Anda di halaman 1dari 7

PEMBENTUKAN BPUPKI

Pembentukan BPUPKI -Pada tanggal 29 april 1945 bersamaan dengan hari ulang tahun Kaisar
Jepang beliau memberikan hadiah ulang tahun kepada bangsa Indonesia, yaitu janji pemerintah
Jepang berupa kemerdekaan tanpa syarat.Janji itu disampaikan kepada bangsa Indonesia
seminggu sebelum bangsa Jepang menyerah, dengan maklumat Gunseikan (Pembesar Tertinggi
Sipil dari Pemerintah Militer Jepang di seluruh Jawa dan Madura),No. 23 dalam janji kemerdekaan
yang kedua tersebut bangsa Indonesia diperkenankan untuk memperjuangkan
kemerdekaannya.Bahkan dianjurkan kepada bangsa Indonesia untuk berani mendirikan Negara
Indonesia merdeka dihadapan musuh-musuh Jepang, yaitu sekutu termasuk kaki tangannya Nica
(Natherland Indie Civil Administration) yang ingin mengembalikan kekuasaan koloninya di
Indonesia.Bahkan Nica telah melancarkan serangannya di pulau Tarakan dan Morotai.
Namun, Para pengamat politik dan pakar sejarah politik Jepang pada umumnya berpendapat bahwa
janji itu diberikan oleh pemerintah jepang setelah mereka menyadari bahwa pasukannya mulai
terdesak oleh pasukan sekutu diberbagai wilayah pertempuran di Pasifik. Jadi, janji pemerintah
Jepang memberikan kemerdekaan kepada Negara Indonesia dalam usaha mencari dukungan yang
lebih besar di daerah pendudukan untuk membantu mereka dalam peperangan melawan
sekutu.Untuk itu pemeritah Jepang membentuk sebuah badan yang bertugas menyelidiki usaha-
usaha kemerdekaan Indonesia yaitu Badan Penyelidik Usaha-usaha Kemerdekaan Indonesia
(BPUPKI). Pada hari itu juga diumumkan nama-nama ketua, wakil ketua, serta para anggotanya,
sebagai berikut :

1. Ketua: Dr.K. R. T.Radjiman Wediodininingrat.


2. Wakil ketua : Itibangase Yosio dan R. P. Soeroso.
3. Anggota :Sejumlah 60 orang tidak termasuk ketua dan wakil ketua.
Dari 60 orang anggota, tidak termasuk ketua dan wakil ketua, bangsa Indonesia kebanyakannya
berasal dari pulau Jawa, tetapi terdapat beberapa dari Sumatra, Maluku, Sulawesi, dan
beberapa orang peranakan Eropa, China, Arab.Semuanya itu bertempat tinggal di Jawa, karena
Badan Penyelidik Itu diadakan oleh Sikikan di Jawa. Jadi, BPUPKI bukanlah badan yang dibentuk
atas dasar pemilihan yang demokratis, meskipun Soekarno dan Muhammad Hatta berusaha agar
anggota dalam badan ini cukup representative mewakili berbagai golongan dalam masyarakat
Indonesia.
TUJUAN BERDIRINYA BPUPKI
Badan ini berdiri untuk merumuskan UUD, merumuskan falsafah Negara (Pancasila), yang
dipersiapkan untuk digunakan dalam Negara Indonesia yang akan merdeka.Dengan mengadakan
beberapa kali rapat.

