Anda di halaman 1dari 4

TUGAS SEMESTER GENAP

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS PASUNDAN

Jln. Lengkong Besar No. 68 telp. (022) 4205945 e-mail : info@fisip.unpas.ac.id Bandung 40261

MATA KULIAH : Green Politics

HARI / TANGGAL : Sabtu / 26 Maret 2022

DOSEN : TINE RATNA POERWANTIKA S.IP.,M.SI, Wishiami Swari S.IP.,LL.M

No. URUT ABSEN :-

NAMA : Bebby Estefany Santoso

NPM : 192030274

KELAS :B

JUR. / SEMESTER : Hubungan Internasional / 6

1. Jelaskan pengertian dari Isu Global serta proses berkembangnya!


Berdasarkan kepada power point (PPT) pertemuan ke – 2, isu global didefinisikan sebagai sebuah
permasalahan dan tantangan yang berkaitan erat dengan keamanan, keadilan, kebijakan secara internasional dan
seringkali mengancam perdamaian dunia. Isu global ini tidak hanya berbasis kepada permasalahan militer namun juga
non – militer seperti ekonomi, politik, dan sosial. Menurut Kristen A. Hite dan John L. Seitz dalam bukunya yang
berjudul Global Issues: an introduction tahun 2021, keduanya menyebutkan bahwa isu global merupakan sebuah
pengantar dalam mengakses masalah lingkungan dan pembangunan yang seringkali dihadapi oleh dunia modern (Hite,
2021). Dimana pernyataan ini berhubungan langsung dengan proses isu yang berkembang menjadi isu global.
Sama halnya dengan beberapa pernyataan di PPT bahwa berkembangnya isu didasari oleh faktor perdebatan
dalam sebuah pembahasan yang dilakukan oleh pemerintah / kaum berkepentingan secara terus – menerus sehingga
melahirkan suatu beda pendapat atau “disagree” yang kemudian akan melahirkan sebuah konflik dalam sistem politik
internasional. Adapun isu yang muncul kemudian banyak diliput oleh berbagai media sehingga isu tersebut banyak
dibicarakan oleh masyarakat internasional sehingga berkembang menjadi isu global. Dari informasi yang tersebar ini,
masyarakat internasional yang tertarik, terutama mereka yang tergolong sebagai ilmuan, peneliti mulai melakukan
penelitian untuk mencari 5W + 1H (What, Why, Where, Who, When + How) dari isu yang sudah mengglobal tersebut.
Yang dimana secara perlahan, isu global akan mulai masuk ke dalam agenda kepentingan pemerintah dan berbagai
organisasi – organisasi internasional yang merasa bertanggung jawab dan mampu memberikan solusi atas isu global
yang terjadi.
Tidak bisa dikatakan secara spesifik mengenai perkembangan isu global namun pemikirannya tidak jauh
berbeda dengan apa yang dikatakan oleh Kristen dan John bahwa isu global bermula dari perkembangan globalisasi
yang ditandai dengan berkembangnya sarana komunikasi dan transportasi. Dimana sebuah negara dapat mengalami
kecepatan dalam penyebaran informasi juga mulai memiliki rasa ketergantungan terhadap negara lain yang melewati
batas regional negaranya. Keduanya juga menyebutkan bahwa proses berkembangnya isu global disebabkan oleh
berpengaruhnya satu isu terhadap satu isu yang lain, sehingga dengan terus bertambahnya hubungan antar isu tersebut,
menyebabkan isu tersebut berkembang semakin besar dan sulit ditanggulangi dalam jangka waktu yang pendek.
Mengambil contoh dari permasalahan perubahan iklim sebagai isu inti yang related dengan isu energi (ex.
bahan bakar fossil), kemudian berkesinambungan juga dengan isu populasi yang meningkatkan produksi gas rumah
kaca, kemudian terikat dengan isu perkembangan teknologi yang membuat sistem pengurangan gas hasil pembuangan,
serta berakhir pada isu masa depan, dimana masyarakat internasional mulai mempelajari dan bertanya solusi untuk
mengatasi isu yang berkesinambungan satu sama lain ini. Contoh tersebut bermaksud bahwa timbulnya satu isu akan
mendorong kemunculan isu yang lain, dimana hubungan antar isu tersebut berbasis kepada hubungan sebab – akibat
yang kemudian memiliki dampak besar ke masyarakat internasional sehingga dikenal sebagai “isu global”.
Salah satu argumentasi di buku Global Issues: an introduction yang sangat menarik adalah mereka percaya
bahwa sebetulnya isu global telah lahir ketika bumi pertama kali terfoto. Dimana dalam foto tersebut terlihat bahwa
bumi dikelilingi oleh kegelapan laut yang terlihat tanpa adanya kehidupan. Sehingga masyarakat banyak mempercayai
bahwa bumi begitu rentan dan rapuh untuk ditinggali, tidak terlihat adanya negara, ini menambah kepercayaan mereka
mengenai isu global yang sebetulnya sudah terjadi cukup lama namun baru terkenal saat dunia berkembang ke arah
modernisasi.

