Anda di halaman 1dari 9

ESAI (KERJASAMA INTERNASIONAL)

(Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teori Hubungan


Internasional)
Dosen: Aspin Nur Arifin Rivai M.A

Oleh: HI-33

WIWI RAMADANI (30800120085)

RAZINATUL HIDAYA (30800120087)


ANANDA AYUSTHIRA (30800120090)
AHYUL HAITSAM (30800120094)

UMIA SABILA (30800120102)


WARHAM (30800120083)

PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL


FAKULTAS USHULUDDIN FILSAFAT DAN POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
PENINGKATAN PERTAHANAN DAN KEAMANAN
(INDONESIA DAN AUSTRALIA)
PENDAHULUAN
Hubungan internasional atau kerjamasama internasional adalah hubungan antar bangsa atau
interaksi manusia antar bangsa baik secara individu maupun kelompok yang dilakukan baik secara
langsung maupun secara tidak langsung dan dapat berupa persahabatan, persengketaan,
permusuhan ataupun peperangan. Kerjasama internasional kadang pula dimaknai sebagai hubungan
yang dilakukan oleh bangsa-bangsa atau negara-negara, atau merupakan suatu hubungan yang
bersifat global yang meliputi semua hubungan yang terjadi dan melampaui suatu batas-batas
kenegaraan. Dalam kerjasama internasional sendiri terdiri dari beberapa jenis kerjasama yang dilihat
dari segi keterlibatan jumlah negara, ada kerjasama bilateral, kerjasama regional dan kerjasama
multilateral. Setiap negara melakukan kerjasama berdasarkan kepentingan nasionalnya masing-
masing. Kerjasama ini bisa dilakukan di beberapa bidang sesuai kepentingan setiap negara.

Pada isu pembahasan kali ini, penulis memilih kerjasama internasional yang dilakukan antara negara
Indonesia dan negara Australia. Negara Australia adalah salah satu negara yang posisinya berada di
sebelah timur Indonesia. Kedua negara ini saling berbatasan langsung yang hanya disekat oleh selat
torres. Melihat letak geografisnya yang sangat dekat, menjadikan kedua negara ini mudah
melakukan hubungan kerjasama. Kerjasama internasional yang dilakukan Indonesia dan Australia
merupakan jenis kerjasama bilateral karena hanya melibatkan dua negara tanpa ada campur tangan
negara lain, khususnya dalam hal keamanan negara.

Melihat kondisi saat ini, setiap negara selalu melakukan peningkatan kekuatan militer. Mulai dari
membuat senjata yang canggih hingga pada alat persenjataan nuklir. Melihat kondisi ini negara yang
berbatasan langsung dengan negara lain pasti akan saling mempengaruhi. Jika salah satu negara
tersebut mengalami ancaman keamanan maka kemungkinan negara lain juga akan mendapat
dampaknya. Misalnya saja Indonesia dan Australia, jika negara Indonesia mendapat ancaman militer
dari negara lain maka secara tidak langsung negara yang berada disekitarnya sebut saja Australia
akan mendapat dampaknya, walau itu hanya sebatas percikan. Maka dari itu, dari sinilah kedua
negara (Indonesia dan Australia) mulai melakukan hubungan kerjasama di bidang keamanan.
Kerjasama internasional ini dilakukan atas kepentingan nasional masing-masing negara. mulai dari
kepentingan untuk saling melindungi sampai pada kepentingan mempertahakan kemerdekaan
negaranya. Namun keuntungan dari kerjasama bukan hanya itu, melalui tulisan ilmiah inilah penulis
akan menganalisis lebih lanjut terkait kerjasama internasional yang dilakukan negara Indonesia dan
Australia. Maka, dari isu yang akan di bahas, ada beberapa rumusan masalah yang akan di uraikan:

1. Bagaimana bentuk kerjasama negara Indonesia dan Australia?


2. Apa keuntungan yang diperoleh negara Indonesia dan Australia dalam bekerjasama?
3. Bagaimana dampak kerjasama Indonesia dan Australia terhadap negara disekitarnya?
Terkait isu pembahasan, tedapat pula beberapa tujuan dari masalah yang akan diuraikan,
diantaranya:

1. Memahami bentuk kerjasama negara Indonesia dan Australia.


2. Mengetahui apa yang menjadi keuntungan negara Indonesia dan Australia dari hasil
kerjasamanya.
3. Mengetahui dampak yang akan di rasakan negara tetangga terhadap kerjasama negara
Indonesia dan Australia.

