Anda di halaman 1dari 11

Nama : Muhammad Rifky Ananda

Nim : 22061060
Matkul: Pendidikan Kewarganegaraan ( 0868 )

Berikut ini adalah Resume beserta tanggapan saya mengenai artikel Jurnal Ilmiah materi
pembahasan yaitu : Identitas Nasional

1. Globalisasi Sebagai Tantangan Identitas Nasional bagi Mahasiwa Surabaya


globalisasi pada saat ini menyebabkan arus informasi dan mobilitas manusia dari satu daerah ke
daerah lain bergerak dengan cepat. Hal ini memungkinkan interaksi manusia antara satu bangsa
dengan bangsa lainnya menjadi semakin intens. Salah satu akibat yang ditimbulkan dari adanya
globalisasi ini adalah adanya pengaruh yang sangat kuat dari nilai-nilai dan budaya luar yang
mempengaruhi kehidupan masyarakat, terutama kaum muda. Diantara nilai dan budaya yang
diserap masyarakat, banyak yang tidak sejalan dengan nilai-nilai Pancasila, sehingga
dikhawatirkan hal ini berdampak pada tergerusnya nilai-nilai nasionalisme dan identitas bangsa.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana identitas nasional mahasiswa Surabaya pada
saat ini dan melihat keterkaitan antara globalisasi dan identitas nasional mahasiswa Surabaya.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode pengumpulan data berupa FGD,
wawancara dan observasi. Peserta FGD merupakan mahasiswa yang kuliah dan berdomisili di
daerah Surabaya. Setelah dikumpulkan data dikategorisasikan berdasarkan topik yang muncul
untuk selanjutnya dianalisasa dengan menggunakan teknik analisis tematik. Hasil awal
menunjukan bahwa identitas nasional mahasiswa Surabaya positif, namun terlihat adanya
pergeseran nilai-nilai lama yang tercermin dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu terdapat nilai-
nilai baru yang diadopsi dari budaya luar sebagai hasil dari globalisasi. Globalisasi Sebagai
Tantangan Identitas Nasional bagi Mahasiwa Surabaya Global & Policy Vol.4, No.2, Juli-
Desember 2016 62 Latar Belakang Era globalisasi ditandai dengan adanya perkembangan
teknologi, telekomunikasi, dan transportasi, sejak awal abad ke-20. Globalisasi memberikan
kemudahan bagi manusia di dunia untuk berinteraksi dan perlahan menghilangkan perbedaan
yang membatasi mereka. Menurut Gannon, globalisasi merujuk pada meningkatnya
ketergantungan antara pemerintah, perusahaan bisnis, organisasi nirlaba, dan penduduk secara
individu (Samovar et a., 2010). Globalisasi dianggap memberikan kesempatan berkompetisi bagi
negara-negara maju (seperti halnya Amerika, Eropa, dan Jepang) yang memiliki kuasa secara
global dalam bidang ekonomi, sosial, budaya, politik, serta keamanan militer, ilmu pengetahuan
dan teknologi. Sementara itu, bagi Indonesia sebagai negara dunia ketiga yang kaya akan sumber
daya alam, sumber daya manusia dan budaya melekat padanya, globalisasi akan menghadirkan
peluang dan tantangan yang harus diwaspadai. Beberapa bentuk tantangan di era globalisasi,
antara lain liberalisasi, westernisasi, internasionalisasi, dan universalisasi. Tantangan lainnya
adalah bagi pertahanan dan keamanan bangsa, lemahnya rasa identitas nasional, menyebabkan
mudahnya paham ekstrimis untuk mempengaruhi dan menyusup pada remaja-remaja Indonesia
sehingga mudah disusupi oleh pola pikir dan kepentingan dari pihak-pihak yang tidak
bertanggung jawab dan menjadi rentan terhadap perpecahan. Keller (2006) menyatakan dalam
penelitianya bahwa untuk mengatasi dan mencegah dampak buruk dari globalisasi, perlu adanya
penguatan nilai-nilai tradisional dan lokal yang menjadi identitas dan perekat. Apabila suatu
masyarakat mampu memegang teguh nilai tersebut, masyarakat tersebut tidak akan tergusur oleh
dampak globalisasi. Namun di lain pihak, Maftuh (2008) menyatakan bahwa pada saat ini bangsa
Indonesia sedang menghadapi berbagai tantangan terhadap penerapan dan implementasi nilai-
nilai pancasila. Padahal Pancasila merupakan nilai dan ideologi dasar dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara bagi masyarakat Indonesia. Tantangan tersebut di antaranya, (1).
