Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

PENGANTAR MANAJEMEN DAN BISNIS

MOTIVASI DAN KOMUNIKASI

DISUSUN OLEH KELOMPOK 4 :

1. Vida Izatunnisa - 221010500843


2. Andika Ramadhan - 221010506274
3. Padli Awal Muzaki - 221010500940
Kode Kelas : 01SMJM005
Nama Dosen : Ahmad Dimyati, S.Sos.I.,M.Ikom.

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PAMULANG
TANGERANG SELATAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
berkat rahmat dan karunia-NYA, penulis dapat menyelesaikan tugas
mandiri Pendidikan Pancasila yang berjudul “ Motivasi dan Komunikasi “
dengan baik tanpa halangan yang berarti.
Tugas ini telah Kami selesaikan dengan maksimal berkat
kerjasama dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu kami
sampaikan banyak terima kasih kepada segenap pihak yang telah
berkontribusi secara maksimal dalam penyelesaian tugas ini.
Diluar itu, kami sebagai manusia biasa menyadari sepenuhnya
bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik dari
segi tata bahasa, susunan kalimat maupun isi. Oleh sebab itu dengan
segala kerendahan hati , kami selaku penyusun menerima segala kritik
dan saran yang membangun dari pembaca.
Demikian apa yang dapat kami sampaikan. Akhir kata, kami
mengucapkan banyak-banyak terima kasih
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………...
MOTIVASI …………………………………………………………………………………..
1.1 Pengertian Motivasi ……………………………………………………………..
1.2 Teori Motivasi……………………………………………………………………..
1.3 Bentuk Motivasi…………………………………………………………………..
1.4 Metode Motivasi…………………………………………………………………..

1.5 Model Motivasi…………………………………………………………………….

1.6 Teknik Motivasi…………………………………………………………………...

KOMUNIKASI……………………………………………………………………………..

2.1 Pengertian Komunikasi………………………………………………………..

2.2 Unsur unsur Komunikasi……………………………………………………...

2.3 Fungsi Komunikasi……………………………………………………………..

2.4 Proses Komunikasi…………………………………………………………….

2.5 Faktor Komunikasi……………………………………………………………..

2.6 Gagalnya Komunikasi…………………………………………………………

2.7 Umpan Balik dalam Komunikasi…………………………………………….

2.8 Arah Komunikasi……………………………………………………………….

2.9 Model Komunikasi……………………………………………………………...

2.10 Gaya Komunikasi……………………………………………………………..

2.11 Komunikasi Verbal dan Nonverbal………………………………………..

2.12 Bentuk dan Fungsi Komunikasi di beberapa Era……………………....

2.13 Meningkatkan Komunikasi dalam Organisasi…………………………..

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………..

BIODATA………………………………………………………………………………....
MOTIVASI
1.1 Pengertian Motivasi

Menurut Robbins, Motivasi adalah ketersediaan untuk mengeluarkan tingkat


upaya yang tinggi untuk tujuan organisasi yang dikondisikan oleh kemampuan
upaya itu dalam memenuhi beberapa kebutuhan individual.
Secara umum, Motivasi adalah kekuatan yang ada dalam seseorang, yang
mendorong perilakunya melakukan tindakan. Besarnya tingkat kemampuan dari
dalam diri seseorang untuk melakukan suatu tugas atau mencapai sasaran
memperlihat sejauh mana tingkat motivasinya.

Para ahli Manajemen sepakat bahwa motivasi adalah serangkaian upaya untuk
mempengaruhi tingkah laku orang lain dengan mengetahui terlebih dulu tentang
apa yang membuat seseorang bergerak. Namun seseorang bergerak bisa juga
karena dua sebab, yaitu : Kemampuan (ability) dan Motivasi. Kemampuan
dipengaruhi dari kebiasaanyang diperoleh dari pengalaman, pendidikan, dan
pelatihan serta dari gerak reflex secara biologis dan psikologis yang menjadi kodrat
manusia.
Landy dan Becker (1987), dalam stoner (1996,134-135), mempetakan dengan
jelas letak motivasi diantara refleks dan kebiasaan (gambar 1.1) karena luasnya
makna motivasi harus juga memahami asumsi dasar motivasi.
Stoner (1996, 134) mengatakan bahwa terdapat 4 asumsi dasar motivasi, yaitu :
a. Motivasi adalah hal hal yang baik, seseorang termotivasi karena ia dipuji
atau sebaliknya bekerja dengan penuh motivasi karena seseprang itu dipuji.
b. Motivasi adalah satu dari beberapa factor yang menentukan prestasi kerja
seseorang dan factor lainnya kondisi tempat kerja, pemimpin, kemampuan,
dll
c. Motivasi bisa habis dan perlu ditambah suatu waktu, seperti beberapa factor
psikologis yang berdifat siklikal, maka pada saat berada di titik terendah
motivasi perlu ditembahkan.
d. Motivasi adalah alat yang dapat dipakai manajemen untuk mengatur
hubungan pekerjaan dalam organisasi.
oleh karena itu, yang menggambarkan daerah perilaku manusia yang mana
sdpat dipengaruhi dan diubah. Maka, daerah itulah yang difokuskan sebagai daerah
pemotivasian. Dilihat dari gambar, daerah yang dapat dimotivasi lebih luas daripada
daerah lainnya.pada gambar menunjukkan besarnya potensi pemotivasian.

