PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Globalisasi Adalah sebuah konsep yang licin dan tidak mudah dipahami. Meskipun
terdapat peningkatan ketertarikan pada fenomena globalisasi sejak 1980-an,istilah tersebut
masih digunakan untuk menunjuk,secara beragam, pada sebuah proses sebuah
kebijakan,sebuah strategi pemasaran,sebuah bahaya,atau bahkan se buah ideologi. Problem
dengan proses globalisasi adalah bahwa ia bukan sebuah proses tunggal,tetapi sebuah jalinan
yang rumit dari proses-proses,terkadang saling tumpang tindih dan saling terkait tapi juga
terkadang saling kodradiktif dan saling berlawanan. Karenanya sulit untuk menyimpan
globalisasi menjadi sebuah tema tunggal. Barangkali usaha terbaik untuk mendefenisikan ini
adalah ide dari kenichi ohme(1989) dalam Andrew Heywood tentang sebuah “dunia tanpa
batas”. Ini tidak hanya menunjuk pada kecendrungan,dimana batas-batas politik tradisional
yang berdasarkan pada batas-batas wilayah nasional dan negara.
Lingkungan Hidup dalah menjelaskan tentang bahwasanya manusia hidup di bumi tidak
sendirian,melainkan bersama makhluk lain,yaitu tumbuhan,hewan dn jasa renik. Makhluk
hidup yang lain itu bukanlah sekedar kawan hidup yang hidup bersama secar netral atau fasif
terhadap manusia,melainkan hidup manusia itu terkait erat pada mereka. Tanpa mereka
manusia tidaklah dapat hidup,kenyataan ini dengan mudah dapat kita lihat dengan
mengandaikan dibumi ini tidak ada tumbuhan dan jewan. Dari manakah kita mendapat
oksigen dan makanan? Sebaliknya seandainya tidak ada manusia,tumbuhan dan hewan dan
jasa renik akan dapat melangsungkan kehidupanya seperti terlihat dari sejarah bumi sebelum
ada manusia. Karena itu anggapan bahwa manusia makhluk yang paling berkuasa sebenarnya
tidaklah betul. Sebab faktor penentu kelangsunga hidup kita bukanlah di tangan kita,sehingga
kehidupan kita sebenarnya amat rentan.
1
1.2 Rumusan Masalah
1).Apa itu Globalisasi ?
2).Bagaimana Paradigma Politik di Era Globalisasi ?
3).Apa itu lingkungan Hidup ?
4).Apa Manfaat Dan resiko lingkungan ?
5).Apa Hubungan Populasi Dengan Linkungan?
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Globalisasi
Globalisasi Adalah sebuah konsep yang licin dan tidak mudah dipahami. Meskipun
terdapat peningkatan ketertarikan pada fenomena globalisasi sejak 1980-an,istilah tersebut
masih digunakan untuk menunjuk,secara beragam, pada sebuah proses sebuah
kebijakan,sebuah strategi pemasaran,sebuah bahaya,atau bahkan se buah ideologi. Problem
dengan proses globalisasi adalah bahwa ia bukan sebuah proses tunggal,tetapi sebuah jalinan
yang rumit dari proses-proses,terkadang saling tumpang tindih dan saling terkait tapi juga
terkadang saling kodradiktif dan saling berlawanan. Karenanya sulit untuk menyimpan
globalisasi menjadi sebuah tema tunggal. Barangkali usaha terbaik untuk mendefenisikan ini
adalah ide dari kenichi ohme(1989) dalam Andrew Heywood tentang sebuah “dunia tanpa
batas”. Ini tidak hanya menunjuk pada kecendrungan,dimana batas-batas politik tradisional
yang berdasarkan pada batas-batas wilayah nasional dan negara.
Andrew heywood berpendapat bahwa globalisasi terkait dengan pertumbuhan gubungan-
hubungan”suprateritorial” antara masyarakat di seluruh dunia. Suprateritorialitas adalah
sebuah kondisi dimana batas teritorial dengan semakin meningkatnya komunikasi dan
interaksi Lintas-lintas dan lintas global. Misalnya aliran-aliran uang elektronik sekarang
dapat melintasi seluruh penjuru dunia dalam sekali ketukan pada tombol sebuah
komputer,yang memastikan bahwa mata uang dan pasar-pasar finansial lainya,bereaksi
hampir seketika terhadap peristiwa-peristiwa ekonomi di dunia manapun. Begitu pula
teknologi kabel dan satelit memungkinkan pesan-pesan telepon dan program-program televisi
untuk dikirim ke seluruh penjuru dunia hampir secara insstan.1
A.Globalisasi Ekonomi
Globalisasi ekonomi tercermin dalam ide bahwa tidak ada ekonomi nasional sekarang ini
yang terpisah atau menyendiri semua ekonomi, sedikit atau banyak telah terserap ke dalam
sebuah ekonomi global yang saling terkait. Organisasi kerja sama dan pengembangan
ekonomi oleh karenanya mendefenisikan globalisasi sebagai sebuah pergeseran dari sebuah
dunia ekonomi global,dimana produksi diinternalisasionalkan dan modal finansial mengalir
secara bebas dan instan ke seluruh dunia. Salah satu implikasi dari globalisasi ekonomi
adalah berkurangnya kapasitas pemerintah-pemerintah nasional untuk mengatur dan
1
Jacobus ranjabar,pengantar ilmu politik dari ilmu politik sampai politik di era
globalisasi,Alfabeta,bandung,2016,hlm,339.