pengamalan nilai Pancasila yang masih belum dilaksanakan dengan maksimal oleh masyarakat
dalam kehidupan sehari-hari. Lebih lanjut Maftuh menyatakan bahwa implementasi pengamalan
nilai-nilai Pnacasila hanya sebatas simbolis saja. (2). kehidupan masyarakat indonesia, pada
khususnya anak muda banyak dipengaruhi oleh budaya dan nilai-nilai dari luar. Pada akhirnya
hal ini berakibat pada perubahan sikap dan perilaku yang tidak selaras dengan nilai-nilai budaya
lokal. (3). selain perubahan sikap dan budaya berkaitan dengan pergeseran nilai lokal, nilai-nilai
nasionalime juga mengalami penurunan, terutama di kalangan generasi muda. (4).
berkembangnya paham keagaamaan yang memandang universalisme lebih penting dibandingkan
dengan negara kebangsaan Indonesia. paham-paham ini juga menolak paham demokrasi dan
biasanya berkembang di kalangan mahasiwa. (5). belum maksimalnya peranan institusi
pendidikan formal dan non formal dalam usaha-usaha internalisasi nilai-nilai Pancasila, termasuk
nilai-nilai nasionalisme kepada bangsa indonesia (Maftuh, 2008). Berdasarkan fenomena
tersebut, peneliti ingin melakukan eksplorasi melalui penelitian mendalam mengenai persepsi
mahasiswa Surabaya pada saat ini terhadap identitas nasional berdasarkan pada bagaimana
kesadaran terhadap identitas nasional yang mereka miliki. Surabaya sebagai kota metropolis
tentu saja memiliki potensi yang besar bagi terpaan dampak dari perkembangan teknologi
infomasi global. Peneliti juga akan mengidentifikasi bagaimana tantangan terhadap identitas
nasional mahasiswa Surabaya di era globalisasi. Penelitian ini menggunakan metode penelitian
kualitatif Syifa Syarifah A. dan Ade Kusuma Global & Policy Vol.4, No.2, Juli-Desember 2016
63 dan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah melalui wawancara berupa indepth
interview (wawancara mendalam). Keluaran dari penelitian ini adalah data mengenai persepsi
mahasiswa Surabaya terhadap identitas nasional. Selanjutnya hasil penelitian pada tahapan
pertama akan digunakan sebagai dasar dari penyusunan dan pengembangan model pembelajaran
identitas nasional sebagai upaya pembentukan mahasiswa sebagai generasi muda Indonesia yang
berkarakter kebangsaan. Table 1 . Data informan indepth interview No Nama L/P Usia 1 Kiky P
21 2 Ronny L 22 3 Sari P 20 4 Widia P 21 5 Aditama L 22 6 Wira L 19 7 Ramli L 20 8 Farhan L
20 9 Hamzah L 20 Globalisasi dan Identitas Nasional Penelitian mengenai hubungan antara
globalisasi dan pengaruhnya terhadap identitas nasional telah banyak dilakukan oleh para ahli
dan akademisi. Baik pada negara berkembang atau pun negara maju juga hubungan antara
globalisasi dan identitas pada negara besar dan negara-negara kecil. Seperti yang dilakukan oleh
Antonisich (2009) ia mencoba melihat apakah terdapat hubungan antara globalisasi, kondisi
politik ekonomi suatu negara dengan identitas nasional yang dirasakan oleh rakyat pada negara-
negara di Eropa Barat. Hal ini dilihat dari rasa kebanggaan nasional dan loyalitas nasional
bangsa di negara-negara tersebut. Dalam penelitian tersebut Antonsich menemukan bahwa
identitas nasional masih merupakan identitas yang paling dominan sebagai identitas kolektif
dalam era globalisasi, walaupun populasi dari wilayah tersebut berasal dari berbagai macam latar
belakang budaya dan datang dari berbagai daerah dan teritori yang memiliki multipel identitas,
tetap saja identitas nasional mereka masih dominan. Penelitian tersebut berseberangan dengan
penelitian yang sebelumnya dilakukan oleh Scholte dalam Antonsich (2009) bahwa globalisasi
memungkinkan seseorang untuk memiliki berbagai identitas dan mengintensifikasikan
pengalaman-pengalaman untuk memiliki berbagai identitas sekaligus. Diantara berbagai identitas
ini, identitas nasional masih kuat, tetapi tidak lagi menjadi identitas yang paling kuat. Pendapat
scholte (dalam Antonsich, 2009) sejalan dengan pendapat Manuel Castells (1997) yang
menyatakan bahwa agama, fundamentalisme, etno-nasionalisme, gerakan regional, dan
komunitas lokal pada saat ini merupakan expresi identitas baru dari "spaces of places" yang
melengkapi de-teriotalisasi, identitas global dari teknokrat-finansial-manajerial elit yang hidup di
ruang yang mengalir. Lebih lanjut Castells (1997) menyatakan bahwa identitas-identitas baru
tersebut lebih kuat dari pada identitas yang bersifat teritorial. Sementara itu Spiro dalam Andy
(2011), mengatakan bahwa di masa mendatang kewarganegaraan dan nasionalitas bukan lagi
menjadi pembeda utama dalam
Link Jurnal : http://ejournal.upnjatim.ac.id/index.php/jgp/article/view/1917/1481

Tanggapan :
Tanggapan saya mengenai jurnal ini Salah satu akibat yang ditimbulkan dari adanya
globalisasi ini adalah adanya pengaruh yang sangat kuat dari nilai-nilai dan budaya luar yang
mempengaruhi kehidupan masyarakat, terutama kaum muda. Penelitian ini bertujuan untuk
melihat bagaimana identitas nasional mahasiswa Surabaya pada saat ini dan melihat keterkaitan
antara globalisasi dan identitas nasional mahasiswa Surabaya.
