Anda di halaman 1dari 20

MEMAHAMI STUDI PERDAMAIAN

SEBAGAI BAGIAN DARI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

UNDERSTANDING PEACE STUDIES


AS PART OF INTERNATIONAL RELATIONS
M. Prakoso Aji dan Jerry Indrawan
UPN “Veteran” Jakarta
(m.prakosoaji@gmail.com dan jerry_indrawan18@yahoo.co.id )

Abstrak – Studi Perdamaian adalah sebuah disiplin ilmu yang diturunkan dari ilmu Hubungan
Internasional. Dalam perkembangannya, ilmu Hubungan Internasional banyak berhadapan dengan
kasus-kasus yang terkait dengan konflik dan peperangan antar-negara, maupun negara dengan
non-negara. Untuk itulah, Studi Perdamaian lahir agar kajiannya dapat fokus membahas masalah-
masalah seputar konflik, perang, serta upaya resolusinya. Studi Perdamaian pada umumnya
diasosiasikan dengan konsep resolusi konflik. Salah satu metode resolusi konflik dalam Studi
Perdamaian adalah konsep transformasi konflik. Transformasi konflik tidak hanya bertujuan untuk
menghentikan konflik dan mengubah pola-pola hubungan negatif antar pihak-pihak yang berkonflik,
tapi juga untuk mengubah struktur politik, sosial, dan ekonomi yang menyebabkan adanya pola-
pola hubungan negatif tersebut. Studi Perdamaian menawarkan analisis baru tentang bagaimana
seharusnya hubungan internasional melihat kompleksitas hubungan antar aktor-aktor. Penulis
tidak melakukan riset lapangan terkait artikel ini, namun melakukan telaah konsep melalui studi
pustaka. Kegunaan tulisan ini adalah untuk melihat bagaimana Studi Perdamaian dapat membantu
menjawab permasalahan dalam Hubungan Internasional terkait konflik atau perang yang terjadi
secara internasional.
Kata Kunci : studi perdamaian, konflik, konflik bersenjata, kekerasan, dan transformasi konflik

Abstract – Peace Studies is a discipline that is derived from International Relations. With the
development of International Relations, they are dealing with cases related to conflicts and wars
between states, as well as states with non-states. For this reason, Peace Studies was born so that
it can focus on discussing issues surrounding conflict, war, and resolution efforts. Peace Studies in
general are associated with the concept of conflict resolution. One method of conflict resolution in
Peace Studies is the concept of conflict transformation. Conflict transformation is not only aimed at
stopping conflict and to change patterns of negative relations between conflicting parties, but also
to change the political, social and economic structure that causes the patterns of negative relations.
Peace Studies offers a new analysis of how International Relations should look at the complexity
of relations between actors. The author did not conduct field research related to this article, but
conduct a conceptual research through literature study. The purpose of this article is to see how Peace
Studies can help answer problems in International Relations related to conflicts or wars that occur
internationally.
Keywords: peace studies, conflict, armed conflict, violence, and conflict transformation

Memahami Studi Perdamaian Sebagai Bagian dari Ilmu ... | M. Prakoso Aji dan Jerry Indrawan | 65
Pendahuluan aktor transnasional dan non-negara yang

A
memiliki kapasitas aksi secara global
pakah konflik akan selalu ada?
ini tentunya mempengaruhi dinamika
Jika selalu ada, bagaimana
hubungan internasional, terutama dilihat
cara kita mengatasinya? Studi
dari Studi Perdamaian.
tentang konflik, yang banyak dilakukan
oleh ilmuwan-ilmuwan Politik, Sosiologi, Berbagai cara dilakukan agar dunia
Anthropologi, Psikologi, sampai Hubungan dapat menjadi lebih baik dari sebelumnya,
Internasional, selalu berupaya menjawab misalnya lembaga internasional seperti
pertanyaan-pertanyaan seperti itu. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
Sebagai sebuah kajian yang sebenarnya didirikan pasca Perang Dunia II dengan
bukan hal baru, Studi Perdamaian yang tujuan mengatur hubungan antar negara-
lahir dari studi Hubungan Internasional negara di dunia, serta untuk mencegah
dapat menawarkan alternatif analisis perang dan menciptakan perdamaian
terkait kompeleksitas dinamika hubungan internasional. Sampai sekarang, kiprah
antar-negara, maupun negara dengan PBB cukup berhasil mengurangi jumlah
non-negara, di mana perang dan damai perang antar-negara. Namun, hal ini
selalu menjadi trending topic-nya. tidak membuat perang hilang begitu
saja. Dalam perkembangannya, perang
Karena itulah, perang dan damai
dalam bentuk-bentuk lain bermunculan,
adalah permasalahan yang kompleks
terutama konflik bersenjata internal
dan sangat dinamis. Hal ini tidak dapat
(intra-state armed conflict) atau konflik
dilepaskan dari dinamika interaksi antar
bersenjata yang terjadi didalam sebuah
aktor dalam politik global yang semakin
negara.2
hari semakin kompleks. Kompleksitas dari
interaksi ini, terkait dengan munculnya Teori-teori yang muncul dalam studi
aktor-aktor baru yang terlibat, yang saat Hubungan Internasional berguna untuk
ini tidak lagi difokuskan pada aktor-aktor membuka jalan menuju perdamaian.
negara saja, namun juga munculnya Saat salah satu tujuan ilmu Hubungan
peran dari aktor-aktor non-negara. Aktor- Internasional adalah untuk menghindari
aktor non-negara yang justru mewarnai terjadinya perang dalam skala global,
konstelasi politik dan keamanan belajar dari terjadinya dua perang maha
internasional di era globalisasi ini, seperti dahsyat di abad ke-20 lalu. Untuk itu,
teroris, kejahatan transnasional, NGO, tujuan Studi Perdamaian harusnya juga
media internasional, sampai tokoh demikian karena memang lahir dari rahim
individu yang berperan penting dalam (New York: Oxford University Press, 2010); Peter
percaturan global tadi.1 Munculnya aktor- Hough, Understanding Global Security, (New York:
Routledge, 2008); serta Columba Peoples dan Nick
1
Penulis mengutip dari buku penulis sendiri, Vaughan Williams (Ed), Critical Security Studies,
yaitu Jerry Indrawan, Pengantar Studi Keamanan, (New York: Routledge, 2013).
(Malang: Intrans Publishing, 2019), hlm. 131-132. 2
A. A. Banyu Perwita dan Nabilla Sabban (ed),
Untuk memahami lebih lanjut, silahkan lihat Allan Kajian Konflik dan Perdamaian, (Yogyakarta: Graha
Collins, Allan (Ed), Contemporary Security Studies, Ilmu, 2015), hlm. 3-4.

