Oleh: HI-33
Pada isu pembahasan kali ini, penulis memilih kerjasama internasional yang dilakukan antara negara
Indonesia dan negara Australia. Negara Australia adalah salah satu negara yang posisinya berada di
sebelah timur Indonesia. Kedua negara ini saling berbatasan langsung yang hanya disekat oleh selat
torres. Melihat letak geografisnya yang sangat dekat, menjadikan kedua negara ini mudah
melakukan hubungan kerjasama. Kerjasama internasional yang dilakukan Indonesia dan Australia
merupakan jenis kerjasama bilateral karena hanya melibatkan dua negara tanpa ada campur tangan
negara lain, khususnya dalam hal keamanan negara.
Melihat kondisi saat ini, setiap negara selalu melakukan peningkatan kekuatan militer. Mulai dari
membuat senjata yang canggih hingga pada alat persenjataan nuklir. Melihat kondisi ini negara yang
berbatasan langsung dengan negara lain pasti akan saling mempengaruhi. Jika salah satu negara
tersebut mengalami ancaman keamanan maka kemungkinan negara lain juga akan mendapat
dampaknya. Misalnya saja Indonesia dan Australia, jika negara Indonesia mendapat ancaman militer
dari negara lain maka secara tidak langsung negara yang berada disekitarnya sebut saja Australia
akan mendapat dampaknya, walau itu hanya sebatas percikan. Maka dari itu, dari sinilah kedua
negara (Indonesia dan Australia) mulai melakukan hubungan kerjasama di bidang keamanan.
Kerjasama internasional ini dilakukan atas kepentingan nasional masing-masing negara. mulai dari
kepentingan untuk saling melindungi sampai pada kepentingan mempertahakan kemerdekaan
negaranya. Namun keuntungan dari kerjasama bukan hanya itu, melalui tulisan ilmiah inilah penulis
akan menganalisis lebih lanjut terkait kerjasama internasional yang dilakukan negara Indonesia dan
Australia. Maka, dari isu yang akan di bahas, ada beberapa rumusan masalah yang akan di uraikan:
Dalam penguraian isu yang di bahasa, penulis melakukan beberapa tahap penjelasan,
diantaranya:
KERANGKA ANALISIS
Istilah liberalisme berasal dari bahasa latin, yakni libertas atau dalam bahasa inggris disebut libery
yang artinya kebebasan. Liberalisme adalah suatu paham yang menghendaki adanya kebebasan.
Kebebasan yang dimaksud adalah kebebasan untuk bertempat tinggal, kemerdekaan pribadi, hak
untuk menentang penindasan, serta hak untuk mendapatkan perlindungan pribadi dan hak milik.
liberalisme merupakan gerakan politik yang pertama yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan
semua, bukan hanya pada kelompok khusus saja tetapi mencakup semua. Liberalisme juga mengaku
berjuang untuk kebaikan semua, bukan dari tujuan yang ingin dicapai, tetapi dari cara yang dipilih
untuk mencapai tujuan itu. Selain itu, liberalisme juga didefinisikan sebagai suatu paham yang
menghendaki adanya kebebasan individu, baik dalam bidang ekonomi, politik, ilmu pengetahuan,
kebudayaan, agama, maupun pada keamanan dan pertahanan negara. (Parinduri, 2021)
Liberalisme adalah suatu faham yang meletakkan kebebasan sebagai satu nilai sosial politik yang
paling tinggi. Liberalisme secara etimologis pula dengan faham yang sangat menghargai kebebasan
individu dan juga peran negara dalam melindungi hak-hak yang dianut warganya. Secara sepintas,
ungkapan liberal merujuk kepada orang yang berfahaman bebas sementara istilah liberalisme pula
berarti memiliki pandangan luas. Manakala secara khusus liberalisme merujuk kepada faham yang
mementingkan kebebasan individu untuk bartindak memunculkan pendapat mengikut cara dan
pilihannya sendiri.
Tujuan utama liberalisme baik kebijakan dalam negeri maupun kebijakan luar negerinya adalah
perdamaian. Kebijakan luar negeri liberal itu ditujukan pada kerjasama yang damai, baik antarnegara
mau pun dalam sebuah negara. Titik tolak pemikiran liberal adalah pengakuan tentang pentingnya
kerjasama manusia, dan keseluruhan kebijakan dan program liberalisme dirancang untuk menjaga
kerjasama saling menguntungkan di antara umat manusia dan mengembangkannya lebih jauh lagi.
