Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN HASIL DISKUSI

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Analisis Indonesia Dalam Aspek Sejarah, Sosiologis Dan Politis

Desen : Dr. H. Buchari Nurdin, M.Si

Nama Kelompok:

1. Miftahul Jannah (21032073)

2. Muhammad Fauzan Rizwan ( 21060082)

3. Yuni Kartika (21032105)

4. Vanesha Putri Albadri ( 21059227)

5. Kuntum Nurul Iqra (21032068)

UNIVERSITAS NEGERI PADANG


2021
1. Sejarah Ringkas Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah suatu wilayah negara kepulauan
besar yang terdiri dari ribuan pulau dan diapit oleh dua samudra dan dua benua, serta
didiami oleh ratusan juta penduduk. Disamping itu Indonesia memiliki keanekaragaman
budaya dan adat istiadat yang berlainan satu sama lain, dan tercemin dalam satu ikatan
kesatuan yang terkenal dengan sebutan Bhinneka Tunggal Ika.

Karena letak wilayah Indonesia di sekitar khatulistiwa, maka Indonesia memiliki


iklim tropis dan rnemiliki dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Indonesia
memiliki 17.504 pulau (termasuk 9.634 pulau yang belum diberi nama dan 6.000 pulau
tidak berpenghuni). Di sini ada 3 dari 6 pulau terbesar di dunia yaitu Kalimantan,
Sumatera, dan Papua. Wilayah Indonesia terbentang sepanjang 3.977 m di antara
Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Luas daratan Indonesia 1.922.570 km2 dan luas
perairannya 3.257.483 km2. Indonesia merupakan negara dengan suku bangsa yang
terbanyak di dunia. Terdapat lebih dari 740 suku bangsa/etnis, di mana di Papua saja
terdapat 270 suku. Selain itu, negara ini merupakan negara dengan bahasa daerah
terbanyak, yaitu 583 bahasa dan dialek dari 67 bahasa induk yang digunakan berbagai
suku bangsa di Indonesia. Bahasa nasional yang merupakan bahasa pemersatu adalah
bahasa Indonesia.

Sejarah terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ditandai


dengan dibacakannya teks proklamasi oleh Ir. Soekarno pada tanggal 17 Agustus 1945.
Proklamasi itu sendiri merupakan rangkaian peristiwa yang sangat penting, karena suatu
bentuk pemberian informasi secara terang-terangan kepada seluruh masyarakat bahkan
Dunia, bahwasanya Indonesia sudah merdeka dan bebas dari penjajahan. Proklamasi itu
sendiri tidak akan tercapai tanpa usaha dan kerja keras. Masyarakat, Pahlawan, serta
tokoh politik ikut serta dalam memperjuangkannya, mengorbankan akal, pikiran, jiwa
dan proses yang cukup panjang. Berikut ini merupakan Kronologis dari NKRI:

 29 April 1945
Dibentuknya BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) atau
dalam bahasa Jepang Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai yang didirikan oleh pemerintah
Jepang pada tanggal yang beranggotakan 63 orang. Yang diketuai oleh Dr. K. R. T.
Radjiman Wediododiningrat. Yang melakukan sidang sebanyak 2 kali yaitu tanggal 29
Mei 1945- 1 Juni 1945 dan tanggal 10- 16 Juli 1945.
Rapat pertama diadakan di gedung Chuo Sangi In di Jalan Pejambon 6 Jakarta yang kini
dikenal dengan sebutan Gedung Pancasila. Pada zaman Belanda, gedung tersebut
merupakan gedung Volksraad atau Perwakilan Rakyat.

Pada Rapat pertama tersebut terdapat 3 orang yang mengemukakan pendapat mengenai
dasar negara, YAitu Ir. Soekarno, Mohammad Yamin, dan dr. Soepomo.