Mahasiswa Surabaya ini sudah merasakan adanya dampak positif dan negative dalam globalisasi
dan semua orang setuju terhadap adanya perubahan prilaku dan nilai-nilai yang ada kaitannya
dengan perubahan dan kemajuan teknologi dan trend yang diakibatkan oleh globalisasi. Dan juga
orang-orang mengungkapkan perspektifnya mengenai perubahan sikap dan perilaku sedikit demi
sedikit merubah nilai dan norma yang telah ada di Indonesia dan menjadi karakter khas
Indonesia. Hal ini berakibat pada mengikisnya identitas bangsa secara individu maupun satu
kesatuan. Kurang lebih seperti itu pandangan saya.
2. PENGUATAN IDENTITAS NASIONAL MELALUI PENDIDIKAN
MULTIKULTURAL BERBASIS KEARIFAN LOKAL

Link Jurnal: http://repository.upy.ac.id/1242/1/5.%20Ari%20Setiarsih.pdf

Identitas Nasional Bangsa Indonesia Identitas nasional berasal dari kata identity yang berarti ciri,
tanda atau jati diri yang melekat pada sesuatu yang membedakan dengan yang lain dan kata
nasional merupakan manifestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang dalam berbagai
aspek kehidupan dengan suatu ciri khas yang demikian, identitas nasional menunjuk pada jati
diri yang bersumber dari nilai-nilai budaya suatu bangsa sehingga identitas nasional memiliki
hubungan yang erat dengan kebudayaan nasional. Pada konteks ke-Indonesiaan, identitas
nasional bangsa Indonesia adalah tercermin dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan yang bersifat nasional seperti bahasa Indonesia, bendera merah putih, lagu
identitas nasional, maka rasa cinta tanah air dan integrasi nasional menjadi 1. Suku bangsa yaitu
kelompok sosial dan kesatuan hidup yang mempunyai sistem interaksi, sistem norma,
kontinuitas, dan rasa identitas yang 2. Agama yang tumbuh dan berkembang di Indonesia antara
lain Islam, Bahasa yaitu anak kebudayaan yang menjadi sarana manusia untuk 5. Wilayah
nusantara yaitu wilayah Indonesia yang terdiri dari beribu-ribu 6. Ideologi Pancasila sebagai
ideologi dan dasar negara. Selanjutnya unsur identitas nasional dirumuskan menjadi 3 bagian
yaitu: 1. Identitas fundamental, yaitu Pancasila sebagai falsafah bangsa, dasar 2.

Identitas instrumental, yaitu UUD 1945 dan tata perundangannya, bahasa 3. Identitas alamiah,
yaitu ruang hidup bangsa sebagai negara kepulauan yang pluralis dalam suku, bahasa, agama,
dan kepercayaan (Rahayu, 2007: Konsep dan Tujuan Pendidikan Multikultural Kemajemukan
dalam bidang budaya, ras, suku, agama, bahasa, sumber daya merupakan tantangan bagi identitas
nasional Indonesia. dengan baik, maka kemajemukan akan mendatangkan kemakmuran dan
menuntut sikap dan perilaku masyarakat Indonesia yang berwawasan Pendidikan multikultural
merupakan salah satu langkah dalam merespon pendidikan multikultural sebagai konsep, ide atau
falsafah dari suatu menilai pentingnya keragaman budaya dan etnis di dalam membentuk gaya
pendidikan multikultural merupakan pendidikan yang menjunjung tinggi pendidikan
multikultural adalah 1) meniadakan diskriminasi pendidikan dan dan aktif sebagai warga
masyarakat lokal, nasional, dan global (tujuan cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis serta Kearifan Lokal Sebagai Jati Diri Bangsa Kebudayaan lokal yang dimiliki
setiap daerah merupakan pilar kebudayaan Kebudayaan lokal atau yang disebut kearifan lokal
(local wisdom) adalah usaha manusia dengan menggunakan akal budinya (kognisi) untuk
bertindak dan bersikap terhadap sesuatu, objek, atau peristiwa yang terjadi Dengan demikian,
dapat disimpulkan bahwa kearifan lokal adalah sebagai pedoman hidup yang bersifat dinamis
dan fleksibel dalam Secara luas, kearifan lokal mencakup beberapa substansi yaitu: 1) pemikiran,
dan tindakan dalam berbagai artefak budaya, misalnya keris, candi, dekorasi, nasionalyang
merupakan bagian dari identitas nasional. identitas nasional maka kearifan lokal berfungsi dalam
membangun daerah setempat yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik dan bagi
perwujudan identitas nasional dan jati diri bangsa sesuai nilai-nilai Kesadaran terhadap urgensi
kearifan lokal dapat digali melalui proses pendidikan yang disebut pendidikan berbasis kearifan
lokal. berbasis kearifan lokal adalah pendidikan yang mengajarkan peserta didik pendidikan
kearifan lokal menurut Suwito (dalam Wagiran, 2012: 333) berbasis kebenaran dan keluhuran
budi; (3) pendidikan harus dikembangkan secara sinergis dalam pendidikan yang berkarakter.