1.2 Teori Motivasi


Berikut adalah beberapa teori motivasi, antara lain:
1. Teori kebutuhan. Teori ini beranggapan bahwa tindakan manusia pada
hakikatnya untuk memenuhi kebutuhannya. Oleh sebab itu apabila
pimpinan ingin memotivasi bawahannya, harus mengetahui apa
kebutuhan-kebutuhan bawahannya. Maslow berpendapat tentang teori
kebutuhan bahwa kebutuhan yang diinginkan seseorang berjenjang,
artinya bila kebutuhan yang pertama telah terpenuhi, maka kebutuhan
tingkat kedua akan menjadi yang utama.
2. Teori Motivasi Instrumental. Teori Motivasi Instrumental ini meliputi teori
tukar menukar (exchange theory) dan teori harapan (expectancy theory).
Secara ringkas mengenai teori tukar menukar dalam buku Administrative
behavior tulisan Simon (1997:141) lebih dikenal dengan sebutan model of
organizational equilibrium dijelaskan bahwa, dalam setiap organisasi selalu
terjadi proses tukar menukar atau jual beli antara organisasi dengan orang-
orang yang bekerja di dalamnya. Orang-orang menyumbangkan
pengetahuannya kepada organisasi dan organisasi memberi imbalan atau
menukarnya dengan gaji atau upah. Hasil produksi oraganisasi, baik yang
berupa barang ataupun jasa, kemudian dijual. Hasil penjualan merupakan
pendapatan organisasi, dari pendapatan inilah organisasi memberikan
imbalan kepada pegawainya.
3. Teori Motivasi Klasik. Teori motivasi Frederik Winslow Taylor, dinamakan
teori motivasi klasik karena ia memandang motivasi para pekerja hanya
dari sudut pemenuhan kebutuhan biologis saja. Kebutuhan biologi tersebut
dipenuhi melalui gaji/upah yang diberikan. Maka dari itu disimpulkan bahwa
jika gaji pekerja ditingkatkan maka dengan sendirinya dia akan lebih
bersemangat kerja.
4. Teori motivasi dua faktor dari Frederick Herzberg. Ada dua faktor motivasi,
yaitu:
 Maintenace factors (faktor-faktor pemeliharaan), merupakan
kebutuhan yang berlangsung terus menerus, karena kebutuhan ini akan
kembali pada titik nol setelah dipenuhi.
 Motivation factors (faktor-faktor motivasi), menyangkut kebutuhan
psikologis seseorang, faktor motivasi ini berhubungan dengan penghargaan
terhadap pribadi yang secara langsung berkaitan dengan pekerjaan.
5. Teori motivasi Human Relations. Teori ini mengutamakan hubungan
seseorang dengan lingkungannya. Pemuas kebutuhan :
o Phsyiological needs
o Security of Safety
o Affiliation or Acceptance
o Esteem os Status Needs
o Self Actualization
6. Teori motivasi Claude S. George. Teori ini menyatakan bahwa seseorang
mempunyai kebutuhan yang berhubungan dengan tempat dan suasana di
lingkungan ia bekerja. Antara lain:
 Upah yang layak
 Kesempatan untuk maju
 Pengakuan sebagai individu
 Keamanan kerja
 Tempat kerja yang baik
 Penerimaan oleh kelompok
 Perlakuan yang wajar
 Pengakuan atas prestasi
7. Teori harapan vroom. Victor H. Vroom (1973), mengatakan bahwa
seorang karyawan dimotivasi untuk berusaha keras bila ia yakin akan
dinilai baik, dan penilaian itu mengantarkannya pada imbalan organisasi,
contoh bonus, kenaikan gaji, promosi atau imbalan lain yang dapat
memusatkan 3 hubungan, yaitu:
 Hubungan upaya-kinerja
 Hubungan kinerja-imbalan
 Imbalan-tujuan pribadi

1.3 Bentuk Motivasi

Motivasi dapat juga dibagi dalam dua bentuk yaitu motivasi ekstrinsik dan
motivasi instrinsik. Motivasi ekstrinsik : Bonus, Keamanan, dan Sosial. Motivasi
Instrinsik : tertantang pada pekerjaan, belajar hal baru memanfaatkan potensi
sepenuhnya dan harus bertanggung jawab. Perspektif keseimbangan dan
keadilan mengenai motivasi individu ditentukan oleh kesesuaian antara jpb input
dan job rewards.

