NIM : 2110851029
Kelas : Teori Hubungan Internasional I (C)
Dari beberapa lembar halaman yang sudah saya baca, buku tersebut sudah
memberikan highlight yang cukup luas terkait teori-teori dalam hubungan internasional. Pada
beberapa halaman pertama terdapat penjelasan bagaimana struggle dikemukakannya teori-
teori terkait politik internasional. Hal tersebut dilihat melalui halaman pertama dan kedua
yang menjelaskan bahwasannya terdapat banyak IR Scholar atau serjana Hubungan
Internasional yang beranggapan bahwa teori-teori yang dikemukakan oleh Margentheu dan
Carrs kurang relevan dan sulit ditemukan kolerasinya dengan penelitian saintifik. Sehingga
pada saat itu juga terdapaat banyak perdebatan terkait relevansi ilmu saintifik dengan teori
dalam politik internasional.
Kemudian pada halaman berikutnya yaitu halaman ke ketiga hingga kelima yang
menjelaskan bahwasannya terdapat banyak teori dalam hubungan internasional serta berbagai
macam pendekatan yang dihadirkan saat hendak menyelesaikan suatu permasalahan
(Diversity of Theory). Penjelasannya bagi saya cukup rumit dan saya rasa terdapat beberapa
istilah yang harus dijelaskan jauh lebih spesifik lagi dengan kacamata hubungan
internasional. Istilah-istilah yang kurang saya pahami adalah epistemological debate, subject
matter, ethical and practical horizon, theory as constitutive, and many more.
Pada halaman nomor enam hingga tiga belas, penjelasan yang diberikan jauh lebih
detail lagi karena kali ini seperti pada halaman 12 dan 13 terdapat penjelasan mengenai
beberapa istilah seperti aktor yang mendominasi (Dominant Actor), Hubungan dominan
(Dominant Relationship) yang diberlakukan oleh aktor-aktor yang memilkiki power,
Permasalahan atau isu empiris (Empirical Issue), Isu dalam filsafat ilmu sosial (Issues in The
Philosophy of The Social Science), dan Prospek Multidisplin (The Prospects for
Multidisciplinary. Namun sekali lagi, meskipun terdapat contoh langsung saya rasa lebih baik
apabila dijelaskan bagaimana hal tersebut bisa ada dan definisi yang jauh lebih jelas lagi.
Hingga halaman ke-26, saya merasa bahasa inggris or the English languge in
international relation jauh lebih kompleks terlebih lagi pada buku Theories of International
Relation. Setiap substansi memiliki penjelasannya masing-masing, meskipun banyak yang
memerlukan penjelasan lebih dalam lagi tapi saya rasa hal tersebut akan didapatkan
jawabannya setelah membaca bab berikutnya. Hal in disebut demikian karena kepala judul
sudah sangat jelas ditulis sebagai ‘introduction’ atau pengenalan.