Dalam penguraian isu yang di bahasa, penulis melakukan beberapa tahap penjelasan,
diantaranya:

1. Pengenalan kerangka analisis


Dalam tahap ini, akan diperkenalkan jenis kerangka analisis yang digunakan. Melihat
kerjasama internasional dalam pandangan liberalisme, maka penulis memilih konsep
kerjasama dan keamanan kolektif. Kerjasama dipilih melihat topik pembahasan yang
berkaitan dengan hubungan antar negara. sedangkan keamanan kolektif dipilih sebagai
konsep sebab isu pembahasan adalah kerjasama di bidang militer atau keamanan.
2. Penjelasan umum negara terkait
Memaparkan secara umum negara Indonesia dan Australia. Melihat kedua negara
ini berbatasan langsung dari segi geografisnya, sehingga perlu ada hubungan kerjasama
keamanan dari keduanya. Hal yang akan dipandangi penulis adalah kemampuan negara,
kemajuan negara, tingkat kemiliteran, hingga pada para pemimpin dan mesayarakatnya.
Mungkin juga sedikit menyinggung kebijakan yang diambil kedua negara dalam politik luar
negeri di bidang pertahanan dan keamanan.
3. Hubungan kerjasama yang terjadi
Dalama hubungan kerjasama Indonesia dan Australia, hal yang menjadi kontrak
antar kedua negara tersebut akan di bahas pada bagian ini. Dimana, dalam hubungan
kerjasama setiap negara harus menyepakati seebuah kontrak atau perjanjian sebagai bukti
kerjasama kedua negara. bukan hanya perjanjian semata, kontrak ini di jadikan pedoman
adanya keterikatan kedua negara, sehingga ada batasan dalam bertindak agar tidak
melanggar perjanjian yang disepakati.
4. Pendapat penulis
Dalam mengalisis sebuah isu, sangat diperlukan adanya pandangan penulis terkait
masalah tersebut. Pendapat penulis dapat dijadikan sebagai penilaian tersendiri terhadap
masalah yang diangkat. Pandangan penulis pula bisa bersifat persuasif bagi para
pembacanya juga menjadi tolak ukur pemahaman panulis terkait isu yang diangkat.

KERANGKA ANALISIS

Istilah liberalisme berasal dari bahasa latin, yakni libertas atau dalam bahasa inggris disebut libery
yang artinya kebebasan. Liberalisme adalah suatu paham yang menghendaki adanya kebebasan.
Kebebasan yang dimaksud adalah kebebasan untuk bertempat tinggal, kemerdekaan pribadi, hak
untuk menentang penindasan, serta hak untuk mendapatkan perlindungan pribadi dan hak milik.
liberalisme merupakan gerakan politik yang pertama yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan
semua, bukan hanya pada kelompok khusus saja tetapi mencakup semua. Liberalisme juga mengaku
berjuang untuk kebaikan semua, bukan dari tujuan yang ingin dicapai, tetapi dari cara yang dipilih
untuk mencapai tujuan itu. Selain itu, liberalisme juga didefinisikan sebagai suatu paham yang
menghendaki adanya kebebasan individu, baik dalam bidang ekonomi, politik, ilmu pengetahuan,
kebudayaan, agama, maupun pada keamanan dan pertahanan negara. (Parinduri, 2021)

Liberalisme adalah suatu faham yang meletakkan kebebasan sebagai satu nilai sosial politik yang
paling tinggi. Liberalisme secara etimologis pula dengan faham yang sangat menghargai kebebasan
individu dan juga peran negara dalam melindungi hak-hak yang dianut warganya. Secara sepintas,
ungkapan liberal merujuk kepada orang yang berfahaman bebas sementara istilah liberalisme pula
berarti memiliki pandangan luas. Manakala secara khusus liberalisme merujuk kepada faham yang
mementingkan kebebasan individu untuk bartindak memunculkan pendapat mengikut cara dan
pilihannya sendiri.

