Anda di halaman 1dari 10

M A K A L A H

DISUSUN OLEH :

NAMA : NIAT LESTARI HALAWA

NIM : 856038686

FAKULTAS ILMU PENDIDIDKAN

UNIVERSITAS TERBUKA

2020

DAFTAR ISI
HALAMAN

JUDUL……………………………………………………………………………………………

KATA
PENGANTAR……………………………………………………………………………………
………………………………………………

DAFTAR
ISI…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………….

BAB I

PENDAHULUAN…………………………………………………………………………………
………………………………………………………

1. LATAR
BELAKANG………………………………………………………………………………
2. RUMUS
MASALAH…………………………………………………………………………………
3. TUJUAN PEMBUATAN
MAKALA…………………………………………………………………………………

BAB II

PEMBAHASAN……………………………………………………………………………………

1. PENGERTIAN
PANCASILA………………………………………………………………………………
…………………………….
2. PENGERTIAN KETAHANAN
NASIONAL………………………………………………………………………………
………….
3. PERAN PANCASILA DALAM KETAHANAN
NASIONAL……………………………………………………………………..
4. PENGAMALAN PANCASILA DALAM KETAHANAN
NASIONAL…………………………………………………………

BAB III

PENUTUP…………………………………………………………………………………………
………………………………………………………..

KESIMPULAN……………………………………………………………………………………

PANCASILA MERUPAKAN LANDASAN KETAHANAN NASIONAL

BAB 1

PENDAHULUAN
1 . LATAR BELAKANG

Pancasila merupakan dasar Negara yang di cetuskan oleh pendiri-pendiri bangsa.


Pancasila merupakan suatu system kompelks yang mencakup seluruh aspek kehidupan
masyarakat Indonesia yang di ambil dari budaya masyarakat Indonesia sendiri. Berdasarkan
fungsi, pancasila memiliki peran penting sebagai ujung tombak pemersatu bangsa yang jga
berarti pilar ketahanan nasional baik untuk dalam negri maupun dengan hal-hal yang berkaitan
dengan hubungan ketahanan bilateral dan multilateralnya.

Pancasila telah melalui banyak persoalan zaman yang kian berganti, termasuk ketahanan
nasional yang selalu di ganggu dengan isu-isu pemecah bangsa seperti perang dan terorisme.
Pancasila memiliki peran sebagai penangkis semua isu-isu tersebut. Bahkan pada realitas
ancaman –ancaman yang sudah trjadi.

Atas dasar tersebutlah penulis judul ‘Pancasila sebagai landasan ketahanan nasional’.
Makalah ini di buat agar pembaca dapat mengetahui apa peran dan fungsi pancasila dalam
ketahanan nasional.

1. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian pancasila?
2. Apa pengertian ketahanan nasional?
3. Apa peran pancasila dalam ketahanan nasional?
4. Siapa saja yang terlibat dalam pertahanan nasional

2. TUJUAN PEMBUATAN MAKALAH


Untuk mengetahui dasar dan landasan ketahanan nasional.