 Job Inputs :  Job Rewards :

 Usaha  Upah
 Kemampuan  Kepastian dan
 Keahlian keamanan kerja
 Loyalitas  Benefit
 Waktu  Peluang karir
 Kompetensi  Status
 Peluang promosi
Pengaruh kepemimpinan terhadap motivasi kerja dapat dijelaskan secara langsung
maupun tidak langsung

1.4 Metode Motivasi

Beberapa pendekatan mengenai motivasi yaitu pendekatan tradisional atau


dikenal traditional model of motivasion theory, pendekatan relasi manusia atau
human relation model dan pendekatan sumber daya manusia atau human
resource model. Dibawah ini dibagi menjadi asumsi, kebijakan yang dapat
dilakukan, dan harapan
 Pendekatan Tradisional
- Asumsi
a. Pekerjaan pada dasarnya merupakan sesuatu yang tidak disukai oleh
setiap orang karena merupakan sebuah beban
b. Apa yang seseorang lakukan tidak lebih penting dari apa yang dapat
diperoleh oleh seseorang karena melakukan hal tersebut
c. Hanya sedikit orang yang mau dan mampu mengerjakan pekerjaan
yang kreatif, inovatif, dan penuh tantangan.
- Kebijakan yang dapat dilakukan
a. Manajer harus member perintah dan mengawasi bawahab dalam setiap
pekerjaan
b. Manajer harus menerjemahkan pekerjaan ke dalam bentuk perintah
yang sederhana, spesifik dan jelas
c. Manajer harus membuat jadwal pekerjaan rutin dan rinci dan
mengkoordinasikan setiap hari
- Harapan
a. Para pekerja akan melakukan pekerjaan jika upah memadai dan
manajer bertindak adil
b. Jika pekerjaan yang harus dilakukan jelas dan para pekerja diawasi
secara ketat, maka para pekerja akan mampu bekerja sesuai dengan
standart
 Pendekatan relasi manusia
- Asumsi
a. Pada dasarnya manusia ingin dianggap penting dan berguna
b. Manusia ingin merasa dimiliki dan diakui eksistensinya secara individual
dalam lingkungan social
- Kebijakan yang dapat dilakukan
a. Manajer bertugas untuk menciptakan suasana dimana para pekerja
menganggap dirinya penting dan bermanfaat bagi perusahaan
b. Manajer perlu untuk selalu mengakomodasi usulan dari bawahandan
memastikan bahwa para pekerja selalu mendapatkan informasi terkini
mengenal pekerjaan
c. Manajer perlu memberikan kesempatan kepada para pekerja untuk
melakukan inisiatif dan kemandirian dalam setiap pekerjaan
- Harapan
a. Adanya transparasi informasi yang memadai antara atasan dan
bawahan serta keterlibatan para pekerja dalam berbagai keputusan
b. Pemuasan terhadap kebutuhan para pekerja untuk dianggap penting
dan berguna akan meningkatkan moral dan semangat para pekerja
 Pendekatan SDM
- Asumsi
a. Pekerjaan pada dasarnya bukan merupakan sesuatu yang tidak disukai.
Para pekerja ingin memberikan kontribusi terhadap suatu tujuan yang
memberikan manfaat
b. Hamper semua orang pada dasarnya melakukan sesuatu yang kreatif,
inovatif dan penuh tantangan daripada sekedar menjalankan tugas
- Kebijakan yang dapat dilakukan
a. Manajer perlu memastikan bahwa seluruh sumber daya manusia di
daya gunakan dan dimanfaatkan secara optimal\
b. Manajer perlu mewujudkan suasana pekerjaan yang dapat mendorong
seluruh sumber daya manusia berdasarkan kemampuannya masing-
masing
c. Manajer perlu mendukung adanya partisipasi dari para pekerja dalam
hal bekerja, berinisiatif dan melakukan pekerjaan secara mandiri
- Harapan
a. Peningkatan keterlibatan pekerja dalam berbagai hal yang terkait
dengan pekerjaan akan menyebabkan terjadinya peningkatan kinerja da
efisiensi
b. Kepuasan kerja akan terwujus melalui berbagai hasil positif yang dapat
ditunjukkan oleh para pekerja dalam setiap kesempatan

Pendekatan yang paling baik adalah pendekatan sumber daya manusia.