2. Jelaskan mengapa konsep keamanan tradisional dapat bertransformasi atau shifting menjadi keamanan non-
tradisional!
Selain lagi – lagi karena adanya kemunculan globalisasi, shifting konsep yang terjadi antara keamanan
tradisional yang perlahan berubah menjadi keamanan non – tradisional, disebabkan karena peristiwa historis setelah
berakhirnya Perang Dingin yang menyebabkan negara – negara mulai berfokus terhadap isu lain selain security,
diantaranya politik, sosial, dan utamanya adalah ekonomi. Negara – negara yang mulai menjalin hubungan kerjasama
merupakan tanda lain dari kemunculan konsep non – traditional security dimana hubungan ini terjalin utamanya pada
negara – negara yang mulai berkembang dengan alasan ingin memulihkan dan mengejar ketertinggalan terhadap satu
negara superpower, yaitu Amerika Serikat. Utamanya hal ini terjadi pada negara non – industri seperti Indonesia dan
negara Asia lainnya yang lebih terfokus kepada pertanian.
Alasan kedua yang didasarkan kepada PPT pertemuan 3 adalah mulai bermunculan isu yang menyangkut
permasalahan agama, budaya, etnis di masing – masing negara. Dimana kemudian, masing – masing negara ini mulai
terfokus untuk membenahi segala macam kebijakan dan sistem yang mengatur segala aktivitas masyarakat di
dalamnya. Ditambah dengan adanya kemunculan konlik dan beberapa kaum yang berpengaruh besar dalam
perpolitikan sehingga menyebabkan pemerintah mau tidak mau harus turun tangan untuk menanggulangi isu tersebut.
Mulai berkembangnya pengaruh agama terhadap masyarakat juga menjadikan isu ini sebagai kepentingan utama
pemerintah dahulu melupakan kepentingan militernya, contohnya adalah India dan negara – negara yang kental akan
pencampuran antara politik dan budaya. Sebab ini dikenal dengan dimensi The Threats of Origin.
Alasan ketiga yang dikenal sebagai dimensi The Nature of Threats, mengatakan bahwa fokus ancaman tidak
lagi tertuju hanya kepada kemiliteran secara baku, namun lebih menyoroti terhadap isu yang komprehensif seperti isu
migrasi, terorisme, pelanggaran hak asasi manusia, kerusakan lingkungan, juga termasuk kepada narkoba dan
pelanggaran hukum internasional lainnya yang mengancam perdamaian dan kedaulatan negara terkait. Tidak lagi
menggunakan perang, isu ini walaupun masih menggunakan kekuatan militer namun ancamannya sedikit di bawah
ancaman seperti saat Perang Dunia ataupun Perang Dingin dan ruang lingkupnya lebih kecil, biasanya sering terjadi
dan ditanggulangi sebatas nasional ataupun regional saja.
Alasan keempat yaitu dimensi Changing Responsibility of Security berargumentasi bahwa tujuan tercapainya
keamanan dan perdamaian tidak lagi bergantung kepada negara lain, namun berubah dan mengalami perkembangan
ditandai dengan kemunculan organisasi baik dalam segi regional maupun internasional, contohnya ASEAN dan PBB.
Kedua organisasi ini tercipta atas rasa ingin terwujudnya situasi keamanan yang lebih terjamin, dikarenakan adanya
rasa interdependensi masing – masing negara anggota dalam mencapai keberhasilan yang lebih tinggi dibandingkan
keamanan secara individual. Jalinan kerjasama ini juga tidak hanya dibatasi oleh adanya organisasi internasional,
namun juga berkembang dengan jalinan langsung kerjasama antar negara di luar batas regionalnya, sekaligus dengan
organisasi non – pemerintah yang mulai banyak dibangun saat itu dan hingga saat ini.
Terakhir, dimensi Core Values of Security yang berkesinambungan dengan dimensi The Nature of Threats. Ini
ditandai dengan perubahan fokus negara sehingga negara mulai melakukan peningkatan karena kesadaran akan nilai
HAM dan keamanan dalam menghadapi ancaman narkotika berupa perdagangan yang meluas secara illegal ke luar
batas wilayah negara. Termasuk beberapa ancaman lain yaitu terorisme, rasisme, dan konflik SARA. Kelima alasan
ini menjadi unsur penyebab dan faktor terjadinya perubahan terhadap konsep keamanan tradisional menjadi konsep
keamanan non – tradisional.