Tujuan utama liberalisme baik kebijakan dalam negeri maupun kebijakan luar negerinya adalah
perdamaian. Kebijakan luar negeri liberal itu ditujukan pada kerjasama yang damai, baik antarnegara
mau pun dalam sebuah negara. Titik tolak pemikiran liberal adalah pengakuan tentang pentingnya
kerjasama manusia, dan keseluruhan kebijakan dan program liberalisme dirancang untuk menjaga
kerjasama saling menguntungkan di antara umat manusia dan mengembangkannya lebih jauh lagi.
(Mises, 1985)

1. Konsep Kerjasama

Kerja sama internasional merupakan hubungan kerja sama antara dua negara maupun lebih
untuk dapat mencapai tujuan tertentu. Kerja sama internasional ini dilakukan oleh antar negara
untuk memenuhi kebutuhan rakyat serta kepentingan lain. Seorang ahli mengemukakan
pendapatnya tentang kerjasama internasional yakni Perwita dan Yani.

Perwita dan Yani mengemukakan “kerja sama internasional merupakan sistem hubungan
yang dibuat berdasarkan kehidupan internasional dan terbagi dalam berbagai macam bidang
seperti bidang ideologi, ekonomi, sosial budaya, politik, lingkungan hidup, kesehatan,
pertahanan serta keamanan.”

Selain itu, Willian D Coplin juga mengungkapkan pandanganya. William pun mengemukakan
pendapatnya mengenai kerja sama internasional melalui tulisannya yang berjudul Introduction
to International Politics : A Theoretical Overview (1971), menurutnya “kerja sama internasional
adalah sebuah kerja sama yang mulanya terbentuk melalui satu alasan yaitu negara ingin
melakukan interaksi rutin yang baru serta baik untuk mencapai tujuan bersama.”

Seperti yang telah dijelaskan oleh ahli-ahli mengenai pengertian kerja sama internasional. Kerja
sama internasional ini dilakukan oleh beberapa negara yang ingin mencapai tujuan bersama.
Tujuan utamanya, tentu saja untuk saling memeroleh keuntungan. Namun ada beberapa tujuan
lain dari kerja sama internasional, diantaranya: mempererat persahabatan, menciptakan
perdamaian dunia, meningkatkan kemajuan di berbagai bidang, untuk melengkapi kebutuhan
negara dan berbagai tujuan yang lainnya. (ahmad, 2019)

Dalam hubungan kerjasama pun memiliki beberapa jenis, ada kerjasama bilateral, kerjasama
ragional hingga kerjasama multilateral. Melihat kerjasama yang dilakukan negara Indonesia dan
Australia merupakan kerjasama bilateral. Kerjasama Bilateral adalah hubungan kerja sama dua
Negara yang memiliki kepentingan sama dalam bidang poleksosbudhankam. Dalam rangka
mengadakan hubungan kerjasama dua Negara, bagi Negara Indonesia haruslah bersifat
Demokratis dan terbuka, ini berarti bahwa bila Negara kita mengadakan hubungan kerjasama
dengan Negara lain (Australia) terlebih dahulu harus mendapat perdetujuan dari parlemen atau
DPR, disamping itu hubungan kerjasama juga harus dipublikasikan melalui media massa. Secara
Internasional, hubungan suatu Negara dengan Negara lain telah diatur dalam Kovensi Wina
pada tahun 1961 tentang Diplomatik (hubungan bidang politik), dan Konvensi Wina tahun 1963
tentang Konsuler (hubungan diluar bidang politik).