SIDANG SIDANG BPUPKI


Masa Persidangan Pertama BPUPKI (29 Mei1 Juni 1945)
Masa persidangan pertama BPUPKI dimulai pada tanggal 29 Mei 1945 sampai dengan 1 Juni 1945
untuk membahas rumusan dasar negara untuk Indonesia merdeka. Pada persidangan dikemukakan
berbagai pendapat tentang dasar negara yang akan dipakai Indonesia merdeka. Pendapat tersebut
disampaikan oleh Mr. Mohammad Yamin, Mr. Supomo, dan Ir. Sukarno.
1) Mr. Mohammad Yamin (29 Mei 1945)
Pemikirannya diberi judul Asas dan Dasar Negara Kebangsaan Republik Indonesia dan
mengusulkan dasar negara Indonesia merdeka yang intinya sebagai berikut:
1. peri kebangsaan;
2. peri kemanusiaan;
3. peri ketuhanan;
4. peri kerakyatan;
5. kesejahteraan rakyat.
2) Mr. Supomo (31 Mei 1945)
Pemikirannya berupa penjelasan tentang masalah-masalah yang berhubungan dengan dasar negara
Indonesia merdeka. Negara yang akan dibentuk hendaklah negara integralistik yang berdasarkan
pada hal-hal berikut ini:
1. persatuan;
2. kekeluargaan;
3. keseimbangan lahir dan batin;
4. musyawarah;
5. keadilan sosial.
3) Ir. Sukarno (1 Juni 1945)
Pemikirannya terdiri atas lima asas berikut ini:
1. kebangsaan Indonesia;
2. internasionalisme atau perikemanusiaan;
3. mufakat atau demokrasi
4. kesejahteraan sosial`
5. Ketuhanan Yang Maha Esa.
Kelima asas tersebut diberinya nama Pancasila sesuai saran teman yang ahli bahasa. Untuk
selanjutnya, tanggal 1 Juni kita peringati sebagai hari Lahir Istilah Pancasila.
b. Masa Persidangan Kedua (1016 Juli 1945)
Masa persidangan pertama BPUPKI berakhir, tetapi rumusan dasar negara untuk Indonesia
merdeka belum terbentuk. Padahal, BPUPKI akan reses (istirahat) satu bulan penuh. Untuk itu,
BPUPKI membentuk panitia perumus dasar negara yang beranggotakan sembilan orang sehingga
disebut Panitia Sembilan. Tugas Panitia Sembilan adalah menampung berbagai aspirasi tentang
pembentukan dasar negara Indonesia merdeka. Anggota Panitia Sembilan terdiri atas Ir. Sukarno
(ketua), Abdulkahar Muzakir, Drs. Moh. Hatta, K.H. Abdul Wachid Hasyim, Mr. Moh. Yamin, H.
Agus Salim, Ahmad Subarjo, Abikusno Cokrosuryo, dan A. A. Maramis. Panitia Sembilan bekerja
cerdas sehingga pada tanggal 22 Juni 1945 berhasil merumuskan dasar negara untuk Indonesia
merdeka. Rumusan itu oleh Mr. Moh. Yamin diberi nama Piagam Jakarta atau Jakarta Charter.
Naskah Piagam Jakarta berbunyi, seperti berikut.

PIAGAM JAKARTA
Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa, dan oleh sebab itu maka
penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan
perikeadilan. Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat
yang berbahagia dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang
Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur.
Atas berkat Rahmat Allah Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya
berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia dengan menyatakan
kemerdekaanya. Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintahan Negara Indonesia
yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka
disusunlah kemerdekaan Indonesia itu dalam suatu hukum dasar Negara Indonesia yang terbentuk
dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar
kepada: Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya,
menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia dan. kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, serta dengan
mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Pada tanggal 10 sampai dengan 16 Juli
1945, BPUPKI mengadakan sidang kedua. Pada masa persidangan ini, BPUPKI membahas
rancangan undang-undang dasar. Untuk itu, dibentuk Panitia Perancang Undang- Undang Dasar
yang diketuai Ir. Sukarno. Panitia tersebut juga membentuk kelompok kecil yang beranggotakan
tujuh orang yang khusus merumuskan rancangan UUD. Kelompok kecil ini diketuai Mr. Supomo
dengan anggota Wongsonegoro, Ahmad Subarjo, Singgih, H. Agus Salim, dan Sukiman. Hasil
kerjanya kemudian disempurnakan kebahasaannya oleh Panitia Penghalus Bahasa yang terdiri atas
Husein Jayadiningrat, H. Agus Salim, dan Mr. Supomo. Ir. Sukarno melaporkan hasil kerja Panitia
Perancang Undang-Undang pada sidang BPUPKI tanggal 14 Juli 1945. Pada laporannya
disebutkan tiga hal pokok, yaitu pernyataan Indonesia merdeka, pembukaan undang-undang dasar,
dan undang-undang dasar (batang tubuh). Pada tanggal 15 dan 16 Juli 1945 diadakan sidang untuk
menyusun UUD berdasarkan hasil kerja Panitia Perancang Undang-Undang Dasar. Pada tanggal
17 Juli 1945 dilaporkan hasil kerja penyusunan UUD.[gs]

