Anda di halaman 1dari 6

PERKEMBANGAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

DI INDONESIA: AGENDA DAN TANTANGAN

Anak Agung Banyu Perwita


Program Studi Hubungan Internasional, FISIP, UPN “Veteran” Jakarta
Jl R.S. Fatmawati, Pondok Labu Jakarta Selatan - 12450
Telp 021 7656971

Abstract

The development of International Relations as both a discipline and phenomenon are quite dynamic.
There a lot of changes in International Relations, namely: the actors, the processes, and issues
which need to be taken into account. This articles describes the development of IR in Indonesia and
its possible agenda and challenges for further study. It concludes that with the rapid changes in
International Relations, we should further prepare our human resources to catch up with the latest
development of International Relations in order to increase our level of expertise.

Key Words: International Relations, Agenda, Challenges, Dynamics

PENDAHULUAN kependidikannya. Hal ini semakin diperparah


Sepenggal kalimat diatas menunjukkan dengan masih sangat terbatasnya literatur ilmu
betapa perkembangan suatu ilmu, dalam hal ini Hubungan Internasional berbahasa Indonesia.
ilmu Hubungan Internasional, selalu akan Di sisi lain, kebutuhan terhadap kontribusi
berhadapan dengan agenda dan tantangan nyata ilmu Hubungan Intenasional dalam
perkembangan sebuah disiplin ilmu dan berbagai persoalan kenegaraan dan non-
kebutuhan untuk menghasilkan kontribusi bagi kenegaraan juga relatif masih terbatas pada
penyelesaian berbagai persoalan nyata yang institusi pemerintah. Pertanyaannya kini
dihadapi sebuah komunitas masyarakat. Sebagai bagaimana kita dapat meningkatkan kualitas
salah satu disiplin ilmu utama yang berada dalam pembelajaran disiplin ilmu Hubungan
ranah ilmu sosial dan ilmu politik, perkembangan Internasional di Indonesia dan kaitannya dengan
ilmu Hubungan Internasional di Indonesia juga kebutuhan riil dalam kehidupan bernegara kita.
menghadapi persoalan serupa. Tantangan dan agenda apa saja yang kita hadapi
Perkembangan ilmu Hubungan Inter- dalam mengembangkan ilmu Hubungan
nasional di tanah air secara kuantitas mengalami Internasional di Indoneia. Makalah ini berupaya
kemajuan sangat pesat yang ditandai dengan memetakan perkembangan terkini ilmu
semakin banyaknya jurusan ilmu Hubungan Hubungan Internasional di Indonesia dikaitkan
Internasional di berbagai perguruan tinggi baik dengan kebutuhan akademik dan non-akademik
negeri maupun swasta. Namun di sisi lain, (problem solving) di Indonesia.
peningkatan jumlah jurusan ini belum diimbangi
secara proporsional dengan tersedianya sumber PEMBAHASAN
daya manusia kependidikan yan memadai. Dari Perkembangan Ilmu Hubungan
tinjauan terhadap beberapa situs resmi perguruan Internasional Selayang Pandang.
tinggi negeri yang penulis lakukan (UI, UGM, Sejak setidaknya satu dasawarsa terakhir
UNPAD) terlihat betapa masih terbatas dan ini Hubungan Internasional baik sebagai suatu
rendahnya kualifikasi akademik dan jabatan ‘a distinct discipline’ dan ‘phenomenon’ telah
akademik para tenaga menunjukkan dinamika yang begitu cepat dan