Pada sidang pertama pada tanggal 29 Mei 1945 ini, dimulai dengan disampaikannya
pendapat dari Mohammad yamin. Mohammad Yamin adalah seorang sastrawan,
sejarawan, budayawan, politikus, dan ahli hukum. Dalam pidatonya pada 29 Mei 1945,
Moh. Yamin mengemukakan 5 dasar negara yaitu peri kebangsaan, peri kemanusiaan,
peri ketuhanan, peri kerakyatan, dan kesejahteraan rakyat. Selain menyampaikan dalam
bentuk lisan Mohammad Yamin juga mengemukakan pendapatnya dalam bentuk tertulis .
Adapun yang diusulkan dalam bentuk tertulis yaitu:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kebangsaan Persatuan Indonesia
3. Rasa Kemanusiaan yang Adil dan beradab
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Selain Mohammad Yamin, gagasan dasar negara juga diusulkan Dr. Soepomo, yang
dikenal sebagai tokoh ahli hukum dan pahlawan nasional Indonesia. Adapun Lima
rumusan dasar negara Dr. Soepomo disampaikan dalam pidatonya pada 31 Mei 1945,
yaitu:
1. Persatuan
2. Kekeluargaan
3. Keseimbangan lahir dan batin
4. Musyawarah
5. Keadilan rakyat
Ir. Soekarno juga menyampaikan gagasan dasar negara pada sidang yang digelar 1 Juni
1945. Pada saat itu, Ir. Soekarno mengemukakan pendapatnya mengernai 5 dasar dari
Pancasila. Tak Hanya itu Beliau juga menyampaikan Trisila dan Ekasila yang merupan
Inti sari dari Pancasila itu sendiri. Rumusan Ekasila yang diusulkan berbunyi Gotong-
royong. Sedangkan rumusan Trisila yang diusulkan berbunyi:
1. Sosio – nasionalisme
2. Sosio – demokratis
3. Ke – tuhanan

Sementara itu, rumusan Pancasila yang diusulkan oleh Ir. Soekarno yaitu:
1. Kebangsaan indonesia – atau nasionalisme
2. Internasionalisme – atau peri-kemanusiaan
3. Mufakat – atau demokrasi
4. Kesejahteraan sosial
5. Ketuhanan
Ir. Soekarno Mengusulkan nama pancasila sebagai Dasar Negara pada tanngal 1 Juni, dan
usulan tersebut diterima oleh BPUPKI.Sehingga pada tanggal 1 Juni 1945 Itu dijadikan
sebagai hari Lahirnya Pancasil. yang juga terdapat pada KEPRES No. 24 tahun 2016.
Sebagai, tindak lanjut dari Sidang BPUPKI, Ir . Soekarno membentuk sebuah panitia dan
mengadakan pertemuan dengan 38 anggota BPUPKI sehingga menghasilkan tim 9 atau
panitia 9 yang mana, tim 9 ini mengadakan rapat dan menghasilkan Piagam Jakarta atau
Jakarta Charter. Yangmana berisikan :
1. Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4.Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat, kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan.
5. Keadilah sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Selain itu, Panitia Sembilan ini juga bertugas untuk menyempurnakan azas dan dasar
negara dan berhasil merumuskan rancangan Pembukaan Undang-Undang Dasar.

Pada tanggal 11 Juli 1945 BPUPKI kembali mengadakan sidang keduanya dan
menghasilkan beberapa point:
1. Rancangan teks Proklamasi
2. Rancangan Pembukaan UUD dan
3. Rancangan Batang tubuh UUD