Penguatan Identitas Nasional melaui Pendidikan Multikultural Berbasis Sistem pendidikan yang
berakar pada kebudayaan nasional adalah sistem pendidikan yang dinilai tepat untuk
mengajarkan ilmu pengetahuan tentang kemajemukan bangsa. Integrasi pendidikan dan
kebudayaan nasional akan memperkokoh identitas nasional yang dapat menumbuhkan rasa
kebanggaan, bangsa, dan satu bahasa. Oleh karena itu, integrasi pendidikan multikultural dan
pendidikan berbasis kearifan lokal memiliki kontribusi yang penting karena kearifan lokal atau
local wisdom adalah pilar dari kebudayaan nasional yang diadopsi menjadi nilai-nilai luhur
Pancasila.

maka kesadaran terhadap urgensi pendidikan multikultural berbasis kearifan lokal adalah premis
yang penting. globalisasi yang ditandai dengan berbagai fenomena sosial menimbulkan itu,
penguatan identitas nasional melalui aktualisasi nilai-nilai kearifan lokal dalam pendidikan
multikultural diharapkan dapat menumbuhkan optimisme Indonesia harus berpondasi pada
realitas bangsa Indonesia dan kearifan lokal memperhatikan karakteristik bangsa dan budaya
Indonesia. Penguatan identitas nasional melalui pendidikan multikultural berbasis kearifan lokal
bertujuan untuk mewujudkan warga negara yang memiliki kesadaran kewarganegaraan
multikultural yaitu warga negara yang sadar terhadap arti penting identitas nasional, persamaan
harkat dan martabat manusia, serta penghargaan terhadap keberagaman dan kebhinekaan dengan
tetap mengakui, melindungi dan memelihara nilai-nilai kearifan lokal dalam 1. Integrasi
pendidikan multikultural berbasis kearifan lokal dalam desain Pada konteks pembelajaran,
pendidikan multikultural harus terintegrasi Integrasi tersebut dapat dilakukan dengan
mengadopsi teori Banks (dalam Hanum dan Rahmadonna, 2010: 96-97) tentang pendekatan
dalam pengintegrasian pendidikan multikultural dalam kurikulum yaitu: sering dilakukan dan
paling luas dipakai dalam fase pertama dari pahlawan/pahlawan dari suku bangsa/etnis dan
benda-benda budaya ke dalam pelajaran yang sesuai. konsep, isu, atau masalah yang dipelajari
dalam unit. Optimalisasi pendidikan kewarganegaraan berbasis multikultural dan Indonesia
adalah negara multikultur dengan berbagai keberagaman yang bagian dari nilai-nilai kearifan
lokal yang menunjukkan identitas suatu Pada satu sisi keragaman budaya daerah menjadi sumber
letak penting Pendidikan Kewarganegaraan berwawasan multikultural dan kearifan lokal sebagai
disiplin ilmu untuk mengajarkan wawasan kebangsaan yang digali dari nilai-nilai budaya daerah
dan kearifan lokal pendekatan pendidikan, bidang kajian dan bidang studi. Pendidikan
multikultural sebagai pendekatan pendidikan berarti penyelenggaraan dan pelaksanaan
pendidikan yang kontekstual dan sebagai bidang kajian dan bidang studi berarti disiplin ilmu
yang dibantu aspek-aspek kebudayaan, terutama nilai-nilai budaya dan perwujudannya untuk
atau dalam penyelenggaraan dan pelaksanaan pendidikan (Amirin, karya tulis ini, bahwa
Tanggapan : berdasarkan jurnal yang diatas Hal yang tak kalah penting adalah lunturnya nilai-
nilai kebangsaan, nilai-nilai kebudayaan dan nilai-nilai moral dikalangan generasi muda
hanyut nya nilai-nilai Pancasila dalam arus globalisasi yang ditandai dengan adanya berbagai
macam fenomena sosial seperti kekhawatiran dan keprihatinan terhadap masa depan bangsa.
