka program studi dan institusi ATEM
Semarang menetapkan Strategi WO (Weakness-Opportunity), yaitu strategi yang bertujuan
untuk mengurangi kelemahan internal dengan memanfaatkan peluang dari lingkungan eksternal.
Setiap peluang yang tidak dapat dipenuhi karena adanya kekurangan yang dimiliki tersebut,
harus dicari jalan keluarnya dengan memanfatkan kekuatan-kekuatan lainnya yangtersedia di
lingkungan internal.

LED Prodi D-3 Teknik Elektromedik – ATEM Semarang


27
Strategi dan pengembangan yang ditempuh sebagaimana disajikan dalam analisis akar
permasalahan dan alternatif penyelesaiannya sebagai berikut :

LED Prodi D-3 Teknik Elektromedik – ATEM Semarang


28
DAFTAR RUJUKAN

Accreditation Commission for Senior Colleges and Universities, 2001. Handbook of


Accreditation. Alameda, CA: Western Association of Schools and Colleges.

BAN-PT, 2000. Guidelines for External Accreditation of Higher Education. Jakarta: BAN-
PT.

BAN-PT, 2000. Guidelines for Internal Quality Assessment of Higher Education.


Jakarta: BAN-PT.

BAN-PT, 2001. Pedoman Evaluasi-diri Program Studi. Jakarta: BAN-PT.

BAN-PT, 2001. Sistem Akreditasi Program Studi D-III. Jakarta: BAN-PT.

BAN-PT, 2005. Pedoman Evaluasi-diri Program Studi. Jakarta: BAN-PT.

McKinnon, K.R., Walker, S.H. & Davis, D., 2000. Benchmarking: A Manual for
Australian Universities. Canberra: Department of Education, Training and Youth
Affairs, Higher Education Division.

National Council for Accreditation of Teacher Education, 1997. Standards, Procedures,


and Policies for the Accreditation of Professional Education Units. Washington,
DC: NCATE.

Quality Assurance Agency for Higher Education, 1998. Quality Assurance in UK Higher
Education: A brief guide. Gloucester: QAA, http:/www.qaa.ac.uk.

Tadjudin, M.K., 2002. Asesmen Institusi untuk Penentuan Kelayakan Perolehan Status
Lembaga yang Mengakreditasi Diri bagi Perguruan Tinggi: Dari Akreditasi
Program Studi ke Audit Lembaga Perguruan Tinggi. Jakarta: BAN-PT.

Technological and Professional Skills Development Sector Project, 2001. Guidelines for
Self-evaluation Report Submission, Batch II. Jakarta: Directorate General of
Higher Education, Ministry of National Education.

LED Prodi D-3 Teknik Elektromedik – ATEM Semarang


29
LAMPIRAN

DATA PENDUKUNG EVALUASI DIRI

LED Prodi D-3 Teknik Elektromedik – ATEM Semarang


30
Tabel 1 Profil Penerimaan Mahasiswa baru 3 Tahun Terakhir

2011/2012 2012/2013 2013/2014


Dit

Pend eri Keket Pend Diter Keket Diter Rerata

aftar ma atan aftar ima atan Pendaftar ima Keketatan Keketatan


No Prodi 1 2 3=1/2 4 5 6=4/5 7 8 9=7/8 10
D3-

Elektro

1 medik 67 50 1.34 174 97 1.79 285 103 2.77 2.0

Tabel 2 Jumlah Mahasiswa Aktif 2013

2013
No Prodi Tk.1 Tk.2 Tk.3 Jumlah
1 D3-Elektromedik 46 93 103 242

Tabel 3 Rekapitulasi Kehadiran Dosen dalam Pembelajaran dalam 3 tahun terakhir T

Kehadiran Dosen (%)


No Prodi 2010/2011 2011/2012 2012/2013
1 D3-Elektromedik 85.7% 79% 86%

Tabel 4 Profil Akreditasi PT

Tabel 5 Jumlah Lulusan Tiga Tahun Terakhir

Tahun Jumlah Lulusan


2010/2011 16
2011/2012 28
2012/2013 52
TOTAL 96

LED Prodi D-3 Teknik Elektromedik – ATEM Semarang


31
Tabel 6 Profil Lulusan Berdasarkan IPK dan Tahun Lulus

2010/2011 2011/2012 2012/2013


2,5<IPK< 2,5<IP IP 2,5<IPK< IP

<2,5 3,0 >3,0 <2,5 K<3,0 >3,0  K <2,5 3,0 >3,0  K


Jm Jm Jm IP Jm Jm Jm Jm Jm

No Prodi l % l % l %  K l % l % l % l % l % Jml %
D3-

Elekt 3. 3 3. 26 7

rome 38 63 0 2 68 0 1.9 .9 1 5 3.