Perkembangan Ilmu Hubungan ............(Anak Agung Banyu Perwita) - 1

Perpustakaan UPN "Veteran" Jakarta


tinggi yang ditandai dengan berbagai atau setidaknya tercipta balance of power. Hal
kecenderungan baru yang secara substansial inilah yang kemudian menjadikan Realisme
sangat berbeda dengan masa-masa sebagai salah satu mashab utama dalam HI.
sebelumnya.(A.A. Banyu Perwita, 2007). Namun di sisi lain, terdapat perkembangan
Berbagai contoh kasus dapat kita sebut untuk menarik lainnya tatkala kaum Pluralis yang
memperkuat pernyataan diatas, seperti mengajak para penstudi HI untuk
berakhirnya Perang Dingin, konflik etnis dengan mempertimbangkan aktor-aktor non-negara
berbagai dimensi internasionalnya, (seperti individu, MNC, NGO’s dan bahkan
mengemukanya terorisme, menguatnya kelompok individu lainnya) sebagai aktor penting
regionalisme dan trans-regionalisme termasuk dalam HI. Dalam banyak kasus, aktor-aktor non
juga kecenderungan upaya internasionalisasi isu- negara tersebut bahkan memiliki aksi global
isu lokal.(A.A. Banyu Perwita, Yanyan dengan pengaruh global pula. Aktivitas hubungan
Mohammad, 2005). Namun jika dibandingkan transnasional dari berbagai aktor non-negara ini
dengan cabang-cabang ilmu sosial lainnya, kemudian memunculkan pula konsep
disiplin Hubungan Internasional (HI) dapat international society yang pada intinya
dikatakan sebagai disiplin yang relatif paling merupakan interaksi antarindividu atau kelompok
muda. individu yang melewati batas-batas tradisional
Hal ini kemudian menjadikan HI menjadi negara.(Beyond International Society, 1993).
disiplin yang sangat tergantung pada disiplin Alhasil, tata hubungan internasional menjadi
ilmu lainnya seperti ilmu Politik, hukum, semakin rumit dimana dunia menjadi semakin
ekonomi, sosiologi dalam pengembangan multi centric (James N. Rosenau, 1990).
metodologi, teori dan kemampuan pemecahan Dari sisi isu, kita harus mengakui bahwa
masalah (problem solving) (Bob S. Hadiwinta, munculnya disiplin HI pada akhir abad ke-19
2007). Dalam konteks ini, sebagaimana juga bahkan hingga saat ini sangatlah
diungkapkan Yulius P.Hermawan, munculnya menekankan pada persoalan seputar menciptakan
disiplin ilmu Hubungan Internasional memang perdamaian dan mengeliminasi peperangan
ditujukan untuk memahami realitas dunia dan (peace and war). Namun perkembangan di tahun
sekaligus pula menghasilkan berbagai solusi bagi 1970 an juga menunjukkan disiplin HI mulai
permasalahan dunia. Secara lebih spesifik, merambah pada persoalan-persoalan yang
dinamika hubungan internasional ditunjukkan menyangkut kerjasama ekonomi, upaya
pada aspek aktor, isu dan proses (Yulius P. memerangi kemiskinan global, upaya untuk
Hermawan, 2007). Ketiga aspek inilah yang memahami dan mengatasi ketimpangan relasi
secara konseptual, metodologis dan epistemologis antara kelompok negara kaya dan negara miskin
mendorong perdebatan dalam disiplin HI. dalam era globalisasi dan liberalisasi, upaya
Pada sisi aktor, sejak kemunculan disiplin mengatasi konflik internal (separatisme), isu-isu
HI dan bahkan hingga detik ini, aktor negara lingkungan hidup, kriminalitas lintas negara,
masih memegang posisi dominan dalam realita demokratisasi dan hak asasi manusia (Bob S.
global dan dalam policy-making. elemen-elemen Hadiwinata, 2007). Isu-isu ini kemudian seakan
utama dalam hubungan internasional terdiri dari meleburkan perbedaan antara high dan low
beberapa gagasan utama, yakni aktor dominan politics.
tetap berada pada Negara-bangsa (nation-state) Mengemukanya isu-isu baru diatas menjadi
(Robert Keohane, 1986), kepentingan nasional titik puncak dinamika hubungan internasional
merupakan aspek utama yang harus diraih setiap kontemporer dalam konteks global dewasa kini.
negara-bangsa untuk bisa tetap eksis/survive Mengemukanya berbagai konflik komunal yang
dengan hirauan utama pada isu high politics memiliki dimensi internasional di sekitar kita,
seperti keamanan melalui instrumen military misalnya, tentunya tidak dapat dilepaskan dari
power. Bahkan setiap Negara akan selalu 2 persoalan besar: perkembangan yang terjadi
berupaya untuk memaksimalkan posisi kekuatan di dunia internasional (atau kita sebut saja
(power) relatifnya dibandingkan negara lainnya Globalisasi) dan semangat partikularisme