66 | Jurnal Pertahanan & Bela Negara | Desember 2019, Volume 9 Nomor 3


ilmu Hubungan Internasional. ekonomi, berakibat pada kemungkinan
Dari beberapa teori Hubungan terjadinya perang akan sangat kecil.3
Internasional, realisme salah satunya, Demokrasi kemudian
dipahami bahwa perdamaian dapat dikampanyekan secara massif untuk
ditemui dalam balance of power antar- menggantikan ideologi atau pun sistem-
negara, ataupun dengan adanya suatu sistem pemerintahan lain yang dianggap
hegemoni. Sedangkan, bagi kaum tidak lebih baik daripada demokrasi.
kapitalis, perdamaian bisa diwujudkan Ekonomi liberal pun kian gencar
dengan cara kerja sama dan pengumpulan dikampanyekan, begitu pula dengan
kekayaan (accumulation of wealth). Paham pola pembangunan perdamaian secara
lingkungan (Green Thought) menganggap liberal, yang tidak hanya mengurusi
bahwa dunia akan aman dan damai jika gencatan senjata, tetapi juga perdamaian
manusia tidak merusak alam. Kemudian, berkelanjutan, intervensi kemanusiaan,
liberalisme melihat bahwa perdamaian operasi pemeliharaan perdamaian
ada dalam institusionalisasi norma (peacekeeping operation), dan lain-lain.
liberal dari ekonomi politik internasional Namun, model seperti ini tidak luput dari
yang berbasis pada kerja sama saling kritik. Negara yang menggunakan sistem
menguntungkan antara satu pihak dengan demokrasi mungkin tidak berperang
pihak yang lain. Marxisme menghendaki dengan satu dan lainnya, akan tetapi
tercapainya perdamaian dengan berperang dengan negara yang memiliki
penghilangan kelas yang menjadi dasar perbedaan ideologi untuk memaksakan
dari penindasan melalui sebuah revolusi. adanya penerapan sistem demokrasi.
Sementara itu, kelompok idealisme atau Dengan kata lain, perang tetap saja
utopian memahami perdamaian sebagai terjadi.4
keadaan ketika negara dan individu Security dilemma juga merupakan
berada dalam kebebasan, kesejahteraan, kajian dalam ilmu Hubungan Internasional,
dan tidak ada ancaman. yang jika kita pahami dari sisi Studi
Perdamaian dapat dicapai jika Perdamaian, maka situasi ini dapat
negara-negara di dunia dapat diatur membawa negara-negara dalam situasi
dengan menggunakan sebuah sistem atau tidak saling berperang. Dilema muncul
ideologi yang sama seperti demokrasi. saat menentukan apakah kekuatan
Kombinasi antara demokrasi dengan militer yang dimiliki hanya digunakan
ekonomi liberal dianggap sebagai solusi untuk pertahanan atau malah untuk
untuk menciptakan perdamaian dunia, menyerang dengan tujuan melindungi
karena dengan diimplementasikannya diri. Sebagai contoh analogi, jika kita ingin
sistem ini, maka akan tercipta meningkatkan keamanan rumah kita,
ketergantungan di antara negara yang dua hal yang bisa kita lakukan. Pertama,
satu dengan yang lainnya, terutama secara 3
Ibid, hlm. 4.
4
Ibid, hlm. 4-5.

Memahami Studi Perdamaian Sebagai Bagian dari Ilmu ... | M. Prakoso Aji dan Jerry Indrawan | 67
meningkatkan sistem keamanannya, usahanya menghilangkan pre-konsepsi,
seperti pagar, anjing penjaga, satpam, ketidakpercayaan dan kecurigaan, serta
alarm, dan lain-lain. Kedua, menangkapi membangun inisiatif saling percaya
setiap orang yang melewati rumah kita dengan lawannya.6
dengan anggapan ia akan menyerang Security dilemma akan membawa
rumah kita. Para pembuat kebijakan pada security community, yang adalah
harus bisa menentukan respons mereka adalah sebuah konsep yang dimunculkan
terhadap apa yang mereka anggap akan oleh Karl Deutsch tahun 1957 tentang
terjadi. Apakah mereka akan menunggu integrasi manusia berdasarkan teritori
serangan dengan memperkuat atau kelembagaan, serta membentuk
pertahanan, ataukah mereka menyerang komunitas yang mempraktekkan
terlebih dulu karena menganggap akan kesalingtergantungan antara mereka.
diserang? Kebijakan menentukan di antara Komunitas ini percaya bahwa masalah-
dua inilah yang sulit dan menimbulkan masalah sosial harus bisa diselesaikan
dilema dan ketidakpastian antara langkah- melalui cara-cara damai (peaceful
langkah diplomasi atau militer. Dilema change). Dua konsep ini (security dilemma
ini mengarah pada situasi tidak ada dan security community) menawarkan
perang antar-negara, alias perdamaian harapan untuk melalui dunia yang
internasional.5 berbahaya ini dengan cara-cara yang
Suasana abad ke-21 sangat intens lebih positif dan upaya-upaya untuk
dan mengglobal, multi-level dan multi- membangun kepercayaan. Dengan
arah sehingga banyak dari isu-isu di atas kata lain, membangun perdamaian
menjadi subjek kajian security dilemma, internasional.7
termasuk security dilemma sensibility Berangkat dari teori-teori yang ada
dan security communities. Security di lingkup ilmu hubungan internasional
dilemma sensibility adalah konsep termaktub di atas, kemudian lahirlah
yang diperkenalkan Mikhail Gorbachev Studi Perdamaian. Sekalipun sebelum
tahun 1985. Ia bisa menurunkan derajat muncul Studi Perdamaian, Hubungan
persaingan Perang Dingin antara Soviet Internasional juga “menelurkan” kajian
dengan Amerika Serikat (setelah 5 tahun yang dikenal sebagai Studi Keamanan,
akhirnya Perang Dingin benar-benar namun kajian Studi Perdamaian bisa juga
berakhir) karena ia paham bagaimana dikatakan sebagai “anak langsung” dari
negara Paman Sam tersebut merasa lingkup ilmu hubungan internasional.8
terancam dengan kekuatan militer Soviet
Lebih lanjut, melalui penelusuran
yang dahsyat. Ia lalu menghilangkan
studi pustaka tulisan ini akan membahas
bagian yang paling mengancam dari
apa yang dimaksud dengan Studi
kekuatan militer dan kebijakan luar
negeri Soviet untuk membuktikan
6
Ibid, hlm. 27-28.
7
Ibid, hlm. 28.
5
Jerry Indrawan, op.cit, hlm. 134. 8
Ibid, hlm. 12.

68 | Jurnal Pertahanan & Bela Negara | Desember 2019, Volume 9 Nomor 3


Perdamaian, konflik, dan transformasi kebebasan berpendapat, aktif dalam
konflik, dalam kaitannya dengan ilmu politik, serta penindasan-penindasan
Hubungan Internasional. lainnya, adalah sebuah bentuk dari
kekerasan struktural.10

Apa itu Studi Perdamaian ? Kemudian, kekerasan kultural


adalah segala bentuk kekerasan yang
Perdamaian pada umumnya diasosiasikan
diproduksikan dari rasa kebencian,
dengan konsep resolusi konflik, dimana
ketakutan, dan prasangka. Sumber-
dalam proses penyelesaian konflik
sumbernya dapat berasal dari agama,
tersebut, tidak ada kekerasan yang
ideologi, seni, dan ilmu pengetahuan.
digunakan untuk mencapai situasi
Hal-hal tersebut merupakan hal
damai. Perdamaian sendiri dapat
yang sensitif dan sangat mudah
diartikan, sebagai suatu kondisi di
untuk digunakan sebagai alat untuk
mana masyarakat bisa hidup secara
membenarkan terjadinya konflik dan
berdampingan, meskipun masyarakat
terganggunya suasana perdamaian.
tersebut memiliki perbedaan budaya,
Umumnya, kekerasan kultural memiliki
sosial, dan lain-lain. Perbedaan tersebut
hubungan langsung dengan kekerasan
bukanlah suatu hambatan karena adanya
yang dilakukan secara langsung, maupun
kemampuan untuk berkomunikasi secara
struktural.11
baik, sehingga adanya pemahaman dan
toleransi yang baik diantara masyarakat Bicara Studi Perdamaian, berarti kita
yang berbeda tersebut.9 juga bicara tentang kebaruan (kekinian)
dalam studi Hubungan Internasional,
Ada tiga jenis kekerasan, yaitu
Studi Keamanan, sampai Studi Ilmu
kekerasan secara langsung, struktural,
Politik. Sekalipun, Studi Perdamaian
dan kultural. Kekerasan langsung adalah
sudah muncul pasca Perang Dunia II
segala macam bentuk kekerasan dalam
dengan tujuan ingin mencegah kembali
bentuk verbal yang mengakibatkan luka
timbulnya perang dunia, namun justru
fisik dan penderitaan yang dalam bagi
pasca jatuhnya Uni Soviet-lah studi
seseorang. Perang adalah contoh yang
ini banyak mengalami perkembangan
paling tepat untuk menggambarkan
dan pembaruan. Ketika awalnya studi
bentuk dari kekerasan langsung.
ini hanya berputar pada ruang lingkup
Kekerasan struktural adalah kekerasan
internasional, namun perkembangannya
yang terjadi secara non-verbal, seperti
di abad ke-21 sudah mulai komprehensif,
kemiskinan, kelaparan, penindasan, dan
bahkan sampai membahas konflik antar-
pengasingan sosial yang menyebabkan
individu, yang menjadi salah satu kajian
penderitaan mendalam bagi seseorang.
dari ilmu Psikologi.
Banyaknya pelanggaran hak asasi
manusia didalam sebuah negara, di mana
10
Ibid, hlm. 69.
9
Perwita dan Sabban, op.cit, hlm. 68. 11
Ibid, hlm. 69-70.