1 dik 0 0 6 % 10 % 16 2 0 0 9 % 19 % 28 9 1 % 14 % 37 % 2 07

Tabel 7 Profil Lulusan Berdasarkan IPK dan Tahun Lulus

Rerata Masa Studi Lulusan Jumlah Rerata Lama

No Prodi 2010/2011 2011/2012 2012/2013 Lulusan Studi (Thn)


1 D3-Elektromedik 3 3 3 96 3

LED Prodi D-3 Teknik Elektromedik – ATEM Semarang


32
Tabel 8 Rerata Penyelesaian Tugas Akhir Lulusan Tiga Tahun Terakhir

Rerata Lama

Rerata Penyelesaian TA Lulusan Jumlah Penyelesaian

No Prodi 2010/2011 2011/2012 2012/2013 Lulusan TA (bln)


1 D3-Elektromedik 6 6 6 6

Tabel 9 Profil Waktu Tunggu Lulusan Mendapatkan Pekerjaan pertama

Rerata
Rerata Waktu Tunggu Lulusan
Waktu

Tunggu

Jumlah Lulusan

No Prodi 2010/2011 2011/2012 2012/2013 Lulusan (bln)


1 D3-Elektromedik 3 4 3 96 3

Tabel 10 Profil Koleksi Referensi Perpustakaan

Jenis Pustaka Jumlah Judul Jumlah Copy


(1) (2) (3)
Buku teks dan handbook 347 352
Modul praktikum/praktek 9 9
Jurnal yang terakreditasi oleh lembaga resmi 1 6

(Dikti. LIPI, dll).


Jurnal internasional*
Majalah ilmiah
Prosiding
TOTAL

Tabel 11 Hasil Analisis Pengukuran GUG (Good University Governance)

ATEM Semarang Selalu Jelaskan Visi, Misi

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid 4 20 55.6 66.7 66.7
5 10 27.8 33.3 100.0
Total 30 83.3 100.0
Missing System 6 16.7

LED Prodi D-3 Teknik Elektromedik – ATEM Semarang


33
Total 36 100.0

Keefektifan organ ketatakelolaan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid 4 15 41.7 50.0 50.0
5 15 41.7 50.0 100.0
Total 30 83.3 100.0
Missing System 6 16.7
Total 36 100.0

ATEM Semarang Menyediakan wadah aspirasi

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid 4 20 55.6 66.7 66.7
5 10 27.8 33.3 100.0
Total 30 83.3 100.0
Missing System 6 16.7
Total 36 100.0

Konsep kebebasan akademik

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid 4 23 63.9 76.7 76.7
5 7 19.4 23.3 100.0
Total 30 83.3 100.0
Missing System 6 16.7
Total 36 100.0

ATEM Semarang selalu mengadakan forum orang tua mahasiswa

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid 4 22 61.1 73.3 73.3
5 8 22.2 26.7 100.0
Total 30 83.3 100.0
Missing System 6 16.7
Total 36 100.0

Tabel 12. Hasil Analisis Kepuasan Dosen dan Karyawan

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation


Kepuasan Dosen &
Karyawan 30 72 82 76.53 2.991
Valid N (listwise) 30

Tabel 13. Hasil Analisis Statistik Tentang Ambiquitas Peran


LED Prodi D-3 Teknik Elektromedik – ATEM Semarang
34
Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation


Persepsi Tentang
Ambiguitas Peran 30 24 28 25.80 1.448
Valid N (listwise) 30

Tabel 14. Hasil Analisis Statistik Konflik Peran


Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation


Persepsi Tentang
Konflik Peran 30 47 56 51.10 2.604
Valid N (listwise) 30

Tabel 15 . Hasil Analisis Statistik Persepsi Mahasiswa Tentang Pelayanan


Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation


Wujud Fisik (Tangibles) 46 14 36 26.70 6.073
Keandalan (Realiability) 46 14 40 31.50 7.186
Daya Tanggap
(Responsibility) 46 3 27 19.17 5.859
Jaminan (Ansurance) 46 12 30 25.35 4.601
Empati (Eamphaty) 46 13 30 24.74 4.928
Loyalitas Mahasiswa 46 3 30 25.15 6.095
Persepsi atas penting
faktor atribut 46 134 220 188.65 21.425
Valid N (listwise) 46

LED Prodi D-3 Teknik Elektromedik – ATEM Semarang


35
Tabel 16. Hasil Analisis Statistik Persepsi Pelayanan Perpustakaan
Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation


Perpustakaan Secara
Umum 46 17 23 19.74 1.290
Staf pelayan
perpustakaan 46 6 13 9.65 1.464
Koleksi Bahan Pustaka 46 6 12 9.57 2.040
Fasilitas dan Peralatan 46 4 10 9.02 1.256
Layanan Perpustakaan 46 1 2 1.70 .465
Valid N (listwise) 46

Tabel 17. Hasil Analisis Statistik Persepsi Mahasiswa Tentang Kualitas Layanan Dosen
Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation


kualitas 46 58 104 82.91 9.761
Valid N (listwise) 46

LED Prodi D-3 Teknik Elektromedik – ATEM Semarang


36

Anda mungkin juga menyukai