Manfaat pendekatan sumber daya manusia sangat besar bagi upaya
menciptakantujuan organisasi dalam mencapai kesuksesan, yaitu :

1. Menambah wawasan agar mencapai visi


2. Mengembangkan kemampuan agar lebih professional
3. Menanamkan sense of belonging agar loyal dan punya dedikasi
4. Menumbuhkan semangat agar memiliki motivasi
5. Meningkatkan etos kerja agar mempunyai komitmen yang tinggi

Langkah-langkah yang bisa diambil dalam melakukan suatu motivasi adalah

1. Tentukan standar yang konsisten dan sampaikan hal itu


2. Sadarilah akan praduga dan prasangka anda
3. Beritahukan kepada orang-orang tentang keadaan mereka
4. Berikanlah pujian manakala cocok
5. Kepedulian terhadap perasaan staf
6. Bengunkan ke[ercayaan kelompok
7. Perlihatkan pengabdian pribadi
8. Bersikap bijaksana pada karyawan
9. Bersedialah belajr dari orang lain
10. Bersikaplah luwes
11. Izinkan kebebasan berbicara
12. Beri dorongan kepada orang yang inovatif dan kreatif

Adapun teknik-teknik ymotivasi lain yang bias kita laksanakan disamping


menggunakan langkah-langkah maupun strategi diatas adalah :

1. Motivasi tidak langsung : pemberiang kesempatan kerja, member manfaat


pada individu
2. Motivasi langsung : intensif material atau non-material

1.5 Model Motivasi

1. Model Goal Setting


 Seseorang akan memiliki motivasi yang benar saat tujuan yang ingin
dicapai dalam suatu pekerjaan sedah jelas
2. Self efficacy
 Menjelaskan bahwa seseorang memiliki keyakinan akan
kemampuannya dalam menjalankan dan menyelesaikan tugas
3. Reinforcement Model
 Menekankan adanya dorongan dari luar berupamotivasi yang bersifat
positif, negative, dan hukuman
4. Equity Model
 Seseorang akan membandingkan upah/gaji yang diterima dengan hasil
kerja yang telah dilakukan. Jika tidak seimbang maka seseorang akan
menurunkan motivasi kerjanya

5. Expextacy Model
 Kekuata seseorang untuk bekerja bergantung dari ekspetasi serta
respect atau diperhatian dari orang lain semakin kuat perhatian orang
lai, maka dia akan termotivasi untuk kerja
6. Job Characteristic Model
 Setiap pegawai akan termotivasi bekerja jika mereka mendapatkan
pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya
1.6 Teknik Motivasi

Teknik motivasi yang dapat dipakai oleh pemimpin menurut Verma dapat
dinilai sebagai berikut :
M : Manifest, artinya : nyatakan ruang lingkup tugas yang harus dijalankan
pada saat pendelegasian
O : Open, artinya bangkitkan percaya diri ketika pendelegasian tugas
T : Tolerance, artinya toleransi terhadap kegagalan dan mau belajar dari
kesalahan
I : Involve, artinya semua terkait dalam pekerjaan, meningkatkan rasa diterima
dan komitmen
V : Value, artinya nilai yang diharapkan dan diakui dalam kinerja yang baik
A : Align, menyeimbangkan sasaran pekerjaan
T : Trust, kejujuran setiap anggota tim kita dalam memotivasi
E : Empower, memberdayakan setiap anggota tim sewajarnya
KOMUNIKASI
2.1 Pengertian Komunikasi

Komunikasi merupakan hal yang amat penting dalam organisasi. Sayangnya,


komunikasi yang penting ini jarang dapat dimengerti secara jelas sehingga
menimbulkan beberapa hambatan. Komunikasi tidak hanya sekedar proses
penyampaian informasi yang symbol-simbolnya dapat dilihat, didengar dan
dimengerti, tetapi proses penyampaian informasi secara keseluruhan termasuk di
dalam perasaan dan dikap dari orang yang menyampaikan tersebut
Dengan demikian, maka definisi komunikasi adalah “ proses penyampaian
pesan dari pengirim kepada panerima dengan harapan dapat dimengerti dan
diperoleh balikan ( feedback) sehingga terjadi pengertian bersama.

Delam proses komunikasi, paling sedikit ada lima unsur, yaitu pengirim pesan
(komunikator), pesan, jalur(medium), penerima ( sering kita sebut komunikan),
dan umpan balik atau balikan.