3
mengelola ekonomi-ekonomi mereka dan terutama untuk menolak restrukturisasi mereka
selaras dengan garis-garis pasar besar.
B.Globalisasi Kebudayaan
Globalisasi kebudayaan adalah proses dimana informasi,komuditas dan gambaran yang
telah terproduksi di salah satu wilayah dunia masuk kedalam sebuah aliran global, yang
cenderung menipiskan perbedaan-perbedaan kebudayaan anatar bangsa-bangsa wilayah-
wilayah dan individu-individu. Ini terkadang digambarkan sebagai proses McDonaldisasi. Do
naldisasi yaitu proses dimana komoditas-komoditas global dan praktik-praktik perdagangan
dan pemasaran yang terkait dengan industri makanan cepat saji menjadi mendominasi sektor-
sektor ekonomi. Didorong sebagian oleh pertumbuhan perusahaan-perusahaan transisional
dan munculnya komoditas-komoditas global. Disamping itu penyebaran film-film
hollywood,sepatu olah raga Nike dan rumah Kopi Starbucks,penjualan barang-barang
keseluruh dunia memerlukan kepekaan terhadap kebudayaan dan praktik sosial pribumi.
C.Globalisasi Politik
Globalisasi politik terlihat pada semakin pentingnya peran organisasi-organisasi
internasional. Mereka adalah organisasi yang bersifat transisional,dimana wilayah kerja
mereka mencakup area internasional yang mencakup beberapa negara. Kebanyakan
organisasi semacam itu muncul pasca periode 1945. Contohnya sepeprti PBB,NATO,BANK
DUNIA,IMF,WTO, dan lain sebagainya. Organisasi-organisasi internasional ini
menyediakan sebuah mekanisme yang memungkinkan negara-negara paling tidak dalam teori
untuk melakukan aksi bersama tanpa mengorbankan kedaulatan nasional.
2
Otto sumarwoto,ekologi lingkungan hidup dan pembangunan,,jakarta,2004,hlm51
6
Penyebaran manfaat dan risiko lingkungan tidak terjadi secara alamiah, melainkan
juga dapat terjadi faktor-faktor teknologi dan sosial budaya lain, baik di sengaja maupun
tidak di sengaja. Air, misalnya, dapat disebarkan secara berencana melalui pipa atau saluran
terbuka. Tikus terbawa dari satu tempat ke tempat lain oleh kapal.
Manfaat dan risiko lingkungan sifatnya tidak pasti, melainkan merupakan suatu
kementakan. Kementakan itu dapat besar atau kecil, misalnya, Bandung mempunyai curah
hujan rata-rata 2.000 mm per tahun. Hal ini berarti kementakannya adalah besar, dalam suatu
tahun akan turun hujan sekitar 2.000 mm. Tetapi ini tidak dapat dipastikan. Dalam suatu
tahun mungkin saja bisa turun hujan 1.500 mm atau bahkan malahan 3.000 m. Pengalaman
memang menunjukkan ada tahun dengan lebih banyak hujan dari normal dan adapula tahun
dengan sedikit hujan dari normal. Gempa bumi dan meletusnya gunung berapi adalah contoh
lain yang dapat ditentukan dengan pasti.
Antara manfaat dan resiko lingkungan terdapat hubungan yang erat. Suatu faktor
dapat merupakan manfaat dari resiko sekaligus. Misalnya, hujan merupakan sumber air yang
utama. Dengan adanya hujan. Danau dan sungai menjadi berair dan lapisan tanah
penyimpanan air terisi oleh air. Tetapi hujan juga merupakan kekuatan yang menyebabkan
erosi tanah dan dapat mengakibatkan banjir. Erosi tanah mengurangi kesuburan tanah dan
menurunkan produksi tanaman. Banjir menyebabkan kerusakan serta kematian ternak dan
manusia. Jelaslah, hujan sekaligus merupakan manfaat dan resiko lingkungan. Keterikatan
antara manfaat dan resiko nampak juga dari hal bahwa mengambil manfaat lingkungan selalu
akan menimbulkan resiko lingkungan.
3
Sambas wirakusuma,dasar-dasar ekologi bagi populasi dan komunitas,Universitas indonesia,jakarta,2003,hlm
22.
8
dekomposer. Faktor biotik juga meliputi tingkatan-tingkatan organisme yang meliputi
individu, populasi, komunitas, ekosistem. Tingkatan-tingkatan organisme makhluk hidup
tersebut dalam ekosistem akan saling berinteraksi, saling mempengaruhi membentuk suatu
sistem yang menunjukkan kesatuan.