TUGAS BPUPKI ADALAH.....


a. Merancang Dasar Negara
b. Menyusun rancangan UUD
c. Mempersiapkan Kemerdekaan indonesia
d. Menyusun rancangan Falsafah negara
awaban dari pertanyaan di atas adalah
Mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia

Alasan dari jawaban itu adalah pada tanggal 7 September 1944, Jepang mengalami kekalahan
pada perang Asia Pasifik. Melihat bahwa posisi Jepang semakin terdesak, maka pemerintah
Jepang berusaha menciptakan propaganda bahwa tentara sekutu yang nanti nya datang adalah
para penjajah yang berusaha kembali menegakkan kolonialisme di Indonesia.

Oleh karena itu pada tanggal 1 Maret 1945 yang juga sama dengan ulang tahun kaisar Jepang
Hirohito, mereka mendirikan BPUPKI atau Badan Penyelidik Usaha Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia atau dalam bahasa Jepang disebut Dokuritsu Junbi Cosakai.

SUSUNAN KEANGGOTAAN BPUPKI:


Ketua: Dr. K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat Ketua Muda: Ichibangase Yosi. Ketua Muda : R.
Pandji Soeroso Anggota:

1. Abikoesno Tjokrosoejoso 9. Ki Hadjar Dewantara.


2. Hadji Ah. Sanoesi
3. K.H. Abdul Halim 10. A.M. Dasaad
4. Prof. Dr. R. Asikin Widjayakoesoema. 11. Prof. Dr. P.A.H. Djajadiningrat.
5. M. Aris 12. Drs. Mohammad Hatta.
6. Abdoel Kadir 13. Ki Bagoes Hadikoesoemo
7. Dr. R. Boentaran Martoatmodjo 14. Mr. R. Hindromartono
8. B.P.H Bintoro 15. Mr. Muh. Yamin
16. R.A.A. Soemitro Kolopaking 52. Mr. K.R.M.T. Wongsonagoro
Poerbonegoro. 53. Ny. Mr. Maria Ulfah Santoso
17. Mr. Dr. R. Koesoema Atmadja
18. Mr. J. Latuharhary 54. Ny. R.S.S Soenarjo Mangoenpoepito
19. R.M. Margono Djojohadikoesoemo. 55. Oei Tjong Hauw
20. Mr. A.A Maramis 56. Oei Tiang Tjoei
21. K.H. Masjkoer 57. Liem Koen Hian
22. K.H. Mansoer 58. Mr. Tan Eng Hoa
23. Moenandar 59. P.F. Dahler
24. A.K. Moe akir 60. A. Baswedan
25. R.Oto Iskandardinata
26. Parada Harahap. Anggota Tambahan:
27. B.P.H. Poeroebojo 1. K.H. Abdul Fatah Hasan
2. R. Asikin Natanegara
28. R. Abdoelrahim Pratalykrama 3. BKPA Soerjo Hamidjojo
29. R. Roeslan Wongsokoesoemo 4. Ir. Pangeran M. Noor
30. Prof. Ir. R. Roeseno. 5. Mr. M. Besar
31. H. Agoes Salim 6. Abdul Kaffar
32. Dr. Samsi
33. Mr. R.M Sartono Anggota Panitia Kecil/Panitia Delapan:
34. Mr. R. Samsoedin 1. Ir. Soekarno (Ketua)
35. Mr. R. Sastromoeljono 2. Drs. Mohammad Hatta
36. Mr. R. Singgih 3. M. Soetardjo Kartohadikoesoemo
37. Ir. Soekarno 4. K.H. Wachid Hasyim
38. R. Soedirman 5. Ki Bagoes Hadikoesoemo
39. R. Soekardjo Wirjopranoto 6. Rd. Otto Iskandardinata
40. Dr. Soekirman 7. Mr. Muhammad Yamin
41. Mr. A. Soebardjo 8. Mr. Alfred Andre Maramis
42. Prof. Mr. Dr. Soepomo
43. Ir. R.M.P. Soerahman Tjokroadisoerjo Anggota Panitia Kecil/Panitia Sembilan:
44. M. Sutardjo Kartohadikoesoemo 1. Ir. Soekarno (Ketua)
45. R.M.T.A. Soerjo 2. Drs. Mohammad Hatta
46. Mr. Soesanto 3. Mr. Mohammad Yamin
47. Mr. Soewandi 4. Mr. Achmad Soebardjo
48. Drs. K.R.M.A. Sosrodiningrat. 5. Mr. Alfred Andre Maramis
6. Abdoel Kahar Moe akkir
49. K.H.A. Wachid Hasjim 7. K.H. Wachid Hasyim
50. K.R.M.T.H. Woerjaningrat 8. Abikoesno Tjokrosoejoso
51. R.A.A. Wiranatakoesoema. 9. H. Agoes Salim