BAB II

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan bebangsa dan bernegara bagi
seluruh rakyat Indonesia.
Lima sendi utama penyusun pancasila adalah Ketuhanan yang maha Esa,
Kemanusiaan yang adil dan beradab’ Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang di
pimpin oleh hikmat dalam permusyawaratan/perwakilan, Keadilan sosial bagi
seluruh rakyat indonesia , dan tercantum pada paragraph ke-4 preambule
(pembukaan) Undang-Undang Dasar 1945.
Meskinpun terjadi perubahan kandungan dan urutan lima sila pancasila yang
berlangsung dalam beberapa tahap selama masa “perumusan pancasila” pada tahun
1945’ 1 juni di peringati sebagai hari lahirnya pancasila.
Pada bulan april 1945 di bentuk badan penyelidik usaha persiapan
kemerdekaan Indonesia yang di ketuai oleh Dr.Kanjeng Raden Tumenggung
(K.R.T). Rajiman Wedyo Dininggrat. Dalam pidato pembukaannya Dr. Rajiman
antara lain mengajukan pernyataan kepada anggota-anggota sidang ‘Apa dasar
Negara Indonesia yang akan kita bentuk?.
Dalam upaya merumuskan pancasila sebagai dasar Negara yang resmi.
Terdapat usulan-usulan pribadi yang di kemukakan dalam badan penyelidik usaha
persiapan kemerdekaan Indonesia yaitu:
- Lima dasar oleh Muhammad Yamin, yang berpidato pada tanggal 29 mei
1945. Yamin merumuskan lima dasar sebagai berikut: Peri kebangsaan, Peri
kemanusiaan, Peri ketuhanan, Peri kerakyatan, dan kesejahteraan rakyat. Dia
menyatakan bahwa kelima sila di rumuskan itu berakar pada Sejarah,
Peradaban, Agama dan Hidup Ketatanegaraaan yang telah lama berkembang
di Indonesia . Mohammad Hatta dalam memoarnya meragukan pidato yamin
tersebut.
- Pancasila oleh Soekarno yang di kemukakan pada tanggal 1 juni 1945 dalam
pidato spotannya yang kemudian dikenal dengan judul ‘Lahirnya Pancasila’,
Soekarno mengemukakan dasar-dasar sebagai berikut: kebangsaan Indonesia;
intrenoalisme atau peri kemanusiaan; mufakat atau demokrasi; dasar
perwakilan; dasar permusyawaratan; ketuhanan. Nama pancasila itu
diucapkan oleh Soekarno dalam pidatonya pada tanggal 1 juni itu, katanya
sekarang banyak prinsip; kebangsaan internoalisme, mufakat,kesejahteraan,
dan ketuhanan lima bilangannya. Namanya bukan panca dharma, tetapi saya
menamakan ini dengan petunjuk seorang teman kita ahli bahasa namanya
ialah pancasila. Sila artinya asas atau dasar, dan diatas lima dasar itulah kita
mendirikan Negara Indonesia kekal dan abadi.

Sebelum sidang pertama itu berakhir, di bentuk suatu panitia kecil untuk;
- Merumuskan kembali pancasila sebagai dasar Negara berdasarkan pidato
yang diucapkan Soekarno pada tanggal 1 juni 1945,
- Menjadikan dokumen itu sebagai teks untuk memprolamasikan Indonesia
merdeka.

Dari panitia kecil itu di pilih 9 orang di kenal dengan panitia Sembilan, untuk
menyelenggarakan tugas itu. Rencana mereka itu di setujui pada tanggal 22
juni 1954 yang kemudian di beri nama piagam Jakarta.

Setelah rumusan pancasila sebagai dasar Negara secara resmi beberapa


dokumen penetapan ialah:

Setelah rumusan pancasila sebagai dasar Negara secara resmipenetapannya ialah:


Setelah rumus pancasila sebagai dasar Negara secara resmi beberepa dokumen
penetapannya ialah:

- Rumusan pertama: piagam Jakarta ( Jakarta charter) tanggal 22 juni 1945.


- Rumusan kedua: Pembukaan Undang-Undang Dasar tanggal 18 agustus
1945.
- Rumusan ketiga : mukaddimah konstitusi republic Indonesia serikat tanggal
27 desember 1949.
- Rumusan keempat: mukadimmah undang-undang dasar sementara tanggal 15
agustus 1950.
- Rumusan kelima: Rumusan kedua yang di jiwai oleh rumusan pertama
(merujuk dekret presiden 5 juli 1959

Presiden jokowidodo pada tanggal 1 juni 2016 telah mendatangani keputusan


presiden (keppres) nomor 24 tahun 2016 tentang hari lahir pancasila
sekaligus menetapkan nya sebagai hari libur nasional yang berlaku mulai
tahun 2017.

HARI KESAKTIAN PANCASILA

Pada tanggal 30 september 1965, terjadi insiden yang dinamakan gerakan


30 september (G30S), insiden ini sendiri masih menjadi perdebatan
ditengah lingkungan akademisi mengenai siapa penggiatnya dan apa motif
di belakangnya. Akan tetapi otoritas militer dan kelompok keagamaan
terbesar saat itu menyebarkan kabar bahwa insiden tersebut merupakan:
usaha PKI mengubah unsure pancasila menjadi ideologi komunis untuk
membubarkn partai komunis Indonesia, dan membenarkan peristiwa
pembantaian di Indonesia 1965-1966.