Oleh karena itu, penguatan identitas nasional melalui Pendidikan multicultural dalam
mengaktualisasi nilai-nilai kearifan local untuk menumbuhkan optimism bagi masa depan bangsa
yang lebih baik. kekayaan keberagaman budaya Indonesia hendaknya dimanfaatkan sebaik-
baiknya untuk mengembangkan dan meningkatkan sistem pendidikan dan kegiatan belajar-
mengajar di Indonesia. Melalui pendidikan multikultural berbasis kearifan lokal diharapkan akan
lahir dan berkembang generasi penerus bangsa yang memiliki karakter kewarganegaraan
multikutural untuk memperkuat identitas nasional bangsa Indonesia.
Pada satu sisi keragaman budaya daerah menjadi sumber kekayaan budaya nasional namun disisi
lain keragamana budaya daerah juga berpotensi menimbulkan konflik nah disinilah letak penting
Pendidikan kewarganegaraan berwawasan multicultural dan kearifan local sebagai disiplin ilmu.

3. Internalisasi Budaya Gotong Royong Sebagai Identitas Nasional

Saat ini budaya gotong royong sedang mengalami entropi budaya yang artinya sistem nilai dari
budaya tersebut masih ada, namun sistem sosial yang ada didalam budaya tersebut tidak mampu
lagi memotivasi dan mengontrol perilaku yang ada di masyarakat. budaya gotong royong
sehingga diharapkan masyarakat Indonesia tidak hanya memahami dan mengingat kembali
budaya gotong royong tetapi juga memahami nilai yang terkandung dan menjadikan budaya
tersebut sebagai identitas yang melekat gotong royong sebagai identitas diri sebagai bangsa
Indonesia maka secara otomatis pustaka yang mencoba menghasilkan sebuah gagasan atau ide
baru dengan cara menganalisis data yang dikumpulkan dari buku-buku dan karya ilmiah tentang
gotong royong dan identitas nasional. Budaya Gotong Royong, Identitas Nasional, Entropi
Budaya : Gotong Royong, National Identity, Cultural Entropy Bagi seluruh rakyat Indonesia
istilah gotong royong bukanlah istilah yang baru. terbentuk dari hasil gotong royong seluruh
rakyat Indonesia. negara Republik Indonesia dan gotong royong adalah cara hidup seluruh
masyarakat Budaya gotong royong dapat Kearifan lokal merupakan elemen budaya yang harus
digali, dikaji, dan bangsa dalam menghadapi tantangan globalisasi dan perubahan zaman.
pertanyaan yang muncul adalah apakah nilai-nilai budaya lokal sebagai perekat identitas yang
oleh Presiden pertama RI dianggap sebagai jati diri bangsa, terdapat perubahan dalam praktik
interaksi sosial yang dicirikan dengan lemahnya relasi masyarakat dan individu yang berakibat
terhadap lemahnya konsensus, nilai dan tujuan kolektif maupun individu (Effendi, 2013),
diharapkan perubahan sosial yang terjadi tidak -nilai lama yang selama ini menjadi pegangan dan
acuan dalam relasi sosial dimana salah satunya berdasarkan pada semangat dan nilai akan
paparkan beberapa pengertian dari kata gotong royong yang bersumber dari beberapa artikel
penelitian, antara lain dapat dijumpai pada n gotong royong sebagai kebersamaan atau Gotong
royong sebagai suatu konsep memiliki nilai yang tinggi dan erat menginternalisasi salah satu
budaya lokal masyarakat Indonesia yaitu budaya gotong dalam diri individu bangsa Indonesia.