Para anggota BPUPKI sudah bertahun-tahun memikirkan suatu Indonesia yang merdeka,
memperjuangkannya dengan cara yang berbeda-beda dan memperhatikan pandangan kawan-
kawan maupun lawan politis mereka. Secara kasar dibedakan penganut tiga ideologi yaitu
ideologi Islamisme, faham kebangsaan, dan ideologi-ideologi modern yang sekular. Interaksi
antara ketiga ideologi tersebut pada sidang kedua BPUPKI mencapai iklim yang tegang tetapi
subur. Ini mencapai puncaknya dalam penerimaan rancangan Pembukaan dan rancangan UUD
antara tanggal 14 sampai 16 Juli 1945.
HASIL SIDANG BPUPKI
BPUPKI mengadakan sidang sebanyak dua kali. Sidang pertama berlangsung antara 29 Mei 1
Juni 1945 membahas rumusan dasar negara.

Sidang kedua berlangsung tanggal 10 16 Juli 1945 membahas batang tubuh UUD negara
Indonesia merdeka. Setelah berhasil menyelesaikan tugasnya, BPUPKI dibubarkan pada tanggal
7 Agustus 1945 dan sebagai gantinya dibentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI
atau Dokuritsu Junbi Inkai). PPKI diketuai oleh Ir. Soekarno. Sementara itu, keadaan Jepang
semakin terjepit setelah dua kota di Jepang dibom atom oleh Sekutu. Pada tanggal 6 Agustus
1945 sebuah bom atom yang dijuluki little boy dijatuhkan di kota Hiroshima dan menewaskan
129.558 orang. Kemudian pada tanggal 9 Agustus 1945 kota Nagasaki dibom atom oleh Sekutu.
Akibat kedua kota tersebut dibom, Jepang menjadi tidak berdaya sehingga pada tanggal 14
Agustus 1945 Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu. BPUPKI mengadakan sidang dua
kali yaitu sidang pertama tanggal 29 Mei 1 Juli 1945 dan sidang kedua tanggal 10 16 Juli
1945. Pada sidang pertama BPUPKI pada tanggal 29 Mei 1 Juni 1945, ternyata ada tiga
pembicara yang mencoba secara khusus membicarakan mengenai dasar negara. Ketiga
pembicara tersebut adalah Mr. Mohammad Yamin, Prof. Dr. Mr. Supomo, dan Ir. Soekarno.

Pada masa reses itu, diselenggarakan sidang tidak resmi yang membahas rancangan pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945 yang dihadiri oleh 38 anggota BPUPKI.
Pada sidang BPUPKI II tanggal 10 16 Juli 1945, dibahas tentang rancangan undang-undang
dasar (UUD) yang diserahkan kepada sebuah panitia. Panitia ini bernama Panitia Perancang
UUD yang diketuai oleh Ir. Soekarno. Panitia ini menyetujui Piagam Jakarta sebagai inti
pembukaan UUD. Selain itu juga dibentuk panitia kecil Perancang UUD 1945 yang diketuai oleh
Supomo. Anggota Panitia kecil adalah Wongsonegoro, Ahmad Subarjo, A.A. Maramis, R.B.
Singgih, Sukiman, dan Agus Salim. Berikut ini hasil kerja panitia kecil yang dilaporkan tanggal
14 Juli 1945.

a. Pernyataan Indonesia Merdeka.