Secara lebih terperinci, tingkatan organisasi makhluk hidup adalah sebagai
berikut.Individu merupakan organisme tunggal seperti : seekor tikus atau seorang manusia.
Dalam mempertahankan hidup, setiap jenis dihadapkan pada masalah-masalah hidup yang
kritis. Misalnya, seekor hewan harus mendapatkan makanan, mempertahankan diri terhadap
musuh alaminya, serta memelihara anaknya.Populasi, Kumpulan individu sejenis yang hidup
pada suatu daerah dan waktu tertentu disebut populasi Misalnya, populasi pohon kelapa
dikelurahan Tegakan pada tahun 1989 berjumlah 2552 batang. Komunitas, kumpulan dari
berbagai populasi yang hidup pada suatu waktu dan daerah tertentu yang saling berinteraksi
dan mempengaruhi satu sama lain. Komunitas memiliki derajat keterpaduan yang lebih
kompleks bila dibandingkan dengan individu dan populasi. Ekosistem antara komunitas dan
lingkungannya selalu terjadi interaksi. Interaksi ini menciptakan kesatuan ekologi yang
disebut ekosistem. Komponen penyusun ekosistem adalah produsen (tumbuhan hijau),
konsumen (herbivora, karnivora, dan omnivora), dan dekomposer/pengurai
(mikroorganisme).
●FAKTOR FAKTOR IKLIM.
Dari semua faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap populasi terestis iklim
merupakan faktor yang paling banyak dikaji. Dalam upaya mencari korelasi di antara iklim
sebagai faktor pembatas kehidupan populasi, telah, telah diupayakan oleh para peneliti kajian
itu didekati seacra kuantitatif. Upaya itu telah ditempuh dengan pendekatan besar numerik
dari kelembapan dan suhu yang dihubungkan terhadap efektifitasnya salah satu upaya yang
terkenal karya C.W Thornwhaite yang mengaitkan hubungan preisipasi terhadap evanpotransi
potensial.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari hasil makalah yang telah kami buat kami dapat menyimpulkan bahwa Globalisasi
dan linkungan sangat erat kaitan nya terutama pada lingkungan hidup manusia,manusia tidak
bisa hidup secara individu/sendiri tanpa harus ditemani oleh tumbuhan dan hewan-
hewan.karena
Manusia hidup di bumi tidak sendirian, melainkan bersama makluk lain, yaitu tumbuhan,
hewan dan jasad renik.Makluk hidup yang lain itu bukanlah sekedar kawan hidup yang hidup
bersama secara netral atau pasif terhadap manusia, melainkan hidup manusia itu terkait erat
terhadap manusia, melainkan hidup manusia itu terkait erat pada mereka. Tanpa mereka
menusia tidaklah tepat hidup.Kenyataan ini dengan mudah dapat kita lihat dengan
mengandaikan di bumi ini tidak ada tumbuhan dan hewan. Hewan dan jasad renik akan dapat
melangsungkan kehidupannya, seperti terlihat dari sejarah bumi sebelum ada manusia.
Karena itu anggapan bahwa manusia adalah makluk yang paling berkuasa sebenarnya
tidaklah betul.Kita dan bukannya mereka yang membutuhkan kita untuk kelangsungan hidup
mereka.Karena itu sepantasnyalah kita bersikap lebih merendahkan diri.Sebab factor penentu
kelangsungan hidup kita tidaklah di dalam tangan kita, sehingga kehidupan kita sebenarnya
amat rentan.
3.2 Saran
Saran dari kami sebagai pemakalah adalah agar kita sebagai manusia khusunya
mahasiswa agar lebih cerdas lagi dalam memperhatikan lingkunga di sekitar kita,menjaga
tumbuhan pepohonan dan juga jangan sakiti hewan-hewan yang tidak bersalah karena tanpa
mereka kita tidak akan bisa hidup, tetapi mereka tanpa kita masih dapat bertahan hidup. Dan
terhadap globalisasi jangan suka menambah proses pemansan global. Seperti membuang
kertas yang cukup banyak atau pemakaian yang boros serta jangan membuang sampah
pelastik secara sembarangan, dan kalau bisa setiap berbelanja kita disarankan untuk
membawa kantong pelastik dari rumah/tempat tinggal kita masing-masing. Semoga saran ini
dapat bermanfaat bagi pembaca dan pemakalah mohon maaf jika ada kesalahan kata dan
salah penulisan sekiranya pembaca harap memakluminya karena kesempurnaan hanya milik
allah semata.
10
DAFTAR PUSTAKA
Wirakusuma, Sambas. 2003. Dasar-dasar ekologi bagi populasi dan komunitas. Jakarta :
Penerbit Universitas Indonesia
Ranjabar ,Jacobus. 2016. Pengantar Ilmu politik dari ilmu politik sampai politik di era
globalisasi. Bandung : ALFABETA
11