Berdasarkan Undang-Undang nomor 23 tahun 2001 tentang
perlindungan anak, anak terlantar adalah anak yang tidak terpenuhi kebutuhannya secara wajar baik fisik, mental, spiritual dan juga sosial. Anak jalanan merupakan gejala sosial yang muncul akibat krisis pada berbagai bidang dan menjadi salah satu contoh nyata dari sekian banyak populasi terlantar yang ada di Indonesia. PREVALENSI POPULASI TERLANTAR
Kementrian sosial (2015) menyatakan jumlah anak miskin Indonesia
sebanyak 44 juta dan yang terlantar sebnyak 4,1 juta (4,8% dari jumlah anak di Indonesia) dan jumlah balita terlantar 1,2 juta. FAKTOR PENYEBAB MUNCULNYA POPULASI TERLANTAR
Kemiskinan Masalah sosial budaya:
Rendah tingginya pendidikan Rendahnya harga diri Keluarga Sikap pasrah pada nasib Umur Kebebasan dan kesenangan hidup sebagai populasi terlantar Cacat fisik Faktor lingkungan Rendahnya keterampilan Letak geografis Lemahnya penangan masalah gelandangan dan pengemis MASALAH KESEHATAN PADA POPULASI TERLANTAR
Gangguan fisik akut: Gangguan fisik kronik:
ISPA Kecanduan alcohol dan zat lain Trauma-cedera ringan hingga Hipertensi berat Gangguan pencernaan Penyakit kulit Gangguan sistem saraf tepi TBC Masalah gigi Terserang kutu dan tungau Diabetes mellitus Gizi buruk HIV/AIDS MASALAH KESEHATAN PADA POPULASI TERLANTAR ANAK-ANAK SELAIN MASALAH KESEHATAN FISIK Kegelisahan Tidak mendapatkan/tidak lengkap untuk imunisasi Masalah bahasa dan berbicara Penyakit pernafasan atas dan asma Infeksi telinga Gangguan pencernaan/mata Trauma Terserang kutu rambut MASALAH KESEHATAN PADA REMAJA Kehamilan yang tidak diinginkan Penyakit menular seksuak (PMS termasuk HIV/AIDS) Peyalahgunaan alkohol dan narkoba, depresi, dan bunuh diri. MASALAH KESEHATAN PADA KELUARGA Mencangkup asma Anemia defisiensi besi Obesitas Masalah kesehatan mental Kekurangan sumber daya untuk seragam dan peralatan sekolah Kurangnya akses ke fasilitas pemeliharaan higiene personal. PERAN PERAWAT Perawat sebagai pemberi perawatan Perawat sebagai pendidik Perawat sebagai pengamat kesehatan (monitoring) Perawat sebagai panutan (role model) Perawat sebagai komunikator ASUHAN KPERAWATAN PADA AGREGAT POPULASI TERLANTAR Core : Jumlah populasi terlantar, riwayat Pelayanan kesehatan dan social: perkembangan populasi terlantar, bagaimana jenis pelayanan kesehatan, kebiasaan, perilaku yang ditampilkan, akses layanan kesehatan, biaya dalam nilai keyakinan dan agama. pelayanan kesehatan, jumlah populasi Lingkungan fisik: kebersihan lingkungan terlantar yang memiliki jaminan pemukiman, aktifitas tunawisma yang kesehatan, fasilitas pelayanan kesehatan dilakukan diluar rumah, kesadaran dan terdekat, posyandu, antusias masyarakat bentuk kegiatan tunawisma diluar akan pelayanan kesehatan, pemanfaatan rumah, keberadaan dan bentuk jaminan kesehatan. kegiatan diluar rumah, kondisi tempat Ekonomi: bagaimana status pekerjaan, tinggal, batas wilayah, makanan, jenis pekerjaan, jenis makanan yang pasokan air bersih, air kotor, dibeli, jumlah pendapatan yang diterima, penyimpanan makanan, gizi buruk, pemahaman pendapatan, pengluaran kebersihan personal hygiene perbulan. ASUHAN KPERAWATAN PADA AGREGAT POPULASI TERLANTAR Transportasi dan kemanan: apakah alat Pendidikan: sarana pendidikan teransportasi yang digunakan, jarak antara permukiman dan pelayanan yang tersedia, pendidikan kesehatan, sarana transportasi yang yang dimiliki masyarakat, tersedia. pendidikan terkait kesehatan. Politik dan pemerintahan: bagaimana peran serta politik dalam bidang Rekreasi: seberapa sering kesehatan, organisasi diwilayah setempat rekreasi populasi terlantar, yang peduli terhadap kesehatan. kemana rekreasi dituju, Komunikasi: bagaimana jenis informasi yang tersedia, sarana komunikasi yang banyaknya rekreasi yang disediakan, media informasi yang dilakukan. disebar. Riwayat atau sejarah perkembangan Status kesehatan Tanda-tanda vital Pengkajian Riwayat penyakit Pola pemenuhan kebutuhan nutrisi Pola pemenuhan cairan dan elektrolit Pola istirahat dan tidur Pola eliminasi Pola aktivitas gerak Pola pemenuhan kebersihan diri Status psikososial Status pertumbuhan dan perkembangan Data penunjang dalam analisis Analisis data data : gelandangan, resiko perilaku kekerasan, disabilitasi fisik, lingkungan. Resiko ketidakberdayaan Diagnosa berhubungan dengan status ekonomi rendah keperawatan Harga diri rendah situasional berhubungan dengan riwayat penolakan Defisit pengetahuan berhubungan dengan ketidaktahuan menemukan sumber informasi Perencanaan Perencanaan keperawatan yang keperawatan dilakukan pelayanan kesehatan promotif, pelayanan kesehatan preventif, pelayanan kesehatan kuratif, dan pelayanan rehabilitatif. Evaluasi struktur difokuskan pada kelengkapan tata cara atau keadaan Evaluasi keperawatan sekeliling tempt pelayanan keperawatan diberikan Evaluasi proses berfokus pada penampilan kerja perawat dan apakah perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan merasa cocok tanpa tekanan dan sesuai wewenang Evaluasi hasil berfokus pada respons dan fungsi klien TERIMA KASIH