2 - BINA WIDYA, Volume 23 Nomor 1, Edisi Oktober 2011, 1-6

Perpustakaan UPN "Veteran" Jakarta


domestik dan transnasional (yang bisa jadi yang melibatkan begitu banyak fenomena
merupakan reaction against globalization). sosial—menyangkut aspek ekonomi, sosial,
Globalisasi telah memunculkan kecenderungan politik, hukum dan pertahanan—yang melintasi
similaritas dan uniformitas dari para individu, batas-batas tradisional suatu negara antara aktor-
kelompok dan sistem sosial yang melewati dan aktor negara dan non negara.(Kegley, Charles
atau bahkan menghapus batas tradisional negara W, Wittkopf, Eugene R, 1995). Sebagai sebuah
(vanishing traditional borders) (A.A. Banyu disiplin ilmu, Hubungan Internasional pada satu
Perwita, Yanyan Mohammad, 2005). Dengan dekade terakhir ini telah menunjukkan adanya
demikian, globalisasi memunculkan aktor-aktor turbulensi, bila tidak cukup hanya dikatakan
‘baru’ seperti gerakan separatis, kelompok sebagai perubahan signifikan, dalam perjalanan
penjahat lintas batas (transnational criminal teoritisasinya. Harus diakui, turbulensi juga terjadi
organizations) dan kelompok-kelompok teroris dalam hubungan internasional secara praksis.
internasional. Oleh karena itu, pengembangan upaya pemaha-
Secara lebih spesifik, Bob S.Hadiwinata man terhadap berbagai aspek disiplin HI secara
mengungkapkan dinamika isu dalam disiplin HI, lebih dalam dan luas patut menjadi agenda dan
paling tidak, mencakup 4 isu utama (Bob S. tantangan penting bagi para penstudi HI, termasuk
Hadiwinata, 2007): Pertama, militer-strategis juga para penstudi HI di Indonesia. Sebagaimana
dan diplomasi yang merupakan domain Realisme diungkapkan Louis Klarevas, bahwa:
dan Rasionalisme. Kedua, politik ekonomi dan
organisasi internasional yang menjadi arena Realism is an important school of thought. It
bermain Realisme (Neo-Realisme), provides a straightforward understanding of
Fungsionalisme, Liberalisme dan bahkan global events. But its vision is narrow. World
Marxisme. Ketiga Keamanan non-tradisional dan politics in the 21st century is not just the story
peran aktor non-negara yang menampung of great power rivalries. While power politics,
pemikiran Pluralisme dan keempat, studi konflik arms control, and strategic resources must
dan resolusi konflik yang menjadi wilayah seluruh surely remain issues of national importance,
mashab yang ada dalam disiplin HI. so too must terrorism, political economy,
Pada sisi proses, disiplin HI masih tetap human rights, and the environment - all of
menitikberatkan pada proses 3C + 1I which have implications for national and
(Cooperation, Competition, Conflict dan international security. Expanding the agenda
Integration). Harus diakui keempat proses ini also requires expanding the playing field.
dewasa kini memang akan melibatkan begitu International relations can no longer be
banyak aktor (negara dan non negara) dan isu thought of as the exclusive realm of states.
sehingga proses interaksi yang sedang terjadi (Louis Klarevas, 2004).
akan jauh lebih rumit dibandingkan pada masa-
masa sebelumnya. Proses merujuk pada bentuk- Berbagai kecenderungan di atas membawa
bentuk interaksi yang dihasilkan pada aktor dalam implikasi penting bagi perkembangan ‘paradigm,
sebuah sistem internasional. Dalam sektor politik theory, analytical tools, conceptual perspectives,
dan militer, proses ini berbentuk aliansi, perang, frameworks, or approaches’ yang digunakan
perlombaan senjata dan sebagainya. Dalam isu untuk dapat lebih mendeskripsikan, menjelaskan
ekonomi, proses mengarah pada persaingan dan bahkan meramalkan berbagai fenomena
dagang, pembentukan kawasan perdagangan/ dalam hubungan internasional. Pertanyaan
ekonomi bebas, sanksi ekonomi, embargo dan menarik yang patut kita ajukan dalam konteks
sebagainya. Secara sederhana, formasi proses pengembangan disiplin ilmu Hubungan
mengambil bentuk-bentuk aksi-reaksi dari para Internasional di Indonesia adalah, sejauh mana
aktor negara dan non-negara. Dengan demikian, kontribusi akademik kita dalam perkembangan
sebagaimana diungkapkan Charles W.Kegley keilmuan di atas?
dan Eugene R.Wittkopf, hubungan internasional
kontemporer dapat dimaknakan sebagai interaksi

