PENGANTAR MANAJEMEN
“Motivasi Karyawan”
Disusun Oleh :
1
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena penyusunan makalah
yang bertema “Motivasi Karyawan” telah selesai. Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Manajemen, Fakultas Ekonomi dan
Bisnis.
Harapan kami, dengan adanya makalah ini dapat menambah informasi
kepada para pembaca. Dalam kesempatan ini kami ingin mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu khususnya kepada Bpk.
Tafiprios yang sudah bersedia membagi ilmunya.
Kami menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam
penulisan makalah ini, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan
saran kepada para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
1
3
BAB I
PENDAHULUAN
1
4
BAB II
PEMBAHASAN
1
1.2 Teori Motivasi Maslow, McClelland, Mc Gregor Hezberg, ERG
Aldafer
Dalam kegiatan bisnis suatu organisasi, pimpinan/manajer harus senantiasa
memberikan motivasi kepada karyawannya. Dengan demikian manajeman akan
dapat mencapai tujuannya dengan efektif dan efisien. Adapun macam teori
motivasi adalah sebagai berikut :
1.2.1 Teori Motivasi Maslow
Menurut Maslow terdapat beberapa jenis kebutuhan manusia yakni :
Kebutuhan Fisiologis merupakan kebutuhan manusia yang paling
mendasar. Kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan manusia untuk
makan, minum, tempat tinggal, oksigen, dan lain sebagainya.
Kebutuhan Rasa Aman yakni apabila kebutuhan fisiologis sudah
tercukupi, maka timbulah kebutuhan yang kedua yaitu kebutuhan akan
rasa aman. Kebutuhan rasa aman ini meliputi keamanan dan
perlindungan dari bahaya akibat kecelakaan kerja, jaminan dan
kelangsungan pekerjaannya serta jaminan akan hari tua pada saat
mereka tidak lagi bekerja.
Kebutuhan Sosial yakni jika kebutuhan fisiologi dan rasa aman sudah
terpuaskan, maka akan timbul kebutuhan social, yakni kebutuhan
untuk bersahabat dan berinteraksi dengan orang lain. Dalam
berorganisasi maka ada hal yang berkaitan dengan kebutuhan adanya
kelompok kerja yang kompak dan bisa diajak bekerja sama, serta
adanya rasa kekeluargaan.
Kebutuhan Penghargaan yakni kebutuhan untuk keinginan untuk
dihargai atau dihormati atas prestasi yang diraih, adanya pengakuan
atas keahlian dan kemampuan dan efektifitas kerja sesorang.
Kebutuhan Aktualisasi Diri, yakni merupakan kebutuhan dalam teori
motivasi maslow yang paling tinggi. Aktualisasi diri berkenaan
dengan proses pengembangan potensi yang sebenarnya dari diri
sesrorang. Kebutuhan aktualisasi diri kerap kali dikatikan untuk
menunjukkan kemampuan, keahlian serta potensi yang dimiliki oleh
seseorang. Terlebih kebutuhan aktualisasi diri terdapat kecenderungan
potensinya akan meningkat karena orang tersebut mengaktualisasikan
perilakunya. Sesorang yang didominasi oleh kebutuhan aktualisasi diri
maka akan sengan jika diberikan tugas-tugas yang menantang
keahlian dan kemampuannya.
Teori yang dicetuskan oleh Maslow menyatakan bahwa orang
akan terlebih dahulu mencukupi kebutuhan pokoknya yakni
kebutuhan fisiologis sebelum mengarahkan untuk memenuhi
kebutuhan yang lebih tinggi yakni kebutuhan aktualisasi diri. Hal ini
disebabkan karena kebutuhan yang lebih mendasar sebaiknya harus
dipenuhi terpenuhi terlebih dahulu sebelum memenuhi kebutuhan
yang lebih tinggi seperti aktualisasi diri. Hal ini disebabkan karena
kebutuhan yang telah terpenuhi akan memberikan motivasi. Jika
seseorang memutuskan untuk menerima uang yang cukup atas suatu
pekerjaan dari organisasi atau perusahaan tempat ia bekerja, maka
uang tidak mempunyai factor pendorong intensitasnya lagi. Maka
apabila suatu kebutuhan sudah mencapai apa yang ia harapkan, dan
secara otomatis kebutuhan itu akan berhenti menjadi motivasi utama
yan mendorong perilaku. Kemudian, kebutuhan kedua akan
mendominasi walaupun kebutuhan sudah tercukupi, namun kebutuhan
tersebut masih mempengaruhi perilaku walaupun intensitasnya lebih
kecil.