diharapkan masyarakat Indonesia tidak hanya memahami dan mengingat kembali yang melekat
khususnya ke dalam diri setiap individu, sehingga jika seluruh individu bangsa Indonesia
menjadikan gotong royong sebagai identitas diri sebagai bangsa Harapannya adalah untuk
menjadikan budaya gotong royong tidak hanya sebagai wacana pada masyarakat Indonesia tetapi
menjadikan gotong royong sebagai sebuah budaya yang memiliki nilai tinggi sehingga layak
untuk dijadikan sebagai identitas Selain itu dengan memperkenalkan ulang arti dan nilai dari
budaya gotong royong seorang manusia Indonesia sampai kapanpun dan dimanapun Jenis
penelitian ini adalah studi pustaka atau library research. sumber data primer berupa buku-buku
tentang gotong royong dan identitas nasional. artikel yang membahas tentang gotong royong dan
identitas nasional. Gotong Royong Sebagai Sebuah Budaya Budaya adalah seperangkat sikap,
perilaku, dan simbol yang dianut oleh sekelompok dari budaya adalah hal-hal yang dapat diamati
di dalam budaya. Budaya adalah merupakan pola hidup, perilaku dan simbol dari sekelompok
dalam suatu budaya dapat diwariskan dan berhubungan dengan sistem pendidikan, agama,
keluarga dan komunitas, sehingga generasi sekarang memiliki nilai budaya yang Demikian pula
halnya dengan budaya gotong royong. Hendaknya budaya yang sarat dengan nilai kebaikan ini
tetap ada da dan arti yang diberikan oleh pelaku kebudayaan terhadap suatu realitas. kebudayaan
yang berkembang dengan baik akan dijadikan oleh penga menanggapinya sebagai sesuatu yang
beraturan dan bermakna (kosmologi). terhadap apa yang diketahui atau dipahaminya ketika
budaya diartikan sebagai sebuah (ontologi) atau sesuatu yang bermakna dan teratur (kosmologi),
tetapi juga sebagai Kebudayaan akan berubah menjadi sistem nilai dan sekaligus menjadi sistem
dari dari perangkat makna dan perangkat nilai dapat diterjemahkan menjadi sistem sosial yang
terdiri dari tindakan, perbuatan dan tingkah laku. dikatakan benar-benar berfungsi jika hal ini
terjadi, yaitu dalam fungsinya sebagai Berdasarkan paparan di atas, bagaimana dengan budaya
gotong royong? untuk menjadi landasan sistem sosial, maka yang terjadi adalah: kehilangan
dayanya untuk memotivasi dan mengontrol sistem sosial yang ada.
Jika hal ini terjadi, maka budaya hanya berfungsi sebagai setting yang diperlukan penjelasan di
atas gotong royong sebagai sebuah budaya, saat ini dapat dikatakan sedang sistem sosial yang
ada didalam budaya tersebut tidak mampu lagi memotivasi dan Sehubungan dengan keinginan
untuk menjadikan budaya gotong royong seba sebuah budaya yang memiliki nilai tinggi di
tengah masyarakat, terlebih dahulu kita dan kepercayaan (believe) yang menjadi inti dari sebuah
masyarakat. pedoman dasar dalam norma kehidupan masyarakat, apabila ada yang melanggar
tidak bahwa the sacred atau nilai yang disakralkan selain sebagai pedoman dasar hidup
bermasyarakat dapat juga dijadikan sebagai alat pengatur dalam kehidupan dalam lontar Candra
Berawa (Ariyoga, 2018) dan nilai ajaran yang terkandung dalam sakral di tengah masyarakat
namun tidak berhubungan dengan nilai agama adalah nilai Gotong royong dianggap sakral
karena berasal dari nilai pada Pancasila sebagai dasar negara Indonesia dan merupakan acuan
bagi masyarakat Indonesia dalam melakukan interaksi sosial serta akan meningkatkan solidaritas
antar Anggorowati & Sarmini, 2015). Gotong royong adalah merupakan budaya yang telah ada
sejak dahulu dan kerjasama sekelompok masyarakat untuk mencapai suatu tujuan yang positif
secara suatu karya, terutama yang benar-benar, secara bersama-sama dan serentak tanpa
kepentingan bersama, seperti yang terkandung dalam makna kata “gotong”. royong lebih bersifat
intrinstik yaitu interaksi sosial dengan latar belakang kepentingan Gotong royong adalah sebuah
paham yang dinamis yang menggambarkan usaha mufakat, kekeluargaan, keadilan dan toleransi
yang merupakan dasar dari pandangan dalam gotong royong dapat dikatakan bahwa pada budaya
gotong royong melekat aspek- aspek yang terkandung dalam modal sosial. rgi kumulatif yang
akan menghasilkan kinerja dan mengandung nilai Terjadinya pergeseran nilai budaya gotong
royong yang awalnya dianggap sakral karena merupakan bagian dari nilai yang terkandung
dalam Pancasila terjadi karena membersihkan lingkungan dari pada melakukan kerja bakti atau
gotong royong. Kondisi ini hendaknya menjadi perhatian dari banyak pihak baik pemerintah dan
kepada masyarakat tentang kesakralan nilai yang terkandung di dalam budaya gotong royong
tidak hanya sebatas teori dan definisi yang didapatkan di bangku sekolah sebagai dapat
menanamkan nilai gotong royong kedalam jati Indonesia dengan menerapkan budaya gotong
royong dalam kehidupan sehari-hari dan Keberadaan budaya gotong royong dalam kehidupan
bangsa Indonesia merupakan local wisdom yang perlu dikembangkan pada kehidupan generasi
saat ini. sosial dalam kehidupan bangsa Indonesia. Konversi nilai budaya gotong royong dalam
(Keluarga Jawa) mengakui bahwa masyarakat Jawa dipengaruhi oleh dua nilai besar yang
menjadi ruh dalam kehidupan kesehariannya yaitu nilai urmat (hormat) dan rukun Nilai urmat
dan rukun inilah yang akhirnya membentuk pribadi masyarakat lain di Indonesia salah satunya
terwujud dalam budaya gotong royong James Scott (1988) mengatakan bahwa prinsip moral
yang ada di dalam kegiatan gotong royong dan implementasiannya secara dini di kalangan
masyarakat terutama kepentingan bersama masih menjadi peluang untuk melestarikan budaya
gotong royong. nasional yang sekaligus menjadi identitas bangsa Indonesia. Internalisasi Budaya
Gotong Royong Sebagai Identitas Nasional Internalisasi Budaya Gotong Royong Sebagai
Identitas Nasional Individu dan masyarakat pada teori ini dipandang sebagai dua sisi mata uang.