Perkembangan Ilmu Hubungan ............(Anak Agung Banyu Perwita) - 3

Perpustakaan UPN "Veteran" Jakarta


Agenda dan Tantangan Ilmu Hubungan terbatas. Hal ini semakin diperparah dengan
Internasional di Indonesia. masih terbatasnya pula kemampuan untuk
Dari pemaparan singkat di atas, kita dapat memperoleh berbagai sumber literatur asing untuk
melihat bahawa dinamika disiplin HI yang begitu dijadikan rujukan dalam proses pembelajaran
tinggi juga melanda proses pendidikan/ disiplin HI di Indonesia.
pembelajaran dan policy making di Indonesia. Dinamika disiplin HI yang begitu tinggi, sejatinya
Dari sisi proses pendidikan, sebagaimana telah menjadi agenda utama bagi para penstudi HI di
disinggung sebelumnya, terjadi peningkatan Indonesia untuk mengembangkan berbagai
kuantitas institusi pendidikan yang perspektif lokal disiplin HI. Berbagai pengalaman
menyelenggarakan studi Hubungan Internasional. hubungan internasional yang telah kita miliki
Namun di pihak lain, hal ini belum diimbangi sejak jaman kemerdekaan RI seharusnya telah
dengan jumlah (proporsi) tenaga pengajar/ menghasilkan berbagai muatan dan prespektif
kependidikan yang memadai. Jumlah tenaga lokal HI di Indonesia. Sebagaimana dapat dilihat
pengajar/kependidikan dengan kualifikasi dalam gambar di bawah ini, pengembangan
akademik yang tinggi dan merata masih menjadi displin HI di Indonesia memiliki peluang yang
persoalan terbesar di Indonesia. Hal ini juga sangatlah besar.
diperparah dengan masih terbatasnya jumlah
studi lanjutan (strata 2 dan bahkan strata 3) Content Persepective
Hubungan Internasionaldi berbagai perguruan Local Content Local
tinggi di Indonesia. Local Perspectives
Hal ini mengakibatkan distribusi proses
pembelajaran yang baik akhirnya hanya tertumpu I II
pada beberapa perguruan tinggi di Jakarta dan Globalization
beberapa kota lainnya di pulau Jawa. Dengan International International International
demikian kesenjangan yang terjadi amatlah besar Content Perspectives
antara proses pembelajaran di berbagai perguruan
tinggi di Jawa (khususnya Jakarta dan sekitarnya) III IV
dengan berbagai perguruan tinggi di luar Jawa.
Dalam konteks ini, agaklah sulit bagi kita pada Gambar 1.
saat ini untuk memiliki kualitas pembelajaran Pengembangan Peluang Disiplin HI di Indonesia
disiplin HI yang cukup tinggi dari berbagai
perguruan tinggi yang memiliki jurusan/ Dari gambar di atas, kita dapat melihat
departemen HI di Indonesia tanpa ketersediaan bahwa globalisasi dengan berbagai variannya
tenaga pengajar/kependidikan dengan kualifikasi dapat menjadikan peluang besar bagi
dan jenjang akademik yang tinggi pula. pengembangan disiplin HI ala Indonesia. Berbagai
Konsekwensi berikutnya yang juga terkait praktek (bahkan best practices) dari tata hubungan
dengan proses pembelajaran disiplin HI di tanah internasional di tanah air selama ini dapat kita
air adalah masih terbatasnya sumber angkat menjadi isu dan agenda dalam
literatur/bacaan tentang disiplin HI yang ditulis pengembangan disiplin HI di tanah air dan bahkan
dalam bahasa Indonesia. Pada konteks yang dapat dijadikan rujukan untuk turut mengembang-
sangat tinggi, para penstudi HI di Indonesia kan disiplin HI secara umum. Sebagai contoh,
masih menjadi konsumen utama berbagai literatur studi mengenai politik luar negeri di negara-
HI yang berkembang di dunia. Jumlah kuantitas negara berkembang, misalnya, dapat
sumber literatur yang dihasilkan pada tenaga menggunakan berbagai rujukan yang pernah
pendidik/pengajar Indonesia yang masih sangat Indonesia lakukan atau hasilkan selama ini. Hal
terbatas ini menjadikan proses pembelajaran ini dikarenakan pemahaman politik luar negeri
disiplin HI di Indonesia agak tersendat-sendat di negara-negara berkembang (di Indonesia)
sehingga kemampuan untuk berkontribusi perlu melibatkan pendekatan lain seperti state-
terhadap dinamika disiplin HI pun juga sangat society approach yang dalam kadar tertentu