Memahami Studi Perdamaian Sebagai Bagian dari Ilmu ... | M. Prakoso Aji dan Jerry Indrawan | 69
Awalnya memang Studi Perdamaian make peace, tetapi juga belajar banyak
hanya berfokus terhadap bahasan tentang kajian-kajian seputar isu-isu
perlombaan senjata antara Blok Barat vs keamanan, pertahanan, serta militer.
Blok Timur, serta kemungkinan pecahnya Tujuannya adalah untuk memahami
perang nuklir, mengingat era Perang secara mendalam mengapa sebuah
Dingin adalah era yang ditandai oleh negara ingin berperang. Dengan begitu,
nuclear hostility, terutama oleh Amerika Studi Perdamaian juga akan mampu
Serikat dan Uni Soviet. Kemudian, pasca menjawab bagaimana resolusi atau cara
tahun 1990-an isu-isu peacemaking, penyelesaiannya (conflict resolution),
peacekeeping, peacebuilding, dan sampai bagaimana mencegahnya.
resolusi konflik masuk dalam kajian Studi Pasca Perang Dingin usai, konflik
Perdamaian. Bahasannya mencakup didalam negara (intra-state) banyak
teori konflik, proses dari pencegahan, bermunculan, terkadang berkembang
manajemen, resolusi, transformasi menjadi masalah internasional
konflik, dll. Bidang ilmu ini bersifat inter- (internationalized). Masalah lokal
disipliner, seperti politik, ekonomi, dengan cepat menjadi internasional.
sosiologi, psikologi, pertahanan dan Semua terkait sumber daya, lingkungan,
keamanan, sampai kriminologi dan teknologi, informasi, dan komunikasi.
komunikasi. Fokus studinya tidak hanya Begitu juga dengan paradigma keamanan
perang antar negara, tapi juga konflik di abad 21 ini, terutama pasca 9/11, yang
individu, lokal, domestik, dan tentunya sangat didominasi Amerika Serikat,
internasional. Studi Perdamaian di era ini karena ditopang kekuatan militer yang
meredefinisi konsep perdamaian, bentuk- kuat. Sistem internasional menjadi
bentuk kekerasan, penyebab perang, dan rapuh dan tidak aman. Untuk itu, Studi
resolusi perang.12 Perdamaian harus mampu menjawab
Berkembangnya pusat-pusat tantangan ini dengan memberikan
riset perdamaian, seperti Departemen solusi alternatif terhadap paradigma
Peace and Conflict di Uppsala University keamanan yang berkembang sekarang,
Sweden, Stockholm International Peace serta mengedepankan kajian-kajian,
Research Institute (SIPRI), dan Peace seperti peacekeeping, peacemaking, dan
Research Institute in Oslo (PRIO), di peacebuilding di atas, termasuk intervensi
negara-negara Skandinavia membuat yang beretika, demiliterisasi, dan kontrol
studi ini berkembang pesat, apalagi senjata global. Secara umum, menurut
di tengah-tengah era perang dingin. penulis studi ini harus mampu menjadi
Sampai sekarang, tiga lembaga tersebut global conflict prevention.
menjadi leading research center dalam Bapak Studi Perdamaian, Johan
kajian-kajian mengenai Studi Perdamaian, Galtung dari PRIO, menjelaskan bahwa
yang tentunya tidak hanya bicara how to damai adalah kondisi tanpa kekerasan
12
Jerry Indrawan, op.cit, hlm. 136.

70 | Jurnal Pertahanan & Bela Negara | Desember 2019, Volume 9 Nomor 3


yang bukan hanya bersifat personal terciptanya keadilan sosial, kemakmuran
atau langsung tetapi juga bersifat ekonomi, dan pembagian politik yang luas
struktural atau tidak langsung. Galtung adalah langkah awal terciptanya positive
juga menekankan bahwa kondisi damai peace.15
adalah kondisi tanpa kekerasan dan Oleh sebab itu, dalam kondisi
ketidakadilan sosial didalam masyarakat.13 damai positif menurut Galtung, haruslah
Johan Galtung juga menyebutkan bahwa terdapat hubungan yang baik dan adil
terdapat dua definisi tentang perdamaian. dalam semua segi kehidupan, baik
Pertama, negative peace, yang ditandai sosial, ekonomi, politik, maupun ekologi.
dengan ketiadaan konflik antara kedua Dengan demikian, kekerasan struktural
pihak atau lebih yang berusaha mencapai seperti kemiskinan dan kelaparan,
kepentingan masing-masing, ketiadaan kekerasan sosio-kultural seperti rasisme,
asimetri ketakutan, dan ketiadaan seksisme, dan intoleransi beragama,
perbenturan kepentingan. Ciri-ciri lainnya, ataupun kekerasan ekologi, seperti
adalah ketiadaan penunjukkan kekuatan perusakan alam, polusi, dan konsumsi
(show of force) dan suasana yang terjadi yang berlebihan menjadi sirna. Kondisi
bukan sekedar tanpa perang, tetapi damai positif inilah yang harus diusahakan
ketidakadilan sosial dan penindasan setelah tercapainya damai negatif,
ekonomi belum terselesaikan.14 yaitu dengan tidak adanya kekerasan
Definisi kedua, positive peace, langsung atau fisik, baik makro maupun
yang ditandai dengan keberadaan suatu mikro, seperti peperangan, penyiksaan,
perangkat penyelesaian konflik yang serta kekerasan terhadap anak-anak dan
bersifat non-koersif untuk mencegah perempuan.16 Akan tetapi, sekalipun tidak
timbulnya konflik. Hal ini termasuk tidak ada kekerasan langsung, eksistensi dari
adanya kondisi-kondisi yang menekan kekerasan struktural yang ada (damai
atau menyengsarakan manusia, negatif) dapat juga mengakibatkan
yang meliputi spektrum kondisi yang konflik muncul kembali (re-lapse) dan
sangat luas, terjaminnya kebutuhan perdamaian menjadi terganggu.17
lahiriah (keamanan dari kekerasan dan Studi Perdamaian mendorong
kelaparan) dan batiniah (keamanan dari terciptanya perdamaian dalam komunitas
rasa takut, jaminan untuk melakukan internasional, maupun lokal. Hal ini
ibadah, serta kebebasan untuk berpikir dimungkinkan karena Studi Perdamaian
dan berpendapat). Adanya perangkat menelusuri sejarah manusia lebih jauh
penyelesaian konflik yang demokratis daripada studi-studi lain. Selain itu, studi
dan non-koersif, situasi ketiadaan perang, ini juga melakukan proyeksi mengenai
13
Loreta N. Castro dan Jasmine N. Galace, Peace 15
Ibid, hlm. 3.
Education: Pathway to A Culture of Peace, (Cuezon 16
Castro dan Galace, op.cit, hlm. 21.
City: Centre of Peace Education, 2010), hlm. 19. 17
Charles Webel dan Johan Galtung, Handbook of
14
Johan Galtung, Peace By Peaceful Means, Peace and Conflict Studies, (New York: Routledge,
(London: SAGE Publications, 1996), hlm. 2. 2007), hlm. 6.

