Anda di halaman 1dari 3

Nama : Tania Frisila Tofana Dewi

NIM : 2110851029
Kelas : Teori Hubungan Internasional I (C)

Teori Hubungan Internasional


Awalnya, studi hubungan internasional sebuah displin teori yang dikemukakan oleh
E.H Carrs dan Hans Morgenthau. Teori yang mereka kembangkan masing-masing dapat
dipergunakan untuk menganalisa suatu permasalahan politik dalam skala internasional.
Alasan mengapa mereka terus mengembangkan teori-teori mereka adalah untuk mengoreksi
atau mencari kebenaran dalam proses serta pemecahan permasalahan ataupun
kesalahpahaman dalam dunia politik internasional.
Meskipun demikian, pada tahun 1960an banyak yang beranggapan bahwasannya
kerangka teori yang dikemukakan oleh Morgentheu bersifat terlalu impresionistis untuk
digunakan dalam praktik langsung. Sehingga karena tanggapan-tanggapan tersebut displin
ilmu hubungan internasional menjadi tertinggal jauh dibandingkan displin ilmu lainnya.
Namun di sisi lain, para pendukung dari pendekatan teori Morgentheu tetap kerap untuk
mencoba mengembangkan teori-teori politik internasional. Ada yang melakukan hal tersebut
untuk mendapatkan akurasi atau ketepatan yang lebih baik dalam menyelesaikan suatu
permasalahan dan ada pula yang merasa kunci utama dari penyelesaikan lebih baik
menggunakan pendekatan saintifik. Dalam pendekatan hubungan internasional, terdapat
banyaknya teori yang dapat diaplikasikan dan teori-teori yang dikemukakan bersifat beragam
atau bervariasi. Sesuai denga napa yang telah dikatakan oleh Herdley Bull dalam studi
hubungan internasional maka akan sangat diperlukan adanya teori penjelasan dan konsitutif.
Saat hendak mempelajari toeri dalam ilmu hubungan internasional, terdapat berbagai
macam metodologi yang dapat dipergunakan. Baik berupa data empiris, bukti sejarah,
pendekatan Marxist, dan berbagai macam hal lainnya. Kemudian terdapat alasan mengapa
penting untuk menggunakan teori penjelasan dan konstitif. Menurut Halliday, dalam
menyelesaikan sesuautu maka diperlukan prakonsepsi tentang fakta mana yang jauh lebih
signikan dibandingkan fakta lainnya. Kedua, dalam proses juga diperlukan kriteria-kriteria
signifikansi. Meskipun dua individu menggunakan fakta yang sama, hasilnya interpretasi dan
penafsirannya dapat berbeda satu sama lain. Ketiga, meskipun penggunaan fakta penting
namun kita tidak bisa terus-terusan bersandar pada fakta. Sesungguhnya segala peristiwa
memerlukan banyak pertanyaan dan pertimbangan. Baik secara moral, teoritis atau definisi,
benar atau tidak, dan hal-hal lainnya yang cukup liuas.
Istilah-istilah Penting dalam Theories of International Relation