2. Keamanan Kolektif
Keamana kolektif adalah perjanjian keamanan politik, regional, atau global yang setiap
penandatangannanya mengakui bahwa keamanan satu pihak adalah kepentingan semua pihak.
Pada awalnya sistem keamanan internasional kolektif merupakan kesepakatan politik dan
hukum internasional yang dituangkan dalam ketentuan hukum di dalam Piagam PBB. Konsep
keamanan internasional kolektif ini diterima masyarakat internasional dengan
mengkombinasikan faktor hukum dan politik internasional secara paralel, sehingga diharapkan
terbentuk sistem ketertiban global (global public order) dengan memperhitungkan institusi,
pelaku, komponen dan instrumen yang relevan.

Salah satu penanda sangat signifikan dalam pembentukan PBB adalah diterimanya konsep
tentang Keamanan Internasional Kolektif (International Collective Security) dalam sistem
organisasi universal ini. Dengan berlakunya Piagam PBB sebagai instrumen dasar organisasi,
yang di dalamnya mengatur landasan normatif dan institusional sistem Keamanan Internasional
Kolektif (International Collective Security) maka masyarakat internasional menerima dan
melembagakan konsep keamanan internasional kolektif yang dipusatkan dan atau ditumpukan
kepada organisasi internasional yang telah disepakati yaitu PBB.

Sistem ini meniscayakan delegasi kekuasaan dari negara-negara anggota kepada suatu organ
utama PBB yakni Dewan Keamanan (Security Council). Negara-negara anggota telah
menyepakati landasan normatif yang menegaskan otoritas organ ini untuk melakukan tindakan-
tindakan yang diperlukan dalam rangka menjaga dan mempertahankan perdamaian dan
keamanan internasional (International Peace and Security). Dewan Keamanan sebagai salah
satu organ utama PBB diberi mandat dan tanggung jawab utama (primary responsibility) dalam
hal pemeliharaan perdamaian dan keamanan internasional.

Konsep International Collective Security merupakan arsitektur keamanan internasional dalam


kerangka PBB sebagaimana dirumuskan dalam Piagam. Konsep keamanan kolektif ini diterima
oleh masyarakat internasional utamanya dalam upaya pemeliharaan perdamaian dan
keamanan internasional. DK PBB dibayangkan sebagai kekuatan penyangga (buffer power)
untuk mencegah terjadinya agresi oleh suatu negara terhadap negara lain yang memicu
terjadinya perang internasional bahkan perang dalam skala yang lebih luas dan berujung pada
perang dunia.

Konsep International collective security ini sejalan dengan filosofi yang menjadi dasar pendirian
PBB sebagaimana dinyatakan dalam pembukaan Piagam bahwa, We the peoples of the United
Nations determined to save succeeding generations from the scourge of war”. Lebih lanjut
dalam Pasal 1 Piagam bahkan dinyatakan bahwa PBB merumuskan tujuan “To maintain
international peace and security, and to that end: to take effective collective measures for the
prevention and removal of threats to the peace, and for the suppression of acts of aggression
and other breaches of the peace”. (Riyanto, 2021)

PEMBAHASAN
Perjanjian Keamanan antara Indonesia dan Australia ditujukan untuk mernpererat hubungan dan
kerja sama bilateral antara kedua Negara. Sejarah hubungan antara Indonesia dan Australia berjalan
dengan awal yang baik. Kehangatan hubungan keduanya ditunjukkan dengan adanya bukti bahwa
Australia mendukung dan membantu perjuangan rakyat Indonesia yang sedang berusaha
mendapatkan pengakuan kedaulatan pada periode 1945-1949. Dukungan tidak hanya berasal dari
pemerintah Australia tetapi juga dari masyarakatnya, terutama dari perserikatan buruh. Kedua
Negara telah berhubungan secara bilateral pada tahun 1959. Dimana, kedua Negara telah memiliki
instrumen bilateral di bidang keamanan, yang merupakan dasar bagi pembentukkan perjanjian-
perjanjian keamanan yang ada, hingga saat ini. (Wijayanti)