Pada setiap peran yang ditampilkan dalam berinteraksi dengan orang dan identitas diri, demikian
juga perilaku pihak yang berinteraksi dengan individu. Kaelan (2012) mengartikan identitas
nasional sebagai perwujudan dari nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang dalam aspek
kehidupan satu bangsa (nation) yang -nilai budaya yang berada pada hampir seluruh masyarakat
dalam suatu negara akan terlihat dari identitas nasionalnya. dan fungsional dalam kondisi terkini
dari masyarakat. jati diri yang melekat pada diri individu, kelompok atau sesuatu sehingga
menjadi au jati diri yang melekat pada suatu negara Identitas nasional menjadi ciri khas yang
dimiliki oleh suatu bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan identitas
nasional adalah ciri khas yang dimiliki oleh suatu bangsa yang dapat menjadi suatu hal yang
sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari pembentukan karakter Hal ini dikarenakan
identitas nasional merupakan perwujudan dari nilai budaya yang tumbuh dan berkembang dari
semua aspek kehidupan suatu bangsa, yang kemudian akan melekat pada diri masyarakat sebagai
Hakikat pengertian identitas nasional adalah sebagai identitas suatu bangsa yang tidak dapat
dipisahkan dengan jati diri bangsa atau yang lebih dikenal dengan Berdasarkan uraian di atas
maka kepribadian sebagai identitas nasional suatu bangsa adalah seluruh atau totalitas dari
kepribadian individu sebagai unsur Pengertian identitas nasional suatu bangsa dikenal juga
dengan kepribadian bangsa khususnya Indonesia dihubungkan dengan identitas nasional yang
bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai macam etnis, ras, suku, kebudayaan, nasional suatu
bangsa tidak cukup hanya dipahami secara statis, melainkan harus Hakikat identitas nasional
Indonesia adalah Pancasila yang diterapkan dalam Penerapan ini dilakukan untuk menegakan
Pancasila dan perundang-undangan atau moral yang secara normatif akan diterapkan dalam
pergaulan agar tetap relevan dengan kondisi terkini yang berkembang dalam masyarakat (Latra, -
nilai karakter bangsa yang dalam Pancasila adalah budaya gotong royong yang mengandung
makna solidaritas, walaupun terkesan nilai budaya gotong royong telah tergerus oleh perubahan
zaman, yang terkandung di dalam budaya gotong royong ditengah masyarakat ketika kita melihat
pada sebagian kelompok masyarakat Indonesia yang mempraktekkan budaya gotong royong
dalam kehidupan keseharian mereka. dan nilai yang terkandung dalam budaya tersebut.