Memahami Studi Perdamaian Sebagai Bagian dari Ilmu ... | M. Prakoso Aji dan Jerry Indrawan | 71
masa depan untuk melihat interaksi Konflik adalah contention atau disputation
manusia dalam konteks memahami antara dua pihak atau lebih, dengan
potensi konflik antar mereka. Pernyataan menggunakan kekuatan bersenjata
Johan Galtung yang terkenal, adalah: “By untuk menaklukkan satu sama lain dan
peace we mean the capacity to transform memaksakan perdamaian sesuai dengan
conflicts with empathy, without violence, syarat yang diajukan pemenang perang.
and creatively a never-ending process”.18 Sedangkan, menurut Ralph Dahrendorf
Studi Perdamaian harus bermuara pada dalam Weber dan Galtung, konflik adalah
terciptanya perdamaian antara pihak- ketegangan yang meliputi pengambilan
pihak yang bersengketa, baik dalam keputusan terkait bermacam-macam
perang, konflik, atau masalah-masalah pilihan, yang terkadang dimanifestasikan
lainnya. Untuk itulah, end result dari Studi dalam bentuk konfrontasi antar kelompok-
Perdamaian untuk menawarkan opsi-opsi kelompok sosial. Dan menurut Peter
alternatif yang bisa digunakan sebagai Wallensteen dalam Weber dan Galtung,
conflict resolution. konflik adalah situasi sosial, dimana
Luigi da Porto mengemukakan setidaknya dua aktor (pihak) bersaing
siklus peace and conflict yang di saat yang sama untuk mendapatkan
menarik. “Perdamaian mendatangkan sumber daya yang langka.20
kemakmuran, kemakmuran mendatang- Konflik juga dapat didefiniskan
kan kebanggaan, kebanggaan sebagai hubungan antara dua pihak atau
mendatangkan amarah, amarah lebih (individu atau kelompok) yang
mendatangkan perang, perang memiliki, atau yang merasa memiliki,
mendatangkan kemiskinan, kemiskinan sasaran-sasaran yang tidak sejalan.21
mendatangkan kemanusiaan, kemanu- Secara sosiologis konflik mengacu pada
siaan mendatangkan perdamaian”.19 perjuangan terselubung antara individu-
Karena itulah, bicara damai pasti bicara individu atau kelompok dalam masyarakat
perang atau konflik. Konflik tidak pernah atau negara-bangsa. Ini mungkin terjadi
bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. antara dua orang atau lebih, gerakan
Atas dasar itulah, memahami Studi sosial, kelompok kepentingan, kelas,
Perdamaian berarti mengenali apa yang gender, organisasi, partai politik, etnis,
dimaksud konflik. Bahasan selanjutnya ras, atau perkumpulan keagamaan.22
akan membantu kita memahami sekelumit Sumber konflik, menurut Johan
hal tentang apa yang disebut konflik. Galtung, adalah perbedaan kepentingan
antar aktor, dan juga nilai yang berbeda
Apa Yang Dimaksud Konflik? 20
Webel dan Galtung, op.cit, hlm. 2-3.
21
Simon Fisher, dkk, Mengelola Konflik: Ketrampilan
Bicara konflik, kita harus mengetahui dan Strategi untuk Bertindak, (Jakarta: The British
definisinya yang ada secara umum. Council, 2001), hlm. 4.
22
Imam Tholkhah, Anatomi Konflik Politik di
18
Johan Galtung, op.cit, hlm. 11. Indonesia, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,
19
Jerry Indrawan, op.cit, hlm. 138. 2001),hlm. 6-7.

72 | Jurnal Pertahanan & Bela Negara | Desember 2019, Volume 9 Nomor 3


dari berbagai aktor. Sedangkan 6. Penyelesaian Konflik. Terselesaikan-
menurut C.R. Mitchell, sumber konflik nya konflik melalui negosiasi
adalah sumber daya yang terbatas, (tukar menukar informasi dan
ketidakmerataan sumber daya, kepentingan), mediasi (Penengahan
perbedaan tujuan dan kepentingan, dan konflik melalui pihak ketiga),
nilai yang berbeda dalam tiap sistem arbitrasi (pengambilan keputusan
sosial. Selain itu, SARA (suku, agama, ras, dalam penyelesaian konflik oleh
dan antargolongan), kebutuhan dasar pihak ketiga yang ditunjuk pelaku
manusia, rivalitas negara, ketidakadilan konflik).23
sistem internasional, sampai identitas
sosial atau budaya, serta komunikasi Konflik adalah kenyataan hidup yang
juga bisa dikategorikan sebagai sumber tidak terhindarkan. Akar konflik bermula
konflik. Jadi, inti dari konflik adalah adanya dari adanya perbedaan, baik alami maupun
perbedaan kepentingan, perbedaan nilai, non-alamiah (perolehan). Perbedaan
dan juga keterbatasan sumber daya. adalah kenyataan yang dihadapi setiap
Tahapan konflik sedikitnya ada enam, manusia yang mengakibatkan manusia
yaitu: saling menginginkan hal-hal yang berbeda
1. Adanya sumber konflik. Sesuatu dalam situasi yang sama. Ketika sasaran
yang menyebabkan konflik bisa dan situasi mereka tidak sesuai, terjadilah
terjadi, tetapi bukanlah penyulut konflik. Perang terjadi karena munculnya
konflik. perbedaan.24 Studi Perdamaian harus
2. Isu atau Permasalahan konflik. memahami the very essence of this untuk
Materi yang menjadikan konflik bisa melakukan proses resolusi konflik.
dapat terjadi (pemicu konflik). Gunanya memahami konflik agar peneliti-
3. Eskalasi konflik. Peningkatan konflik peneliti Studi Perdamaian sanggup
menuju puncak konflik. Terjadi merumuskan metode resolusi apa yang
ketika ada peningkatan jumlah aktor paling tepat berdasarkan sebab awal
dan sarana konflik. konflik tersebut dapat muncul.

4. Puncak konflik. Kondisi ketika Selanjutnya, penghambat tercapai-


konflik mencapai pada tingkatan nya perdamaian ada dua. Pertama,
tertinggi dengan adanya aktor yang kondisi objektif (state level), yaitu
maksimal dan sarana konflik telah kepentingan nasional, teritori,
maksimal. kedaulatan, perebutan sumber daya
5. Terminasi Konflik. Penurunan konflik ekonomi dan pembangunan. Kondisi
dimana ketika konflik menuju pada objektif ini terkait dengan kebijakan
penyelesaian. Hal ini terjadi jika 23
Christopher R. Mitchell, The Structure of
aktor menarik diri dari konflik atau International Conflict, (United Kingdom: Palgrave
Macmillan, 1981), hlm. 17-18.
terdapat pengurangan sarana 24
Bernard Raho, Teori Sosiologi Modern, (Jakarta:
konflik. Prestasi Pustaka, 2007), hlm. 72.