Pada hari itu, enam jenderal dan 1 kapten serta beberapa orang lainnya di
bunuh oleh oknum-oknum yang di gambarkan pemerintah sebagai upaya
kudeta. Gejolak yang timbul akibat G30S sendiri pada akhirnya berhasil dir
edam oleh otoritas militer Indonesia. Pemerintah orde baru kemudian
menetapkan 30 september G30S dan tanggal 1 oktober ditetapkan sebagai
hari kesaktian pancasila.

BERDASARKAN KETETAPAN MPR NO.II/MPR/1978

Ketuhanan Yang Maha Esa


1. Percaya dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama
dan kepercayaan masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil
dan beradab.
2. Hormat menghormati dan beker jasama antara pemeluk agama dan
penganut-penganut kepercayaan yang berbeda-beda sehingga terbina
kerukunan hidup.
3. Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama
dan kepercayaan nya.
4. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain.

Kemanusiaan yang adil dan beradab

1. Mengakui persamaan derajat persamaan hak dan persamaan


kewajiban antara sesame manusia.
2. Saling mencintai sesama manusia.
3. Mengembangkan sikap tenggang rasa.
4. Tidak semena-mena terhadap orang lain.
5. Menjunjung tinggi nilai kemasiaan.
6. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
7. Berani membela kebenaran dan keadilan.
8. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat
manusia, karena itu di kembangkan sikap hormat-menghormati dan
bekerja sama dengan bangsa lain.

Persatuan Indonesia

1. Menetapkan kesatuan, persatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa


dan Negara di atas kepentingan pribadi atau golongan.
2. Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan Negara
3. Cinta tanah air dan bangsa.
4. Bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia.
5. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-
Bhinneka Tunggal Ika.

Kerakyatan yang d pimpin oleh oleh hikmat kebijaksanaan dalam


permusyawaratan dan perwakilan

1. Mengutamakan kepentingan Negara dan masyarakat.


2. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.
3. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk
kepentingan bersama.
4. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi semangat
kekeluargaan.
5. Dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan
melaksanakan hasil musyawarah.
6. Musyawarah dilakukan dengaan akal sehat dan sesuai dengan hati
nurani yang luhur.
7. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggung jawabkan
secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa menjunjung tinggi
harkat dan martabat manusia serta nilai nilai kebenarandan
keadilan.
Keadilan social bagi seleruh rakyat Indonesia

1. Mengembangkan perbuatan perbuatan yang luhur yang


mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan gotong-
royong.
2. Bersikap adil.
3. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
4. Menghormati hak-hak orang lain.
5. Suka memberi pertolongan kepada orang lain.
6. Menjauhi sikap perasaan terhadap orang lain.
7. Tidak bersifat boros.
8. Tidak bergaya hidup mewah.
9. Tidak melakukan perbuatanyang merugikan kepentingan
umum.
10. Suka bekerja keras.
11. Menghargai hasil karya orang lain.
12. Bersama-sama berusaha mewujudkan kemajuan yang merata
dan berkeadilan social.

BERDASARKAN KETETAPAN MPR NO.1/MPR/2003

Sila pertama

1. Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketakwaannya


trhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2. Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadapTuhan Yang Maha Esa,
sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing masing nenurut
dasar kemanusiaan yang adil dan beradad.
3. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerja sama antara
pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
4. Membina kerukunan hidup diantara sesama umat beragamadan
kepercayaan terhdap Tuhan Yang MasaEsa
5. Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah
masalah yang menyangkut hubungan pribadi mqnusia dengan Tuhan
Yang Maha Esa.
6. Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan
ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing.
7. Tidak memaksakan satu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa kepada orang lain.

Sila kedua

1. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan


martabatnya sebagai makluk Tuhan Yang Maha Esa.
2. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi
setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan agama,
kepercayaan jenis kelamin, kedudukan social, warna kulit, dan
sebagainya
3. Mengembangkan sikap saling mwncintai sesame manusia.
4. Menggembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selera.
5. Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
6. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
7. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
8. Berani membela kebenaran dan keadilan.
9. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat
manusia.
10. Mengembangkan sikap menghotmati dan bekerjasama dengan
orang lain.

