I
1. Ir. Soekarno. 31. Dr. R. Boentaran Martoeadmodjo.
2. Mr. Mohammad Yamin. 32. Liem Koen Hian.
3. Dr. R. Koesoemah Atmadja. 33. Mr. J. Latuharhary.
4. R. Abdoelrahim Pratikrama. 34. Mr. R. Hendromartono.
5. R. Aris. 35. R. Soekadjo Wirjopranoeto.
6. K.H. Dewantara. 36. Hadji A. Sanoesi.
7. Ki. Bagoes Hadikoesoemo. 37. A.M. Dasaad.
8. B.P.H. Bintoro. 38. Mr. Tan Eng Hoa.
9. A.K. Moezakir. 39. Ir. M.P.R. Soerachman
10. B.P.H. Poernobojo. Tjokropranoto.
11. R.A.A. Winatakoesoema. 40. R.A. Soemitro Kolopaking
12. R.R. Asharsoetejo Moenandar. Poebonegoro.
13. Oei Tjang Tjoi. 41. K.R.M. T.H.Woerjodiningrat.
14. Drs. Mohammad Hatta. 42. Mr. A, Soebardjo.
15. Oei Tjang Hauw. 43. Prof. Dr. Djaenal Asikin
16. H. Agus Salim. Widjajakoesoema.
17. M. Soetardjo 44. Abikoesno Tjokrosoejoso.
Kartoehadikoesoemo. 45. Prada Harahap.
18. R.M. Margoeno 46. Mr. R.M. Sartono.
Djojohadikoesoemo. 47. Drs. Soewandi.
19. K.H. Agus Salim. 48. Drs. K.R.M.A. Sastrodiningrat.
20. K.H. Maskoer. 49. Drs. Soewandi.
21. R. Soedirman. 50. K.H.A. Wachid Hasjim.
22. Prof. Dr. PAH Djajadiningrat. 51. P.F. Dahier.
23. Prof. Dr. Soepomo. 52. Dr. Soekiman.
24. Prof. Ir. R. Rooseno. 53. Mr. KMRT Wongsonegoro.
25. Mr. R. Pandji Singgih. 54. R. Oto Iskandardinata.
26. Ny. Maria Ulfah Santoso. 55. A. Baswedan.
27. R.M.T. Asoerjo. 56. Abdul Kadir.
28. R. Roeslan Wongsoekoesoemo. 57. Dr. Samsi.
29. Mr. R. Soesanto Tirtoprojo. 58. Mr. A.A. Maramis.
30. Ny. RSS Soenarjo 59. Mr. R. Samsoedin.
Mangoenpoespito 60. Mr. R. Sastraomoeljona.
II
Selanjutnya BPUPKI ini dibagi dalam dua bagian, yang terdiri dari:
1. Bagian perundingan yang diketuai oleh K.R.T. Radjiman
Widiodiningrat.
2. Bagian Tata Usaha yang diketuai oleh R.P. Soeroso, dan Mr. A.G.
Pringgodigdo sebagai Wakilnya.
III
a. Masa Persidangan pertama
Pada sidang pertama tanggal 29 Mei 1945, Ketua BPUPKI meminta
kepada anggota peserta sidang untuk memberikan masukan-masukan
diseputar Dasar Negara Indonesia ketika sudah merdeka, (Philosho-
fische grondslag). Dan Tokoh pertama yang tampil untuk menyapaikan
konsep dasar negara pada sidang pertama ini adalah Mr. Mohammad
Yamin. Dalam pidatonya beliau telah menyampaikan
rumusan yang terdiri atas lima dasar, yaitu:
1. Peri Kebangsaan
2. Peri Kemanusiaan
3. Peri Ketuhanan
4. Peri Kerakyatan
5. Peri Kesejahteraan.
Namun usulan tersebut mengalami perubahan disaat beliau
menyampaikannya secara tertulis, sebagaimana berikut ini:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa.
2. Kebangsaan Persatuan Indonesia
3. Rasa Kemanusiaan yang adil dan beradab.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan.
5. Keadlan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
IV
Pada hari terakhir masa persidangan pertama (tanggal 1 Juni 1945)
tokoh yang tampil menyampaikan rumusan dasar negara Indonesia
adalah Ir. Soekarno (Bung Karno). Beliau mengusulkan rumusan dasar
negara tersebut diberi nama Pancasila, yang berisikan sila-sila sebagai
berikut:
1) Kebangsaan – Nasionalisme
2) Perikemanusiaan – Internasionalisme
3) Mufakat – Democratie
4) Keadilan Sosial
5) Ketuhanan Yang Maha Esa.