Kementerian Pertahanan mengakui bahwa Indonesia memandang Australia sebagai negara mitra
strategis di segala bidang. Pemerintah Indonesia menyadari bahwa di bidang pertahanan Australia
merupakan sekutu utama Amerika Serikat, sehingga hal ini memberikan manfaat besar dalam
kerjasama pengamanan di wilayah Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Selain itu melihat letak
geografis wilayah kedua negara yang bertetangga dekat, maka segala kebijakan Australia akan
mempengaruhi dan berimplikasi langsung bagi Indonesia. Sehingga apabila hubungan kedua negara
tidak dapat berjalan harmonis, maka berbagai permasalahan akan terus muncul tanpa ada solusi
yang saling menguntungkan kedua negara.

1. Bentuk Kerjasama
Kerangka kerja sama Pertahanan difokuskan pada hubungan bilateral Angkatan Bersenjata kedua
Negara yakni negara Indonesia dan Australia. Kerangka kerja saroa profesional di bidang
pertahanan bertujuan untuk memberikan basil yang rnenguntungkan kedua Negara. Caracara
yang dikedepankan adalah:
a. Mengadakan konsultasi rutin di bidang pertahanan dan kearnanan yang berkaitan dengan
kepentingan bersama dikaitkan dengan kebijakan pertahanan masing-rnasing.
b. Mengadakan promosi dan pengembangaa satuaa-satuan pertahanan yang dimiliki oleh
kedua Negara melalui berbagai raacarn cara, seperti: pendidikaa dan latihan militer
bersarna, pertukaran prajurit untuk mengikuti peadidikaa di kedua Negara, mengaplikasikan
rnetodeinetode ilraiah yang ada guna menunjaag pengembangan dan rnanajemen serta
berbagai macam hai laianya yang raengungtuagkan kedua Negara.
c. Memfasilitasi kerja sama pertahanan di bidang teknologi dan pengembangan kapasitas yang
rnenguntungkan kedua Negara. Terraasufc di dalamnya proses produksi dan transfer of
technology dan knowledge. (kristine, 2008)

2. Keuntungan Yang Diperoleh Negara


Menurut konsep geopolitik, Indonesia dan Australia merupakan rangkaian geografis yang tidak
terpisahkan, dengan kata lain merupakan wilayah yang berdekatan dan berhubungan secara
langsung. Rangkaian Australia -Asia Tenggara (termasuk di dalamnya Indochina dan Indonesia)
merupakan alur yang secara militer sangat strategis dan kritis. Penguasaan Indochina dan
Indonesia akan mengisolasi akses Australia dari dunia luar karena aliran logistik global sangat
bergantung kepada adjacent territories tersebut. Namun, tentunya dalam melakukan diplomasi
dengan berbagai negara, khususnya dengan Australia, Indonesia tentu memiliki kepentingan yang
ingin dicapai dengan menjalin berbagai kerjasama tersebut. kepentingan yang ingin dicapai oleh
Indonesia dalam berbagai kerjasama dengan Australia khususnya kepentingan dalam segi
pertahanan dan secara umum kepentingan pada bidang lain adalah:
a. Indonesia memiliki fokus bersama di bidang keamanan yang bersifat eksternal, yaitu bidang
keamanan maritim. Meskipun prioritas di bidang keamanan maritim antara Indonesia dan
Australia berbeda.
b. Indonesia dan Australia memiliki kepentingan bersama di Samudera Hindia Kepentingan
tersebut adalah untuk menjaga stabilitas keamanan di wilayah Samudera Hindia melalui
forum Indian Ocean Rim Association (IORA).
c. Pada bidang penegakan hukum, Indonesia dan Australia memiliki kepentingan bersama pada
masalah pembajakan dan perdagangan obat atau orang secara ilegal.
d. Indonesia secara jelas memiliki kepentingan untuk menjaga situasi di Papua dalam kawasan
Pasifik Selatan, terutama melalui forum kawasan yaitu Melanesian Spearhead Group (MSG).