Sila ketiga

1. Ampu menetapkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan


bangsa dan Negara sebagai kepentingan bersama di atas
kepentingan pribadi dan golongan.
2. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan Negara dan
bangsa apabila di perlukan.
3. Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
4. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan
bertanah air Indonesia.
5. Memelihara ketertiban dunia yang bersarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan social.
6. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka
Tunggal Ika.
7. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.

Sila keempat

1. Sebagaai warga Negara dan warga masyarakat, setiap manusia


Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang
sama.
2. Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain .
3. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan
untuk kepentingan bersama.
4. Musyawarah untuk mencapai mmufakat diliputi oleh
semangat kekeluargaan.
5. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang
dicapai dengan hasil musyawarah.

Sila kelima
1. Mengembngkan perbuatan yang luhur, yang
mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan
kegotongroyongan.
2. Mengembangkan sikap adil terhadap sesame.
3. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
4. Menghormati hak orang lain.
5. Suka member pertolongan kepada orang lain agar dapat
berdiri sendiri.

1. Pengertian ketahanan nasional

Ketahanan nasional merupakan kondisi dinamika, yaitu suatu bangsa yang berisi
keuletan dan ketangguhan yang mampu mengembangkan ketahanan, kekuatan nasional dalam
menghadapi dan mengatasi segala tantangan, hambatan dan ancaman baik yang dating dari
dalam maupun luar.

1) . Tujuan dan fungsi ketahanan nasional

a). Tujuan ketahanan nasional

ketahanan nasional di perlukan dalam menunjang keberhasilan tugas pokok pemerintah, seperti
tegaknya hokum dan ketertiban, terwujdnya kesejahteraan dan kemakmuran, terselenggaranya
pertahanan dan keamanan, terwujudnya keadilan hukum dan keadilan social, serta terdapatnya
kesempatan rakyat untuk mengaktualissasi diri.

b) Fungsi ketahanan nasiona

ketahana nasional mempunyai fungsi sbb:

- Daya tangkal, dalam kedudukan nya sebagai konsepsi penangkal, segala


bentuk ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan trhadap identitas,
integritas, eksistensi bansa, dan Negara Indonesia dalam aspek ideology,
politik, ekonomi, social budaya, dan pertahanan keamanan.

2). Perwujudan ketahanan nasional

1). Ketahanan ideology adalah kondisi mental bangsa Indonesia yang berdasarkan
keyakinan akan kebenaran ideology pancasila yang mengandung kemampuan untuk
menggalang dan memelihara persatuan dan kesatuan nasional.

2) Ketahanan politik adalah kehidupan politik bangsa Indonesia yang berlandaskan


demokrasi yang bertumpu pada pengembangan demokrasi pancasila dan Undang-Undang
Dasar1945 yang mengandung kemampuan memelihara kestabilan politik yang sehat dan
dinamis.

3). Ketahanan ekonomi adalah kondisi kehidupan perekonomian bangsa Indonesia


yang berlandaskan pancasila dan UUD 1945 yang mengandung kemampuan menerapkan
stabilitas ekenomi yang sehat dan dinamis.
4). Ketahanan pertahanan keamanan adalah kondisi daya tangkal bangsa
Indonesia yang bdi landasi kesadaran bela Negara seluruh rakyat yang mengandung
kemampuan memelihara stabilitas keamanan Negara yang dinamis.

3). Ciri dan asas ketahana nasional

a). Ciri ketahana nasional .

b). Asas dan ketahanan nasional.

C. Peran Pancasila Dalam Ketahanan Nasional

1). Landasan ideal

2). Landasan konsitusional

3). Landasan visional

4). Landasan konsepsional

5).Landasan operasional

BAB III

KESIMPULAN

Pancasila merupakan dasar Negara yang juga menjadi system kehidupan bermasyarakat,
pancasila juga dapat menjadi tameng bagi setiap ancaman yang masuk dalam negri.

Anda mungkin juga menyukai