Memahami Studi Perdamaian Sebagai Bagian dari Ilmu ... | M. Prakoso Aji dan Jerry Indrawan | 73
atau kepentingan negara sebagai aktor menghentikan atau mengurangi
dalam dunia internasional, dan negara aksi kekerasan melalui intervensi
sebagai entitas nasional. Asumsinya, militer yang menjalankan peran
setiap tindakan negara didasari oleh sebagai penjaga perdamaian yang
pertimbangan rasional (obyektif). netral.
Kedua, kondisi subjektif (community 3. Peacebuilding adalah proses
level), yaitu keinginan memperoleh implementasi perubahan atau
pengakuan atas suatu identitas, etnisitas, rekonstruksi sosial, politik,
perlindungan atas kebudayaan, dan dan ekonomi demi terciptanya
masalah representasi politik. Kondisi ini perdamaian yang langgeng.26
sering ditemui didalam wilayah negara
sebagai ekspresi ketidakpuasan terhadap Jauh sebelum Galtung, Imanuel Kant
kebijakan negara. Beberapa ciri lainnya di abad ke-18 sebenarnya sudah bicara
adalah kelompok masyarakat dianggap tentang perdamaian dalam bukunya
sebagai oposisi negara, adanya asimetri “Perpetual Peace”. Program perdamaian
kepentingan antara kelompok masyarakat menurut Kant terdiri dari dua bagian.
dan kebijakan negara, serta terkait faktor Pertama, kondisi awal saat sebuah negara
struktural, seperti sejarah, etnik geografi, republik belum memberikan kontribusi
teritorial, institusi politik, dan sumber maksimal terhadap perdamaian
daya alam.25 internasional. Ini termasuk menghapus
Menyambung bahasan Studi tentara yang siap perang, tidak ikut
Perdamaian yang sudah penulis sebutkan campur dalam urusan dalam negeri negara
di atas, Galtung menambahkan, bahwa lain, melarang spionase (mata-mata),
ada tiga tahap penyelesaian konflik serta melarang hasutan untuk berkhianat
yang nantinya digunakan oleh PBB dan pembunuhan sebagai instrumen
dalam setiap kesempatannya menjadi diplomasi, dan bisnis-bisnis negara.
mediator konflik, maupun pengerahan Menyebarkan konstitusi negara republik
peacekeeping operation (UN PKO). Tiga berarti mengeneralisasikan upaya-upaya
tahap itu adalah: untuk mencapai perdamaian, karena
1. Peacemaking adalah proses yang berjuang untuk damai adalah bagian dari
tujuannya mempertemukan atau prinsip dasar negara republik.27
merekonsiliasi sikap politik dan Kedua, Kant mengusulkan tiga
strategi dari pihak yang bertikai 26
Boutros Boutros-Ghali, Introductory Note to
melalui mediasi, negosiasi, arbitrasi An Agenda for Peace, dalam Adam Roberts dan
terutama pada level elit atau Benedict Kingsbury (ed), United Nations, Divided
World: The UN’s Roles in International Relations,
pimpinan. (Oxford: Clarendon Press, 1996), hlm. 469.
27
Asrudin Azwar, Teori Perdamaian Demokratis:
2. Peacekeeping adalah proses Asal Usul, Debat, dan Problematika Seputar
Teori Perdamaian Demokratik, (Malang: Instrans
25
Jerry Indrawan, op.cit, hlm. 140. Publishing, 2016), hlm. 39.

74 | Jurnal Pertahanan & Bela Negara | Desember 2019, Volume 9 Nomor 3


pondasi perdamaian sebagai reaksi dari negara demokrasi dapat lebih kuat jika
pernyataan Hobbes, “the war of all against menggunakan kekuatan senjata. Hal ini
all”. Pertama, konstitusi dari setiap karena negara-negara demokrasi liberal
negara harus berbentuk republik. Kedua, adalah negara-negara kuat dengan basis
hukum yang mengatur antar negara kekayaan yang besar. Jalan menuju
akan dibangun pada sebuah federasi perdamaian adalah dengan mendorong
dari negara-negara bebas. Ketiga, hukum sistem yang demokratis, penghormatan
kewarganegaraan dunia akan dibatasi universal terhadap hak asasi manusia, dan
pada ketentuan-ketentuan universal dari perkembangan masyarakat sipil modern
hidup bertetangga dengan negara-negara (civil soviety).29
lain. Sebuah federasi dari kumpulan Kita sadar dengan banyaknya konflik
negara-negara bebas akan menyediakan yang terjadi di seluruh dunia. Lebih dari
sistem keamanan bersama (collective setengah konflik-konflik tersebut adalah
security). Kant membedakan antara akhir konflik bersenjata. Studi Perdamaian
dari perang dan penciptaan kondisi damai juga menyinggung tentang konflik
yang positif. Pasca perang dunia, para bersenjata. Kita pun harus memahami apa
pemikir liberal mulai menekankan pada yang disebut dengan konflik bersenjata
pembentukan mekanisme-mekanisme (armed conflict). Menurut International
arbitrasi, pengembangan hukum- Committee of the Red Cross (Palang Merah
hukum internasional, dan pengadilan Internasional), konflik bersenjata adalah
(mahkamah) internasional.28 perbedaan-perbedaan yang terjadi di
Dalam karya-karyanya, Kant banyak antara dua negara yang mengarah pada
bicara tentang perdamaian dunia. Salah intervensi yang dilakukan oleh angkatan
satu tesisnya adalah “Perdamaian bersenjata masing-masing negara.
Demokratis (democratic peace)”. Tesis ini Sedangkan, menurut Peter Wallensteen,
berkembang menjadi dua varian. Varian konflik bersenjata adalah konflik politik, di
pertama mempertahankan pendapat mana penggunaan angkatan bersenjata
bahwa negara demokrasi lebih damai oleh kedua belah pihak, setidaknya di salah
daripada negara non-demokrasi dan satu pihak, mengakibatnya sedikitnya
mereka umumnya lebih tentram. Varian 25 pertempuran yang mengakibatkan
kedua mempertahankan pendapat bahwa kematian. Wallensteen menambahkan,
negara-negara liberal tidak bisa dibilang konflik bersenjata yang besar (Major
lebih damai daripada negara-negara Armed Conflict) adalah perang antar
non-liberal, tetapi mereka menjauhkan negara, maupun konflik politik dalam
diri dari penggunaan kekuatan senjata negeri, yang mana pertempurannya
agar dapat berhubungan dengan mengakibatkan setidaknya 1000 kematian
negara-negara lain yang demokratis. sebagai akibat dari konflik tersebut.30
Beberapa pakar juga berpendapat bahwa Sampai saat ini, paling tidak ada empat
28
Ibid, hlm. 40.
29
Ibid, hlm. 54-55.
30
Jerry Indrawan, op.cit, hlm. 142.

Memahami Studi Perdamaian Sebagai Bagian dari Ilmu ... | M. Prakoso Aji dan Jerry Indrawan | 75
tipe konflik bersenjata: Konflik seperti ini juga memiliki
1. Konflik bersenjata internasional dampak kehancuran yang besar,
(interstate armed conflicts). Konflik terutama korban jiwa. Hal ini karena
ini terjadi antar negara, dengan dua durasi konflik yang umumnya
atau lebih pihak yang berkonflik terjadi dalam waktu panjang. Dalam
adalah negara yang secara perkembangannya, muncul juga tipe
internasional diakui kedaulatannya kekerasan bersenjata yang ketiga.
(sovereign entities). Konflik seperti 3. Konflik bersenjata yang
ini sifatnya cepat selesai, tetapi terinternasionalisasikan (interna-
biasanya membawa dampak tionalized armed conflicts). Konflik
kehancuran yang sangat besar. tipe ini adalah konflik dimana, baik
Pasca Perang Dunia II, negara- pemerintah maupun kelompok
negara yang terlibat perang satu bersenjata non-negara yang
sama lain berkurang drastis. Kondisi melawannya, menerima bantuan
ini membawa pada tipe konflik militer dari pemerintah atau pihak-
bersenjata yang kedua. pihak asing di luar negara tersebut,
2. Konflik bersenjata non-internasional contohnya, pemerintah Bashar
(intrastate armed conflicts). Konflik Assad di Suriah melawan pihak
ini terjadi didalam sebuah negara, oposisi. Konflik ini juga termasuk
antara pemerintah yang berdaulat beberapa pengertian lain: perang
(sovereign entity) melawan pihak antara dua faksi internal didalam
lain yang bukan pemerintah. sebuah negara, yang masing-
Banyaknya konflik non-internasional masing didukung pihak-pihak asing
yang terjadi pasca Perang Dunia yang berbeda, contohnya, Hamas
II, menurut Sivard, disebabkan dan Fatah; pertempuran langsung
munculnya negara-negara baru antara dua negara yang berbeda,
didalam sistem internasional. yang secara militer mengintervensi
Jadi, perang domestik adalah konflik bersenjata internal negara
bentuk paling umum dari konflik lain, untuk mendukung salah satu
bersenjata yang banyak terjadi pihak, contohnya banyak terjadi
dewasa ini. Contohnya, perang pada era Perang Dingin antara
sipil, perang memperebutkan Amerika Serikat Serikat melawan
kontrol pemerintahan suatu Uni Soviet, didalam konsep perang
negara, maupun konflik-konflik yang dinamakan “proxy war”;
terkait sumber daya, teritori, dan dan perang yang melibatkan
perbedaan nilai atau kepercayaan, intervensi asing yang mendukung
yang menimbulkan gerakan kelompok pemberontak yang
separatisme atau pemberontakan. berperang melawan pemerintahan
yang berdaulat, contohnya NATO