3. Jelaskan secara komprehensif mengapa green politics muncul!


Berdasarkan PPT pertemuan ke – 4, kemunculan green politics ini bermula sekitar tahun 1960 dimana isu
lingkungan mulai dimasukkan dalam agenda politik, yang kemudian mendorong terciptanya situasi ekologi global
pada akhir tahun 1970, namun situasi berubah menjadi semakin memburuk. Dari fenomena ini, masyarakat
internasional mulai mengalami kebiasaan global capitalism and tingkat konsumerisme yang tinggi, ditandai dengan
maraknya pembangunan industri dan peningkatan permintaan dengan kualitas yang tinggi. Situasi ini tidak dilaraskan
/ diseimbangkan dengan sumber daya yang tersedia di wilayah tersebut.
Beberapa aktivitas seperti penebangan hutan illegal hingga pengalokasian terhadap wilayah hutan terlindungi
semakin sering terjadi, ditambah dengan sampah dan pembuangan baik berupa gas maupun cairan hasil produksi
pabrik yang dibuang sembarangan sehingga kerusakan lingkungan semakin sulit diatasi. Di tahun yang krisis ini,
pemerintah belum mengoptimalkan dan memalingkan sepenuhnya terhadap sumber daya yang ada di negaranya,
mereka masih berfokus terhadap supply, profit, ataupun income yang bisa didapatkan dalam perdagangan dan aktivitas
impor – ekspor. Angka perkembangan teknologi yang terus bertambah juga menjadi salah satu faktor kemunculan
green politics, yaitu salah satunya adalah teknologi nuklir.
Beralih pada alasan pertama, green politics mengalami kemunculan karena adanya pembenaran / dukungan
terhadap teknologi nuklir. Ini disebabkan karena nuklir dianggap sebagai solusi karbon atas fenomena perubahan iklim
yang mulai dirasakan masyarakat internasional. Kedua, lobi lingkungan dinyatakan sebagai salah satu aktor penting
dalam perpolitikan di segi nasional maupun internasional, didukung dengan maraknya aksi protes ataupun aksi yang
mendukung adanya pemulihan terhadap kerusakan lingkungan, sehingga perlahan – lahan aksi pendukung lingkungan
ini menjadi fenomena yang wajar dan biasa dalam politik. Ketiga, kemunculan berbagai partai / institusi lingkungan
banyak bermunculan di beberapa wilayah Eropa dan beberapa kawasan lainnya, dengan contoh; World Wide Fund for
Nature (WWF), juga institusi lingkungan yang mulai melakukan jalinan kerjasama dengan beberapa institusi
pemerintah sehingga melahirkan pandangan dukungan terhadap lingkungan / sekiranya mulai memusatkan
perhatiannya pada pengelolaan sumber daya yang sudah lama terbengkalai.
Tidak hanya pendirian institusi lingkungan atas inisiatif masyarakat internasional sendiri serta jalinan
kerjasama dengan institusi / organisasi pemerintah, perkembangan juga terjadi pada organisasi pemerintah sendiri,
dimana PBB mendirikan institusi di bawahnya bernama United Nations Environment Programme (UNEP) di tahun
1972. Kemudian berlanjut pada alasan keempat, bahwa dengan terjadinya perkembangan dan revisi pandangan
pemerintah terhadap lingkungan, menjadikan kelahiran suatu konsep bernama Sustainable Development atau yang
dikenal dengan SDGs yang memungkinkan pemerintah termasuk masyarakat tetap dapat menjaga sumber daya
lingkungan hingga generasi selanjutnya tanpa menganggu / merusak sistem kebutuhan internasional.
Alasan terakhir terciptanya green politics adalah ketika negara mulai menerapkan peraturan dan kebijakan
mengenai perlindungan lingkungan yang berhubungan langsung dengan prinsip pembangunan berkelanjutan (SDGs)
walaupun secara harfiah negara akan tetap selalu memusatkan perhatiannya terhadap keperluan ekonomi
dibandingkan terhadap kelestarian sumber daya lingkungan di negaranya. Kelima alasan dan beberapa alasan
dibawahnya menjadi faktor kemunculan green politics, dimana intinya segala tindakan didasarkan pada rasa kurang
memuaskan sebagian masyarakat internasional terhadap sikap pemerintah dan setiap individu dari masyarakat sendiri
yang merusak lingkungan tanpa berpikir kemudian, bermula dari gerakan aksi, hingga kini kemunculan teori dan
konsep bernama green politics.

REFERENCE
Hite, K. A., & Seitz, J. L. (2021). Global issues: an introduction. John Wiley & Sons.

Anda mungkin juga menyukai