Anda di halaman 1dari 13

PSIKOSOSIAL DAN BUDAYA

APLIKASI TRANSKULTURAL NUSING PADA


BAYI BARU LAHIR, BAYI, DAN BALITA

KELOMPOK 1 :
1. APRIZAL ZAKARSIH
2. LILIS MINARSIH
3. NURJANAH
4. SUKMAWATI
Transkultural Nursing

suatu area/wilayah keilmuwan budaya pada proses belajar


dan praktek keperawatan yang fokus memandang perbedaan
dan kesamaan diantara budaya dengan menghargai asuhan,
sehat dan sakit didasarkan pada nilai budaya manusia,
kepercayaan dan tindakan, dan ilmu ini digunakan untuk
memberikan asuhan keperawatan khususnya budaya atau
keutuhan budaya kepada manusia (Leininger, 2002).
Konsep dalam Transkultural Nursing

Budaya Nilai budaya Perbedaan budaya Etnosentris

Etnis Ras Etnografi Care  Caring

Cultural Care  Culturtal imposition


ANALISIS SITUASI MASALAH GIZI PADA BALITA
Masalah  gizi ganda adalah keadaan suatu populasi yang
memiliki masalah kurang gizi (undernutrition) dan
masalah gizi lebih (overnutrition) yang terjadi pada saat
yang bersamaan. WHO (2005) mengemukakan bahwa ada
170 juta anak balita kurus di dunia, 3 juta diantaranya
akan meninggal setiap tahunnya akibat kurus. Akan tetapi,
WHO juga memperkirakan setidaknya sebanyak 20 juta
anak balita yang mengalami kegemukan. Masalah gizi
ganda merupakan masalah yang sedang dihadapi banyak
negara, terutama negara berkembang dan hal ini sangat
mengancam kualitas sumber daya manusia suatu bangsa.
NEXT…..
Demikian pula halnya Indonesia sebagai salah satu negara
berkembang yang memiliki masalah gizi ganda ditandai
dengan adanya masalah kurang gizi dan gizi lebih yang
masih menjadi masalah kesehatan masyarakat.
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun
2007, gizi buruk (severe underweight) dan gizi kurang
(moderate underweight) masih menjadi masalah kesehatan
masyarakat di banyak wilayah di Indonesia. Prevalensi
nasional gizi buruk pada anak balita adalah 5.4 persen, dan
gizi kurang pada balita adalah 13.0 persen.
NEXT
Setiap tahun kurang lebih 11 juta balita di seluruh dunia
meninggal karena penyakit-penyakit infeksi seperti ISPA,
diare, malaria, campak, dan lain-lain. Ironisnya, sebanyak 54
persen dari kematian tersebut berkaitan dengan kurang gizi
(Hadi, dalam IPB, 2007). Hal ini menunjukkan bahwa
permasalahan gizi merupakan salah satu masalah yang
mengancam bagi masyarakat. Balita yang kurang gizi
mempunyai risiko meninggal lebih tinggi dibandingkan
balita yang tidak kurang gizi. Kondisi kurang gizi akan
mempengaruhi pertumbuhan fisik, tingkat kesakitan, tingkat
kematian, perkembangan kognitif, reproduksi, dan
kemampuan kerja fisik.
FAKTOR YANG DAPAT MEMPENGARUHI
TERJADINYA MASALAH GIZI BAGI
BALITA. BUDIANTO (2001)

1. pemeliharaan kesehatan
2. Pola asuh keluarga dan
3. kesehatan lingkungan
PERSATUAN AHLI GIZI
INDONESIA (PERSAGI)
penyebab langsung penyebab tidak langsung

asupan makanan yang sanitasi, penyediaan air bersih,


kurang dan penyakit kebiasaan cuci tangan dengan
infeksi. sabun, buang air besar di
jamban, tidak merokok dan
memasak di dalam rumah,
persediaan makanan
dirumah/ketahanan pangan
keluarga, perawatan anak/pola
asuh anak, dan pelayanan
kesehatan.
APLIKASI MODEL KEPERAWATAN
TRANSKULTURAL PADA
PENGELOLAAN AGREGAT BALITA DENGAN
MASALAH GIZI DI KOMUNITAS
hal yang mendasari penggunaan sunrise model sebagai pendekatan dalam
mengatasi permasalahan gizi pada balita di masyarakat adalah :

1. Penyebab permasalahan gizi terkait erat dengan


kebiasaan dan budaya keluarga dalam mengasuh
balita.
2. Setiap keluarga cenderung memiliki budaya yang
berbeda dalam mengasuh balita sehingga
pendekatan dengan mengeksplorasi budaya yang
dimiliki keluarga dirasa akan tepat untuk
menentukan jenis intervensi yang dapat dilakukan
NEXT…
3. Masalah gizi merupakan suatu keadaan yang sering bersifat
relatif dalam masyarakat dan sangat dipengaruhi oleh sistem nilai
dan budaya yang dianut.
4. Cultural Care dalam sunrise model berkenaan dengan
kemampuan kognitif untuk mengetahui nilai, kepercayaan dan
pola ekspresi yang digunakan untuk mebimbing, mendukung
atau memberi kesempatan individu, keluarga atau kelompok
untuk mempertahankan kesehatan, sehat, berkembang dan
bertahan hidup, hidup dalam keterbatasan dan mencapai
kematian dengan damai.
PROSES KEPERAWATAN TRANSCULTURAL
NURSING
1. Pengkajian
Pengkajian dirancang berdasarkan 7 komponen yang ada pada “Sunrise Model”
yaitu :

1. Faktor teknologi (tecnological factors)


2. Faktor agama dan falsafah hidup (religious and philosophical factors)
3. Faktor sosial dan keterikatan keluarga (kinship and social factors)
4. Nilai-nilai budaya dan gaya hidup (cultural value and life ways)
5. Faktor kebijakan dan peraturan yang berlaku (political and legal factors)
6. Faktor ekonomi (economical factors)
7. Faktor pendidikan (educational factors)
Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah respon klien
sesuai latar belakang budayanya yang
dapat dicegah, diubah atau dikurangi
melalui intervensi keperawatan. (Giger
and Davidhizar, 1995). Perencanaan dan Pelaksanaan
Perencanaan dan pelaksanaan
dalam keperawatan trnaskultural
adalah suatu proses keperawatan
yang tidak dapat dipisahkan.
Perencanaan adalah suatu proses
memilih strategi yang tepat dan
Evaluasi pelaksanaan adalah melaksanakan
Evaluasi asuhan keperawatan transkultural tindakan yang sesuai denganlatar
dilakukan terhadap keberhasilan klien belakang budaya klien (Giger and
tentang mempertahankan budaya yang Davidhizar, 1995).
sesuai dengan kesehatan, mengurangi
budaya klien yang tidak sesuai dengan
kesehatan atau beradaptasi dengan budaya
TERIMAKASIH 

Anda mungkin juga menyukai