76 | Jurnal Pertahanan & Bela Negara | Desember 2019, Volume 9 Nomor 3


yang mendukung kelompok keamanan. Strategi kepastian, contohnya,
pemberontak Libya, National dapat meningkatkan transparansi,
Transitional Council (NTC), melawan mengurangi ketidakpastian, dan
pemerintahan Moammar Gaddafi. membantu menimbulkan kepercayaan.
4. Terakhir, konflik di luar negara Tujuannya untuk meredakan security
(extrastate conflicts). Konflik ini dilemma dan mengurangi penggunaan
terjadi antara negara melawan kekuatan senjata.32
kelompok bersenjata di luar Langkah berikutnya adalah strategi
pemerintah, yang terjadi di luar pembangunan masyarakat, dengan tidak
wilayah negara tersebut. Contohnya, lagi menggunakan kekuatan senjata,
perang antara pemerintah Irak tetapi mendorong ke arah pembentukan
melawan gerakan militan ISIS komunitas keamanan, dimana anggotanya
(Islamic State of Iraq and al-Sham), tidak berperang satu sama lain, tetapi
di mana pertempurannya tidak menyelesaikan sengketanya melalui
hanya terjadi di wilayah Irak, tetapi jalan lain. Strategi pencegahan meliputi
berdampak sampai Suriah, Yordania, keamanan kolektif (collective security) dan
Lebanon, bahkan Palestina. Selain pertahanan kolektif (collective defense),
itu, perang Amerika Serikat Serikat untuk mencegah negara-negara anggota
melawan Al-Qaeda di Afghanistan atau non-anggota bersikap agresif.33
yang juga meluas sampai wilayah
Strategi untuk membatasi konflik
Pakistan dan Irak.31
adalah non-intervensi atau intervensi,
dan isolasi. Non-intervensi adalah ketika
Selanjutnya, penulis dalam organisasi regional menghindari untuk
kesempatan ini juga ingin menyorot terlibat dalam konflik-konflik tertentu. Di
peran organisasi regional dalam conflict sisi yang lain, intervensi berarti keterlibatan
resolution. Strategi resolusi konflik bagi langsung dalam sebuah konflik dengan
organisasi regional, adalah pengaturan menggunakan sumber daya kolektif
norma (norm-setting), kepastian, yang tersedia dari organisasi regional
pembangunan masyarakat, pencegahan, tersebut, seperti keamanan kolektif
non-intervensi atau intervensi, isolasi, untuk membatasi bahkan meredakan
intermediasi, dan internasionalisasi. konflik. Sedangkan, isolasi berguna untuk
Pengaturan norma menegaskan mencegah dan menghambat konflik dan
tentang identitas negara dan juga dampaknya menyebar ke wilayah sekitar,
mengatur perilaku. Melalui strategi ini maupun keterlibatan pihak luar terhadap
organisasi regional dapat mempengaruhi 32
Barry Buzan dan Ole Weaver, Regions and Powers
perilaku negara-negara anggota secara : The Structure of International Security, (United
Kingdom: Cambridge University Press, 2003), hlm.
internasional, maupun internal, dalam 102.
arena-arena politik, ekonomi, dan
33
Allan Collins (ed), Contemporary Security Studies,
(New York: Oxford University Press, 2010), hlm.
31
Ibid, hlm. 143-144. 54.

Memahami Studi Perdamaian Sebagai Bagian dari Ilmu ... | M. Prakoso Aji dan Jerry Indrawan | 77
konflik tersebut.34 yang optimistik, radikal, dan egaliter,
Terakhir, strategi intermediasi dan yang melihat konflik sebagai sebuah
internasionalisasi yang berguna untuk sumber yang dinamis untuk melakukan
mengentikan konflik. Intermediasi artinya perubahan yang positif. Para ahli juga
pendekatan non-partisan dan non- berjanji untuk membawa penelitian-
kekerasan untuk menyelesaikan sengketa, penelitian terkait konflik dan perdamaian
di mana pihak-pihak yang berselisih ke arah tujuan yang baru dan menarik di
diminta menggunakan mekanisme global awal abad ke-21 ini.35
atau regional untuk menyelesaikan Dalam Studi Perdamaian,
konflik. Internasionalisasi adalah kejadian- transformasi konflik harus mendapat
kejadian di mana organisasi regional perhatian yang serius. Secara praktis,
memobilisasi sumber daya dari aktor- transformasi konflik adalah salah satu
aktor dan organisasi-organisasi eksternal metode resolusi atau penyelesaian
untuk membantu strategi mereka. PBB, konflik yang menjadi bagian dari kajian
Uni Eropa dan NATO selama ini dapat Studi Perdamaian. Karena itu, konsep
dijadikan contoh bagi peran organisasi transformasi konflik harus dipraktekkan
internasional dalam resolusi konflik, sebagai salah satu metode resolusi konflik.
sekalipun efektif atau tidaknya mereka Transformasi konflik harus mendapat
tentunya masih debatable. perhatian yang serius karena di dalamnya
terkandung ide dan gagasan tentang
Transformasi Konflik bagaimana seharusnya memberikan
respons terhadap konflik yang bersifat
Bahasan terakhir dalam artikel ini
destruktif.
adalah transformasi konflik. Pasca
berkembangnya Studi Perdamaian, dalam Menurut penulis, transformasi
kajian-kajian konflik dan perdamaian konflik sendiri adalah sebuah proses
mulai terlihat perkembangan yang kompleks untuk secara konstruktif
signifikan terkait istilah “transformasi”. mengubah pola hubungan, sikap, perilaku,
Johan Galtung telah mendorong konsep kepentingan, dan diskursus dalam sebuah
transformasi ini ke panggung dengan lingkungan yang rawan konflik. Ia adalah
menjelaskan bahwa definisi perdamaian sebuah proses mengubah (transform)
adalah terkait erat dengan cara-cara non- hubungan, kepentingan, diskursus,
kekerasan (non-violent) dan transformasi dan jika perlu, konsep dasar dari
konflik yang kreatif. Sebagaimana sebuah masyarakat yang menyuburkan
yang disampaikan oleh para ahli yang (melanggengkan) terjadinya kekerasan
mendorong konsep ini, transformasi secara kontinu. Kekerasan banyak
konflik adalah sebuah konsep atau ide terjadi karena budaya, untuk itu proses
34
Aiden Hehir, Humanitarian Intervention after 35
Stephen Ryan, Conflict Transformation: Reasons
Kosovo: Iraq, Darfur, and the Record of Global Civil to be Modest, dalam Dennis Sandole, dkk,
Society, (UK: Palgrave Macmillan, 2008), hlm. 88- Handbook of Conflict Analysis and Resolution, (New
89. York: Taylor & Francis, 2009), hlm. 303.