Berdasarkan bahan bacaaan dari buku Theories of International Relation pada


halaman 1 hingga 26 terdapat beberapa istilah penting yang perlu dipahami. Secara umum
dalam hubungan internasional terdapat istilah-istilah tersebut meliputi realis, konstruktivisme,
realisme, post-positivitsme, sosialis, sosialisme, liberal, dan neoliberal yang cendrung
merujuk pada teori-teori HI. Terdapat pula hal seperti feminism, humanity atau kemanusiaan,
dan empiris.
Selain dari itu, kata pendekatan atau ‘approach’ juga merupakan salah satu istilah
penting yang cukup sering digunakan dalam dunia hubungan internasional. Pendekatan
merujuk pada teori-teori yang ada sebagaimana yang telah disebutkan di paragraph di atas.
Pendekatan dapat berupa pada pendekatan teori dalam prespektif realisme dan berjalan searah
dengan istilah-istilah lainnya. Istilah lain adalah aktor, secara umum kita mengetahui kata
aktor sebagai sebuah peran. Dalam teori hubungan internasional, kata aktor merujuk pada
peran dan aktor hubungan internasional meliputi atas state yaitu negeaara, MNC, Organisasi
Internasional pemerintah dan non-pemerintah, serta suatu kelompok dan individu.
The reality was a system of global dominance and 10 Introduction dependence which
divided the world between ‘core’ and ‘periphery’. Maksud dari kata ‘core’ dan ‘periphery’
adalah inti dan batas luar. Inti dari pernyataan tersebut adalah kenyataannya sistem dunia
merupakan sistem yang didominasi dan terdapat 10 pengantar atau dasar yang kemudian
membaginya menjadi dua dalam suatu permasalahan hubungan internasional. Istilah lainnya
yang terdapat pada halaman 12 meliputi hal-hal sebagai berikut yaitu aktor yang
mendominasi (Dominant Actor), Hubungan dominan (Dominant Relationship) yang
diberlakukan oleh aktor-aktor yang memilkiki power, Permasalahan atau isu empiris
(Empirical Issue), Isu dalam filsafat ilmu sosial (Issues in The Philosophy of The Social
Science), dan Prospek Multidisplin (The Prospects for Multidisciplinary) yang merupakan
suatu proses pembentukan disiplin yang meggunakan pendekatan liberal dan radikan dengan
tujuan mebentuk ekonomi politik internasional.
Kemudian pada halaman 18-20 terdapat istilah-istilah seperti balance of power yang
dapati diartikan sebagai keseimbangan kekuasaan. Untuk mendapatkan kesimbangan tersebut
maka disitu organisasi internasional, perjanjian, atau pun aliansi antar negara berperan. Selain
itu terdapat pula istilah hegemoni yang artinya kekuasaan yang mendominasi dan
heterogeneity (pada halaman 18) yang artinya keanekaragaman.
Opini Pribadi terkait Theories of International Relation

Dari beberapa lembar halaman yang sudah saya baca, buku tersebut sudah
memberikan highlight yang cukup luas terkait teori-teori dalam hubungan internasional. Pada
beberapa halaman pertama terdapat penjelasan bagaimana struggle dikemukakannya teori-
teori terkait politik internasional. Hal tersebut dilihat melalui halaman pertama dan kedua
yang menjelaskan bahwasannya terdapat banyak IR Scholar atau serjana Hubungan
Internasional yang beranggapan bahwa teori-teori yang dikemukakan oleh Margentheu dan
Carrs kurang relevan dan sulit ditemukan kolerasinya dengan penelitian saintifik. Sehingga
pada saat itu juga terdapaat banyak perdebatan terkait relevansi ilmu saintifik dengan teori
dalam politik internasional.
Kemudian pada halaman berikutnya yaitu halaman ke ketiga hingga kelima yang
menjelaskan bahwasannya terdapat banyak teori dalam hubungan internasional serta berbagai
macam pendekatan yang dihadirkan saat hendak menyelesaikan suatu permasalahan
(Diversity of Theory). Penjelasannya bagi saya cukup rumit dan saya rasa terdapat beberapa
istilah yang harus dijelaskan jauh lebih spesifik lagi dengan kacamata hubungan
internasional. Istilah-istilah yang kurang saya pahami adalah epistemological debate, subject
matter, ethical and practical horizon, theory as constitutive, and many more.
Pada halaman nomor enam hingga tiga belas, penjelasan yang diberikan jauh lebih
detail lagi karena kali ini seperti pada halaman 12 dan 13 terdapat penjelasan mengenai
beberapa istilah seperti aktor yang mendominasi (Dominant Actor), Hubungan dominan
(Dominant Relationship) yang diberlakukan oleh aktor-aktor yang memilkiki power,
Permasalahan atau isu empiris (Empirical Issue), Isu dalam filsafat ilmu sosial (Issues in The
Philosophy of The Social Science), dan Prospek Multidisplin (The Prospects for
Multidisciplinary. Namun sekali lagi, meskipun terdapat contoh langsung saya rasa lebih baik
apabila dijelaskan bagaimana hal tersebut bisa ada dan definisi yang jauh lebih jelas lagi.
Hingga halaman ke-26, saya merasa bahasa inggris or the English languge in
international relation jauh lebih kompleks terlebih lagi pada buku Theories of International
Relation. Setiap substansi memiliki penjelasannya masing-masing, meskipun banyak yang
memerlukan penjelasan lebih dalam lagi tapi saya rasa hal tersebut akan didapatkan
jawabannya setelah membaca bab berikutnya. Hal in disebut demikian karena kepala judul
sudah sangat jelas ditulis sebagai ‘introduction’ atau pengenalan.

Anda mungkin juga menyukai