1.2.2 Teori Motivasi Prestasi dari MC. Cllenland
Konsep penting mengenai motivasi menurut Mc Clelland
yakni motivasi berasal dari kekuatan yang ada pada diri individu
merupakan motivasi prestasi. Seseorang akan doanggan memiliki
motivasi prestasi apabila ia memiliki keinginan untuk berprestaso
lebih baik dari yang lain pada banyak situasi dan kondisi. Menurut Mc
Clleland terdapat tiga aspek kebutuhan, yakni sebagai berikut :
a. Kebutuhan prestasi yakni kebutuhan yang tercermin dari keinginan
untuk mengemban tugas yang dapat dikerjakan dan
dipertanggungjawabkan secara pribadi atas apa yang telah
dilakukannya. Sesorang akan menentukan tujuan yang wajar dan
dapat memperhitungkan risiko serta berusaha untuk mengerjakan
sesuatu yang kreatif dan inovatif.
b. Kebutuhan afialisasi yakni kebutuhan ini ditunjukan dengan adanya
rasa persahabatan serta interaksi dengan individu lain.
c. Kebutuhan Kekuasaan yakni tercermin pada individu yang memiliki
pengaruh atas orang lain, ia juga peka terhadap struktur pengaruh
antar pribadi serta ia mencoba untuk menguasai orang lain dengan
mencoba untuk mengatur perilakunya serta membuat orang lain
terkesan padanya, orang tersebut juga akan seslalu menjaga reputasi
dan kedudukannya.
1.2.3 Teori X dan Y dari Mc. Gregor
Teori motivasi yang dicetuskan oelh Mc Gregor yakni teori
motivasi yang menggabungkan teori internal dan teori eksternal. Mc.
Gregor telah merumuskan kedua perbedaan dasar mengenai perilaku
manusia. Teori tersebut sering disebut sebagai teori X dan teori Y.
Teori X mengendalikan antara teori tradisional tentang kehidupan
organisasi. Berikut terdapat anggapan yang mendasari teori-teori X
yakni sebagai berikut :
a. Rata-rata pekerja itu malas, tidak terlalu suka bekerjda dan apabila
bisa mereka akan menghindarinya.
b. Karena pada dasarnya para pekerja tidak suka bekerja, maka mereka
harus dipaksa dan dikendalikan, diperlakukan dengan hukuman atau
sanksi serta arahan untuk mencapai tujuan organisasi.
c. Rata-rata pekerja lebih suka untuk dimbimbing dalam melakukan
pekerjaannya, berusaha untuk menghindari tanggung jawab,
mempunyai ambisi kecil, serta kemauan dirinyalan di atas segalanya.
Teori ini masih banyak digunakan oleh organisasi atau
perusahaan karena para manajer beranggapan itu adalah hal yang
benar serta terdapat banyak sifat yang diamati oleh perilaku manusia,
namun sesuai dengan anggapan tersebut teori ini tidak mampu untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan apa yang
terjadi pada organisasi. Maka dari itu, Mc Gregor akan menjawab
teori tersebut berdasarkan pada kenyataannya. Berikut merupakan
anggapan dasar-dasar dari teori Y :
a. Usaha fisik dan mental yang dilakukan oleh manusia dama halnya
dengan bermain atau berisitirahat.
b. Rata-rata manusia akan bersedia belajar dalam kondisi yang layak,
serta tidak hanya menerima juga mencari tanggung jawab.
c. Ada kemampuan yang besar dalam kecerdikan, kualitas dan daya
imanjinasi dalam memecahkan masalah dalam organisasi yang secara
luas tersebar pada seluruh karyawan.
Pengendalian dari luar hukuman atau sanksi bukan satu-
satunya cara untuk mengarahkan dalam mencapai tujuan organisasi.
1.2.4 Teori Motivasi dari Herzberg
Teori motivasi yang dicetuskan oleh Herzeberg dan
kelompoknya sering disebut dengan M-H atau sering disebut dengan
teori dua factor, teori ini sering dijadikan sebagai acuan para manager
mengenai cara mengendalikan factor-factor yang dpat menghasilkan
kepuasan kerja atau ketidakpuasan kerja. Bersadarkan hasil penelitian
yang sudah dilakukan oleh dua kelompok maka factor yang
mempengaruhi seseorang dalam organisasi, yakni “motivasi”.