78 | Jurnal Pertahanan & Bela Negara | Desember 2019, Volume 9 Nomor 3


transformasi dalam sebuah daerah pasca panjang dari proses transformasi itu
terjadinya konflik, sangat memerlukan sendiri, termasuk membangun manusia
upaya untuk menghilangkan kebiasaan- dan sumber daya lainnya di lokasi tempat
kebiasaan dan perilaku-perilaku destruktif, konflik itu terjadi. Transformasi konflik
yang mengarah pada pelestarian budaya bertujuan memberdayakan masyarakat
kekerasan. untuk terlibat sendiri dalam proses non-
Transformasi konflik tidak hanya kekerasan, yang bertujuan membangun
bicara tentang bagaimana mencari hasil kondisi damai dan berkeadilan secara
yang win-win. Terkadang, hasil tidak berkelanjutan. Menurut Lederach,
selalu menunjukkan keadaan sebenarnya daripada melihat damai sebagai sebuah
dari pihak-pihak yang berkonflik, maupun hal yang statis, konflik transformasi
hubungan diantara mereka. Transformasi melihat perdamaian sebagai sebuah hal
konflik memfokuskan dirinya pada kajian yang terus-menerus berkembang (evolve)
sosial dan politik yang lebih luas, dengan dan mengembangkan pola hubungan
tujuan memutus rantai penindasan yang berkualitas.37
dan kekerasan. Karena itulah, seperti Dalam transformasi konflik, konflik
yang penulis sebutkan sebelumnya, tidak dilihat sebagai sebuah hal yang
transformasi konflik tidak hanya sekedar negatif. Dari sisi positif, konflik dapat
bertujuan untuk menghentikan kekerasan membawa perubahan yang dibutuhkan
dan mengubah pola-pola hubungan untuk mendatangkan masyarakat yang
negatif antar pihak-pihak yang berkonflik, lebih adil dan setara. Transformasi konflik
tapi juga untuk mengubah struktur politik, mengubah cara-cara kekerasan menjadi
sosial, dan ekonomi yang menyebabkan cara-cara non-kekerasan untuk mencapai
adanya pola-pola hubungan negatif perubahan sosial. Transformasi konflik juga
tersebut. Konflik yang konstruktif dilihat bisa dilihat sebagai langkah pencegahan
sebagai sebuah katalis bagi terjadinya konflik, karena ia bisa juga menghilangkan
perubahan.36 penyebab terjadinya konflik untuk muncul
Transformasi konflik harus kembali. Transformasi konflik sangat
menghormati dan mendukung sumber tepat digunakan dalam konflik yang
daya manusia dan budaya dari lokasi di terjadi berkepanjangan dan asimetris,
mana konflik itu terjadi. Hal ini termasuk dan terkait masalah-masalah keadilan
perubahan cara pandang, yang biasanya sosial. Konflik akan selalu ada di setiap
fokus pada lokasi dan manusia (aktor peradaban manusia manapun, dan tidak
yang terlibat konflik) sebagai masalah akan pernah selesai. Eksistensi manusia
dan pihak luar sebagai jawabannya, sangat bergantung pada kemampuannya
menjadi fokus pada tujuan jangka mengelola konflik. Untuk bisa mengelola,
sampai meresolusi konflik, maka fokus
36
Ho-Won Jeong, Understanding Conflict and perhatian harus diarahkan pada analisis
Conflict Analysis, (New Delhi: SAGE Publications,
2008), hlm. 243-244. 37
Stephen Ryan, op.cit, hlm. 304-305.

Memahami Studi Perdamaian Sebagai Bagian dari Ilmu ... | M. Prakoso Aji dan Jerry Indrawan | 79
perilaku manusia dan lingkungannya. sebabagi sebuah bentuk interaksi yang
positif dalam sebuah masyarakat.39

Banyak pakar berpendapat bahwa Uri Savir menyebutkan bahwa


konflik adalah sesuatu hal yang positif perdamaian hanya dapat dicapai melalui
karena merupakan unsur utama dalam kerja sama dan sikap positif di antara
kehidupan sosial. Konflik juga tidak dapat masyarakat negara-negara yang sedang
selalu dimusnahkan, sebaliknya dalam berkonflik. Savir melihat bahwa hubungan
keadaan tertentu konflik memiliki fungsi antar-manusia dipengaruhi oleh budaya,
tertentu dalam proses pembangunan. institusi sosial, dan proses politik. Kekuatan
Konflik dibutuhkan karena berguna utama untuk menciptakan perdamaian
untuk membuat kita menyadari adanya bukanlah pada pemerintah pusat, tetapi
masalah, mendorong ke arah perubahan pada pemerintah lokal dan terutama
yang diperlukan, memperbaiki solusi, untuk keterlibatan masyarakat madani
menumbuhkan semangat, mempercepat (civil society) dalam proses perdamaian itu
perkembangan pribadi, dan mendorong sendiri. Savir percaya bahwa koeksistensi
kedewasaan psikologis.38 nilai-nilai bersama adalah aspek paling
penting dalam mewujudkan perdamaian
Manusia hidup berkelompok
di dalam sebuah masyarakat.40
sebagai satu kesatuan dan membentuk
identitas unik di antara mereka. Nilai- Proses transformasi konflik
nilai didalam sebuah masyarakat memang berjalan lambat dan sulit untuk
dapat dilihat dalam bentuk ras, etnik, diikuti. Serangkaian interaksi dapat
identitas budaya, dan pengelompokkan- berubah seiring waktu. Begitu pula
pengelompokkan sosial lainnya. Identitas saat lingkungan berubah, para pihak
ini terkadang menciptakan masalah antar- yang berkonflik menyesuaikan posisi
manusia dalam konteks interaksi untuk dan tujuan mereka juga. Dalam proses
memenuhi kepentingan mereka. Situasi perdamaian dan perundingan yang
seperti ini terjadi ketika budaya berada rumit, pihak-pihak yang terlibat seringkali
sejalan dengan eksistensi kekuasaan hanya berhasil mendapatkan resolusi
(power). Seperti yang sudah disebutkan yang memuaskan sebagian, tetapi tidak
juga, konflik terkadang dipersepsikan semua pihak yang berkonflik. Dibutuhkan
sebagai sebuah situasi yang negatif dan penyesuaian dari awal lagi agar perubahan
membuat situasi atau keadaan menjadi situasi, lingkungan, dan kepentingan
tidak stabil. Sedangkan, di sisi lain konflik dapat diterima semua pihak. Akan
dipercaya sebagai sebuah proses positif tetapi, menariknya adalah, pihak-pihak
untuk perubahan yang lebih baik. Karena 39
Kevin Avruch, Culture and Conflict Resolution,
itu, konflik harus diakui keberadaannya (Washington DC: United States Institute of Peace
Press, 1998), hlm. 310.
38
Adon N. Jamaludin, Agama dan Konflik Sosial: 40
Uri Savir, Peace First: A New Model to End War,
Studi Kerukunan Umat Beragama, Radikalisme, dan (San Fransisco: Berrett-Koehler Publisher, 2008),
Konflik Antarumat Beragama, (Bandung: Pustaka hlm. 76.
Setia, 2015), hlm. 36.