Pada dasarnya, Australia memahami bahwa Indonesia dengan segala kekayaan sumber daya
alam dan potensi manusianya merupakan perisai bagi setiap ancaman yang datang dari utara.
Australia mempertimbangkan perkembangan lingkungan strategis di kawasan Asia Pasifik,
khususnya kebangkitan Tiongkok dan keberadaan Amerika Serikat di kawasan. Sehingga hal ini
mendorong Australia untuk menjalin hubungan yang lebih strategis dengan negara-negara di
kawasan, terutama negara di Asia Tenggara yang tergabung dalam Association of South East Asia
Nations (ASEAN), sebagai buffer zone Australia dalam menghadapi ancaman dari utara.

Dinamika hubungan bilateral Indonesia – Australia yang naik turun adalah konsekuensi dari
kedua pemerintah telah lebih terfokus pada dinamika bilateral mereka. Fokus yang sempit ini
telah membuat Australia dan Indonesia mengabaikan bahwa Indonesia dan Australia berbagi
berbagai prioritas yang sama dalam konteks regional. Australia dan Indonesia secara bertahap
harus membingkai hubungan dengan memberikan bobot lebih lanjut untuk kepentingan mereka
bersama dalam konteks regional yang lebih luas. Memfokuskan kembali dari perbedaan bilateral
menuju kesamaan kepentingan regional adalah salah satu jalan terbaik menuju hubungan
Australia-Indonesia lebih stabil dan tangguh. (Pramitha, juni)

3. Dampak Terhadap Negara Lain


Kerjasama internasional yang dijalin negara Indonesia dan Australia terjalin kian erat. Keeratan
dan kekompakan kedua negara ini dapat dilihat dari adanya kegiatan latihan bersama dalam
meningkatkan kemiliteran setiap negara. seperti yang terjadi baru-baru ini, Tentara Nasional
Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) dan AD Australia (Australian Army) sedang melakukan tiga
latihan bersama dan dua kunjungan perwira senior yang telah diadakan di kedua negara.
Pertemuan dengan pemimpin senior TNI Angkatan Darat juga merupakan bagian dari kunjungan
senior yang dimaksudkan, Mayjen Ellwood. Peluang dan inisiatif untuk meningkatkan tingkat dan
kompleksitas latihan bersama turut dibahas dalam pertemuan dengan Kepala Staf Angkatan
Darat (KSAD) Jenderal Andika Perkasa.
Pada 27 September 2021, personel Komando Pasukan Khusus (Kopassus) dan Special Air Service
Regiment (SASR) memulai latihan gabungan kontraterorisme yang diberi nama Dawn di Lembang,
Jawa Barat. Dirancang untuk bertukar keterampilan, pengetahuan, dan pengalaman
kontraterorisme, latihan Dawn Komodo tetap menjadi salah satu latihan gabungan terlama yang
dilakukan oleh pasukan khusus kedua negara tersebut. Australia juga menjadi tuan rumah bagi
200 personel TNI AD selama bulan Oktober di Darwin untuk latihan Wirra Jaya. Latihan yang
disponsori Australian Army tahun ini adalah pengulangan latihan terbesar sejak diprakarsai.
(Putra, 2021)
Melihat kerjasama sama ini tentu akan membawa gertakan bagi negara-negara tetangganya.
Peningkatan kekuatan suatau negara akan membawa ancaman bagi negara lain yang letak
geografisnya sangat dekat dengan negara tersebut. Sebut saja Malaysia, Singapura dan selandia
baru, negara-negara ini yang memiliki letak yang dekat dengan negara Indonesia dan Australia.
Adanya upaya peningkatan kekuatan militer yang dilakukan baik Indonesia dan Austraia akan
memberi gelora ternsendiri kepada 3 negara dekat itu. Dampak yang didapatkannya adalah
mereka akan mendapat semangat baru dalam meningkatkan keamanan dan pertahanan
negaranya. Diman kita tahu, bahwa setiap negar adalah ancaman. Jadi, jika kita tidak
meningkatkan kekuatan militer atau menyeimbangkan pertahanan kita terhadap negara
tetangga, tentu akan membawa ancaman yang berpengaruh pada stabilitas dan keamanan
negara.