Lebih lanjut Bung Karno mengatakan, bahwa ke lima sila itu bisa
diperas hingga menjadi Tri Sila, yang terdiri dari:
1) Socio – Nasionalisme
2) Socio – Democratie
3) Ke – Tuhanan.
V
rumusan dan usul-usul yang telah disampaikan pada masa persidangan
pertama, untuk diteliti dan dipelajari. Dan mana kala telah selesai
diserahkan kembali kepada Ketua BPUPKI melalui Sekretariat.
Adapun susunan Personalia Panita Kecil (Panitia 8) tersebut adalah:
1. Ir. Soekarno, sebagai Ketua.
2. Drs. Moh. Hatta, anggota
3. M. Soetardjo Kartohadikoesoemo, anggota
4. K.H. Wahid Hasyim, anggota
5. Ki Bagoes Hadikoesoemo, anggota
6. Rd. Otto Iskandardinata, anggota
7. Mr. Mohammad Yamin, anggota
8. Mr. Alfred Andre Maramis, anggota.
Berikutnya setelah semua rumusan dan usul-usul tertampung dan
diteliti, akhirnya dihasilkan pokok-pokok permasalahan yang meliputi
9 pokok masalah sebagai berikut:
1. Permintaan agar Indonesia merdeka dengan selekas-lekasnya.
2. Tentang masalah Dasar Negara
3. Masalah Unifikasi dan Federasi
4. Bentuk Pemerintahan dan Kepala Negara
5. Tentang warga negara
6. Masalah pemerintah di daerah
7. Masalah agama dan hubungannya dengan negara
8. Masalah perbedaan, dan
9. Masalah keuangan.
VI
Ada beberapa pokok masalah yang dibicarakan dalam rapat gabungan
tersebut, yaitu:
1. Penetapan bentuk negara dan Penyusunan Hukum Negara;
2. Permintaan kepada pemerintah Jepang untuk selekas-lekasnya
mengesahkan Hukum Dasar.
3. Meminta kepada pemerintah Jepang diadakan Badan Persiapan
selekas mungkin yang tugasnya menyelenggarakan negara
Indonesia merdeka di atas hukum dasar yang telah disusun.
4. Tentang pembentukan tentara kebangsaan dan tentang keuangan.
VII
Charter)”.Atau menurut Soekiman disebut dengan “Gentleman
Agreement” (Perjanjian Luhur).
VIII
C. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dan Sidang PPKI
a. Proklamasi Kemerdekaan 17 agustus 1945
Bertepatan dengan tanggal 9 Agusstus 1945 BPUPKI dibubarkan oleh
Jepang, kemudian pada tanggal yang bersamaan dibentuk pula sebuah
kepanitiaan, yang diberi nama “Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(PPKI) atat Dokuritzu Junbi Iinkai, yang susunan personalianya sebagai
berikut:
Ketua : Ir. Soekarno
Wakil Ketua : Drs. Mohammad Hatta
Anggota-anggota
IX
Kemudian pada tanggal 7 Agustus 1945 Jenderal Terautji sekali lagi
mengeluarkan pernyataan bahwa pemerintah Jepang akan memberikan
kemerdekaan pada bangsa Indonesia. Oleh sebab itu pada tanggal 9
Agustus 1945, Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta dan Radjiman
Widijodiningrat diundang oleh Marsal Terautji, Panglima tertinggi
Angkatan Perang Jepang seluruh Asia Tenggara di Saigon/Vetnam, guna
menerima petunjuk-petunjuk tentang penyelenggaraan kemerdekaan
bangsa Indonesia.
Namun pada tanggal 6 Agustus 1945 Amerika Serikat menjatuhkan
bom atom di Herosima, kemudian pada tanggal 9 Agustus 1945 di
Nagasaki, yang menyebabkan pada tanggla 14 Agustus 1945 Jepang
menyerah tanpa syarat kepada Tentara Sekutu. Dan akibat dari
menyerahnya Jepang kepada Sekutu tersebut menyebabkan seluruh janji-
janji untuk memerdekakan bangsa Indonesia menjadi tidak ada lagi.
Walaupun demikian sebagian besar rencana Jepang terhadap bangsa
Indonesia dapat terlaksana dengan baik, kecuali rencana terakhir berupa
janji utk kemerdekaan bangsa Indonesia tidak terlaksana.
Akan sangat menarik bilamana kita mengkorelasikan antara kegagalan
Jepang untuk memberikan Kemerdekaan pada bangsa Indonesia dengan
jiwa dari rancangan Pembukaan Hukum Dasar yang telah disetujui oleh
BPUPKI, yang antara lain menyatakan: “... bahwa sesungguhnya
Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa ... “ (Alinea I), kemudian, Atas
berkah Allah Yang Maha Kuasa: “... rakyat Indonesia dengan ini
menyatakan kemerdekaannya “. (alinea III).