2.2 Unsur Unsur Komunikasi


1. Komunikator
 Seseorang yang mengirimkan pesan kepada orang lain, komunikator
adalah orang yang empunyai gagasan atau informasi dari mengadakan
komunikasi. Komunikator haruslah memiliki nilai keterpercayaan
2. Pesan
 Gagasan yang ada di dalam alam pikiran seseorang yang harus
diterjemahkan ke dalam symbol-simbol yang data dimengerti oleh
penerima pesan. Kegiatan membuat symbol disebut menyandi
(encoding)m hasil dan bentuk menyandi adalah pesan. Bahasa dapat
berbentuk verbal dan non-verbal
3. Jalur (medium)
 Alat menyampaikan pesan adalah jalur atau medium. Pemimpinan
menyampaikan pesan atau informasi dengan berbagai cara, antara lain
: tetap muka, memo, pertemuan kelompok, dll. Dengan cara pemilihan
medium yang beraneka bentuk tersebut maka proses komunikasi yang
dilangsungkan oleh manajemen dapat tercapai dengan efektif dan
efisien
4. Penerima
 Yang menerima pesan dari komunikator setelah si penerima pesan.
Maka hal yang dilakukan penerima adalah mengurai pesan agar dapat
dimengerti maknanya.

5. Umpan balik/ balikan


 Proses komunikasi memerlukan umpan balik. Apabila umpan balik
tidak ada, maka dapat dikatakan komunikasi telah gagal. Nahkan
dalam komunikasi satu arah, selalu ada umpan balik, hanya saja
wujudnya yang berbeda dan waktunya tertunda. Umpan balik yang
langsung terjasi adalah komunikasi tatap muka, atau telepon
6. Gangguan
 Dalam proses komunikasi selalu ditemukan adanya gengguan.
Gangguan ini dapat terjadi di babagai unsure komunikasi. Gangguan
dapat terjadi antara komunikator dan penerima pesan, karena latar
belakang pengirim dan penerima pesan yang berbeda, secara
ekonomi, sosiologi, psikis atau antropologis, atau berbeda pendidikan
dan pengalamannya atau kemampuannya atau gangguan lainnya
seperti gangguan teknologi, iklin/cuaca, alat, dll.

2.3 Fungsi Komunikasi

Dalam suatu organisasi baik yang berorientasi komersial maupun social,


tindak komunikasi dalam organisasi atau lembaga tersebut akan melibatkan 4
fungsi, yaitu :

1. Fungsi informative
 Seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh
informasi yang lebih banyak, lebih baik dan tepat waktu
2. Fungsi regulative
 Pada semua lembaga atau organisasi, ada dua hal yang berpengaruh
terhadap fungsi regulative ini, yaitu :
a. Orang-orang yang berada dalam tataran manajemen yaitu mereka
yang memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua informasi
yang disampaikan. Namun sikap bawahan untuk menjalankan
perintah banyak bergantung pada :
1. Keabsahan pimpinan dalam penyampaian perintah
2. Kekuatan pimpinan dalam member sanksi
3. Kepercayaan bawahan terhadap atasan sebagai seorang
pemimpin sekaligus sebagai pribadi
4. Tingkat kredibilitas pesan yang diterima bawahan
b. Berkaitan dengan oesan, pesan regulaif pada dasarnya berorientasi
pada kerja, artinya bawahan membutuhkan kepastian peraturan-
peraturan tentang kerja yang boleh dan tidak boleh dilakukan
3. Fungsi persuasive
 Dalam mengatur organisasi, kekuasaan atau wewenang tidak akan
selalu membawa hasil yang memuaskan. Adanya kenyataan ini. Maka
banyak pimpinan yang suka untuk mempersuasu bawahannya
daripada member perintah
4. Fungsi integrative
 Setiap organisasi berusaha menyediakan saluran yang memungkinkan
karyawan dapat melaksanakan tugas dengan baik, terdapat dua
saluran yaitu, komunikasi formal dan komunikasi non formal.

2.4 Proses Komunikasi


Pross komunikasi akan berjalan baik apabila terjadi saling pemahaman yang
sama antara komunikator dan penerima pesan. Dalam proses komunikasi
perjalanan berita banyak terdapat serangkaian persepsi atau gangguan yang
mengurangi kejelasan berita.

Pengkode Saluran Pengkode Penerima


an an an

Umpan balik
sumber

Suatu sumber memberikan pesan dengan pengodean dan diteruskan oleh suatu
saluran(medium) kepada penerima yang menguraikan kode pesan. Penerima yang
telah menguraikan kode memberikan umpan balik berupa suatu respon melalui
respon dapat diketahui apakah pesan diterima dan dipahami dengan baik dan benar

Memahami komunikasi dapat dilihat dari dua perspektif, yaitu :