 06 Agustus 1945
Sebuah bom atom meledak di kota Hiroshima, Jepang. Pada saat itu, padahal Jepang
sedang menjajah Indonesia. Peristiwa bom Hiroshima tersebut diperingati pada 6
Agustus di setiap tahunnya. Amerika Serikat menjatuhkan bom atom di kota Hiroshima
menjelang akhir Perang Dunia II.
Adapu dampak bom atom hiroshima, nagasaki yang terjadi secara berkepanjangan dan
turun menurun. Bahkan, radiasi uranium bom Hiroshima menyebabkan penduduk Jepang
mengalami kanker tenggorokan, cacat mental, dan penyakit lain. Akibat dari bom ini
tidaklah memakan korban yang sedikit, Jumlah korban bom Hiroshima diperkirakan
sebanyak 140.000 dari 350.000 penduduk. Saat itu ditaksir 28.000 orang meninggal
secara langsung. Sementara, 10.000 orang terdampak radiasi atom. Bom Hiroshima
tersebur juga menghancurkan kira-kira 68% bangunan dan merusak 24% bangunan yang
ada di kota tersebut. Dan pada 15 Agustus 1945 atau 14 Agustus 1945 waktu New York,
Jepang menyerah tanpa syarat pada sekutu.
 07 Agustus 1945
BPUPKI kemudian berganti menjadi PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia)
atau dalam bahasa Jepang disebut Dokuritsu Junbi inkai. Panitia ini dibentuk setelah
menerima kabar bahwa jepang telah menyerah pada sekutu. Dibentuknya panitia ini yaitu
untuk melanjutkan rencana kemerdekaan yang ada agar lebih matang. Pembentukan
PPKI disaksikan oleh Ir. Soekarno, Drs. Mohammad Hatta, dan Dr. radjiman
Wedyodiningrat. PPKI ini diketuai oleh Ir. Soekarno dan beranggotakan 21 orang yang
terdiri dari berbagai latar belakang di Indonesia. Tanpa sepengetahuan Jepang, anggota
PPKI bertambah 6 orang.
Panitia ini menyelenggarakan serangkaian sidang untuk mencapai tujuan PPKI tersebut.
Berbeda dengan BPUPKI, tujuan PPKI mulai lepas dari campur tangan Jepang.
Setelah melaksanakan tugas dalam rencana kemerdekaan dan berhasil mewujudkannya,
PPKI resmi dibubarkan pada 29 Agustus 1945.
 9 Agustus 1945
Bom atom kedua kembali dijatuhkan di kota Nagasaki yang membuat Negara Jepang
Menyerah Kepada Amerika Serikat. Momen ini dimanfaatkan Indonesia untuk
memproklamasikan kemerdekaannya.
 10 Agustus 194
Sutan Syahrir mendengar lewat radio bahwa Jepang telah menyerah pada sekutu, yang
membuat para pejuang Indonesia semakin mempersiapkan kemerdekaannya. saat
kembalinya Soekarno dari Dalat, sutan syahrir mendesak kemerdekaan Indonesia.
 15 Agustus 1945
Jepang benar-benar menyerah pada Sekutu. Yang membuat para golongan tua semakin
antusias mempersiapkan kemerdekaan indonesia.
 16 Agustus 1945
Dini hari Para pemuda membawa Soekarno beserta keluarga dan Hatta ke Rengas
Dengklok dengan tujuan agar Soekarno dan Hatta tidak terpengaruh oleh Jepang. Wikana
dan Mr. Ahmad Soebarjo di Jakarta menyetujui untuk memproklamasikan Kemerdekaan
Indonesia. Oleh karena itu diutuslah Yusuf Kunto menjemput Soekarno dan keluarga dan
juga Hatta. Soekarno dan Hatta kembali ke Jakarta awalnya ia dibawa ke rumah
nishimura baru kemudian di bawa kembali ke rumah Laksamana Maeda. untuk membuat
konsep kemerdekaan. Teks porklamasi pun disusun pada dini hari yang diketik oleh
Sayuti Malik.
 17 Agustus 1945
Pagi hari di kediaman Soekarno, Jl. Pegangsaan Timur No. 56 Teks proklamasi yang
diketik oleh sayiti melik dan dibacakan tepatnya pada pukul 10:00 WIB. Maka
dikibarkanlah Bendera Merah Putih yang dijahit oleh Istri Soekarno, Fatmawati sebagai
bentuk merdekanya indonesia dari jajahan jepang. Peristiwa tersebut disambut gembira
oleh seluruh rakyat Indonesia.
 18 Agustus 1945
PPKI mengambil keputusan, mengesahkan UUD 1945, dan terbentuknya NKRI (Negara
Kesatuan Republik Indonesia, serta terpilihnya Ir. Soekarno dan Moh. Hatta sebagai
Presiden dan Wakil Presiden. Republik Indonesia.

2. Kondisi Sosial Kemasyarakatan Indonesia

Kehidupan sosial merupakan cerminan nyata situasi yang terjadi di dalam masyarakat.
Kemajuan pergerakan suatu masyarakat tidak terlepas dari pengaruh internal maupun
eksternal yang terjadi. Di dalam lingkungan masyarkat terdiri dari komunitas penduduk yang
secara sadar berkelompok dan bekerjasama.
Dalam perjalanan kehidupan sosial kemasyarakatan saat ini ternyata terdapat ancaman-
ancaman yang berpotensi merusak tatanan nilai-nilai dalam masyarakat. Beberapa hal yang
mengancam ketahanan sosial masyarakat antara lain :

a. Ketidak adilan dan kesewenang- wenangan termasuk kepastian hukum bagi seluruh rakyat.

b.Arogansi kekuasaan, kekayaan atau material dan arogansi intelektual.

c.Keberingasan sosial.

d.Perilaku menyimpang.

e.Perubahan tata nilai

f.Perubahan gaya hidup sosial.

Hal-hal diatas merupakan ancaman internal sedangkan ancaman dari luar antra lain
adalah dampak globalisasi dan munculnya faham dan ide-ide asing yang berbahaya. Untuk
menjaga eksistensi dan kredibilitas tatan nilai dan sosial harus dilakukan dengan pembaharuan
tata nilai pribadi, kelompok dan bangsa.