(Mises, 1985)
1. Konsep Kerjasama
Kerja sama internasional merupakan hubungan kerja sama antara dua negara maupun lebih
untuk dapat mencapai tujuan tertentu. Kerja sama internasional ini dilakukan oleh antar negara
untuk memenuhi kebutuhan rakyat serta kepentingan lain. Seorang ahli mengemukakan
pendapatnya tentang kerjasama internasional yakni Perwita dan Yani.
Perwita dan Yani mengemukakan “kerja sama internasional merupakan sistem hubungan
yang dibuat berdasarkan kehidupan internasional dan terbagi dalam berbagai macam bidang
seperti bidang ideologi, ekonomi, sosial budaya, politik, lingkungan hidup, kesehatan,
pertahanan serta keamanan.”
Selain itu, Willian D Coplin juga mengungkapkan pandanganya. William pun mengemukakan
pendapatnya mengenai kerja sama internasional melalui tulisannya yang berjudul Introduction
to International Politics : A Theoretical Overview (1971), menurutnya “kerja sama internasional
adalah sebuah kerja sama yang mulanya terbentuk melalui satu alasan yaitu negara ingin
melakukan interaksi rutin yang baru serta baik untuk mencapai tujuan bersama.”
Seperti yang telah dijelaskan oleh ahli-ahli mengenai pengertian kerja sama internasional. Kerja
sama internasional ini dilakukan oleh beberapa negara yang ingin mencapai tujuan bersama.
Tujuan utamanya, tentu saja untuk saling memeroleh keuntungan. Namun ada beberapa tujuan
lain dari kerja sama internasional, diantaranya: mempererat persahabatan, menciptakan
perdamaian dunia, meningkatkan kemajuan di berbagai bidang, untuk melengkapi kebutuhan
negara dan berbagai tujuan yang lainnya. (ahmad, 2019)
Dalam hubungan kerjasama pun memiliki beberapa jenis, ada kerjasama bilateral, kerjasama
ragional hingga kerjasama multilateral. Melihat kerjasama yang dilakukan negara Indonesia dan
Australia merupakan kerjasama bilateral. Kerjasama Bilateral adalah hubungan kerja sama dua
Negara yang memiliki kepentingan sama dalam bidang poleksosbudhankam. Dalam rangka
mengadakan hubungan kerjasama dua Negara, bagi Negara Indonesia haruslah bersifat
Demokratis dan terbuka, ini berarti bahwa bila Negara kita mengadakan hubungan kerjasama
dengan Negara lain (Australia) terlebih dahulu harus mendapat perdetujuan dari parlemen atau
DPR, disamping itu hubungan kerjasama juga harus dipublikasikan melalui media massa. Secara
Internasional, hubungan suatu Negara dengan Negara lain telah diatur dalam Kovensi Wina
pada tahun 1961 tentang Diplomatik (hubungan bidang politik), dan Konvensi Wina tahun 1963
tentang Konsuler (hubungan diluar bidang politik).
2. Keamanan Kolektif
Keamana kolektif adalah perjanjian keamanan politik, regional, atau global yang setiap
penandatangannanya mengakui bahwa keamanan satu pihak adalah kepentingan semua pihak.
Pada awalnya sistem keamanan internasional kolektif merupakan kesepakatan politik dan
hukum internasional yang dituangkan dalam ketentuan hukum di dalam Piagam PBB. Konsep
keamanan internasional kolektif ini diterima masyarakat internasional dengan
mengkombinasikan faktor hukum dan politik internasional secara paralel, sehingga diharapkan
terbentuk sistem ketertiban global (global public order) dengan memperhitungkan institusi,
pelaku, komponen dan instrumen yang relevan.
Salah satu penanda sangat signifikan dalam pembentukan PBB adalah diterimanya konsep
tentang Keamanan Internasional Kolektif (International Collective Security) dalam sistem
organisasi universal ini. Dengan berlakunya Piagam PBB sebagai instrumen dasar organisasi,
yang di dalamnya mengatur landasan normatif dan institusional sistem Keamanan Internasional
Kolektif (International Collective Security) maka masyarakat internasional menerima dan
melembagakan konsep keamanan internasional kolektif yang dipusatkan dan atau ditumpukan
kepada organisasi internasional yang telah disepakati yaitu PBB.