KESIMPULAN
Dinamika hubungan bilateral Indonesia-Australia yang naik turun adalah konsekuensi dari kedua
pemerintah yang lebih terfokus pada dinamika bilateral mereka. Fokus yang sempit ini membuat
Australia dan Indonesia mengabaikan bahwa Indonesia dan Australia benarbenar berbagi berbagai
prioritas yang sama dalam konteks regional. Memfokuskan kembali dari perbedaan bilateral menuju
kesamaan kepentingan regional adalah salah satu jalan terbaik menuju hubungan Australia-
Indonesia lebih stabil dan tangguh. Sebagai middle powers dalam tatanan regional, Australia dan
Indonesia memiliki kepentingan bersama dalam menjaga perdamaian dan stabilitas di Indo-Pasifik.
Meningkatkan rasa saling pengertian tentang bagaimana Australia dan Indonesia berbagi prioritas
yang saling melengkapi dapat membantu meningkatkan ketahanan hubungan diplomasi kedua
negara dalam hubungan bilateral yang tak terelakkan. Hal ini semakin diakui oleh para pemimpin di
kedua negara salah satunya dengan peningkatan kerjasama sejak pernyataan kedua negara sebagai
comprehensive partnership melalui Joint Declaration on Comprehensive Partnership between
Australia and the Republic of Indonesia tahun 2005.

Di bidang pertahanan, comprehensive partnership dapat dilihat dari banyaknya kerjasama, dialog
dan forum, serta berbagai pelatihan dan latihan bersama. Hal ini terimplementasi dengan baik pada
hubungan bilateral Indonesia-Australia sebagai comprehensive partnership. Dengan terwujudnya
comprehensive partnership maka diplomasi pertahanan pun sudah berjalan dengan baik karena
berbagai aktivitas diplomasi pertahanan dapat diwujudkan dalam kerangka comprehensive
partnership ini. Diplomasi pertahanan di bidang maritim dapat terlihat dari komprehensifnya
berbagai perjanjian, serta kerjasama militer di bidang maritim, baik yang bersifat bilateral juga
latihan militer yang bersifat multilateral yang diikuti Indonesia-Australia yang bertujuan untuk
meningkatkan stabilitas kawasan.
DAFTAR PUSTAKA
ahmad. (2019, desember 19). kerja sama internasional: pengertian,alasan dan tujuan. Retrieved
from gramedia.com: https://www.gramedia.com/literasi/kerja-sama-internasional/

kristine, d. (2008, april 3). International Law-Making. Agreement Between The Republic of Indonesia
and Australia, 5, 566-570.

Mises, L. v. (1985). MENEMUKAN KEMBALI LIBERALISME (2 ed.). (L. E. Madjiah, Trans.) Irvington-on-
Hudson, New York, united states of america: The Foundation for Economic Education, Inc. .

Parinduri, A. (2021, oktober 31). (M. Ulfa, Penyunting) Dipetik 2014, dari tirto.id:
https://tirto.id/ideologi-liberalisme-sejarah-ciri-ciri-dan-contoh-penerapannya-gkhn

Pramitha, D. A. (juni). INDONESIA DEFENCE DIPLOMACY WITH AUSTRALIA IN RELATIONS AS


COMPREHENSIVE PARTNERSHIP ON MARITIME SECURITY FIELD. Jurnal Prodi Diplomasi
Pertahanan, 3, 20-27.

Putra, E. P. (2021, oktober 22). TNI AD dan Australian Army intensifkan latihan bersama. Retrieved
from republika.co.id: https://www.republika.co.id/berita/r1dacc484/tni-ad-dan-australian-
army-intensifkan-latihan-bersama

Riyanto, S. (2021, januari 1). KEAMANAN INTERNASIONAL KOLEKTIF DAN PERAN, 5(1), 67-92.

Wijayanti, Y. (n.d.). Dinamika Hubungan Bilateral Indonesia-Australia Tahun 1945-1995. jurnal


artefak(1), 51-52.

Anda mungkin juga menyukai