Tingkatan atau kelompok sosial dapat dibedakan menjadi beberapa hal, antara lain :

a.Kekayaan

b.Pekerjaan

c.Pendidikan

d.Pengaruh di masyarakat

e.Status pribadi ( darah biru dan sebagainya)

Kekayaan dapat menjadikan seseorang berada dalam kelompok di atas dalam struktur
masyarakat, apalagi saat ini orang sudah mulai silau kalau sudah berhadapan dengan
kekayaan. Orang yang memiliki kekayaan saat ini dapat melakukan apapun, bahkan keadialan
dapat dibeli. Pekerjaan yang prestisius dari seseorang akan mengangkat dejarat orang yang
bersangkutan. Seorang anggota DPR misalnya, ia akan terpandang di daerahnya atau seorang
lurah yang begitu dihormati di wilayahnya.

Pendidikan juga dapat mengangkat status sosial seseorang, semakin tinggi pendidikan
seseorang maka ia akan dihormati di masyarakat karena ia dipandang serba tahu dan lebih
pintar. Sedangkan pengaruh di masyarakat sebagian besar disebabkan oleh kedudkan
seseorang di dalam masyarakat seperti orang yang lebih dituakan atau berjasa pada suatu
masyarakat. Status pribadi yang melekat dalam diri seseorang seperti keturunan bangsawan
atau anak menteri mampu juga mengangkat status seseorang.

Tukiman Taruna dalam Sindhunata (2000: 177-178) mengungkapkan tiga struktur dalam
karakteristik sosial masyarakat, yaitu:

a. Struktur komunikasi, ada tiga gejala umum yakni seseorang atau anggota masyarakat
menjadi pusat komunikasi, orang pinggiran atau bahkan terisolasi.

b. Struktur sosiometrik, dalam masyarakat berkembang pola senang dan tidak senang

c. Struktur kekuasaan, menunjuk pada relasi kekuasaan yang ada di dalam


komunitas/masyarakat yang umumnya cenderung ditumpukan kepada seseorang tertentu
saja.

Stratifikasi sosial yang terbentuk dalam masyarakat memang tidak bisa dengan mudah
dihindari tetapi harus dihadapi dengan penuh kearifan. Pemerintah telah mengatur bagaimana
hubungan dalam bermasyarakat dan kehidupan melalui Ketetapan MPR No. XVII/MPR/1998
telah mengatur tentang Hak Asasi Manusia yang tujuannya adalah memanusiakan manusia
karena manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa secara kodrati dianugerahi hak dasar
yang disebut hak asasi, tanpa perbedaan antara satu dengan lainnya. Dengan hak asasi
tersebut, manusia dapat mengembangkan diri pribadi, peranan, dan sumbangannya bagi
kesejahteraan hidup manusia.

Manusia sebagai pribadi maupun sebagai warga negara, dalam mengembangkan diri,
berperan dan memberikan sumbangan bagi kesejahteraan hidup manusia, ditentukan oleh
pandangan hidup dan kepribadian bangsa. Pandangan hidup dan kepribadian bangsa
Indonesia sebagai kristalisasi nilai-nilai luhur bangsa Indonesia, menempatkan manusia pada
keluhuran harkat dan martabat makhluk Tuhan Yang Maha Esa dengan kesadaran
mengemban kodratnya sebagal makhluk pribadi

Dari ketentuan dalam Ketetapan MPR-RI tahun 1998 tersebut maka stratifikasi sosial yang
secara alamiah terbentuk dalam masyarakat harus dimaknai secara positif. Maksud dari
makna positif tersebut adalah sikap dan toleransi termasuk kepedulian terhadap sesama
manusia dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bemegara. Stratifikasi yang ada di dalam
masyarakat jika dimaknai negatif akan menimbulkan situasi yang kurang kondusif dalam
masyarakat, antara lain dengan berkembangnya nuansa egoistik dan pluralistik yang
merugikan individu, masyarakat dan lingkungan. Secara umum kecenderungan perubahan
sosial ada sepuluh menurut Naibit (Usman, 2001: 235)

Perubahan-perubahan sosial tersebut merupakan sebuah keniscayaan yang mau tidak mau
harus dihadapi. Jika kita tidak siap dalam hal ilmu pengetahuan, moral, tata nilai dan peri
kehidupan maka kita akan terseret arus. Idealnya kita harus bisa bermain dalam perubahan
tersebut tidak sekedar menjadi penonton utama pertempuran lintas kultural dan sektoral yang
terjadi dalam dunia global. Cara kita meningkatkan kemampuan dan kesiapan kita
menghadapi tantangan tersebut adalah dengan memperoleh pendidikan yang baik dan
memadai. Pendidikan yang dimaksud berlangsung dalam situasi formal, non formal dan in
formal. Melalui pendidikan yang baik dengan mengajarkan secara berimbang antara ilmu
pengetahuan dengan keimanan dan penghargaan terhadap nilai-nilai moral maka perubahan
yang terjadi bisa diantisipasi dengan baik bahkan menjadi leader bagi masyarakat untuk
perubahan.