4 - BINA WIDYA, Volume 23 Nomor 1, Edisi Oktober 2011, 1-6

Perpustakaan UPN "Veteran" Jakarta


melibatkan elemen masyarakat dalam proses hanya akan semakin berjalan di tempat. Hal ini,
pengambilan keputusan politik luar negeri.(A.A. terutama, dikarenakan Hubungan Internasional
Banyu Perwita, 2007). merupakan produk dari kebijakan yang dihasilkan
Dengan demikian, agenda dan tantangan beragam aktor (negara maupun non-negara).
yang dihadapi dalam pengembangan disiplin HI Kedua, Hubungan Internasional merupakan
di Indonesia sangatlah besar. Pengembangan interaksi yang bersifat interdependen yang
kurikulum yang lebih fleksibel dan lebih responsif dihasilkan dari interaksi pada kebijakan pada
misalnya seharusnya tidak lagi tergantung pada tataran lokal, nasional, regional dan global. Dan
pemerintah (DepDikNas) namun harus lebih terakhir, agenda Hubungan Internasional juga
menjadi hirauan dari asosiasi/konsorsium bersifat majemuk.
keilmuan (seperti AIPI). Dengan demikian,
pengembangan kurikulum HI dapat lebih mudah SIMPULAN
menangkap berbagai perkembangan pesat yang Seiring dengan dinamika yang terjadi dalam
terjadi dalam khasanah disiplin HI. disiplin HI ini kemudian juga memberikan, paling
Agenda dan tantangan lainnya adalah tidak, memberikan beberapa implikasi pemikiran
relevansi antara pengembangan keilmuan dan penting kepada pada penstudi HI. Pertama,
pengembangan kebijakan. Kita cukup memahami perlunya upaya rekonstruksi konseptualisasi dan
bahwa disiplin HI sangat erat kaitannya dengan teoritisasi dalam memahami perkembangan-
Departemen Luar Negeri, namun tampaknya perkembangan terkini dalam hubungan
pengembangan kebijakan luar negeri kita masih internasional. Hal ini terutama dikarenakan isu
sangat terpusat pada institusi pemerintah. Kalau dan agenda dalam hubungan internasional
pun berbagai perguruan tinggi sudah dapat semakin meluas sejalan dengan globalisasi yang
memberikan kontribusinya pada pengembangan kini dan akan terus dihadapi dunia.
kebijakan nasional, hal ini masih sangat terbatas Konsekwensinya, tentu saja, pilihan kebijakan
sekali. Tingkat kemajuan yang cukup signifikan akan semakin rumit serta konsep dan teori yang
dalam pengembangan proses pembelajaran akan digunakan akan cenderung saling tumpang
seharusnya melibatkan pula peran institusi tindih.
pendidikan (dalam hal ini jurusan/departemen Implikasi kedua yang juga patut
HI) dalam mekanisme pengambilan kebijakan diperhitungkan para penstudi Hubungan
nasional (luar negeri). Sementara itu, peran cukup Internasional adalah menggabungkan (fusi)
besar dalam pengembangan kebijakan ini masih beberapa konsep dan teori serta pilihan kebijakan
didominasi oleh beberapa think tank seperti CSIS dalam menghadapi berbagai fenomena hubungan
dan LIPI (yang memang secara generik internasional yang semakin beragam. Charles
merupakan tugas utama mereka). Hal ini tentunya W.Kegley adalah salah seorang akademisi yang
terkait erat dengan keterbatasan yang masih mempromosikan upaya fusi ini. Dengan upaya
dimiliki banyak perguruan tinggi di tanah air ini diharapkan para penstudi hubungan
yang masih menitikberatkan pada proses internasional dapat lebih menjelaskan dan
pembelajaran semata. memahami sebanyak mungkin aspek yang
Untuk meningkatkan peran serta perguruan melingkupi fenomena hubungan internasional,
tinggi dalam pengembangan kebijakan nasional namun lebih jauh dari itu adalah meningkatnya
dalam hubungan internasional di masa depan kemampuan mengelola dan mengontrol
memang sangat dibutuhkan secara sangat matang fenomena-fenomena yang terjadi, bila tidak
pembentukan epistemic community yang semakin dikatakan sebagai upaya untuk meningkatkan
kuat pula. Hal ini tentunya mensyaratkan kemampuan untuk memprediksi fenomena
kemauan dan kemampuan koordinasi antar hubungan internasional di masa mendatang.
berbagai institusi baik perguruan tinggi, lembaga Dari uraian singkat diatas dapatlah ditarik
penilitian non kampus dan kalangan pemerintah kesimpulan bahwa perkembangan global yang
sendiri. Tanpa sinergi yang baik diantara para begitu cepat yang terjadi dalam disiplin HI
stake holders ini, pengembangan disiplin HI pun menuntut pengembangan sumber daya manusia