1. Perspektif kognitif, yang mewakili perspektif kgnitif adalah penggunaan


lambing-lambang untuk mencapai kesamaan makna atau berbagi informasi
tentang satu objek atau kejadian
2. Perspektif perilaku, memandang komunikan sebagai perilaku verbal atau
simbolik dimana pengirim berusaha mendapatkan satu efek yang
dikehendakinya pada penerima
2.5 Faktor Komunikasi
Barnard mendaftarkan tujuh factor komunikasi yang berperan dalam
menciptakan dan memelihara otoritas yang obyektif di dalam organisasi. Berikut
ada tujuh factor singkat tersebut :
1. Saluran komunikasi itu harus diketahui secara pasti
2. Harus ada saluran komunikasi formal pada setiap anggota organisasi
3. Jalur komunikasi itu seharusnya langsung dan sependek mungkin
4. Garis komunikasi formal keseluruhannya hendaknya dipergunakan secara
normal
5. Orang-orang yang bekerja sebagai pengatur komunikasi haruuslah orang-
orang yang ahli
6. Garis komunikasi seharusnya tidak menapatkan gangguan sementara
organisasi sedang berfungsi
7. Setiap komunikai haruslah disahkan

2.6 Gagalnya Komunikasi

Salah satu penyebab terjadinya kegagalan komunikasi adalah tidak adanya


pengertian, contoh ketidaksamaan pengertian antara penerima dan pengirim
informasi.

Pesan yang disampaikan dalam proses komunikasi diwujudkan melalui


lambing-lambang tertentu. Lambing atau symbol-simbol bias berupa kata-kata,
gambar-gamber, dan tindakan-tindakan isyarat seperti gerakan, anggukan,
gerakan mata, mengangkat alis, dll.

Gagalnya komunikasi dalam suatu organisasi tentunya dapat dilihat dari :

- Apakah tujuan dari pesan yang disampaikan itu tercapai atau tidak
- Apakah alat komunikasi atau bahan-bahan keterangan yang suddah
dilambangkan ke dalam symbol-sinbol itu mengantarkan pesan atau tidak
- Apakah penerima pesan dapat memahami apa yang dipesankan atau tidak

Jika jawaban atas ketiga hal diatas adalah “tidak”, maka komunikasi akan
gagal

2.7 Umpan Balik dalam Komunikasi


Untuk mengetahui apakah umpan balik dalam komunikasi antara pejabat atau
pegawai dalam suatu organisasi tertentu, efektif atau tidak. Berikut ini ada
beberapa karakteristik yang bias digunakan mengenalinya adapun karakteristik
umpan balik yang efektif antara lain :
3. Cenderung membantu
4. Khusus dan terperinci
5. Deskriptif
6. Bermanfaat
7. Memperhitungkan waktu
8. Kesiapan pegawai untuk menerima dan memberikan umpan balik
9. Jelas
10. Sah dan benar

Dan berikut juga terdapat umpan balik yang tidak efektif dalam
komuikasi/sebaliknya dan umpan balik yang efektif, sebagai berikut :

1. Cenderung memperkecil arti peranan pegawai


2. Berdifat umum
3. Bersifat menilai
4. Tidak bermanfaat
5. Tidak memperhitungkan ketepatan waktu
6. Membuat pegawai bertahan
7. Tidak mudah pengertian
8. Tidak sah dan tidak benar

2.8 Arah Komunikasi

Adapun arah komunikasi, yaitu :


1. Komunikasi ke atas
 Merupakan pesan yang dikirim dan tingkat hierarki yang lebih rendah
ke tingkat yang lebih tinggi

Fungsi arus komunikasi dari bawah ke atas ini adalah :

a. Penyampaian informasi tentang pekerjaan-pekerjaan maupun tugas


yang sudah dilaksanakan
b. Penyampaian informasi tentang persoalan-persoalan pekerjaan
maupun tugas yang sudah dilaksanakan
c. Penyampaian saran-saran perbaikan dari bawahan
d. Penyampaian keluhan dari bawahan tentang dirinya sendiri maupun
pekerjaannya
2. Komunikasi ke bawah
 Merupakan pesan yang dikirim dari tingkat hirarki yang lebih tinggi ke
tingkat lebih rendah
a. Pemberian atau penyampaian instruksi kerja
b. Penjelasan dari pimpinan tentang mengapa suatu tugas perlu
dilaksanakan
c. Penyampaian informasi mengenai peraturan-peraturan yang berlaku
d. Pemberian motivasi kerja kepada karyawan untuk bekerja lebih giat
3. Komunikasi vertical
 Komunikasi yang mengatur dari atas ke bawah dan sebaliknya dari
bawah ke atas. Hubungan tersebut bersifat timbale balik antara atasan
dan bawahan
4. Komunikasi horizontal
 Komunikasi hiorizontal dikenal juga dengan komunikasi lateral, yaitu
tindak komunikasi ini berlangsung di antara para karyawan ataupun
bagian yang memiliki kedudukan yang setara. Fungsi arus komunikasi
horizontal adalah
a. Memperbaiki koordinasi tugas
b. Upaya pemecah masalah
c. Saling berbagi informasi
d. Upaya pemecahan konflik
e. Membina hubungan melalui kegiatan bersama