80 | Jurnal Pertahanan & Bela Negara | Desember 2019, Volume 9 Nomor 3


yang berkonflik akhirnya belajar untuk khas, sehingga diperlukan cara-cara yang
menyesuaikan posisi mereka, sampai ke berbeda dalam menyelesaikannya, kasus
titik di mana tercapainya hasil yang dapat demi kasus. Tidak ada solusi yang bersifat
diterima semua pihak.41 “one size fits all” dalam resolusi konflik.
Kita perlu berasumsi bahwa untuk Fokus dari pemberdayaan solusi dari akar
membangun perdamaian bergantung rumput akan menarik perhatian organisasi
pada kemungkinan bahwa para pihak yang masyarakat sipil (LSM) karena mereka
berkonflik memiliki tujuan yang serupa biasanya memiliki kepentingan untuk
atau sama, atau bahkan tujuan yang menguatkan masyarakat sipil di daerah-
dapat saling melengkapi, selama proses daerah pasca konflik. Terakhir, semua
perubahan lingkungan sosial terjadi. Para sepakat bahwa transformasi konflik
pihak-pihak yang berkonflik memiliki membutuhkan banyak waktu. Tidak ada
kekuatan untuk membangun hubungan yang dinamakan “pendekatan ala kopi
damai dengan bergerak bersama- instan”. apalagi, banyak orang juga butuh
sama dengan cara kooperatif. Mereka waktu membiasakan diri dengan ide atau
secara bersamaan juga dapat mengejar gagasan terkait perubahan yang cukup
kesejahteraan orang lain, serta diri dalam.43
mereka sendiri. Mereka akan menghargai
kebaikan bersama, seperti halnya mereka Kesimpulan
menghargai kebaikan diri mereka sendiri. Studi Perdamaian merupakan bagian
Akan terjadi kerja sama diantara pihak- integral dari studi Hubungan Internasional,
pihak yang berkonflik untuk berusaha dimana umumnya dinamika antar-
untuk hidup berdampingan, sekaligus negara, atau negara dengan non-negara,
mendapatkan kepentingannya masing- terjadi dalam bentuk perang atau damai.
masing dalam konteks kebaikan bersama Hubungan Internasional tidak mungkin
tadi.42 lepas dari Studi Perdamaian karena Studi
Para ahli yang mengamati proses Perdamaian menawarkan analisis baru
transformasi konflik menekankan pada tentang bagaimana seharusnya hubungan
pentingnya mengerjakan konsep ini di internasional melihat kompleksitas
level akar rumput (grassroots). Mereka hubungan antar aktor-aktor dalam
juga merujuk perkerjaan ini sebagai upaya kajiannya. Teori-teori yang ada dalam
membangun kapasitas lokal (building Hubungan Internasional pun berguna
local capacity). Hal ini karena resolusi untuk mewujudkan perdamaian, baik
konflik tidaklah memiliki satu ukuran dalam konteks internasional, nasional,
atau prosedur baku bagaimana cara maupun lokal, karena Studi Perdamaian
melakukannya. Setiap konflik memiliki ciri tidak membatasi diri pada satu konteks
41
Hugh Miall, Emergent Conflict and Peaceful saja.
Change, (New York: Palgrave Macmillan, 2007),
hlm. 80-81. 43
Stephen Ryan, op.cit, hlm. 305.
42
Ibid, hlm. 68.

Memahami Studi Perdamaian Sebagai Bagian dari Ilmu ... | M. Prakoso Aji dan Jerry Indrawan | 81
Memahami Studi Perdamaian pembukaan program studi Studi
berarti memahami apa itu konflik. Konflik Perdamaian atau Resolusi Konflik. Sejauh
berjalan seiring dengan damai, begitu ini baru dua universitas di Indonesia, yaitu
juga sebaliknya. Damai positif dan damai Universitas Pertahanan dan Universitas
negatif cetusan Johan Galtung dapat Gadjah Mada yang membuka Program
menjadi contoh yang baik. Demikian pula Studi Perdamaian dan Resolusi Konflik.
jika kita amati konsep transformasi konflik. Diharapkan dengan pembukaan program
Konflik tidak dilihat sebagai sebuah hal studi seperti ini akan semakin banyak
yang negatif, apalagi jahat (evil), namun telaah-telaah konsep perdamaian yang
konflik dimaknai sebagai sebuah changer dilakukan para akademisi, tidak hanya dari
atau perubahan situasi dan kondisi, Hubungan Internasional, namun disiplin
ke arah yang lebih baik. Konflik dapat ilmu lain. Suasana akademik lintas ilmu
menjadi katalis transformasi seorang (cross-dicipline) seperti ini sangat baik
individu, sebuah masyarakat atau negara, dalam membangun semangat melakukan
sampai dunia, menuju perdamaian positif penelitian akademik di Indonesia.
yang Galtung cita-citakan.
Dengan demikian, menarik Daftar Pustaka
untuk dibahas oleh pembaca, kira-kira
Buku
bagaimana masa depan ilmu Hubungan
Avruch, Kevin. 1998. Culture and Conflict
Internasional ke depannya dengan Resolution. Washington DC: United
bantuan dari kajian Studi Perdamaian? States Institute of Peace Press.
Selain itu, apakah Studi Perdamaian Azwar, Asrudin. 2016. Teori Perdamaian
Demokratis: Asal Usul, Debat, dan
mampu menjawab tantangan zaman, di
Problematika Seputar Teori Perdamaian
mana konflik yang banyak terjadi sudah Demokratik. Malang: Instrans
bukan lagi antar-negara (inter-state), Publishing.
tetapi didalam negara (intra-state)? Boutros-Ghali, Boutros. 1996. Introductory
Note to An Agenda for Peace, dalam
Kemudian, bagaimana konsep-konsep,
Adam Roberts and Benedict Kingsbury
seperti intervensi kemanusiaan, operasi- (ed), United Nations, Divided World: The
operasi perdamaian, dan transformasi UN’s Roles in International Relations.
Oxford: Clarendon Press.
konflik misalnya, dapat dikaji lebih
Buzan, Barry dan Ole Weaver. 2003.
lanjut sehingga memperkaya khazanah
Regions and Powers : The Structure of
ruang lingkup Hubungan Internasional, International Security. United Kingdom:
serta membantu mencari formula Cambridge University Press.
yang pas untuk membangun semangat Castro, Loreta N. dan Jasmine N. Galace. 2010.
Peace Education: Pathway to A Culture
perdamaian.
of Peace. Cuezon City: Centre of Peace
Karena itu, penulis menyarankan Education.

agar kajian tentang Studi Perdamaian Collins, Allan (ed). 2010. Contemporary
Security Studies. New York: Oxford
dapat diperbanyak di Indonesia melalui University Press.

82 | Jurnal Pertahanan & Bela Negara | Desember 2019, Volume 9 Nomor 3


Fisher, Simon, dkk. 2001. Mengelola Konflik:
Ketrampilan dan Strategi untuk
Bertindak. Jakarta: The British Council.
Galtung, Johan. 1996. Peace By Peaceful
Means. London: SAGE Publications.
Hehir, Aiden. 2008. Humanitarian Intervention
after Kosovo: Iraq, Darfur, and the
Record of Global Civil Society. UK:
Palgrave Macmillan.
Indrawan, Jerry. 2019. Pengantar Studi
Keamanan. Malang: Intrans Publishing.
Jamaludin, 2015. Adon N. Agama dan Konflik
Sosial: Studi Kerukunan Umat Beragama,
Radikalisme, dan Konflik Antarumat
Beragama. Bandung: Pustaka Setia.
Jeong, Ho-Won. 2008. Understanding Conflict
and Conflict Analysis. New Delhi: SAGE
Publications.
Miall, Hugh. 2007. Emergent Conflict and
Peaceful Change. New York: Palgrave
Macmillan.
Mitchell, Christopher R. 1981. The Structure of
International Conflict. United Kingdom:
Palgrave Macmillan.
Perwita, A. A. Banyu dan Nabilla Sabban (ed).
2015. Kajian Konflik dan Perdamaian.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Raho, Bernard. 2007. Teori Sosiologi Modern.
Jakarta: Prestasi Pustaka.
Ryan, Stephen. 2009. Conflict Transformation:
Reasons to be Modest, dalam Dennis
Sandole, dkk. Handbook of Conflict
Analysis and Resolution. New York:
Taylor & Francis.
Savir, Uri. 2008. Peace First: A New Model to
End War, San Fransisco: Berrett-Koehler
Publisher.
Tholkhah, Imam. 2001. Anatomi Konflik Politik
di Indonesia. Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada.
Webel, Charles dan Johan Galtung. 2007.
Handbook of Peace and Conflict Studies.
New York: Routledge.

Memahami Studi Perdamaian Sebagai Bagian dari Ilmu ... | M. Prakoso Aji dan Jerry Indrawan | 83
84 | Jurnal Pertahanan & Bela Negara | Desember 2019, Volume 9 Nomor 3

Anda mungkin juga menyukai