Perkembangan Ilmu Hubungan ............(Anak Agung Banyu Perwita) - 5

Perpustakaan UPN "Veteran" Jakarta


Indonesia (tenaga kependidikan) yang sangat Charles W. Kegley ed, 1995, Controversies in
optimal agar dapat lebih meningkatkan kualitas International Relations Theory: Realism
pembelajaran disiplin HI di Indonesia dan agar and the Neo-Liberal Challenges. New York:
dapat secara lebih substantif pula berkontribusi St. Martin Press.
dalam penegembangan keilmuan dan kebijakan
(policy making). Dengan demikian, para penstudi Dan Smith, 1996, The Field of Study in
HI (terutama di Indonesia) memiliki inherently International Relations. Dalam European
expansive task (tugas yang sangat berat) dalam Journal of International Relations. Vol. 2,
mengembangkan pengetahuan tentang fenomena No.2, hlm. 259-269.
HI yang sangat kompleks agar dapat lebih
menjelaskan dan memahami fenomena HI baik James N.Rosenau, 1990, Turbulence in World
dalam kehidupan kenegaraan dan non- Politics: A Theory of Change and
kenegaraan. Inilah agenda dan tantangan terbesar Continuity. Hertforshire: Simon and
yang dihadapi para penstudi HI di Indonesia di Schuster, hlm.96-98.
masa mendatang.
Kegley, Charles W, Wittkopf, Eugene R, 1995.
DAFTAR PUSTAKA World Politics: Trend and Transformation.
Anak Agung Banyu Perwita, Yanyan Mohammad New York: St.Martin Press inc.
Yani, 2005, Pengantar Ilmu Hubungan
internasional. Bandung: PT Remaja Rosda Louis Klarevas, 2004. Political Realism: A Culprit
Karya. for the 9/11 Attacks. Dalam Harvard
International Review, hlm.23.
Anak Agung Banyu Perwita, 2007, Redefinisi
Konsep Keamanan: Pandangan Realisme Margaret G. Hermann, 2002, One Field, Many
dan Neo-Realisme dalam Hubungan Perspectives: Shifting From Debate to
Internasional Kontemporer. Dalam Yulius Dialogue. Dalam Donald J. Puchala ed.
P. Hermawan. Transformasi dalam Studi Visions of International Relations:
Hubungan Internasional: Aktor, Isu dan Assessing an Academic Field. Columbia:
Metodologi. Yogyakarta: PT Graha Ilmu. University of South Carolina Press, hlm.
Hlm. 25-50. 16-41.

Anak Agung Banyu Perwita, 2007, Indonesia Robert Keohane, 1986, Neo-Realism and its
and the Muslim World: Islam and Critics. New York: Columbia University
Secularism in the Foreign Policy of Press, hlm. 164-165.
Soeharto dan Beyond. Copenhagen: NIAS
Press. Yulius P.Hermawan, 2007, Transformasi dalam
Studi Hubungan Internasional: Aktor, Isu
Beyond International Society, 1993, Millenium: dan Metodologi. Yogyakarta: PT Graha
Journal of International Ilmu. Buku ini merupakan salah satu buku
Studies.Vol.21.No.3. terbaru yang ditulis dalam bahasa Indonesia
yang membahas dinamika ilmu Hubungan
Bob S. Hadiwinata, 2007, Transformasi Isu dan Internasional.
Aktor di dalam Studi Hubungan
Internasional: Dari Realisme hingga
Konstruktivisme. Dalam Yulius P.
Hermawan. Transformasi dalam Studi
Hubungan Internasional: Aktor, Isu dan
Metodologi. Yogyakarta: PT Graha
Ilmu.hlm.1-24.

6 - BINA WIDYA, Volume 23 Nomor 1, Edisi Oktober 2011, 1-6

Perpustakaan UPN "Veteran" Jakarta

Anda mungkin juga menyukai