2.9 Model Komunikasi


Steward L.Tubbs dan Sylvia Moss dalam human communication menguraikan
ada 3 model dalam komunikasi yaitu :
1. Model komunikasi linier (one-way communication)
Dalam model ini komunikator memberikan suat stimuli dan komunikan
melakukan respon yang diharapkan tanpa mengadakan seleksi dan
interprestasi. Komunikasinya berdifat monolog
2. Model komunikasi interaksional
Pada tahap ini terjadi feedback atau umpan balik. Komunikasi yang
berlangsung bersifat dua arah dan ada dialog.
3. Model komunikasi transaksional
Dalam model ini komunikasi hanya dapat dipahami dalam konteks
hubungan (relationship) antara dua orang atau lebih

2.10 Gaya Komunikasi


Gaya komunikasi atau communication styel member pengetahuan kepada kita
tentang bagaiman perilaku orang-orang dalam suatu organisasi ketika mereka
melaksanakan tindak berbagi informasi dalam suatu organisasi
Masing masing gaya komunikasi terdiri dari sekumpulan perilaku komunikasi
yang dipakai untuk mendapatkan respond an atau tanggapan tertetnu dalam
situasi tertentu. Kesesuaian dari satu gaya komunikasi yang digunakan
bergantung pada maksud pengirim dan harapan dari penerima, terdapat enam
gaya komunikasi ,yaitu :
1. The controlling style
Orang-orang yang menggunakan gaya komunikasi ini dikenal dengan
nama komunikator satu arah atau one-way communication. Gaya ini sering
dipakai untuk mempersuasi orang lain supaya bekerja dan bertindak
secara efektif, dan pada umumnya dalam bentuk kritik. Gaya komunikasi ini
lebih memusatkan perhatian kepada pengiriman pesan disbanding upaya
mereka untuk berharap pesan. Karena mereka tidak mempunyai rasa
ketertarikan dan perhatian pada umpan balik, kecuali jika umpan balik atau
feedback tersebut digunakan untuk kepentingan pribadi
2. The equalitarian style
gaya komunikasi ini ditandai dengan berlakunya arus penyebarannya
pesan-pesan verbal secara lisan maupun tertulis bersifat dua arah. Orang-
orang yang menggunakan gaya komunikasi ini adala orang-orang yang
memiliki sikap kepedulian yang tinggi sertakemampuan membimbing
hubungan yang baik dengan orng lain. Baik dalamkonteks pribadi maupun
dalam lingkup hubungan kerja. Gaya komunikasi ini akan memudahkan
tindak komunikasi dalam organisasi. Sebab gaya ini efektif dalam
memelihara empati dan kerjasama, khususnya salam situasi untuk
mengambil keputusan terhada suatu permasalahan yang kompleks
3. The structuring style
Gaya komunikasi yang berstruktur ini, memanfaatkan pesan-pesan verbal
secara tertulis maupun lisan, gaya memantapkan peintah yang harus
diaksanakan, penjadwalan tugas dan pekerjaan serta struktur organisasi,
pengirim pesan lebih member kepada keinginan untuk mempengaruhi
orang lain dengan jalan berbagi informasi tentang tujuan organisasi, jadwal
kerja, aturan dan prosedur yang berlaku dalam organisasi
4. The dynamic style
Gaya komunikasi yang dinamis ini memiliki kecenderungan agresif, karena
pengirim pesan atau sender memahami bahwa lingkungan pekerjaannya
berorientasi pada tindakan gaya komunikasi ini sering dipakai oleh para
juru kampanye ataupun supervisor yang membawa para wiraniaga.
Tujuan utama gaya ini adalah menstimulasi atau merangsang
pekerja/karyawan untuk bekerja dengan lebih cepat dan lebih baik dan
gaya ini cukup efektif dalam mengatasi persoalan yang bersifat kritis
5. The relinguishing style
Gaya komunikasi ini lebih mencerminkan kesediaan untuk menerima
saran, pendapat ataupun gagasan orang lain,daripad keinginan untuk
member preintah dan mengontrol orang lain. Pesan dalam gaya
komunikasi ini akan efektif ketika pengirim pesan sedang bekerja sama
dengan orang yang berpengetahuan luas, berpengalaman, teliti serta
bersedia untuk bertanggung jawab atas semua tugas atau kerjaan yang
dibebenkan kepadanya
6. The withdrawal style
Akibat yang muncul jika gaya ini digunakan adalah melemahnya tindak
komunikasi, artinya tidak ada keinginan dari orang-orang yang memakai
gaya ini untuk berkomunikasi dengan orang lain, karena ada beberapa
persoalan ataupun kesulitan antar pribadi yang dihadai orang-orang
tersebut