3. Kondisi Politik Negara Republik Indonesia

Sistem politik Indonesia diartikan sebagai kumpulan atau keseluruhan berbagai kegiatan
dalam Negara Indonesia yang berkaitan dengan kepentingan umum termasuk proses
penentuan tujuan, upaya-upaya mewujudkan tujuan, pengambilan keputusan, seleksi dan
penyusunan skala prioritasnya. Sistem politik di Indonesia adalah bebas aktif. Bebas artinya
pemerintah bebas dalam menyelesaikan masalah bersama tetapi tidak menggunakan cara yang
menimbulkan kelompok lain merugi. Aktif artinya pemerintah Indonesia berperan aktif dalam
membantu negara lain yang terkena konflik.

Indonesia adalah negara sekuler yang berarti kebijakan-kebijakan politiknya tidak perlu
didasarkan satu ajaran agama tertentu, dan tidak memilih satu agama sebagai agama resmi
negara. Namun, agama berperan penting dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Warga
negara Indonesia wajib menganut salah satu agama yang diakui oleh negara (Islam, Protestan,
Katolik, Hindu, Buddha dan Konghucu); ateisme bukanlah pilihan yang tepat.

Sistem politik Indonesia terdiri dari tiga Lembaga yaitu eksekutif, legislative dan yudikatif.
Kekuasaan eksekutif dipimpin oleh seorang presiden yang merupakan kepala negara, presiden
dibantu oleh seorang wakil presiden. Kekuasaan legislatif terletak pada Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang dibagi menjadi dua kamar, yaitu Dewan Perwakilan
Rakyat (DPR) dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Cabang yudikatif terdiri dari
Mahkamah Agung (MA) dan Mahkamah Konstitusi (MK) yang secara bersama-sama
memegang kekuasaan kehakiman. Kekuasaan inspektif dipegang oleh Badan Pemeriksa
Keuangan yang memiliki perwakilan di setiap provinsi dan kabupaten/kota di seluruh wilayah
Republik Indonesia.

kancah politik Indonesia yang dimulai sejak 1998 telah menghasilkan banyak perubahan
penting dalam bidang politik di Indonesia, di antaranya adalah empat kali amendemen
terhadap UUD 1945 pada Sidang Umum MPR 1999, 2000, 2001 dan 2002. Hasilnya, pasal-
pasal dalam konstitusi berubah dari 37 pasal menjadi 73 pasal dan hanya 11% yang tidak
berubah dari versi awalnya. Pasangan presiden dan wakil presiden mulai dipilih secara
langsung oleh rakyat sejak Pilpres 2004. Di sisi lain, kepala daerah (gubernur, bupati, dan
wali kota) yang mulanya dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), sejak tahun
2005 juga dipilih oleh rakyat melalui pemilihan umum kepala daerah. Pada cabang legislatif,
anggota MPR terdiri atas anggota DPR ditambah anggota DPD yang semuanya dipilih
melalui pemilu legislatif.

Dalam kehidupan politik saat ini terdapat masalah hukum yang membuat perpolitikan
Indonesia tidak stabil dan tumbuh tidak sehat. Masalah politik di Indonesia erat hubungannya
dengan masalah-masalah penegakan supremasi hukum yang lemah karena feodalisme
lembaga-lembaga hukum terhadap pemegang kekuasaan. Hal ini juga dipicu oleh masalah
ekonomi partai maupun kepentingan golongan. Hal ini tentu tidak ingin kita biarkan terus
menerus, Kita harus merubah pola pikir yang kita miliki, menjadi manusia yang berpikir kritis
untuk kemajuan bangsa, dan harus bisa menemukan solusi, bukan hanya menanggapi. Kita
tidak boleh bersikap acuh tak acuh terhadap persoalan yang ada di depan mata. Dunia
perpolitikan merupakan suatu wadah untuk menyalurkan aspirasi kita dalam mewujudkan
kemajuan bangsa., dan masalah yang ada harus kita jadikan motivasi untuk menyatukan
bangsa ini.

Anda mungkin juga menyukai