ancasila sebagai hakekat dari identitas nasional sebagai bangsa yang seperti pada aturan
perundang-undangan atau moral yang secara normatif diterapkan Pertama, budaya gotong
royong adalah perasan dari dan yang tiga menjadi satu, royong sudah ada dan sudah menjadi
bagian dari bangsa Indonesia bahkan sejak sebelum Kedua, gotong royong sebagai modal sosial
yang didasarkan pada prinsip-prinsip Modal sosial didefinisikan sebagai kemampuan yang
timbul dari Trust juga berfungsi sebagai energi sosial yang budaya gotong royong dan nilai yang
terkandung didalamnya. dijelaskan tentang kesakralan nilai budaya gotong royong, sehingga
dapat dikatakan behaviorism tidak hanya melihat dari perilaku yang tampak, namun juga melihat
pada diharapkan mampu memudahkan dalam menjelaskan makna dan nilai terkandung di dalam
perilaku gotong royong. Identitas nasional suatu bangsa memiliki sifat, ciri khas serta keunikan
sendiri- Faktor-faktor yang mendukung lahirnya identitas nasional di Indonesia antara Kondisi
geografis-ekologis membentuk bangsa Indonesia sebagai negara Selain itu faktor historis yang
dimiliki bangsa Indonesia juga mempengaruhi terbentuknya identitas nasional bangsa Indonesia
sejak zaman dahulu. Bagi bangsa Indonesia yang tersusun atas berbagai macam etnis, bahasa,
Oleh karena itu, identitas nasional yang dinamis ditentukan oleh tingkat kemampuan dan prestasi
bangsa Indonesia dalam dan bangsa Indonesia. al bangsa Indonesia yang telah berkembang dari
masa sebelum mencapai Pencarian identitas nasional bangsa Indonesia pada dasarnya melekat
erat perjuangan bangsa Indonesia untuk membangun bangsa dan negara dengan -20)
menjelaskan bahwa identitas nasional Indonesia ciri khas yang dapat membedakan negara
Indonesia dengan negara lain. Identitas nasional Indonesia dibuat dan disepakati oleh para
pendiri negara Indonesia. tas nasional yang menunjukkan jati diri Indonesia antara lain adalah:
Bendera adalah sebagai salah satu identitas nasional, karena bendera merupakan simbol 1945
pasal 35 yang menyebutkan bahwa “ Bendera Negara Indonesia adalah Sang Merah Warna
merah dan putih juga memiliki arti sebagai berikut, merah yang artinya yang dijelaskan pada
Undang-Undang Dasar 1945 dalam pasal 36A bahwa adalah burung garuda yang melambangkan
kekuatan bangsa Indonesia. sebagai lambang negara Indonesia berwarna emas yang memiliki
makna kejayaan di tengah melambangkan pertahanan bangsa Indonesia dan simbol di yang
terikat dalam suatu kesatuan. Pancasila adalah kumpulan nilai atau norma yang meliputi sila-sila
Pancasila Indonesia dan Pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia. ng-undangan yang
tetinggi dalam negara dan merupakan hukum dasar tertulis Kebudayaan adalah pengetahuan
manusia sebagai makhluk sosial yang terdiri dari menjadi kebudayaan nasional yang kemudian
dinikmati oleh seluruh bangsa. kebudayaan nasional yaitu suatu perpaduan dan pengembangan
berbagai macam nasional, ternyata belum tertera adanya budaya gotong royong. Budaya gotong
royong adalah karakter bangsa yang telah ada bahkan sebelum negara Indonesia merdeka dan
memiliki nilai sakral karena tertera di dalam royong dan gotong royong adalah modal sosial
karena mengandung nilai keikhlasan, menetapkan gotong royong sebagai identitas nasional,
faktor objektif dan faktor subjektif menginternalisasi budaya gotong royong perlu
memperhatikan hal-hal yang Adapun untuk faktor subjektif yang terdiri dari historis, sosial,
politik dan dan agama individu atau masyarakat. budaya gotong royong. diterapkan dalam
rangka menginternalisasi gotong royong sebagai identitas nasiona sasi budaya gotong royong
diharapkan masyarakat Indonesia tidak hanya memahami dan mengingat kembali budaya gotong
royong tetapi juga menjadikan budaya tersebut sebagai identitas, ciri khas yang melekat
khususnya ke dalam diri setiap hingga jika seluruh individu bangsa Indonesia menjadikan gotong
royong sebagai identitas diri sebagai bangsa Indonesia maka secara otomatis identitas diri
tersebut akan menjadi identitas nasional. Namun, sebagai bangsa yang memiliki budaya beragam
di masing-masing wilayah , internalisasi budaya gotong royong sebagai identitas nasional perlu
budaya gotong sebagai salah satu dari sekian banyak dari identitas nasional yang telah
dijadikannya budaya gotong royong sebagai salah satu identitas bangsa sekaligus Budaya
Gotong Royong Masyarakat dalam Perubahan Sosial Identitas Nasional Sebagai Salah Satu
Determinan Dalam Nilai Gotong Royong Untuk Memperkuat Pengembangan nilai dan tradisi
gotong royong dalam bingkai konservasi.
Link Jurnal : https://jurnal.ugm.ac.id/jps/article/download/68407/pdf
Tanggapan :
Harapan nya masyrakat Indonesia tidak hanya memahami dan mengingat kembali budaya gotong
royong yang sudah menjadi budaya dan juga sebagai identitas bangsa itu sendiri, ciri khas yang
melekat ke setiap individu bangsa Indonesia, sehingga jika seluruh bangsa Indonesia menjadikan
gotong royong menjadi identitas diri otomatis identitas diri tersebut akan menjadi identitas
nasional.
Satu hal yang tidak kalah penting yaitu adanya peran pemerintah dan pihak terkait sebagai
pembuat kebijakan untuk menjadikan gotong royong sebgai salah satu daru sekian banyak
identitas nasional yang telah ditetapkan. Maka hal tersebut akan menjadi bukti telah
dilaksanakannya landasan ideologi bangsa

Anda mungkin juga menyukai