Sistem ini meniscayakan delegasi kekuasaan dari negara-negara anggota kepada suatu organ
utama PBB yakni Dewan Keamanan (Security Council). Negara-negara anggota telah
menyepakati landasan normatif yang menegaskan otoritas organ ini untuk melakukan tindakan-
tindakan yang diperlukan dalam rangka menjaga dan mempertahankan perdamaian dan
keamanan internasional (International Peace and Security). Dewan Keamanan sebagai salah
satu organ utama PBB diberi mandat dan tanggung jawab utama (primary responsibility) dalam
hal pemeliharaan perdamaian dan keamanan internasional.
Konsep International collective security ini sejalan dengan filosofi yang menjadi dasar pendirian
PBB sebagaimana dinyatakan dalam pembukaan Piagam bahwa, We the peoples of the United
Nations determined to save succeeding generations from the scourge of war”. Lebih lanjut
dalam Pasal 1 Piagam bahkan dinyatakan bahwa PBB merumuskan tujuan “To maintain
international peace and security, and to that end: to take effective collective measures for the
prevention and removal of threats to the peace, and for the suppression of acts of aggression
and other breaches of the peace”. (Riyanto, 2021)
PEMBAHASAN
Perjanjian Keamanan antara Indonesia dan Australia ditujukan untuk mernpererat hubungan dan
kerja sama bilateral antara kedua Negara. Sejarah hubungan antara Indonesia dan Australia berjalan
dengan awal yang baik. Kehangatan hubungan keduanya ditunjukkan dengan adanya bukti bahwa
Australia mendukung dan membantu perjuangan rakyat Indonesia yang sedang berusaha
mendapatkan pengakuan kedaulatan pada periode 1945-1949. Dukungan tidak hanya berasal dari
pemerintah Australia tetapi juga dari masyarakatnya, terutama dari perserikatan buruh. Kedua
Negara telah berhubungan secara bilateral pada tahun 1959. Dimana, kedua Negara telah memiliki
instrumen bilateral di bidang keamanan, yang merupakan dasar bagi pembentukkan perjanjian-
perjanjian keamanan yang ada, hingga saat ini. (Wijayanti)
Kementerian Pertahanan mengakui bahwa Indonesia memandang Australia sebagai negara mitra
strategis di segala bidang. Pemerintah Indonesia menyadari bahwa di bidang pertahanan Australia
merupakan sekutu utama Amerika Serikat, sehingga hal ini memberikan manfaat besar dalam
kerjasama pengamanan di wilayah Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Selain itu melihat letak
geografis wilayah kedua negara yang bertetangga dekat, maka segala kebijakan Australia akan
mempengaruhi dan berimplikasi langsung bagi Indonesia. Sehingga apabila hubungan kedua negara
tidak dapat berjalan harmonis, maka berbagai permasalahan akan terus muncul tanpa ada solusi
yang saling menguntungkan kedua negara.
1. Bentuk Kerjasama
Kerangka kerja sama Pertahanan difokuskan pada hubungan bilateral Angkatan Bersenjata kedua
Negara yakni negara Indonesia dan Australia. Kerangka kerja saroa profesional di bidang
pertahanan bertujuan untuk memberikan basil yang rnenguntungkan kedua Negara. Caracara
yang dikedepankan adalah:
a. Mengadakan konsultasi rutin di bidang pertahanan dan kearnanan yang berkaitan dengan
kepentingan bersama dikaitkan dengan kebijakan pertahanan masing-rnasing.
b. Mengadakan promosi dan pengembangaa satuaa-satuan pertahanan yang dimiliki oleh
kedua Negara melalui berbagai raacarn cara, seperti: pendidikaa dan latihan militer
bersarna, pertukaran prajurit untuk mengikuti peadidikaa di kedua Negara, mengaplikasikan
rnetodeinetode ilraiah yang ada guna menunjaag pengembangan dan rnanajemen serta
berbagai macam hai laianya yang raengungtuagkan kedua Negara.
c. Memfasilitasi kerja sama pertahanan di bidang teknologi dan pengembangan kapasitas yang
rnenguntungkan kedua Negara. Terraasufc di dalamnya proses produksi dan transfer of
technology dan knowledge. (kristine, 2008)
Pada dasarnya, Australia memahami bahwa Indonesia dengan segala kekayaan sumber daya
alam dan potensi manusianya merupakan perisai bagi setiap ancaman yang datang dari utara.
Australia mempertimbangkan perkembangan lingkungan strategis di kawasan Asia Pasifik,
khususnya kebangkitan Tiongkok dan keberadaan Amerika Serikat di kawasan. Sehingga hal ini
mendorong Australia untuk menjalin hubungan yang lebih strategis dengan negara-negara di
kawasan, terutama negara di Asia Tenggara yang tergabung dalam Association of South East Asia
Nations (ASEAN), sebagai buffer zone Australia dalam menghadapi ancaman dari utara.