2.11 Komunikasi Verbal dan Nonverbal


Bahasa lisan atau tulisan adala KOMUNIKASI VERBAL. Orang mudah
memahami komunikasi verbal, karena melalu mata-kata dapat ditangkap maksud
yang ada di pikiran seseorang. Namun, perlu dipahami bahwa ternyata
komunikasi tidak harus menggunakan bahasa verbal untuk menyampaikan pesan.
Bias juga dengan KOMUNIKASI NON VERBAL, yang mencangkup gerakan
tubuh, intonasi atau tekanan pada kata-kata.

2.12 Bentuk Komunikasi dan Fungsi Komunikasi di beberapa Era


1. Komunikasi dalam era manajemen klasik
a. Komunikasi berdifat formal dantertulis dan dibentuk dalam organisasi
b. Arah kkomunikasi umumnya ke bawah
c. Kegunaa menyampaikan instruksi pada para bawahan
d. Komunikasi keatas hanya berupa laporan atau jawaban atas
pertanyaan atasan
e. Saluran umpan balik adalah formal dan terkait denga tugas
f. System komunikasi merupakan kebuthanuntuk mengendalikan dari
pimpinan ke bawahan
2. Komunikasi di erahuman relations
a. Komunikasi masih bersifat formal, system komunikasi informal
dipandang penting untuk kepuasan karyawan
b. Arah komunikasi dua arah
c. Kegunaan menympaikan perintah-perintah danmembuat keryawan
merasa dibutuhkan
d. Komunikasi digunakan sebagai alat manajemen untuk berbicara
dengan karyawan, dan juga mendengar atau memperhatikan apa yang
dikatakan oleh bawahan
3. Komunikasi dalam era sumber daya manusia
a. Komunikasi formal dan informal
b. Komunikasi yang terjadi ke berbagai arah
c. Kegunaan sebagai alat control, mendukung perencanaan pertisipatif,
pengorganisasian, dan usaha-usaha pengarahan terhadap pelaksanaan
tugas-tugas
d. Pengambilan keputusan dilakukan secara desentralisasi’
e. Organisasi informal dilihat sebagai bagian penting dalam organisasi
f. Kegunaa n komunikasi adalah untuk mendorong kemunculan potensi-
potensianggota organisasi

2.13 Meningkatkan Komunikasi dalam Organisasi


1. Pimpinan puncak menyadari pentingnya komunikasi
2. Perilaku satu kata dengan perbuatan
3. Komitmen kepada komunikasi dua arah
4. Menekankan komunikasi tatap muka
5. Tanggung jawab bersama terhadap komunikasi
6. Menanggani kabar buruk
7. Pesan untuk penerima yang dimaksudkan
8. Komunikasi sebagai proses berkelanjutan
DAFTAR PUSTAKA

 Wahjono, Sentot Imam. 2010. Perilaku Organisasi. Yogyakarta :


Graha Ilmu
 Widodo, Suparno Eko. 2015. Manajemen Pengembangan: sumber
daya manusia. Yogyakarta : Pustaka Belajar
 Toha, Muharto Darmanto. 2014. Perilaku organisasi. Tangerang
Selatan: Rajawali Terbuka.
 Thoha, Mitra. Perilaku organisasi: konsep dasar dan aplikasinya.
Jakarta:rajawali pers
 Arifin, syamsul2012. Leadership: ilmu dan seni kepemimpinan.
Jakarta: media wacana media.
 Anoraga, Drs. Pandji, 1995. Psikologi Kepemimpinan. Rineka
Cipta, Bandung.
 Effendi,. 1993. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Citra Aditya
Bakti. Bandung
 Richard L. Daft. 2013. Management, Edisi 6. Salemba empat:
Jakarta
 Hani Handoko, 2003. Manajemen edisi ke 2. BPFE Yogyakarta
 Buchari, Zainun. 2007 Manajemen dan motivasi, Edisi revisi,
Cetakan ke 3. Balai aksara: Jakarta
 Randupandojo dan Suad Husnan. 2006. Perilaku Organisasi:
Konsep dasar dan aplikasinya. Raja Grafindo Persada: Jakarta.
 Modul Pembelajaran “kewirausahaan” Direktur Jenderal
Pendidikan Tinggi, DIREKTORAT JENDERAL PEMBELAJARAN
DAN KEMAHASISWAAN DITJEN PENDIDIKAN TINGGI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN, 2013

Anda mungkin juga menyukai