Anda di halaman 1dari 5

PERHITUNGAN ANGSURAN PPH PASAL 25

Jumlah Pajak Penghasilan Tuan Purnama yang terutang sesuai dengan SPT Tahunan PPh 2014 sebesar
Rp50.000.000. Jumlah kredit pajak Tuan Purnama pada tahun 2014 adalah Rp21.500.000, dengan rincian sebagai
berikut:
PPh Pasal 21 Rp10.000.000
PPh Pasal 22 Rp5.000.000
PPh Pasal 23 Rp3.000.000
PPh Pasal 24 Rp3.000.000
Berapa besarnya angsuran PPh Pasal 25 Tuan Purnama untuk tahun 2015:
JAWAB:
PERHITUNGAN ANGSURAN PPH PASAL 25

PPh terutang tahun 2014    50.000.000


Kredit pajak:    
PPh Pasal 21  10.000.000  
PPh Pasal 22  5.000.000  
PPh Pasal 23  3.000.000  
PPh Pasal 24 3.500.000  
Jumlah kredit pajak   (21.500.000)
Dasar Perhitungan PPh Pasal    28.500.000
25 tahun 2015

Besarnya PPh Pasal 25 per bulan = Rp28.500.000/12 = Rp2.375.000. Jadi, Tuan Purnama harus membayar sendiri
angsuran PPh Pasal 25 setiap bulan pada tahun 2015 mulai masa Maret sebesar Rp2.375.000.
CONTOH PENGHITUNGAN ANGSURAN PPH PASAL 25 WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

SI A ADALAH PENGUSAHA WARUNG MAKAN DI JOGJAKARTA YANG MEMILIKI PENJUALAN PADA TAHUN 2010
SEBESAR RP180.000.000,-. SI A STATUSNYA KAWIN DAN MEMPUNYAI 2 (DUA) ORANG ANAK. SI A
MENYELENGGARAKAN PENCATATAN UNTUK MENGHITUNG PAJAKNYA. BESARNYA PAJAK PENGHASILAN
PASAL 25 YANG HARUS DIBAYAR SEBAGAI ANGSURAN DALAM TAHUN BERJALAN DIHITUNG SEBAGAI
BERIKUT:
JUMLAH PEREDARAN SETAHUN RP180.000.000,-
PRESENTASE PENGHASILAN NORMA (LIHAT DAFTAR PRESENTASE NORMA) = 20%
PENGHASILAN NETO SETAHUN = 20% X RP 180.000.000,- = RP 3.000.000,-
PENGHASILAN KENA PAJAK = PENGHASILAN NETO DIKURANGI PTKP RP 36.000.000,- – RP 19.800.000,- = RP
6.200.000,-
PAJAK PENGHASILAN YANG TERUTANG : 5% X RP 6.200.000,- = RP 310.000,-
PPH PASAL 25 (ANGSURAN) YANG HARUS DIBAYAR SI A SETIAP BULAN: RP 310.000,- : 12 = RP 25.833,-
CONTOH PENGHITUNGAN ANGSURAN PPH PASAL 25 WAJIB PAJAK BADAN

• Koperasi Unit Desa A bergerak dibidang simpan pinjam. Pada tahun 2010 memiliki penerimaan
bruto dalam setahun sebesar Rp 500.000.000,- dan seluruh biaya-biaya yang berkaitan dengan
usaha (sesuai ketentuan perpajakan) sebesar Rp 4.250.000.000,-.
Dengan demikian, penghasilan netonya adalah : Rp 500.000.000,- – Rp 425.000.000,- = Rp
75.000.000,-
Pajak Penghasilan yang terutang : Rp75.000.000,- x 25% x 50% = Rp9.375.000,-
Tarif 50% di atas dikarenakan Koperasi Unit Desa A mendapat fasilitas.
PPh Pasal 25 (angsuran) yang harus dibayar KUD A setiap bulan: Rp9.375.000,- : 12 =
Rp781.250,-
ANGSURAN PPH PASAL 25 BAGI WAJIB PAJAK YANG MEMPEROLEH PENGHASILAN TIDAK TERATUR

• Penghasilan teratur adalah penghasilan yang lazimnya diterima atau diperoleh secara berkala sekurang-kurangnya sekali
dalam setiap tahun pajak, yang bersumber dari kegiatan usaha, pekerjaan bebas, pekerjaan, harta dan/atau modal, kecuali
penghasilan yang telah dikenakan PPh yang bersifat final.
• Dasar penghitungan PPh adalah jumlah penghasilan neto menurut SPT PPh tahunn pajak setelah dikurangi dengan
penghasilan tidak teratur yang dilaporkan dalam SPT Tahunan tersebut.
• Besarnya angsuran PPh Pasal 25 adalah PPh yang dihitung dengan dasar penghitungan dikurangi dengan PPh yang dipotong
dan/atau dipungut serta PPh yang dibayar atau terutang di luar negeri yang boleh dikreditkan, dibagi 12 (dua belas) atau
banyaknya bulan dalam bagian tahun pajak.
• Contoh :
Penghasilan teratur wajib pajak A dari usaha dagang dalam tahun 2000 adalah Rp 48.000.000,00, dan penghasilan tidak
teratur dari mengontrakkan rumah selama 3 tahun yang dibayar secara sekaligus di tahun 2000 adalah Rp 72.000.000,00.
Mengingat penghasilan yang tidak teratur tersebut sekaligus diterima di tahun 2000, maka penghasilan yang dipakai sebagai
dasar penghitungan angsuran PPh Pasal 25 dalam tahun 2001 adalah hanya berdasarkan penghasilan teratur tersebut.

Anda mungkin juga menyukai