Akhirnya dengan memanfaatkan kekosongan kekuasaan yang ada,
sebasgai akibat menyerahnya Jepang kepada Sekutu, maka Indonesia
mengambil putusan sendiri untuk memproklamasikan Indonesia. Maka
bertepatan pada hari Jum;at, tanggal 17 Agustus 1945, di Pegangsaan
Timur 56 Jakarta sekitar jam 10 WIB, Bung Karno dengan didampingi
oleh Bung Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia, dengan teks
Proklamasi Kemerdekaan selengkapnya sebagai berikut:
PROKLAMASI
Soekarno/Hatta
X
Proklamasi 17 Agustus 1945 adalah merupakan sumber hukum
berdirinya negara Republik Indonesia. Walaupun sebenarnya pada waktu
dicetuskannya Proklamasi tersebut Indonesia sudah memenuhi syarat
sebagai suatu negara, dengan alasan:
1. Ada rakyatnya, yaitu bangsa Indonesia.
2. Ada daerahnya, yaitu tanah air Indonesia, yang dulu dinamakan Hindia
Belanda.
3. Ada kedaulatannya, yaitu sejak diucapkannya Proklamasi
Kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1845.
4. Ada pemerintahannya, yaitu Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia.
b) Sidang-Sidang PPKI
1. Sidang PPKI Pertama (18 Agustus 1945)
Sehari setelah proklamasi Kemerdekaan, tepatnya tanggal 18 Agustus
1945, PPKI melakukan sidangnya yang pertama, yang dihadiri oleh 27
peserta dengan keputusan-keputusan yang dihasilkan antara lain sebagai
berikut:
a) Mengesahkan Undang-Undang Dasar 1945, yang meliputi:
1) Setelah melakukan beberapa perubahan pada Piagam Jakarta yang
kemudian berfungsi sebagai Pembukaan Undang-Undang Dasar
1945.
2) Menetapkan rancangan hukum Dasar yang telah diterima dari
BPUPKI pada tanggal 17 Juli 1945, setelah mengalami berbagai
perubahan karena berkaitan dengan perubahan Piagam Jakarta,
kemudian berfungsi sebagai Undang- Undang Dasar 1945.
b) Memilih Presiden dan Wakil Presiden yang pertama
c) Menetapkan berdirinya Komite Nasional Indonesia Pusat sebagai
Badan Musyawarah Darurat.
XI
Dalam Pembukaan UUD 1945
Dalam Piagam Jakarta
dirubah menjadi
1. Kata “Mukaddimah” “Pembukaan”.
XII
3. Departemen Kehakiman
4. Departemen Keuangan
5. Departemen Kemakmuran
6. Departemen Kesehatan
7. Departemen Pengajaran Pendidikan dan Kebudayaan
8. Departemen Sosial
9. Departemen Pertahanan
10. Departemen Penerangan
11. Departemen Perhubungan
12. Departemen Pekerjaan umum.(Sekretariat Negara, 1995:461).
b. Tentang Daerah Propinsi Indonesia, dengan pembagian sebagai
berikut:
1. Propinsi Sumatera
2. Propinsi Jawa Barat
3. Propinsi Jawa Tengah
4. Propinsi Jawa Timur
5. Propinsi Kalimantan
6. Propinsi Sulawesi
7. Propinsi Maluku
8. Propinsi Sunda Kecil
XIII
ditambah dengan Pimpinan rakyat dari semua golongan, aliran dan lapisan
masyarakat, seperti Pamong Praja, Alim Ulama, Kaum Cendekiawan,
Wartawan dan golongan lain yang ada di masyarakat. (M.Syamsuddin,
dkk.: 2009:42).
Berikutnya setelah PPKI menyelesaikan sidang terakhir tersebut, maka
bubarlah PPKI tersebut secara tidak langsung, dan para anggotanya dilebur
menjadi anggota inti dari KNIP (Komite Nasional Indonesia Pusat), yang
anggotanya berjumlah sebanyak 150 orang. Yang selanjutnya pada Rabu
tanggal 29 Agustus 1945, bertempat di gedung Kebudayaan (Gedung
Komidi di Pasar Baru) seluruh anggota tersebut dilantik secara resmi oleh
Presiden Soekarno.
XIV
b. Gerakan Ilegal
Gerakan ini dilakukan oleh para tokoh nasional yang berada di
luar badan-badan resmi buatan Jepang atau gerakan bawah tanah
yang terorganisir.
DAFTAR PUSTAKA
DRS. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I, Pendidikan Pancasila untuk perguruan
XV