Motivasi disebut sebagai factor sumber kepuasan kerja yang meliputi
prestasi, promosi, penghargaan dan tanggung jawab.
Kelompok factor kedua yaitu “iklim balik” yang dibuktikan
bukan sebagai sumber kepuasan kerja melainkan sebagai sumber
ketidakpuasan kerja. Factor ini merupakan konsidi kerja, hubungan
natar pribadi, serta mengurangi pengawasan dan gaji. Adanya
perbaikan pada factor-faktor ini akan mengurangi ketidakpuasan kerja,
namun juga tidka akan menimbulkan dorongan kerja, factor “iklim
baik” tidak akan memunculkan motivasi, tetapi tidak adanya factor ini
akan menjadikan tidak berfungsi factor “motivasi”.
Teori Motivasi
Teori Dua Faktor Motivasi → Higiene & Frederick Herzberg
→ Motivasi kerja bisa dipertahankan dengan cara melihat 2 macam
situasi yang mempengaruhi individu terhadap pekerjaanya (factor
motivator (satisfier) dan factor higienis (dissatisfer)
Faktor Motivator Faktor Higienis
1. Keberhasilan Pelaksanaan 1. Kebijakan dan Administrasi
(achievement) 2. Supervisi
2. Pengakuan Prestasi 3. Upah/gaji
3. Pekerjaan itu sendiri 4. Hubungan Internasional
4. Tanggung Jawab 5. Kondisi Kerja
5. Pengembangan
Dari gambar hierarki teori ERG di atas dapat dilihat bahwa teori
tersebut hanya mengganti lima kebutuhan kemudian menjadi tiga kebutuhan
saja. Factor yang membedakan antara teori ERG dengan terori hierarki
Maslow yakni bahwa teori ERG ini menyatakan bahwa beberapa kebutuhan
yang tingkatnya lebih tinggi itu stuck atau jalan ditempar, maka keinginan
untuk memuaskan kebutuhan yang lebih rendah akan semakin meningkat.
Pada teori ERG ini tidak diasumsikan bahwa terdapat sebuah hierarki
yang terbilang kaku sehingga kebutuhan yang tinkatnya lebih rendah lebih
baik untuk dipuaskan terlebih dahulu sebelum mengarah pada kebutuhan
yang tingkatannya lebih tinggi.
Teori ERG melibatkan dimensi halangan-kemunduran atau
frustrations-regression, namun tidak seperti terori yang dicetuskan oleh
Maslow, teori ERG mengemukakan bahwa jika tingkat kebutuhan yang
peringkatanya lebih itnggi terdapat halangan dalam memuaskan kebutuhan
tersebut, maka Hasrat sesorang untuk meningkatkan kepuasaan ke tingkat
yang lebih rendah akan semakin menggebu.
Penjelasan dari sanggahan yang dicetuskan oleh Alderfer mengenai
teori hirarki yang dicetuskan oleh Maslow yakni :
Teori Maslow, seseorang akan tetap pada tingkat kebutuhan tertentu
sampai kebutuhan tersebut terpuaskan. Pada teori Maslow ini
terbialng cukup kaku karena diasumsikan bahwa kebutuhan harus
mengikuti hierarki spesifik dan tertib, kecuali jika kebutuhan tingkat
rendah sudah tepuaskan , maka individu tersebut tidak dapat
melanjutkan ke arah kebutuhan yang tingkatnya lebih tinggi
Teori ERG, jika kebutuhan berada pada tingkatan yang lebih tinggi,
maka individu tersebut mungkin akan kemabli untuk meningkatkan
kepuasan dari kebutuhan dengan tingkatan yang rendah tersebut. Pada
teori ERG ini sangat fleksibel dan bersifat lebih konsisten dengan
pengetahuan mengenai perbedaan individu di antara manusia.variebel-
variabel seperti Pendidikan, latar belakang Pendidikan serta
lingkungan budaya dapat merubah tingkat kepetingan atau pemicu
sebuah kelompok bagi suatu individu tertentu. Namun secara
keseluruhan, teori ERG ini menunjukan bahwa versi hierarki
kebutuhan secara lebih valid.
TABEL 01
Reorganisasi dari Hierarki Maslow dan Alderfer