Dinamika hubungan bilateral Indonesia – Australia yang naik turun adalah konsekuensi dari
kedua pemerintah telah lebih terfokus pada dinamika bilateral mereka. Fokus yang sempit ini
telah membuat Australia dan Indonesia mengabaikan bahwa Indonesia dan Australia berbagi
berbagai prioritas yang sama dalam konteks regional. Australia dan Indonesia secara bertahap
harus membingkai hubungan dengan memberikan bobot lebih lanjut untuk kepentingan mereka
bersama dalam konteks regional yang lebih luas. Memfokuskan kembali dari perbedaan bilateral
menuju kesamaan kepentingan regional adalah salah satu jalan terbaik menuju hubungan
Australia-Indonesia lebih stabil dan tangguh. (Pramitha, juni)
KESIMPULAN
Dinamika hubungan bilateral Indonesia-Australia yang naik turun adalah konsekuensi dari kedua
pemerintah yang lebih terfokus pada dinamika bilateral mereka. Fokus yang sempit ini membuat
Australia dan Indonesia mengabaikan bahwa Indonesia dan Australia benarbenar berbagi berbagai
prioritas yang sama dalam konteks regional. Memfokuskan kembali dari perbedaan bilateral menuju
kesamaan kepentingan regional adalah salah satu jalan terbaik menuju hubungan Australia-
Indonesia lebih stabil dan tangguh. Sebagai middle powers dalam tatanan regional, Australia dan
Indonesia memiliki kepentingan bersama dalam menjaga perdamaian dan stabilitas di Indo-Pasifik.
Meningkatkan rasa saling pengertian tentang bagaimana Australia dan Indonesia berbagi prioritas
yang saling melengkapi dapat membantu meningkatkan ketahanan hubungan diplomasi kedua
negara dalam hubungan bilateral yang tak terelakkan. Hal ini semakin diakui oleh para pemimpin di
kedua negara salah satunya dengan peningkatan kerjasama sejak pernyataan kedua negara sebagai
comprehensive partnership melalui Joint Declaration on Comprehensive Partnership between
Australia and the Republic of Indonesia tahun 2005.
Di bidang pertahanan, comprehensive partnership dapat dilihat dari banyaknya kerjasama, dialog
dan forum, serta berbagai pelatihan dan latihan bersama. Hal ini terimplementasi dengan baik pada
hubungan bilateral Indonesia-Australia sebagai comprehensive partnership. Dengan terwujudnya
comprehensive partnership maka diplomasi pertahanan pun sudah berjalan dengan baik karena
berbagai aktivitas diplomasi pertahanan dapat diwujudkan dalam kerangka comprehensive
partnership ini. Diplomasi pertahanan di bidang maritim dapat terlihat dari komprehensifnya
berbagai perjanjian, serta kerjasama militer di bidang maritim, baik yang bersifat bilateral juga
latihan militer yang bersifat multilateral yang diikuti Indonesia-Australia yang bertujuan untuk
meningkatkan stabilitas kawasan.
DAFTAR PUSTAKA
ahmad. (2019, desember 19). kerja sama internasional: pengertian,alasan dan tujuan. Retrieved
from gramedia.com: https://www.gramedia.com/literasi/kerja-sama-internasional/
kristine, d. (2008, april 3). International Law-Making. Agreement Between The Republic of Indonesia
and Australia, 5, 566-570.
Mises, L. v. (1985). MENEMUKAN KEMBALI LIBERALISME (2 ed.). (L. E. Madjiah, Trans.) Irvington-on-
Hudson, New York, united states of america: The Foundation for Economic Education, Inc. .
Parinduri, A. (2021, oktober 31). (M. Ulfa, Penyunting) Dipetik 2014, dari tirto.id:
https://tirto.id/ideologi-liberalisme-sejarah-ciri-ciri-dan-contoh-penerapannya-gkhn
Putra, E. P. (2021, oktober 22). TNI AD dan Australian Army intensifkan latihan bersama. Retrieved
from republika.co.id: https://www.republika.co.id/berita/r1dacc484/tni-ad-dan-australian-
army-intensifkan-latihan-bersama
Riyanto, S. (2021, januari 1). KEAMANAN INTERNASIONAL KOLEKTIF DAN PERAN, 5(1), 67-92.