b. Pembukaan Undang-Undang Dasar (Preambul).
c. Undang-Undang Dasar (Batang Tubuh).
Sidang Kedua BPUPKI
Rapat kedua berlangsung 10-16 Juli 1945 dengan tema bahasan bentuk negara, wilayah negara,
kewarganegaraan, rancangan Undang-Undang Dasar, ekonomi dan keuangan, pembelaan negara,
pendidikan dan pengajaran. Dalam rapat ini dibentuk Panitia Perancang Undang-Undang Dasar
beranggotakan 19 orang dengan ketua Ir. Soekarno, Panitia Pembelaan Tanah Air dengan ketua
Abikoesno Tjokrosoejoso dan Panitia Ekonomi dan Keuangan diketuai Mohamad Hatta.
Dengan pemungutan suara, akhirnya ditentukan wilayah Indonesia merdeka yakni wilayah
Hindia Belanda dahulu, ditambah dengan Malaya, Borneo Utara, Papua, Timor-Portugis, dan
pulau-pulau sekitarnya. Pada tanggal 11 Juli 1945 Panitia Perancang UUD membentuk lagi
panitia kecil beranggotakan 7 orang yaitu:

Prof. Dr. Mr. Soepomo (ketua merangkap anggota)


Mr. Wongsonegoro
Mr. Achmad Soebardjo
Mr. A.A. Maramis
Mr. R.P. Singgih
H. Agus Salim
Dr. Soekiman
Pada tanggal 13 Juli 1945 Panitia Perancang UUD mengadakan sidang untuk membahas hasil
kerja panitia kecil perancang UUD tersebut. Pada tanggal 14 Juli 1945, rapat pleno BPUPKI
menerima laporan Panitia Perancang UUD yang dibacakan oleh Ir. Soekarno. Dalam laporan
tersebut tercantum tiga masalah pokok yaitu: a. pernyataan Indonesia merdeka b. pembukaan
UUD c. batang tubuh UUD Konsep proklamasi kemerdekaan rencananya akan disusun dengan
mengambil tiga alenia pertama Piagam Jakarta. Sedangkan konsep Undang-Undang Dasar
hampir seluruhnya diambil dari alinea keempat Piagam Jakarta

Bahwa sesoenggoehnja kemerdekaan itoe ialah hak segala bangsa, dan oleh sebab itu maka
pendjadjahan di atas doenia haroes dihapoeskan, karena tidak sesoeai dengan peri-
kemanoesiaan dan peri-keadilan.

Dan perdjoeangan pergerakan Kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat jang
berbahagia dengan selamat sentosa mengantarkan Rakjat Indonesia ke-depan pintoe-
gerbang Negara Indonesia, jang merdeka, bersatoe, berdaoelat, adil dan makmoer.

Atas berkat Rahmat Allah Jang Maha Koeasa, dan dengan didorongkan oleh keinginan
jang loehoer, soepaja berkehidoepan kebangsaan jang bebas, maka Rakjat Indonesia
dengan ini menjatakan kemerdekaannja.

Kemudian daripada itoe, oentoek membentoek soeatoe Pemerintah Negara Indonesia jang
melindoengi segenap Bangsa Indonesia dan seloeroeh toempah darah Indonesia, dan untuk
memadjoekan kesedjahteraan oemoem, mentjerdaskan kehidoepan bangsa, dan ikoet
melaksanakan ketertiban doenia jang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial, maka disoesoenlah kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itoe dalam suatu
Hoekoem Dasar Negara Indonesia, jang terbentoek dalam suatu susunan negara Repoeblik
Indonesia jang berkedaoelatan Rakjat, dengan berdasar kepada:

1. Ketoehanan, dengan kewadjiban mendjalankan sjari'at Islam bagi pemeloek2-nja*

2. Kemanoesiaan jang adil dan beradab


3. Persatoean Indonesia
4. Kerakjatan jang dipimpin oleh hikmat, kebidjaksanaan dalam
permoesjarawaratan/perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seloeroeh Rakjat Indonesia.

Djakarta, 22-6-1945
Panitia Sembilan
1. Ir. Soekarno
2. Mohammad Hatta
3. Sir A.A. Maramis
4. Abikoesno Tjokrosoejoso
5. Abdul Kahar Muzakir
6. H. Agus Salim
7. Sir Achmad Subardjo
8. Wahid Hasyim
9. Sir Muhammad Yamin

Anda mungkin juga menyukai